Anda di halaman 1dari 29

DISKUSI TOPIK

GANGGUAN PERILAKU
SKENARIO
Seorang pelajar laki-laki berusia 16 tahun yang duduk di bangku SMP kelas
9 dibawa dengan keluhan mencuri uang, sering berbohong, membakar
peralatan rumah, menggoda perempuan yang tinggal disekitar,
menyampaikan komentar cabul dan membuat gerakan tidak senonoh.
Keluhan sudah terjadi selama 3 tahun terakhir dan memburuk 8 bulan ini.
Akhir-akhir ini dia mulai menggunakan tembakau, ganja, dan alcohol, dan
menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah Bersama teman-teman
yang memiliki minat yang sama dengannya. Sifat impulsive dan tidak
perhatian menyebabkan dia tidak naik kelas 2 kali. Laporan dari sekolahnya
menyatakan bahwa terdapat perilaku menentang seperti mengabaikan
aturan, membolos, menghasut teman-temannya untuk menyampaikan
komentar konyol, tidak sopan terhadap orang tua, dan sering bermain
dengan preman, yang menunjukan gangguan perilaku.

2
Pasien memiliki riwayat perilaku hiperaktif sejak usia 3 tahun. Sering
mengalami kecelakaan dan beberapa kali dirawat dirumah sakit. Di sekolah
pasien merupakan siswa yang impulsive dan gelisah, serta sulit
berkonsentrasi dalam belajar. Tidak ada terapi yang diberikan sebelumnya

Terdapat masalah keluarga yaitu kedua orang tua sudah berpisah dan ibu
pasien elah menikah lagi. Hubungan pasien dengan ayah tiri nya kurang
baik, sering terjadi konflik diantara anggota keluarga. Kelahiran dan tumbuh
kembang pasien normal. Pemeriksaan status mental menunjukkan tanda-
tanda distraktibilitas, afek irritable, dan terdapat gangguan perhatian dan
konsentrasi. Dari hasil biokimia darah, EEG, dan MRI otak normal. IQ
menurut WISC-IV adalah 95 (normal). CAT menunjukan adanya kelalaian
dan terdapat pengabaian dari sosok orang tua terhadap anaknya

Saat ini pasien mendapat terapi Risperidon tablet 4mg per hari untuk terapi
perilaku. Pada saat dilakukan follow up pasien sudah lebih baik.

3
DAFTAR MASALAH
▪ Sering berbohong
▪ Menganggu orang sekitar
▪ Mencuri uang
▪ Melanggar aturan
▪ Perilaku agresif
▪ Menggunakan obat-obatan terlarang
▪ Bermain bersama teman-teman yang serupa

4
DAFTAR MASALAH (cont’d)

▪ Gangguan konsentrasi
▪ Sering menentang
▪ Tidak sopan terhadap orang yang lebih
tua
▪ Memiliki riwayat hiperaktif
▪ memiliki masalah keluarga
▪ Hubungan dengan orang tua kurang baik
5
DIAGNOSIS

KRITERIA DIAGNOSIS MENURUT DSM IV

Pola tingkah laku yang berulang dan menetap yang mana norma atau
aturan sosial hak orang lain terancam, yang di manifestasikan
dengan adanya 3 atau lebih sejak dalam 12 bulan terakhir dan satu
kriteria dalam waktu 6 bulan terakhir.

6
KRITERIA DIAGNOSIS DSM IV
▪ Agresi terhadap orang atau binatang
□ Melakukan kekerasan mengancam atau
mengintimidasi
□ sering berkelahi
□ Menggunakan alat yang dapat melukai orang
lain
□ Melakukan kekerasan secara fisik
□ Melakukan kekerasan kepada binatang
□ Mencuri
□ Memaksa untuk melakukan aktivitas seksual

7
▪ Merusak milik orang lain
□ Membakar sehingga menimbulkan kerusakan
□ Merusak milik orang lain tanpa membakar
□ Merusak dan masuk ke dalam rumah
□ Sering bohong untuk mendapatkan barang
yang yang disukai
□ Mencuri barang yang tidak berguna,
mencopet
□ Sering keluar malam meskipun di larang
orang tua, mulai sebelum umur 13 tahun
□ Melarikan diri dari rumah sekurang-
kurangnya 2x atau 1x dalam waktu yang
lama
□ Sering bolos sekolah mulai sebelum usia 13
tahun 8
B. Gangguan dalam tingkah laku ini
menyebabkan gangguan sosial,
akademik
C. Bila usia 18 tahun atau lebih, kriteria ini
tidak memenuhi untuk gangguan
kepribadian anti sosial.

