Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Stunting adalah defisiensi nutrisi kronis yang disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak
memadai untuk waktu yang lama, karena pemberian makanan yang tidak tepat. Kekurangan
nutrisi kronis akan mempengaruhi panjang tubuh.1,2 Stunting didefinisikan sebagai skor-Z <-2
SD untuk rasio tinggi badan terhadap usia (BH / A) atau rasio panjang badan terhadap usia (BL
/ A), menurut Standar Pertumbuhan Anak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO ).3 Indonesia
saat ini merupakan salah satu dari 117 negara di dunia dengan tiga masalah gizi yang sangat
lazim pada balita: terhambatnya pertumbuhan, berat badan, dan kelebihan berat badan, seperti
4,5
yang dilaporkan dalam Laporan Gizi Global Indonesia 2014. Data Kesehatan Dasar
Kementerian Kesehatan Indonesia (Riskesdas) 2013 melaporkan prevalensi pengerdilan pada
anak di bawah usia lima tahun di Indonesia yang meningkat 37,2%, yang meningkat
dibandingkan dengan tahun 2007 (36,8%), dan 2010 (35,6%). 4

Stunting pada anak di bawah usia lima tahun membutuhkan perhatian khusus karena
menghambat efek pada perkembangan fisik dan mental. Stunting pada usia dini dapat
meningkatkan risiko kematian dan morbiditas, serta postur tubuh suboptimal ketika dewasa.1
Strategi global WHO / UNICEF dalam memberi makan bayi dan anak kecil merekomendasikan
empat poin penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal: inisiasi
menyusui dini ( IMD) dalam 30 menit pertama kehidupan, pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan pertama kehidupan, pemberian makanan pendamping disertai dengan pemberian ASI
6,7
pada usia 6-24 bulan, dan pemberian ASI berkelanjutan selama 2 tahun atau lebih.
Pertumbuhan dan perkembangan selama Masa bayi membutuhkan nutrisi seimbang, karena
sistem usus balita masih dalam proses pendewasaan. ASI mengandung banyak faktor yang
memenuhi kebutuhan gizi bayi sesuai dengan usianya. Selain itu, ASI juga mengandung zat
imunologis yang dapat mencegah infeksi pada bayi. Namun, data terakhir menunjukkan bahwa
perilaku pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan tetap tidak sesuai dengan
rekomendasi tersebut.5-7 Data WHO / UNICEF 2015 tentang Pemberian Makanan Bayi dan
Anak Muda menunjukkan bahwa hanya 39% bayi di negara berkembang yang menerima
pemberian ASI eksklusif mulai 0-5 bulan.6
DAFTAR PUSTAKA
1. Millenium Challenge Account-Indonesia. Stunting dan masa depan Indonesia. [Internet].
2015; [cited 2019 July 29]. Available from: www.mca- indonesia.go.id.
2. Kikafunda JK, Walker AF, Collett D, Tumwine JK. Risk factors for early childhood
malnutrition in Uganda. Pediatrics. 1998;102:e45.
3. Lestari ED. Diagnosis and nutrition management on children wth stunting. In Lestari ED,
Wulandari A, Editor. Pediatric Clinical Updates in daily Practices. CME Dept of Child
Health, UNS-Moewardi Hospital. 2018. p.18-34.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Indonesia. Riset Kesehatan
Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2003. p. 212-213
5. International Food Policy Research Institute. Global Nutrition Report 2014 : Actions and
Accountability to Accelerate the World's Progress on Nutrition. Washington DC:
International Food Policy Research Institute; 2014. p.9.
6. WHO. Global Strategy on Infant and Young Child Feeding. Switzerland: World Health
Organzation;2013. p.15-24.
7. Cai X, Wardlaw T, Brown DW. Global trends in exclusive breastfeeding. Int Breastfeed J.
2012;7:12.

Anda mungkin juga menyukai