Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

TEKNIK OPERASI KATARAK TERBARU

Disusun Oleh:

ANNISA APRILIA ATHIRA


1102014029

Pembimbing:
Dr. Dicky Hilarius Kambey, Sp.M

Kepaniteraan Klinik Ilmu Mata


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Periode 24 Juni – 27 July 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Karena atas
rahmat dan ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul “Teknik Operasi
Katarak Terbaru”. Penulisan referat ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dalam
menempuh kepanitraan klinik di bagian departemen ilmu mata di RSUD Kabupaten Bekasi.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan laporan kasus ini tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan banyak pihak. Maka dari itu, perkenankanlah penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu, terutama
kepada dr. Dicky Hilarius Kambey, Sp.M yang telah memberikan arahan serta bimbingan
ditengah kesibukan dan padatnya aktivitas beliau.
Penulis menyadari penulisan presentasi kasus ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan presentasi kasus ini. Akhir kata penulis
berharap penulisan presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bekasi, 4 July 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Katarak adalah suatu jenis penyakit pada mata karena lensa mata menjadi keruh
sehingga menghalangi cahaya yang masuk. Penglihatan penderita katarak menjadi terganggu
dan bahkan bisa menjadi buta bila semakin parah dan tidak ditangani secara baik. Pada
umumnya katarak disebabkan oleh faktor utama yaitu proses degeneratif atau bertambahnya
usia. Selain usia yang sudah senja penyakit katarak pun bisa disesabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah katarak traumatic yang disebabkan oleh riwayat trauma atau cidera pada
mata, kemudian katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit atau gangguan metabolisme
dan lain-lain. Selanjutnya katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi dan sinar UV
yang langsung pada mata dalam waktu yang lama, katarak yang disebabkan oleh penggunaan
obat-obatan jangka panjang seperti kortikosteroid. Serta katarak congenital yang dipengaruhi
oleh faktor genetik.
Operasi katarak dengan teknik yang lama, menggunakan cara manual, yaitu ECCE
(Extra Capsular Cataract Extraction), dengan insisi atau luka yang besar dan memerlukan
jahitan pada proses penutupan luka operasi.Perkembangan teknologi operasi katarak pada
saat ini sudah sangat maju, menggunakan mesin operasi katarak yang di sebut
Fakoemulsifikasi. Operasi dengan alat ini menggunakan insisi atau luka yang kecil, sehingga
proses penyembuhan lebih cepat dengan hasil yang lebih baik, dan tidak memerlukan jahitan.
Operasi katarak modern dengan mesin Phacoemulsifikasi jauh memberikan hasil operasi
yang lebih baik di bandingkan dengan metode operasai katarak sebelumnya. Operasi Katarak
dengan metode Phacoemulsifikasi menggunakan energi ultrasound untuk menghancurkan
masa lensa yang keruh, kemudian menjadi bagian kecil, sehingga mudah di aspirasi kedalam
mesin. Hal ini yang perlu diluruskan karena masyarakat awam, menganggap metode operasi
katarak Fakoemulsifikasi adalah metode operasi dengan laser, padahal teknologinya
menggunakan energy ultrasound.
Dengan berkembangnya teknologi yang jauh lebih maju kini operasi katarak tak perlu
lagi dengan pisau atau sayatan, melainkan dengan teknologi operasi katarak laser yaitu
Femtosecond Laser Assisted Cataract Surgery (FLACS) yang digunakan untuk pembedahan
katarak laser. Operasi katarak laser adalah pengangkatan lensa mata yang telah
mengembangkan kekeruhan yang disebut sebagai katarak dengan bantuan sinar laser dalam
insisi katarak yang dikendalikan dengan sistem komputer, sehingga proses penyembuhan jauh
lebih cepat dengan hasil yang tepat dan jauh lebih baik tanpa jahitan. Tidak semua rumah
sakit atau klinik mata di Indonesia yang memiliki teknologi operasi katarak Femtosecound
Cataract Surgery, karena harga teknologi yang masih mahal.
Operasi katarak moderen baik menggunakan teknologi Fakoemulsifikasi dan
Femtosecound Cataract Surgery, memberikan hasil operasi yang optimal, tidak hanya dalam
hal pemberantasan kebutaan katarak, tapi juga peningkatan kualitas hidup.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Lensa


Lensa adalah bagian dari bola mata yang berbentuk bikonveks, avaskular, transparan,
terletak di belakang iris dan di depan vitreus, ditopang oleh Zonula Zinii yang melekat ke
korpus siliaris (Gambar 1). Lensa terdiri dari kapsul, epitel, korteks, dan nukleus (Gambar 2).
Kapsul lensa yang bersifat elastik berfungsi untuk mengubah bentuk lensa pada proses
akomodasi1-3

