Anda di halaman 1dari 35

REFERAT

LASIK

Laser Assisted in SItu Keratomileusis

Oleh : Aulia Janer Rahmawati R. Natalia Dedetuwitri Wahono Widya Puspasari

Pembimbing : dr. Nofri Suriyadi, Sp.M dr. Efhandi Nukman, Sp. M

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Pendahuluan
Kelainan refraksi keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina terjadi ketidak seimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur
Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata Jenis kelainan refraksi : miopia, hipermetropia, presbiop dan astigmatisma
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Pendahuluan
Koreksi kelainan refraksi : kaca mata dan kontak lensaTidak nyaman dengan penampilan, Lelah
pembedahan pada kornea : keratotomi radial, keratektomi fotorefraktif, Laser Asissted In situ Interlamelar Keratomilieusis (Lasik)
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

LASIK jenis yang paling sering digunakan dan paling terkenal dibandingkan operasi dengan bantuan laser (laser-assisted) lainnya, seperti PRK (photorefractive keratectomy) atau yang lebih dikenal dengan LASEK (laserassisted sub-ephitelial keratectomy)

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Tergolong aman dan menghasilkan penanganan yang lebih efektif dan secara spesifik, LASIK melibatkan fungsi dan kemampuan dari laser untuk merubah bentuk kornea secara permanen LASIK memperbaiki secara total kelainan pada mata dan mengurangi ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Sejarah Lasik
1950 Teknik LASIK diperkenalkan oleh Jose Barraquer yang mengembangkan microkeratome
1968 Pusat Teknologi dan Riset di Northrup dari Universitas California (Mani Lal Bhaumik) dan suatu kelompok ilmuwan mengembangan suatu karbon dioksida laser, yang akan dikembangkan menjadi Excimer laser
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

1970 Svyatoslav Fyodorov mengembangkan cara dan teknis RK ( Keratectomy Radial) 1980 Theo Seiler mengembangkan PRK (Memotret Bias Keratomileusis) 1990 Lucio Buratto (Italia) mengembangkan keratomileusis dan photorefractive keratectomy ketepatan lebih besar dan menurunkan kesalahan frekwensi
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Tinjauan Pustaka
Kelainan Refraksi Pada Mata
1. Miopi (rabun jauh) o Berkas cahaya yang melewati kornea dan lensa mata tidak terfokus pada retina mata, melainkan jatuh di depan retina, menghasilkan bayangan yang jelas pada objek yang dekat, bayangan menjadi kabur sama sekali ketika pasien melihat benda yang jauh o Terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Myopia

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

2. Hipermetropi (rabun dekat) o Berkas cahaya yang melewati kornea dan lensa mata terfokus bukan pada retina pada bagian belakang retina menghasilkan bayangan yang kabur pada objek yang dekat, bayangan menjadi jelas ketika melihat objek yang jauh

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Hipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah titik fokus sinar terletak di belakang retina

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropia aksial), seperti yang terjadi pada kelainan bawaan tertentu, atau penurunan indeks bias refraktif (hipermetropia refraktif), seperti afakia (tidak mempunyai lensa)

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Hipermetropi

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

3.Astigmatisma o Berkas cahaya yang diterima oleh retina tidak terkumpul menjadi satu titik menyebar, membentuk garis-garis vertikal, menghasilkan bayangan yang kabur o Terjadi jika kornea dan lensa mempunyai permukaan yang rata atau tidak rata sehingga tidak memberikan satu fokus titik o Variasi kelengkungan kornea atau lensa mencegah sinar terfokus pada satu titik, sebagian bayangan akan dapat terfokus pada bagian depan retina sedang sebagian lain sinar difokuskan di belakang retina.
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Astigmatisma

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Cara Kerja
LASIK merubah secara permanen bentuk dari bagian sentral anterior pada kornea dengan memanfaatkan laser jenis excimer untuk mengablate sebagian kecil dari lapisan jaringan stroma kornea yang berada di bagian depan mata, tepat dibawah lapisan jaringan epitelium kornea
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Stroma kornea kemampuan regenerasi jauh lebih lambat dan terbatas dibanding lapisan epitelium LASIK maupun PRK/LASEK mempertahankan bentuk tersebut tanpa terjadi perubahan bentuk semula

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Teknologi dalam bidang LASIK


1. Laser Excimer
Laser excimer memberikan hasil yang lebih akurat untuk operasi kornea dan koreksi pengelihatan dari teknologi sebelumnya 0,25 mikron Broad Beam Laser Scaning laser Slit Scanning Laser Spot Scanning Laser 2.

