REHABILITASI PSIKOSOSIAL
Disusun oleh :
Annisa Aprilia
Deni Nelissa
Miftahul Khair Akbar
0
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan
Rahmat-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Proposal Penyuluhan yang berjudul
“Rehabilitasi Psikososial” yang merupakan salah satu pemenuhan syarat kelulusan di
Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Islam Klender.
Terima kasih tim penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dalam penyusunan proposal penyuluhan ini. Tim penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan dokter muda sejawat dan semua pihak yang ikut berkontribusi.
Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penyuluhan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna
menyempurnakan proposal penyuluhan ini. Semoga karya ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada khususnya.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 6
I.2. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 6
I.3. Manfaat Penulisan ................................................................................................. 7
3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. IDENTITAS
Topik : Rehabilitasi Psikososial
Sub Topik : Mengenal lebih dalam tentang Rehabilitasi Psikososial
Hari/Tanggal : ...............2018
Waktu : 09.00 WIB - Selesai
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien rawat jalan
Tempat: Lobby RS Jiwa Islam Klender
V. MEDIA
1. Laptop
2. LCD
3. Microphone
4. Leaflet
VI. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4
Menyimpulkan materi Memperhatikan
Memberi kesempatan Aktif bertanya
3. Penutup peserta untuk bertanya Menjawab salam 10 menit
Menutup dan mengucap
salam
5
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan bagian yang penting artinya bagi kehidupan manusia, karena
bila tubuh sehat seseorang dapat menjalani kehidupan secara produktif dan berkualitas.
Menurut undang-undang kesehatan No,36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Pengertian kesehatan jiwa menurut WHO adalah bahwa kesehatan jiwa merupakan
suatu kondisi dimana seseorang mampu memahami potensi dirinya, mampu menghadapi
tantangan hidup, dapat bekerja secara produktif dan mampu untuk berkontribusi untuk
lingkungannya.
Ruang lingkup pelayanan kesehatan jiwa tidak hanya gangguan jiwa saja tetapi juga
meliputi masalah yang terkait dengan peningkatan kualitas hidup dan masalah psikososial
yang sering terjadi. Orang yang mempunyai masalah dengan kesehatan jiwanya
membutuhkan dukungan psikososial disamping bantuan profesional kesehatan jiwanya.
Undang-undang No.40 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan upaya kesehatan jiwa
ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat,
bebas dari rasa takut, tekanan dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.
Rumah Sakit jiwa memberikan pelayanan yang komprehensif untuk orang dengan
gangguan jiwa, meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Menurut
L.E.Hinsie dan RJ.Cambell pengertian rehabilitasi dalam Psychiatric Dictionary adalah
segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk
memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk mempersiapkan
pasien secara fisik, mental dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan
kemampuan dan ketidakmampuan yang ditunjukkan ke arah mencapai perbaikan fisik
sebesar-besarnya, penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas
maksimal, penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial secara memuaskan
sehingga dapat berfungsi sebagai warga masyarakat yang berguna. Upaya Rehabilitasi
psikososial di Indonesia mulai dirintis pada tahun 1969 dan berkembang sampai sekarang
ini.
6
UU Republik Indonesia No 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menyebutkan
Upaya Rehabilitatif Pasal 25 Upaya rehabilitatif Kesehatan Jiwa merupakan kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan Kesehatan Jiwa yang ditujukan untuk:
a. mencegah atau mengendalikan disabilitas; b. memulihkan fungsi sosial; c. memulihkan
fungsi okupasional; dan d. mempersiapkan dan memberi kemampuan ODG
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. DEFINISI
Rehabilitasi mental atau rehabilitasi psikososial adalah pengembalian fungsi individu
melalui proses yang terencana dan bertahap sehingga rehabilitan dapat produktif kembali ke
masyarakat, mengurangi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Rehabilitasi
adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami kecacatan menuju
kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik, mental, sosial dan ekonomi,di rumah
sakit-rumah sakit,dan pusat-pusat rehabilita si tertentu.
Rehabilitasi menurut WHO Expert Commitee on Medical Rehabilitation (1969).
Penggunaan secara terpadu dan terkoordinasi dari tindakan medis, sosial, pendidikan dan
vokasional untuk melatih atau melatihi kembali individu ke arah kemungkinan tertinggi dari
tingkat kemampuan fungsionalnya. Kegiatan ini diberikan dengan menggunakan sejumlah
kegiatan dimana bertujuan membantu pasien mengembangkan kemampuan kerja dalam
kehidupan sehari-hari sebagai bekal bagi dirinya di masyarakat setelah pulang dirawat di
rumah sakit.