2.2 Klasifikasi Katarak


KLASIFIKASI BERDASARKAN USIA
Katarak kongenital
Sepertiga kasus katarak kongenital adalah diturunkan, sepertiga berkaitan dengan penyakit
sistemik, dan sisanya idiopatik. Separuh katarak kongenital disertai anomali mata lainnya,
seperti PHPV (Primary Hyperplastic Posterior Vitreous), aniridia, koloboma, mikroftalmos,
dan buftalmos (pada glaukoma infantil).
Katarak senilis
Seiring berjalannya usia, lensa mengalami kekeruhan, penebalan, serta penurunan daya
akomodasi, kondisi ini dinamakan katarak senilis. Katarak senilis merupakan 90% dari semua
jenis katarak.
Terdapat tiga jenis katarak senilis berdasarkan lokasi kekeruhannya, yaitu :
1. Katarak nuklearis
Katarak nuklearis ditandai dengan kekeruhan sentral dan perubahan warna lensa menjadi
kuning atau cokelat secara progresif perlahan-lahan yang mengakibatkan turunnya tajam
penglihatan. Derajat kekeruhan lensa dapat dinilai menggunakan slitlamp. Katarak jenis
ini biasanya terjadi bilateral, namun dapat juga asimetris. Perubahan warna
mengakibatkan penderita sulit untuk membedakan corak warna. Katarak nuklearis secara
khas lebih mengganggu gangguan penglihatan jauh daripada penglihatan dekat. Nukleus
lensa mengalami pengerasan progresif yang menyebabkan naiknya indeks refraksi,
dinamai miopisasi. Miopisasi menyebabkan penderita presbiopia dapat membaca dekat
tanpa harus mengenakan kacamata, kondisi ini disebut sebagai second sight.
2. Katarak kortikal
Katarak kortikal berhubungan dengan proses oksidasi dan presipitasi protein pada sel-sel
serat lensa. Katarak jenis ini biasanya bilateral, asimetris, dan menimbulkan gejala silau
jika melihat ke arah sumber cahaya. Tahap penurunan penglihatan bervariasi dari lambat
hingga cepat. Pemeriksaan slitlamp berfungsi untuk melihat ada tidaknya vakuola
degenerasi hidropik yang merupakan degenerasi epitel posterior, dan menyebabkan lensa
mengalami elongasi ke anterior dengan gambaran seperti embun.
3. Katarak subkapsuler
Katarak ini dapat terjadi di subkapsuler anterior dan posterior. Pemeriksaannya
menggunakan slitlamp dan dapat ditemukan kekeruhan seperti plak di korteks
subkapsuler posterior. Gejalanya adalah silau, penglihatan buruk pada tempat terang, dan
penglihatan dekat lebih terganggu daripada penglihatan jauh.
MATURITAS KATARAK
Iminens/insipiens
Pada stadium ini, lensa bengkak karena termasuki air, kekeruhan lensa masih ringan, visus
biasanya > 6/60. Pada pemeriksaan dapat ditemukan iris normal, bilik mata depan normal,
sudut bilik mata normal, serta shadow test negatif.
Imatur
Pada tahap berikutnya, opasitas lensa bertambah dan visus mulai menurun menjadi 5/60
sampai 1/60. Cairan lensa bertambah akibatnya iris terdorong dan bilik mata depan menjadi
dangkal, sudut bilik mata sempit, dan sering terjadi glaukoma. Pada pemeriksaan didapatkan
shadow test positif.
Matur
Jika katarak dibiarkan, lensa akan menjadi keruh seluruhnya dan visus menurun drastis
menjadi 1/300 atau hanya dapat melihat lambaian tangan dalam jarak 1 meter. Pada
pemeriksaan didapatkan shadow test negatif.
Hipermatur
Pada tahap akhir, korteks mencair sehingga nukleus jatuh dan lensa jadi turun dari kapsulnya
(Morgagni). Lensa terlihat keruh seluruhnya, visus sudah sangat menurun hingga bisa
mencapai 0, dan dapat terjadi komplikasi berupa uveitis dan glaukoma. Pada pemeriksaan
didapatkan iris tremulans, bilik mata depan dalam, sudut bilik mata terbuka, serta shadow test
positif palsu.1,2,3,4
2.3 Perjalanan Teknik Operasi Katarak
Pembedahan katarak pertama kali dilakukan oleh Susruta, yang melakukan prosedur di
600 SM. Katarak di tangani menggunakan Teknik yang dikenal sebagai couching, di mana
lensa buram didorong ke dalam rongga vitreous untuk mengeluarkannya dari sumbu visual.
Couching masih dilakukan di beberapa bagian Afrika dan Timur Tengah. Pada 1753, Samuel
Sharp melakukan ekstraksi katarak intrakapsular (ICCE) pertama melalui sayatan limbal.
Dia menggunakan tekanan dari ibu jarinya untuk mengekstrak lensa. Pada tahun 1961, ahli
bedah Polandia Tadeusz Krwawicz mengembangkan cryoprobe yang dapat digunakan untuk
memahami dan mengekstrak katarak selama operasi ICCE. Namun, koreksi visual aphakic
masih diperlukan. Ketika edisi pertama Jurnal Kesehatan Mata Masyarakat diterbitkan, ICCE
masih merupakan metode ekstraksi katarak yang paling banyak dilakukan di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Namun, di negara-negara berpenghasilan tinggi, ICCE
telah digantikan oleh operasi ekstrakapsular dengan implan IOL
Ekstraksi katarak ekstrasapsular modern (ECCE) memperoleh penerimaan di negara-
negara berpenghasilan tinggi setelah pengenalan mikroskop operasi selama tahun 1970-an
dan 1980-an memungkinkan untuk melakukan bedah mikro. Mikroskop menawarkan
visibilitas intraokular yang lebih baik dan kemampuan untuk menempatkan beberapa jahitan
kornea dengan aman. ECCE memiliki keuntungan meninggalkan kapsul posterior utuh; ini
mengurangi risiko komplikasi yang berpotensi menyilaukan dan memungkinkan untuk
menanamkan lensa di ruang posterior.
Fakoemulsifikasi diperkenalkan pada tahun 1967 oleh Dr Charles Kelman. Sejak itu, ada
peningkatan yang signifikan dalam fluidics, pengiriman energi, efisiensi dan keamanan
prosedur ini. Keuntungan termasuk ukuran sayatan kecil, pemulihan lebih cepat dan
pengurangan risiko komplikasi.
Operasi katarak sayatan manual kecil (MSICS) adalah bentuk sayatan kecil ECCE
dengan luka yang bisa menutup sendiri yang terutama digunakan di rangkaian dengan sumber
daya rendah. MSICS memiliki beberapa keunggulan dibandingkan phacoemulsifikasi,
termasuk waktu operasi yang lebih pendek, lebih sedikit kebutuhan akan teknologi dan biaya
yang lebih rendah. Ini juga sangat efektif dalam menangani katarak tingkat lanjut dan keras.
Seperti teknik ECCE modern, MSICS juga memungkinkan lensa ditanamkan.
Pengantar baru-baru ini adalah operasi katarak berbantuan laser femtosecond, di mana
laser digunakan untuk membedah jaringan pada tingkat mikroskopis. Hasil awal dari uji coba
FEMCAT baru-baru ini menunjukkan sedikit atau tidak ada peningkatan dalam keamanan dan
akurasi dibandingkan dengan phacoemulsifikasi standar, dan prosedur membawa serta
tantangan klinis dan keuangan baru. Saat ini, walaupun fakoemulsifikasi dianggap sebagai
standar emas untuk menghilangkan katarak di negara-negara berpenghasilan tinggi, MSICS
sangat populer dan dipraktikkan secara luas di banyak negara di dunia karena penerapannya
yang universal, efisiensi dan biaya rendah.5,6,7
2.4 Ekstraksi katarak intrakapsular (ICCE)
Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa besama kapsul. Dapat dilakukan pada
zonula Zinn telah rapuh atau bergenerasi dan mudah diputus. Pada katarak ekstraksi
intrascapular tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang
sangat lama populer. Akan tetapi pada tehnik ini tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi
pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai segmen hialoidea kapsular.
Penyulit yang dapat terjadi pada pembedaha ini yaitu astigmat, glaucoma, uveitis,
endoftalmitis dan perdarahan, sekarang jarang dilakukan
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa
dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata melalui incisi
korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa
subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan
tindakan pembedahan yang sangat lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau
kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen
hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma,
uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan.1,2,3,4

