Anda di halaman 1dari 14

JOURNAL

READING
CT FINDINGS IN VIRAL LOWER RESPIRATORY TRACT INFECTIONS CAUSED BY
PARAINFLUENZA VIRUS, INFLUENZA VIRUS AND RESPIRATORY SYNCYTIAL
VIRUS
&
ACQUIRED LUNG CYSTS IN POST PRIMARY TUBERCULOSIS: AN
UNCOMMON RADIOLOGICAL FINDING IN A COMMON DISEASE
Pembimbing:
KOMBES POL dr. A. Munir, Sp.Rad
Disusun Oleh:
ANNISA APRILIA ATHIRA
1102014029
KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R. SAID SUKANTO
PERIODE 24 JANUARI – 6 MARET 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
CT FINDINGS IN VIRAL LOWER
RESPIRATORY TRACT INFECTIONS
CAUSED BY PARAINFLUENZA VIRUS,
INFLUENZA VIRUS AND
RESPIRATORY SYNCYTIAL VIRUS
ABSTRAK
◦ Infeksi Saluran Pernafasan Bawah (LRTI) yang disebabkan oleh virus dapat ditemukan dengan berbagai
gambaran Computed Tomography (CT). Namun, untuk mengidentifikasi penyebab virus tertentu cukup sulit
karena keterbatasan data pada gambaran CT.
◦ Semua pasien yang menjalani lavage bronchoalveolar (BAL) dan didiagnosis dengan LRTI yang disebabkan
oleh virus parainfluenza (PIV), virus influenza, atau virus syncytial respiratori (RSV) antara 1998 dan 2014
terdaftar di rumah sakit tersier di Seoul, Korea Selatan.
◦ Temuan CT pada LRTI PIV, virus influenza, dan RSV dapat dibedakan berdasarkan karakteristik tertentu.
Perbedaan-perbedaan ini dapat berguna untuk diferensiasi dini dari LRTI virus ini, dan penggunaan
pengobatan empiris dari agen antivirus yang tepat.
Pendahuluan
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN BAWAH
Membedakan LRTI virus yang disebabkan
• Batuk berdahak
TANDA & • Dyspnea
oleh PIV, virus influenza, dan RSV, cukup
GEJALA • Mengi/ “crackles”
sulit karena presentasi klinis yang kurang
spesifik yang dikarenakan banyak tumpang
tindih di antaranya.
• Virus Influenza
VIRUS • Virus Para Influenza (PIV)
PATHOGEN • Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Oleh karena itu, pemahaman yang lebih
baik dari temuan radiologis pada LRTI
virus dapat membantu dokter dalam
• Tracheobronchitis menetapkan etiologi virus, menggunakan
KLINIS • Bronchiolitis agen antivirus empiris, dan menghindari
• Pneumonia perawatan antibakteri yang tidak perlu.
Metode
Populasi Studi

• Penelitian ini dilakukan di Asan Medical Center, di Seoul, Korea Selatan, dari Januari 1998 hingga Desember 2014. Semua pasien dewasa berusia ≥16
tahun, yang menjalani BAL dan didiagnosis dengan LRTI yang disebabkan oleh PIV, influenza virus, atau RSV, terdaftar. CT dada yang diperoleh dari
pasien yang telah diidentifikasi.

Identifikasi Virus
• Dalam semua kasus, diagnosis LRTI yang disebabkan oleh PIV, virus influenza, atau RSV ditegakkan ketika pasien mengalami tanda-tanda atau gejala
seperti dahak, dyspnea, mengi, atau “crackles”, dan masing-masing virus dikonfirmasi oleh pemeriksaan sampel kultur BAL.