Wavefront Sensing Diagnostik (LASIK)

Prosedur LASIK
a. Pra-operasi Pemeriksaan komprehensif mata b. Operasi Pembuatan Sayatan (Flap)

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Laser Remodelling

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Pemosisian Kembali Lapisan Sayatan

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Ideal
Berumur minimal 18 tahun dan telah memiliki kacamata atau resep lensa kontak yang stabil setidaknya selama 2 tahun Memiliki ketebalan kornea yang cukup
Pasien memiliki 1 > dari 3 kelainan pengelihatan (miopia, hipermetropia, astigmatisma) Tidak menderita penyakit pengelihatan

Kurang Ideal
Memiliki riwayat mata kering Pasien yang dirawat dengan obat-obatan seperti steroid atau imunosupresan Memiliki jaringan parut kornea Memiliki pengelihatan yang tidak stabil Memiliki riwayat herpes okular dalam satu tahun
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

non-LASIK
Memiliki penyakit seperti : Katarak glaukoma penyakit kornea gangguan penipisan kornea (degenerasi marjinal keratoconus atau bening)

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Operasi Lasik pada hipermetropia LASIK dapat digunakan untuk mengobati hipermetrop derajat rendah sampai tinggi hingga +6.00D LASIK (H-LASIK) dilakukan dengan bentuk ablasi annular di daerah perifer kornea untuk meninggikan daerah sentral kornea dan mendapatkan efek kekuatan refraksi yang diinginkan

Operasi Lasik pada Miopia


LASIK membuang sebagian lapisan jaringan dari lapisan dalamnya Miopia yang dapat dikoreksi LASIK dibatasi oleh jumlah jaringan kornea yang dapat dihapus

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Kontraidikasi
Kornea yang tidak normal Penyakit autoimun Katarak Glaukoma Abnormalitas kelengkungan kornea Ketidakseimbangan otot mata

Komplikasi
Mata kering pasca operasi Overcorrection dan undercorrection Sensitivitas berlebihan terhadap cahaya Pengelihatan tidak stabil Halos Pengelihatan ganda (berbayang) Pengikisan (ablasi) berlebihan Kotoran renik (debris) dalam sayatan Erosi epitelium Macular hole.

Keuntungan Lasik
Minimal atau tidak ada rasa nyeri setelah operasi Kembalinya penglihatan lebih cepat dibandingkan PRK Tidak ada risiko perforasi saat operasi dan rupture bola mata karena trauma setelah operasi Tidak ada gejala sisa kabur karena penyembuhan epitel
Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Kekurangan Lasik
LASIK jauh lebih mahal Membutuhkan skill operasi para ahli mata Dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan flap, seperti flap putus saat operasi, dislokasi flap post operasi, astigmat irreguler

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Kesimpulan
1. Dengan operasi lasik ini, dapat membantu mengurangi ketergantungan seseorang pada kaca mata dan kontak lensa. 2. LASIK merupakan prosedur yang tingkat keberhasilannya mencapai 90 %, hanya sedikit menimbulkan rasa sakit dan prosedur LASIK ini hanya memerlukan waktu jauh lebih singkat.

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

3. Excimer laser merupakan alat kedokteran yang menggunakan prinsip dasar fisika khususnya laser. 4. Kesalahan pembiasan pada mata seperti miopi, hipermetop dan astigmatisma dapat diperbaiki dengan bantuan sinar laser melalui rekonstruksi kornea.

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Lasik (Laser Assisted in SItu Keratomileusis)

Anda mungkin juga menyukai