Gambar 1Teknik Operasi ICCE

2.5 Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)


Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat
keluar melalui robekan tesebut. Termasuk dalam golongan ini ekstraksi linear, aspirasi dan
ligasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,
bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah
glaucoma, mata dengan predisposisi untuk tejadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata
mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macula edema, pasca bedah ablasi, untuk
mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.
Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder1,2,3,4
Indikasi
1. Risiko pasien berlebih dengan fakoemulsifikasi, mis. Zonula lemah, ruang anterior
dangkal, brunescent lensa, distrofi endotel kornea
2. Konversi ke ekstraksi katarak ekstrasapsular ekstraksi besar (ECCE) dapat diindikasikan
jika terdapat fragmen nuklir yang cukup besar setelah ruptur penangkapan posterior +/-
kehilangan vitreous
3. Kurangnya instrumen, pelatihan, atau infrastruktur untuk phacoemulsifikasi, dll. (Mis.,
Negara berkembang)

Kontraindikasi – relatif (kerugian signifikan dibandingkan dengan fakoemulsifikasi)


1. Kombinasi trabeculectomy atau adanya bleb sebelumnya
2. Peningkatan potensi perdarahan suprachoroidal atau dari kerjasama pasien yang buruk
3. Gangguan penipisan skleral
4. Pasien dengan risiko lebih tinggi untuk trauma tumpul di masa depan

2.6 Small Incision Cataract Surgery (SICS)


SICS adalah salah satu teknik operasi katarak yang pada umumnya digunakan di Negara
berkembang. Teknik ini biasanya menghasilkan hasil visus yang bagus dan sangat berguna
untuk operasi katarak dengan volume yang tinggi. Teknik ini dilakukan dengan cara insisi 6
mm pada sclera (jarak 2 mm dari limbus), kemudian dibuat sclera tunnel sampai di bilik mata
depan. Dilakukan CCC, hidrodiseksi, hidrideliniasi dan disini nucleus dikeluarkan dengan
manual, korteks dikeluarkan dengan aspirasi dan irigasi kemudian dipasang IOL in the bag.1,2
2.7 Phacoemulsification
Phacoemulsifikasi adalah teknik yang paling mutakhir. Hanya diperlukan irisan yang
sangat kecil saja. Dengan menggunakan getaran ultrasonic yang dapat menghancurkan
nukleus lensa. Sebelum itu dengan pisau yang tajam, kapsul anterior lensa dikoyak. Lalu
jarum ultrasonik ditusukkan ke dalam lensa, sekaligus menghancurkan dan menghisap massa
lensa keluar. Cara ini dapat dilakukan sedemikian halus dan teliti sehingga kapsul posterior
lensa dapat dibiarkan tanpa cacat. Dengan teknik ini maka luka sayatan dapat dibuat sekecil
mungkin sehingga penyulit maupun iritasi pasca bedah sangat kecil. Irisan tersebut dapat
pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan jahitan sehingga memungkinkan pasien dapat
melakukan aktivitas normal dengan segera. Teknik ini kurang efektif pada katarak yang
padat. Teknik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak
senilis.1