Rehabilitasi mental atau psikososial berangkat dari motivasi yang berbunyi “gangguan
jiwa tidak pernah merusak seluruh kepribadian manusia ataupun tingkah lakunya dan bahwa
tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan atau dibina kepada jurusan yang mengandung
sejumlah reaksi atau respon yang baru”, untuk itulah rehabilitasi psikososial dirasakan penting
dilakukan untuk proses kesembuhan pasien gangguan jiwa agar dapat berinteraksi di
masyarakat dan bermanfaat di masyarakat.
Beberapa terapi yang kita kenali selama ini berorientasi pada individu. Sebenarnya ada
terapi yang bisa dilakukan dalam kelompok. Kelebihan dan kekurangan terapi individual dan
terapi kelompok, tergantung pada kondisi klien yang ditangani. Biasanya, terapi kelompok
digunakan untuk memperkenalkan klien dengan dunia sosialnya, sebagai terapi lanjutan dari
terapi individual.
Ada beberapa bentuk khusus terapi kelompok, antara lain adalah Psikodrama, Role
Playing (Main Peran), dan Encounter Groups.
8
II.2. TUJUAN REHABILITASI
1. Mengembalikan kemampuan individu setelah terjadinya gangguan kepada kondisi
atau tingkatan fungsi yang optimum
2. Mencegah kecacatan yang lebih besar
8. Menjadikan manusia yang produktif dan mandiri tanpa ketergantungan dari orang
lain.
9
Merupakan usaha untuk mempersiapkan pasien dengan berbagai pelatihan dan
kegiatan bermanfaat sebelum pasien di pulangkan. Tahapan ini meliputi :
A. Tahap seleksi ( 5 x Pertemuan )
Atas dasar pemeriksaan medis, membuat program jangka pendek (memberikan
aktivitas sesuai dengan program rehabilitasi saat itu) dan assasment tim profesi untuk
persiapan langkah / tahap berikutnya, dimana dalam tahap ini peserta daycare akan
dievaluasi apakah layak untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya berdasarklan evalusi
tim profesi rehabilitasi.apa bila dalam tahap ini klien tidak dapat melanjutkan
ketahap berikutnya atas dasar petimbnagan dari tim profesi dan klien dikembalikan
ke rawat jalan dan perawatan dirumah
Tahapan dalam kegiatan seleksi adalahi :
a) Assesment Tim Profesi unit. Rehabilitasi
b) Edukasi Keluarga (Psikiater, Dokter, Perawat, Psikolog, , Pekerja Sosial Medis)
c) Orientasi Aktifitas/ADL/ TAK
d) Orientasi Okupasi therapi
e) Olahraga,
f) Spiritual,
10
kemasyarakat atau belum madiri maka akan dapat dilakukan remedial sesuai
kesepakatan tim profesi
Kegiatan tahap Mandiri :
1. Latihan Kerja Mandiri Psikoterapi Individu (Psikiater, Dokter, Perawat, Psikolog,
Pekerja Sosial Medis)
2. Edukasi Keluarga (Psikiater, Dokter, Perawat, Psikolog, Pekerja Sosial Medis)
3. Olahraga,
4. Musik,
5. spiritual,
6. rekreasi
3. Pengawasan
Merupakan tindakan lanjut setelah pasien di salurkan ke masyarakat, meliputi
kunjungan ke rumah atau tempat kerja pasien (home visit), menyelenggarakan
perawatan lanjut (after care), serta rawat siang (Day Care,), tujuannya untuk
mengetahui perkembangan pasien, permasalahan yang sedang dihadapi serta cara-
cara pemecahannya.
2. JENIS KEGIATAN
A. Terapi Edukasional
Kegiatan diskusi kelompok (Direct Group Therapy - DGT) atau Fokus Gruop
Discusion ( FGD ) yang dipimpin oleh seorang terapis atau petugas rehabilitasi
11
mental dengan tujuan agar rehabilitan mempunyai wawasan tambahan disamping
ilmu yang mungkin telah dimilikinya baik formal maupun non-formal. Kegiatan
DGT meliputi :
Kebersihan Diri dan Kesehatan
Rehabilitan dilatih bagaimana cara merawat diri yang benar, bagaimana
menerapkan cara hidup sehat, tujuannya agar rehabilitan dapat memenuhi
kebutuhan dasar atau kebutuhan pokoknya hingga mandiri.
Pengetahuan Umum
Rehabilitan diberikan wawasan dan pengetahuan umum, seperti pengenalan
mata uang, lomba cerdas cermat, wawasan kebangsaan, sosialisasi dan motivasi.
Bimbingan Rohani
Rehabilitan diberikan bimbingan dan arahan spiritual berdasarkan agama yang
dianut oleh masing-masing rehabilitan, tujuannya untuk meningkatkan motivasi
secara spiritual.
Toilet Training
Rehabilitan dilatih bagaimana cara menggunakan toilet yang baik dan benar
serta cara menjaga kebersihan toilet setelah memakai toilet, dll.