Gambaran CT

• Morfologi CT LRTI virus murni diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya temuan berikut
• “patchy” consolidation: (≥1cm atau lebih dari 1 level segmental),
• Multifocal consolidation: ( (<1 cm dan jumlah lebih dari 3)
• Groundglass opacities
• Nodul sentrilobular
• Penebalan dinding bronkus
• Penebalan septal interlobular
• Efusi pleura
• Gambaran normal

Analisis statistik

• Analisis statistik dilakukan untuk membandingkan temuan CT pada infeksi oleh 3 virus berbeda. Paket perangkat lunak SPSS,. Nilai-P <0,05
dianggap signifikan secara statistic
Hasil
Sebanyak 139 pasien didiagnosis dengan LRTI
dengan PIV, virus influenza, dan RSV
menggunakan kultur virus sampel BAL. Dari
pasien ini, 37 tidak menjalani CT scan, dan 6
dikeluarkan karena interval antara CT scan
dan kultur virus lebih dari 2 minggu. Lima
puluh enam pasien yang memiliki infeksi
bersamaan dengan patogen lain juga dikeluarkan.
Akhirnya, temuan CT untuk 40 pasien yang
memiliki LRTI virus murni dianalisis: 14
dengan PIV, 14 dengan virus influenza, dan
12 dengan RSV.
Temuan gambar CT dirangkum pada Tabel 2
Hasil
◦ Infeksi PIV LRTIs terjadi terutama saat
musim panas
◦ “patch” consolidation (≥1cm atau lebih
dari 1 level segmental) hanya ditemukan pada
PIV LTRI (29%) (P = 0,03)
◦ Semua kasus virus LRTIs memiliki
karakteristik Ground glass opacity dengan
presentase pada PIV (71%).
◦ Secara anatomi temuan CT PIV LTRIs
sebagian besar ditemukan di paru-paru
bagian bawah.
Hasil
◦ Infeksi Virus Influenza sering terjadi saat
musim dingin
◦ Presentase gambaran ground glass opacity
pada kasus infeksi virus Influenza adalah
100%
◦ Gambaran Bronchial wall thickening lebih
umum pada infeksi virus influenza (71%)
◦ Secara anatomi, infeksi dari virus influenza
menyerang seluruh bagian paru-paru
Hasil
◦ Infeksi RSV LRTIs sering terjadi pada musim
dingin
◦ Presentase gambaran ground glass opacity
pada kasus infeksi RSV adalah 67%
◦ Gambaran Centrilobular nodule lebih
umum pada infeksi RSV
◦ Gambaran Bronchial wall thickening juga
terdapat pada infeksi RSV (67%)
◦ Secara anatomi, infeksi dari RSV menyerang
bagian lobus atas-tengah
Diskusi
• Kami telah mengidentifikasi karakteristik spesifik tertentu dari temuan CT pada pasien dengan LRTI yang
disebabkan oleh PIV, virus influenza, dan RSV.
• PIV LRTI memiliki gambaran khas patch consolidation (≥1cm atau lebih dari 1 tingkat segmental)
dan lebih disukai terletak di lobus bawah paru-paru dengan distribusi difus.
• Pasien dengan virus influenza LRTI memiliki gambaran groundglass opacity sering menyebar ke
seluruh paru-paru. Virus influenza dan RSV LRTI sering mengalami penebalan dinding bronkial, dan
• RSV LRTI sebagian besar terlokalisasi di lobus atas dan pertengahan.

◦ Hasil pemeriksaan PCR kurang spesifik karena kemungkinan hasilnya adalah infeksi masa lalu atau kolonisasi
virus. Tetapi kultur virus, memiliki hasil yang cukup akurat untuk menunjukkan infeksi aktif.
◦ Kami percaya bahwa identifikasi virus hidup oleh kultur dari BAL adalah metode yang paling baik untuk
membuktikan virus sebagai patogen dibandingkan PCR
Kesimpulan

Kesimpulannya, LRTI yang disebabkan oleh PIV, virus influenza, dan


RSV masing-masing memiliki fitur karakteristik pada gambar CT
meskipun terdapat adanya tumpang tindih. Temuan kami dapat
membantu dalam diferensiasi awal dari virus ini dan penggunaan
empiris dari antivirus yang tepat.
ACQUIRED LUNG CYSTS IN POST
PRIMARY TUBERCULOSIS: AN
UNCOMMON RADIOLOGICAL
FINDING IN A COMMON
DISEASE

Anda mungkin juga menyukai