2.8 Laser Femtosecond


Seiring dengan berkembangnya paradigma rehabilitasi penglihatan menjadi optimalisasi
penglihatan, teknologi operasi katarak juga mengalami evolusi. Dari yang sebelumnya
menggunakan pisau bedah, kini berevolusi menjadi operasi katarak berbasis laser
melalui Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS). FLACS merupakan
terobosan operasi katarak tercanggih menggunakan laser femtosecond* dengan tingkat
akurasi yang tinggi, yang menjalankan keseluruhan proses operasi katarak menggunakan
sinar laser, tanpa pisau bedah.7
Dalam waktu yang relatif singkat, teknologi laser femtosecond telah menjadi relevan
dalam operasi katarak sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas prosedur bedah dan
hasil dari operasi katarak. Proses laser adalah proses pemindaian tiga dimensi yang
menghasilkan, dalam ultrashort pulse, energi yang cukup untuk melakukan insisi kornea,
capsulorhexis, dan melunakkan dan menghancurkan inti, sehingga memungkinkan dan
memfasilitasi penghapusan katarak. Selain itu, laser femtosecond berpotensi meningkatkan
hasil operasi dengan mengoreksi astigmatisme kornea pra operasi dengan relaksasi sayatan
kornea. Prosedur bedah yang dilakukan dengan cara ini memungkinkan optimalisasi waktu
operasi, meminimalkan kerja dokter bedah, dan dapat menjamin operasi yang cepat dan
sukses.8
Banyak manfaat potensial yang ditawarkan oleh pengenalan laser femtosecond ke
bidang operasi katarak. FSL mampu melakukan tiga langkah penting dalam operasi katarak
seperti sayatan kornea, capsulotomy, dan fragmentasi lensa (Gbr. 5). Saat ini ada beberapa
platform laser yang digunakan untuk Femto Laser Assisted Cataract Surgery (FLACS).
Semua laser masuk dalam kontak dengan permukaan mata dengan apa yang disebut, fase
docking, setelah itu, struktur mata divisualisasikan. Setelah gambar yang diambil
dikonfirmasi, semua platform diprogram untuk mendeteksi margin struktur okuler sebelum
aksi laser, untuk pemotongan yang benar-benar aman. Setelah laser sirkulotomi sirkuler,
fragmentasi nukleus dapat dilakukan melalui pola pemotongan berbeda yang dipilih oleh ahli
bedah sesuai dengan kekerasan katarak. Prosedur daripada diselesaikan secara manual oleh
ahli bedah. LenSx, LensAR dan LDV Z8 memungkinkan untuk menjalankan seluruh operasi
di tempat tidur operasi yang sama, hanya memindahkan platform laser dengan resolusi
mikrometrik.9
Kontrol yang tepat dari insisi kornea (ukuran, panjang, kedalaman, dan konfigurasi),
capsulorhexis (centration, size and regularity), dan pelunakan atau fragmentasi nukleus
adalah beberapa keuntungan potensial yang dirasakan awal untuk operasi katarak laser
femtosecond. Potensi untuk mengendalikan semua langkah pembedahan ini mencakup
prinsip-prinsip pembedahan katarak modern, yang bertujuan untuk melakukan pembedahan
dengan dampak bias minimal pada kornea, trauma intraokular yang lebih sedikit, dan
pemekatan lensa "premium" intraocular lens (IOL) yang akurat. Untuk semua alasan ini,
teknologi yang dapat mengontrol kinerja sayatan dan capsulorhexis dan meminimalkan
penggunaan mesin phacoemulsifikasi di dalam mata dapat menghasilkan hasil bedah yang
lebih baik.8
Laser Femtosecond mewakili teknologi inovatif dan batas baru dalam operasi katarak.
Banyak manfaat potensial yang ditawarkan oleh pengenalan laser femtosecond ke bidang
operasi katarak. FSL mampu melakukan tiga langkah penting dalam operasi katarak seperti
sayatan kornea, capsulotomy, dan fragmentasi lensa. Saat ini ada beberapa platform laser
yang digunakan untuk Femto Laser Assisted Cataract Surgery (FLACS). Semua laser masuk
dalam kontak dengan permukaan mata dengan apa yang disebut, fase docking, setelah itu,
struktur mata divisualisasikan. Setelah gambar yang ditangkap dikonfirmasi, semua platform
diprogram untuk mendeteksi margin struktur mata sebelum tindakan laser, untuk pemotongan
yang benar-benar aman. Setelah laser sirkulotomi sirkuler, fragmentasi nukleus dapat
dilakukan melalui pola pemotongan berbeda yang dipilih oleh ahli bedah sesuai dengan
kekerasan katarak. Prosedur daripada diselesaikan secara manual oleh ahli bedah. LenSx,
LensAR dan LDV Z8 memungkinkan untuk menjalankan seluruh operasi di tempat tidur
operasi yang sama, hanya memindahkan platform laser dengan resolusi mikrometri.10
Indikasi terpenting dari operasi katarak femtolaser8
• Kapsulotomi anterior
• Laser fragmentasi lensa kristal (lensa lebih keras)
• Pencairan laser dari lensa kristal (lensa lunak)
• Pesawat tunggal atau multiplane (uniplanar, biplanar, triplanar, dll) potongan kornea
dengan 2-3 sayatan
• Sayatan kornea arkuata untuk mengontrol kornea preoperative
• Astigmatisme
Indikasi klinis:
• Katarak
• Pertukaran lensa bias (RLE)
• Katarak traumatik (pecahnya kapsul anterior)
• Zonular dehiscence (trauma, sindrom Marfan)
• Glaukoma sudut tertutup (ruang anterior sempit)
• Sindrom pseudoekspoliasi
• Katarak pediatrik (untuk anterior dan posterior capsulotomy)
Kontraindikasi (relatif)8
• Pupil kecil, tidak melebar
Satu-satunya kontraindikasi relatif adalah pupil yang tidak melebar yang berdiameter kurang
dari 5.0 mm (secara optimal harus lebih besar dari 6.0 mm). Capsulotomy dimungkinkan
pada kasus area pupillary pusat berdiameter 5,0 mm, tetapi karena tepi iris berada dalam 1,0
mm, kemungkinan mengenai edge pupilary tinggi; pupil mungkin lebih sempit saat memulai
phacoemulsifikasi dari yang diharapkan. Kapsulotomi yang lebih kecil juga dapat dilakukan,
tetapi kemungkinan phimosis kapsuler meningkat jika diameter capsulotomy kurang dari 4,0
mm. Untuk pupil yang tidak melebar, cincin Malyugin menawarkan solusi yang baik.17
Cincin harus ditempatkan di ruang anterior, viskoelastik dilepas, dan luka dijahit sementara
dengan nilon 10/0. Setelah melakukan capsulorhexis dan fragmentasi, operasi mirip dengan
kasus dilatasi normal
Urutan prosedur femtolaser
• Pemilihan pasien
• Menyetujui
• Posisi kepala pasien
• Dilakukan anestesi
• Capsulorhexis
• Pencairan atau fragmentasi lensa
• Koreksi astigmatisme (sayatan arkuata pada kedalaman 80%)
• Luka kornea
2.6.1 Jenis Platform Laser Femtosecond
Saat ini terdapat lima platform untuk operasi katarak laser femtosecond: LenSX
(Alcon LenSX, Inc., Aliso Viejo, CA), LensAR (LENSAR, Inc., Winter Park, FL), Sistem
Laser Presisi Catalys (OptiMedica, Abbott Medical Optik, Santa Ana, CA), VICTUS (Bausch
& Lomb, St. Louis, MO), dan, yang terbaru, aplikasi Model FEMTO LDV Z untuk operasi
katarak (Ziemer Ophthalmic Systems AG, Port, Swiss). Mereka secara teknologi serupa,

tetapi pada dasarnya berbeda dalam pengambilan gambar, fleksibilitas, docking, pola
fragmentasi lensa, dan kecepatan aksi.10