B. Terapi Okupasional
Merupakan suatu rangkaian pelatihan yang diberikan pada rehabilitan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan fungsionalnya, melalui
berbagai kegiatan yang meliputi latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan jiwa,
12
pendekatan kognitif, aktivitas yang memacu kreativitas serta pelatihan
keterampilan. Dengan terapi ini mendorong pasien untuk mengembangkan minat
untuk mempertahankan keterampilan lama mempelajari keterampilan baru.
Kegiatan yang diberikan dapat berupa kerajinan tangan, seni tari, musik,
drama, rekreasi, ADL (activities of daily living), kegiatan yang dilakukan
tersebut bersifat terapeutik dan menyiapkan pasien untuk dapat dipulangkan ke
tengah-tengah masyarakat atau dicalonkan untuk direhabilitasikan, kegiatan ini
dijalankan secara individu atau kelompok.
Semua kegiatan tersebut dipandu oleh seorang okupasi terapis dimana
tugas pokok okupasi terapis adalah membangkitkan aktivitas positif melalui
pekerjaan atau aktivitas lain yang bersifat terapeutik dan mengevaluasi
perkembangan pasien secara kontinyu dan mengetahui efek terapi yang
diberikan. Peran okupasi terapis adalah :
Sebagai peran model sosial : Terapis harus mampu menampilkan perilaku yang
dapat dipelajari dan ditiru oleh pasien melalui role playing, terapis
mendemonstrasikan perilaku diharapkan (verbal atau non verbal) yang akan
ditiru oleh pasien.
Sebagai konsultan terapis : Terapis menentukan program perilaku yang dapat
menghasilkan respon terbaik dari pasien, terapis bekerja sama dengan pasien dan
keluarganya dalam merencanakan program ini.
C. Terapi Vokasional
Suatu proses dimana pasien dilatih dan ditempatkan sesuai dengan
pekerjaannya supaya pasien mendapatkan kepuasan dan bermakna. Kegiatan ini
didasari atas keyakinan bahwa dengan memberi pasien pekerjaan akan menghasilkan
13
kreatifitas kepuasan dalam berhubungan sosial dengan orang lain, meningkatkan
kebanggaan dalam menyelesaikan tugas dan harga dirinya.
Rehabilitan dibantu agar lebih bermanfaat dalam komunitasnya. Rehabilitasi
ini bisa dilakukan secara individual ataupun berkelompok, tergantung pada
kebutuhan. Sebelum mengikuti terapi ini biasanya pasien dilakukan uji sikap
keterampilan, minat, kemudian diminta mengobservasi dan mencoba salah satu jenis
pekerjaan yang diminati, kemudian dinilai kembali untuk diberikan terapi.
D. Terapi Rekreasi
Suatu proses diamna pasien di berikan suasana baru untuk bisa ber interaksi
dan beradaptasi dengan linhgkungan luar dan juga untuk memahami sejauh mana
para rehabilitan dapat mengontrol penyakitnya bila erada dilingkungan luar yang
lebih luas lagi
E. Art Terapi
Suatu proses kegiatan katarsis bagi rehabilitas untuk dapat berekspresi dan
menuangkan ide serta emosional dan juga potensi diri baik melalui media lukis ( tas,
kendi kanvas, sepatu, T Shirt/ kaos, kipas, topeng , kayu dll ) terapi seni drama dan
musik
14
BAB III
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
1. Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami
kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik, mental,
sosial dan ekonomik, di rumah sakit-rumah sakit, dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu
2. Fungsi tim profesi dalam program rehabilitasi adalah menjaga komplikasi dari akibat
gangguan atau penyakit diderita pasien, membatasi besarnya gangguan semaksimal
mungkin, dan merencanakan dan melaksanakan program rehabilitasi.
3. Jenis - Jenis kegiatan rehabilitasi adalah terapi okupasional, terapi edukasi,
rehabilitasi vokasional, Terapi Okupasi, Art Terapi dan Terapi Rekreasi
4. Okupasi adalah Aktivitas yang terarah dan bertujuan adalah okupasi terapi sehingga
tidak ada waktu terluang dengan percuma tetapi semua waktu yang ada kita
manfaatkan untuk suatu kegiatan yang berguna bagi diri kita.
5. Jenis aktivitas terapi okupasi adalah aktivitas latihan fisik untuk meningkatkan
kesehatan jiwa, aktivitas dengan pendekatan kognitif, aktivitas yang memacu
kreativitas, training ketrampilan dan terapi bermain.Penatalaksanaan skizofrenia
yang berhasil membutuhkan perhatian yang lebih besar daripada sekedar
penatalaksanaan farmakologis. Hal yang penting dilakukan adalah intervensi
psikososial. Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau
mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan
sosial.
III.2. SARAN
15
16