2.6.2 Platform LenSX


LenSX menggunakan tomografi koherensi optik tiga dimensi (OCT) untuk pencitraan
berbagai bagian segmen anterior. Docking adalah langkah pertama operasi dan menentukan
keamanan dan keakuratan seluruh prosedur. Sistem docking dari LenSX terdiri dari rakitan
lensa applanating yang melengkung dan sekali pakai dan cincin hisap dengan kontak
langsung ke kornea. SoftFit Patient Interface yang baru dirilis ini menurunkan tekanan
intraokular selama docking dan memungkinkan ahli bedah untuk meningkatkan kinerja
bedah. Docking optimal dicapai ketika ada pertunjukan sklera simetris dan tingkat tekanan
(30 hingga 35 mm Hg) lebih rendah dari itu untuk platform operasi kornea. Sayatan LenSX
sangat fleksibel. Pola yang biasa adalah sayatan primer (1,8 atau 2,2 mm), yang dapat
triplanar untuk hasil yang lebih baik, dan sayatan sekunder (1 mm) . Ukuran capsulorhexis
dapat dipilih sesuai dengan diameter optik IOL. Batasan untuk ukuran rhexis adalah batas
iris. Dengan demikian, pasien dengan midriasis lebih kecil dari 6 mm bukan kandidat yang
baik untuk prosedur ini. Ada tiga pola yang berbeda untuk fragmentasi nukleus (Gambar 2).
Untuk katarak yang lebih lembut, pola pelunakan laser menciptakan beberapa silinder
fotodisupsi ("seperti koin") di inti nukleus, yang memungkinkan pelepasan dengan mudah.
Untuk katarak yang paling sulit, segmentasi atau pola hibrida dapat digunakan.10
Yang pertama menciptakan empat atau lebih potongan horisontal dalam nukleus
(seperti memotong), sedangkan yang kedua adalah kombinasi dari pola pelunakan dan pola
segmentasi. Urutan prosedur dimulai dengan docking setelah posisi pasien dan kemudian
penentuan tingkat kapsuler untuk capsulorhexis "delta," pola dan diameter fragmentasi,
kedalaman tindakan laser untuk fragmentasi lensa "dipandu dengan kapsul," dan akhirnya
parameter sayatan. Kemudian capsulorhexis dilakukan, diikuti oleh fragmentasi lensa dan
sayatan kornea. Operasi selesai di luar sistem dengan penyelesaian pelepasan lensa dan
implantasi IOL. Versi terbaru dari perangkat lunak LenSX memberikan batas lebar sayatan
maksimum hingga 4 mm dan kemampuan untuk memprogram satu atau dua sayatan sekunder
(untuk operasi katarak microincision). Ini juga memungkinkan pemrograman dua sayatan
arkuata dengan sudut busur independen. Persetujuan Food and Drug Administration (FDA)
AS yang baru memungkinkan teknologi Alcon digunakan untuk pembuatan flap kornea
dalam prosedur refraktif.12
2.6.3 Platform LensAR
LensAR, Inc. didirikan pada tahun 2004
untuk mengembangkan sistem laser
femtosecond untuk operasi katarak. Perusahaan
memperoleh persetujuan FDA untuk
capsulotomy anterior pada Mei 2010 dan untuk
fragmentasi lensa pada Maret 2011. Sistem
laser femtosecond ini ditingkatkan dan disetujui
pada 2013 untuk berbagai sayatan kornea.
Sistem LensAR menggabungkan sistem laser
iluminasi terstruktur confocal tiga dimensi yang
dikombinasikan dengan sistem biometrik laser
yang mampu memindai berbagai struktur
segmen anterior dengan kecepatan yang
bervariasi. Pengambilan gambar dicapai dengan
menggabungkan prinsip ruang Scheimpflug (Gambar 3). Sistem docking termasuk kepala
kopling dapat digunakan kembali, lengan antarmuka pasien, cincin hisap sekali pakai, dan
jendela antarmuka. Mengisi sistem ini dengan media cair (larutan garam seimbang)
menghindari membuat tanda kornea dengan distorsi dan artefak gambar yang dihasilkan. Pola
fragmentasi nuklir terdiri dari bagian radial atau potongan silinder konsentris melalui bagian
radial. 10

2.6.4 Platform Catalyst


Pada tahun 2011, perusahaan mata global OptiMedica Corp mengumumkan
persetujuan pasar FDA untuk Sistem Laser Presisi Catalys, yang menggabungkan laser
femtosecond dan pencitraan OCT terintegrasi (Gambar 4). Sistem docking disebut Liquid
Optik dan tidak menghasilkan amaurosis atau petechiae besar. Sistem Optik Cair mencakup
dua bagian: satu ditetapkan pada pasien dengan cara hisap dan pasangan kedua kerucut
pertama ke konsol dan ke sistem optik Catalys. Cincin hisap, yang diisi dengan larutan salin
seimbang, membutuhkan ruang hampa tidak lebih dari 15 mm Hg Mengenai fragmentasi
lensa, sistem laser Catalys femtosecond menyediakan berbagai macam pola segmentasi dan
pelunakan (Gambar 5). Hal ini juga memungkinkan kontrol jarak grid (mungkin dari 100
hingga 2.000 μm) dalam fragmentasi lensa untuk melunakkan katarak yang lebih sulit dan
mengurangi tingkat energi ultrasonik yang diperlukan untuk fakoemulsifikasi lensa.10

2.6.5 Platform VICTUS


Platform VICTUS adalah generasi terbaru dari Femtosecond Technolas Perfect Vision
/ Bausch & Lomb. Fitur diferensial utamanya dibandingkan platform lain adalah kapasitasnya
untuk melakukan prosedur kornea refraktif dan operasi katarak menggunakan satu peralatan,
menjadikannya sistem laser femtosecond serbaguna. Fleksibilitas ini dicapai dengan
menggabungkan Optical-Acoustic Modulator. Sistem pengambilan gambar adalah OCT
spektral-domain yang menangkap gambar real-time dan mengidentifikasi struktur segmen
anterior. Sistem VICTUS menggunakan dua komponen untuk laser docking, cincin suction
silikon tekanan rendah dan kerucut antarmuka melengkung, yang juga digunakan untuk
operasi kornea refraksi. Adaptasi cone antarmuka melengkung dikendalikan oleh sensor
cerdas, yang mengubah tingkat tekanan yang diberikan pada mata tergantung pada perawatan
(laser kornea atau lensa). Mengenai fragmentasi lensa, platform VICTUS memungkinkan ahli
bedah untuk secara manual menemukan area fotodisupsi dalam nukleus dan jaraknya ke
kapsul posterior. Laser femtosecond memberikan kemungkinan untuk memilih berbagai pola
fragmentasi inti lensa dengan kombinasi yang berbeda (Gambar 6).10
2.6.6 Platform Femto LDV Z
Baru-baru ini, Ziemer Ophthalmology mengumumkan bahwa LDV Z6 akan segera
tersedia untuk operasi katarak plus prosedur bedah kornea refraktif. Sistem ini menggunakan
antarmuka cair dan panduan OCT. Perusahaan juga mengumumkan bahwa LD8 Z8 yang
lebih tinggi akan tersedia sebagai laser femtosecond katarak seluler pertama.10
2.6.7. Manfaat Femtosecond Laser
Manfaat Femtosecond Laser Lebih dari 55% dari semua prosedur LASIK pada tahun 2009
dilakukan dengan femtosecond laser. Jumlah itu 30% dilakukan pada tahun 2006.
Femtosecond laser menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan microkeratomes
konvensional dan mendapatkan popularitas di seluruh dunia.11
Keunggulan utama dari femtosecond laser adalah12
a. Tingkat realibilitas dan keamanan yang lebih baik sehingga mengurangi resiko
komplikasi dalam operasi, terutama pada katarak yang lebih kompleks.
b. Sistem laser memungkinkan posisi dan sentrasi lensa intraokular yang sangat akurat,
mengurangi aberasi optik dan kelainan refraksi.
c. Operasi dapat diprediksi lebih baik dengan menggunakan laser untuk melakukan
beberapa langkah manual dalam operasi.
d. Interface kecil yang melengkung pada laser mencegah penekanan pada kornea dan
sensor tekanan mendeteksi tekanan yang berlebihan pada mata untuk mencegah
“black out” saat prosedur aplikasi laser.
e. Fungsi pengimejan OCT "real time" dari platform laser melacak perkembangan
prosedur dan memberikan “real time feedback” gambar mata kepada dokter. Selama
proses operasi memberikan tingkat keamanan tambahan untuk pasien.
f. Frakmentasi lensa dengan laser mengurangi tenaga ultrasonik yang dibutuhkan
selama proses fakoemulsifikasi, mengurangi resiko komplikasi kapsul dan cedera
kornea.
g. Keuntungan lainnya termasuk sensitivitas kontras yang lebih baik, penurunan
kejadian ingrowth epitel, berkurangnya insidensi peningkatan TIO, insiden mata
kering lebih rendah, dan komplikasi perdarahan lebih jarang

2.6.8 Prosedur Operasi


Selama operasi katarak femtolaser, ahli bedah dapat memodifikasi semua parameter
perawatan, yaitu, dapat mengubah diameter capsulotomy antara 4,5 dan 6,0 mm (lensa yang
mengakomodasi biasanya membutuhkan diameter capsulotomy yang lebih besar
dibandingkan dengan lensa monofocal atau multifokal yang tidak mengakomodasi). Untuk
fragmentasi lensa saat ini, yang disebut pola hybrid direkomendasikan: inti 3.0 mm pusat
dicairkan dan bagian periferal difragmentasi menjadi 4-8 potongan (pola silang dan pola kue
atau pizza). Pola ini memungkinkan ahli bedah untuk menghapus bagian lensa pusat dengan
mudah dan memberikan akses ke bagian periferal, mengurangi energi dan waktu phaco
ultrasonik. Teknik ini memungkinkan ketajaman visual yang lebih baik pada hari berikutnya
pasca operasi, mengurangi edema kornea, dan mengurangi edema makula sistoid (CME). Di
antara pasien kami, pengurangan ketebalan retina dibandingkan dengan kasus
phacoemulsifikasi manual dicatat, dengan energi phaco yang lebih sedikit karena
pretreatment femtolaser. Manfaat tambahan mungkin kurang manipulasi dalam mata berkat
nukleus pra-terfragmentasi. Sejauh ini, fragmentasi lensa telah dilakukan pada semua jenis
katarak, dari lensa lunak hingga sangat keras. Saat ini, direkomendasikan untuk katarak
hingga kelas +4.0. Pada katarak brescent dan white tumescent, penyerapan laser tidak
sempurna. Dalam kasus yang terakhir, capsulotomy dan sayatan kornea memberikan manfaat
paling penting dari teknologi ini. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk membuat
fragmentasi lensa lebih efektif dalam kasus tersebut.10,11,12,13
FSL digunakan dalam operasi katarak untuk melakukan kapsulotomi anterior, framentasi
lensa, insisi korena dan irisan limbal.

 Kapsulotomi anterior

Melakukan lengkung kapsulotomi yang terus menurus merupakan hal yang krusial
dalam operasi katarak. Pembuatan manual kapsulotomi adalah salah satu aspek yang
menantang dalam operasi katarak untuk dikuasai. Femtosecond laser memberikan
keunggulan tersendiri pada langkah ini, karena bisa membuat kapsulotomi yang lebih
akurat dalam ukuran dan pembuatanya. FSL juga memproduksi lensa intra okuler
yang tumpang tindih oleh kapsul anterior yang akan menyebabkan posisi lensa intra
okuler ke arah yang lebih baik. Kapsulotomi yang optimal akan membuat penggunaan
lensa intra okuler yang lebih luas dengan hasil visual paska operasi yang lebih baik.

 Fragmentasi lensa

Penggunaan energi ultrasound yang berlebihan selama proses phakoemulsifikasi dapat


menyebabkan kerusakan endothelium kornea dan cedera termal pada kornea di tempat
penyisipan insisi. Terlebih dahulu, sistem femtosecond laser akan merawat lensa
menggunakan pola fragmentasi untuk segmen nukleus dan melembutkan katarak
keras, yang bisa mengurangi jumlah energi ultrasonik dari phakoemulsifikasi. Hal ini
menurunkan jumlah instrumen intraokular yang digunakan dan gerakan intraokular.
Sistem FSL telah terbukti mengurangi pemanfaatan energi ultrasonik untuk semua
grade Katarak. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan apakah
fragmentasi lensa laser secara signifikan akan memperbaiki profil dan hasil
keselamatan pperasi katarak.

 Insisi kornea

Bagi sebagian besar dokter spesialis mata, metode yang disukai untuk mengakses
ruang anterior adalah pelepasan sendiri (self-sealing clear) insisi kornea, dengan
penyembuhan yang dan bagus hasil visual yang bagus. Masalah yang dihadapi adalah
saat di membram descmemt, dapat ditemukan adanya celah di korna dan berisiko
endofthalmitis. Pembuatan insisi kornea merupakan aspek lain dari operasi katarak
yang berpotensi mendapat manfaat dari sistem FSL.Sebuah studi mata telah
menunjukkan kondisi yang lebih stabil jika menggunakan sistem FSL. Selain itu,
tekanan mekanis pada mata selama prosedur operasi FSL, dapat menyebabkan
penyembuhan lebih cepat dan lebih sedikit irisan. Namun dibutuhkan lebih banyak
data dalam.

 Insisi limbal

Insisi ini bisa memperbaiki astigimatisme dengan signifikan. Dengan teknis dari
sayatan manual dan hasil yang tidak konsisten, hanya kecil. persentase pasien yang
berpotensi terobati. FSL dapat menghasilkan insisi limbal kornea yang sengat akurat.
Hal ini mungkin nantinya akan membantu dalam pengobatan astigmatisme yang
sudah ada sebelumnya.

2.6.7 Komplikasi yang Berhubungan dengan Prosedur Laser Femtosecond


Komplikasi kapsul LenSX dievaluasi pada 1.500 kasus. Tingkat komplikasi kapsuler
selama kurva pembelajaran (200 kasus pertama) adalah 7,5% dan kemudian menurun
menjadi 0,62% (berturut-turut 1.300 kasus). Kualitas kapsulotomi meningkat dengan
mengurangi tanda anterior dari 10,5% menjadi 1,62%. Beberapa penulis menyelidiki
keselamatan LenSX untuk retina. Dalam sebuah penelitian eksperimental pada kelinci, telah
ditunjukkan bahwa hamburan cahaya pada gelembung mikro dan fragmen jaringan
menurunkan daya yang ditransmisikan, menghasilkan margin yang signifikan untuk
keamanan retina.4 Memang, dalam studi perbandingan mengevaluasi ketebalan makula
setelah laser femtosecond dan fakoemulsifikasi standar, Pengukuran OCT menunjukkan
bahwa edema makula awal pasca operasi secara signifikan lebih sedikit pada
fakoemulsifikasi laser femtosecond.5 Juga, efek LenSX pada ketebalan kornea dan sel
endotel telah dilaporkan aman dan bahkan dengan hasil yang lebih baik daripada
fakoemulsifikasi konvensional pada hari pertama pasca operasi. 6 Platform Catalys dan
VICTUS juga terbukti aman secara intraoperatif (bahkan dengan komplikasi terbatas pada
praktik awal) dan pasca operasi mengenai ketebalan kornea dan kehilangan sel endotel.11
Insisi
Analisis OCT segmen anterior dari faktor kuadrat dari sayatan kornea (proporsi panjang
dengan lebar sayatan) mengungkapkan bahwa faktor kuadrat dari 0,72 atau lebih memiliki
kemungkinan lebih besar untuk dikaitkan dengan gape luka internal pada 2 jam setelah
operasi, yang meningkatkan risiko kebocoran dan dengan demikian endophthalmitis pasca
operasi.10 Salah satu keuntungan paling penting dari operasi katarak laser femtosecond
adalah bahwa sayatan dapat disesuaikan; dengan demikian panjang terowongan dan lebar
sayatan dapat dipilih sesuai dengan sila ini dengan tingkat integritas yang tinggi.11 Baru-baru
ini, dilaporkan bahwa sayatan laser femtosecond menggunakan LenSX stabil dan bebas
penyimpangan, dengan hasil yang menguntungkan dari konfigurasi triplanar.12
Kapsulotomi
Dalam sebuah studi prospektif membandingkan capsulotomy LenSx versus capsulorhexis
curvilinear manual kontinu (CCC), ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam
kualitas optik yang menguntungkan kelompok laser femtosecond. Kelompok LenSx memiliki
nilai kemiringan vertikal intraokular yang secara signifikan lebih rendah (-0,05 ± 0,36 vs 0,27
± 0,57) dan koma (-0,003 ± 0,11 vs 0,1 ± 0,15), dan rasio Strehl lebih tinggi dan nilai fungsi
pemindahan modulasi.13 Kemiringan horizontal dan vertikal dan desentralisasi IOL secara
signifikan lebih besar pada kelompok CCC manual dalam penelitian lain dengan evaluasi
Pentacam, yang menunjukkan korelasi yang signifikan dengan perubahan dalam refraksi
manifes (R = 0,33) .14 Para peneliti yang sama mendeteksi bahwa tumpang tindih yang tidak
lengkap adalah 28% pada CCC manual dan hanya 11% pada kelompok laser femtosecond.15
Juga, capsulotomy yang tepat efisien untuk katarak traumatis16 dan kontrol ukuran terbukti
menambah nilai tinggi dalam konsentrasi IOL premium.17 Segmen anterior OCT
menunjukkan seberapa akurat capsulotomy dan bahwa nilai-nilai yang diukur pasca operasi
berkorelasi dengan baik dengan parameter perawatan yang direncanakan.18 Sebuah studi
eksperimental dan klinis komparatif mengungkapkan bahwa sirkularitas adalah 0,94 ± 0,04
untuk t he Catalys group dan 0.80 ± 0.15.19 untuk grup manual. Selain itu, perbedaan
kekuatan kapsuler pada kelompok Catalys secara statistik signifikan (P <.05) dan
menunjukkan bahwa laser capsulotomy mungkin dua atau lebih kali lebih kuat dari CCC.19
Baru-baru ini, capsulotomy posterior berpusat tepat dicapai dengan menggunakan Catalys
platform pada bayi, 20 pasien dengan sindrom Marfan, 21 dan implantasi IOL dalam
kantong.22 Lensul capsulotomy melaporkan hasil positif dan sebanding dengan sistem
Catalys di mana deviasi rata-rata dari diameter yang dimaksudkan adalah 0,16 mm ± 0,17
untuk laser capsulotomy anterior laser dan 0,42 ± 0,54 mm untuk CCC (P = .03) .23 Hasil
serupa juga telah dilaporkan menggunakan platform VICTUS.8 Sebuah penelitian menarik
menggunakan platform VICTUS melaporkan bahwa gaya pecah rata-rata (yaitu jumlah gaya
maksimum yang diukur sebelum jaringan) ruptur) adalah 113 ± 12 mN dalam prosedur laser
femtosecond dan 73 ± 22 mN dalam prosedur manual (P <.05), dan rasio peregangan adalah
1,60 ± 0,10 dan 1,35 ± 0,04 (P <0,05).
Fragmentasi Lensa
Dalam sebuah studi yang berfokus pada energi phacoemulsifikasi dan kerusakan endotel,
LenSX dan phacoemulsifikasi konvensional dibandingkan. Ketebalan kornea sentral lebih
besar pada kelompok konvensional (607 ± 91 μm) dibandingkan pada kelompok laser
femtosecond (580 ± 42 μm) pada hari pasca operasi pertama. Jumlah sel endotel lebih tinggi
pada kelompok laser femtosecond, tetapi perbedaannya tidak signifikan. Meskipun energi
fakoemulsifikasi, waktu, dan waktu fakoemulsifikasi efektif lebih rendah pada kelompok
LenSX, perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Studi lain juga melaporkan penurunan
daya fakoemulsifikasi dan waktu menggunakan sistem LenSX. Sebuah penelitian yang
dilakukan pada laser Catalys melaporkan pengurangan waktu fakoemulsifikasi efektif sebesar
70% (P <.0001) .9 Juga, mengurangi pola kisi untuk pelunakan lensa. dapat mengurangi
kebutuhan akan fakoemulsifikasi dan waktu fakoemulsifikasi yang efektif, yang tampaknya
sangat penting untuk katarak keras.25 Baru-baru ini, sebuah studi perbandingan melaporkan
penurunan yang signifikan dalam waktu fakoemulsifikasi efektif dan energi fakoemulsifikasi
menggunakan platform VICTUS.8
Hasil Visual dan Refraksi
Studi perbandingan klinis yang dilakukan pada serangkaian kasus yang dipilih telah gagal
untuk menunjukkan signifikansi statistik dari operasi femtosecond berbantuan laser versus
konvensional fakoemulsifikasi mengenai hasil visual dan ketajaman visual yang dikoreksi.
13,26 Hasil refraksi dalam operasi katarak tergantung pada beberapa faktor: Rumus
perhitungan IOL, kontrol perubahan astigmatik yang diinduksi oleh sayatan kornea yang
jelas, dan capsulotomy (centration and size), yang dapat menyebabkan perubahan pada
evolusi akhir kantong kapsuler yang mengarah ke posisi IOL dan perubahan posisi lensa
efektif. sebuah studi perbandingan prospektif antara LenSx dan phacoemulsifikasi standar,
hasil refraksi (yaitu, perbedaan antara prediksi dan pencapaian setara bola) secara signifikan
lebih rendah dengan LenSX (0,38 ± 0,28 dioptri) dibandingkan dengan standar (0,50 ± 0,38
dioptri) phacoemulsifikasi (P = 0,04), ”mungkin karena posisi IOL akhir yang lebih stabil di
femto kelompok laser kedua.27 Kami percaya bahwa perbedaan ini akan menjadi relevan
secara klinis ketika jaringan parut kapsul berkembang. Hasil visual yang lebih baik, lebih
sedikit penyimpangan internal, dan kualitas optik yang lebih baik juga dilaporkan dengan
LenSX.8,10,11
2.6.10 Perbedaan femtosecond laser dengan konvensional
Operasi katarak dengan bantuan laser Femtosecond menawarkan peningkatan akurasi dan
prediksi melebihi operasi katarak saat ini dengan fakoemulsifikasi (menggunakan teknologi
ultrasonik) dengan potensi membuat prosedur bahkan lebih aman dengan hasil penglihatan
yang disesuaikan dengan kebutuhan penglihatan pasien9,10

Operasi Katarak Konvensional Operasi Katarak dengan bantuan laser


Femtosecond

Dokter menggunakan pisau untuk membuat Laser Femtosecond membuat irisan pada
irisan pada korea korea

Dokter membuat robekan berbentuk Laser Femtosecond memotong lubang


lingkaran di kapsul depan lensa untuk dengan posisi, bentuk lingkaran dan ukuran
mencapai dan mengeluarkan lensa yang tepat di tengah kapsul lensa dan bagian
kapsul yang dipotong dikeluarkan secara
manual

Katarak dipisahkan secara manual dan Laser Femtosecond membagi lensa menjadi
dikeluarkan dengan fakoemulsifikasi potongan – potongan yang lebih kecil untuk
memudahkan proses ekstraksi dengan
tenaga ultrasound yang lebih sedikit untuk
mengeluarkan katarak

Lensa intraocular buatan dimasukkan untuk Katarak dikeluarkan dengan proses


memulihkan penglihatan fakoemulsifikasi

Lensa intraocular buatan dimasukkan untuk


memulihkan penglihatan
Tabel 1 Perbedaan Prosedur Femtosecond Laser dengan Konvensional
BAB III
PENUTUP

FLACS dapat menandai adanya kemajuan teknologi yang lebih akurat, teliti dan
adanyakemajuan beberapa langkah dioperasi katarak. Saat ini, terutama digunakan diinsisi
kornea, kapsulotomi anterior dan fragmentasi lensa dengan hasil yang sangat menjanjikan. .
Namun, kemampuan finansial harus dipertimbangkan. Harus dipersiapkan peralatan,
pelatihan staf, penyesuaian alur kerja dan pendidikan pasien. Teknologi FSL baru saja ada
sejak beberapa tahun lalu dan studi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk penilaian yang
lebih baik. FLACS diharapkan pada tahun-tahun mendatang akan dapat terbukti memiliki
manfaat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. 2014-2015 Basic and clinical
Science course. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2015.
2. Suhardjo SU, Agni AN. Ilmu Kesehatan Mata. 2nd ed. Yogyakarta: Departemen Ilmu
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2012.
3. Boyd K. Parts of the Eye. American Academy of Ophthalmology; 2016. Available
from: https://http://www.aao.org/eye-health/anatomy/parts- of-eye.

4. Prilly Astari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia


Katarak: Klasikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi CDK-269/ vol. 45 no. 10
th. 2018

5. Aravind Haripriya, Hemant Sonawane, RD Thulasiraj, changing techniques in


cataract surgery: how have patients benefited? Community Eye Health. 2017;
30(100): 80–81.

6. Diah Mutiarasari, Fitriah Handayani. Katarak Juvenil INSPIRASI, No.XIV Edisi


Oktober 2011

7. Zoltan Z Nagy Department of Ophthalmology, Semmelweis University, Budapest,


Hungary New technology update: femtosecond laser in cataract surgery Clinical
Ophthalmology 2014:8 1157–1167

8. Thais Pinheiro Callou Renato Garcia Adriana Mukai Natalia T Giacomin Rodrigo
Guimarães de Souza Samir J Bechara Department of Ophthalmology, University of
Sao Paulo, Sao Paulo, Brazil. Advances in femtosecond laser technology Clinical
Ophthalmology 2016:10 697–703
9. Anna M Roszkowska Mario Urso, Alberto Signorino, Pasquale Aragona
Ophthalmology Section, Department of Surgery, University Hospital of Messina,
98124 Messina, Italy. Department of Ophthalmology, Andrzej Frycz Modrzewski
Kraków University, Cracow, Poland. Use of the Femtosecond Lasers in
Ophthalmology . EPJ Web of Conferences 167, 05004 (2018)
https://doi.org/10.1051/epjconf/201816705004 PPLA 2017
10. Jorge L. Alió, MD, PhD; Ahmed A. Abdou, MD, PhD; Alfonso Arias Puente, MD;
Miguel Angel Zato, MD; Zoltan Nagy, MD Femtosecond Laser Cataract Surgery:
Updates on Technologies and Outcomes Article in J Refract Surg. 2014;30(6):420-
427
11. Chen M, LaMattina KC, Patrianakos T, Dwarakanathan S. Complication rate of
posterior capsule rupture with vitreous loss during phacoemulsification at a
Hawaiian cataract surgical center: a clinical audit. Clin Ophthalmol. 2014;8:375-8.
12. Garg, A., & Alio, J.L. 2012. femtosecond laser: techniques and technology. Jaypee
Brothers Medical publishers. London.
13. Khan MT, Jan S, Hussain Z, Karim S, Khalid MK, Mohammad L. Visual outcome
and complications of manual sutureless small incision cataract surgery. Pak J
Ophthalmol. 2010;26(1):32-8.

Anda mungkin juga menyukai