9
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AKSIS I F91. Gangguan


tingkah laku
AKSIS IV
AKSIS II

AKSIS V

AKSIS III Tidak ada

10
TINJAUAN
PUSTAKA

11
DEFINISI

Gangguan tingkah laku pada anak dan


remaja, suatu pola tingkah laku yang
berkembang dan khas yang menganiaya
hak orang lain atau aturan masyarakat
pada umumnya. Tingkah laku menetap
selama 12 bulan.
EPIDEMIOLOGI
▪ Sering ditemukan selama masa remaja dan masa
anak anak
▪ 6-16 % laki laki
▪ 2-9 % perempuan
▪ Lebih sering laki laki
▪ Orang tua memiliki gangguan kepribadian
antisosial dan ketergantungan alcohol
▪ Berhubungan dengan faktor social ekonomi
13
ETIOLOGI
▪ Banyak faktor yang mempengaruhi dan
merupakan interaksi dari faktor yang beragam.
▪ Gangguan yang heterogen merupakan suatu
proses perkembangan dan terjadinya diagnosis
karena melalui pengaruh lingkungan pada
individu yang vulnerable (rapuh) pada usia
perkembangan yang kritis.

14
ETIOLOGI

▪ Biologik
□ aktivitas norepinephrin dan dopamin yang
meninggi → tingkah laku agresif
▪ Psikologik
□ Pada anak dengan gangguan tingkah laku
biasanya performance akademiknya jelek, hal
ini dapat juga merupakan hubungan yang
timbal balik, anak frustasi dengan hasil
sekolah akan tampil dalam tingkah laku anti
sosial. 15
▪ Psikologik
□ Menurut penelitian, ada hubungan
antara rendahnya IQ dengan tingkah
laku anti sosial, tetapi hal ini hanya
terjadi pada masa remaja.
▪ Sosial
□ Faktor lingkungan yang beresiko
untuk timbulnya gangguan tingkah
laku termasuk keluarga dan tetangga
yang khas, terjadinya maltreatment,
disiplin yang keras, atau kekerasan
secara fisik dan seksual 16
▪ Sosial
□ Cara pengasuhan yang kurang baik
dari orangtua termasuk menolak,
menelantarkan dan kurang
keterlibatan.
□ Perilaku yang menyimpang diperkuat
oleh disiplin yang konsisten

17
PEDOMAN DIAGNOSIS MENURUT
PPDGJ-III
GANGGUAN HIPERKINETIK
▪ Ciri-ciri utama ialah berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan.
Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk diagnosis dan haruslah
nyata ada pada lebih dari satu situasi (misalnya : di rumah, di kelas, di
klinik)

▪ Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya


tugas dan ditinggalkannya kegiatan sebelum tuntas selesai. Anak-
anak ini seringkali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain, rupanya
kehilangan minatnya terhadap tugasnya yang satu, karena
perhatiannya tertarik pada kegiatan lainnya (sekalipun kajian
laboratorium pada umumnya tidak menunjukkan adanya derajat
gangguan sensorik atau perseptual yang tidak biasa). Berkurangnya
dalam ketekunan dan perhatian ini seharusnya hanya di diagnosis bila
sifatnya ”berlebihan” bagi anak dengan usia atau IQ yang sama.

18
Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan, khususnya
dalam situasi yang menuntut keadaaan relatif tenang. Hal ini, tergantung
situasinya, mencakup anak itu berlari-lari atau berlompat-lompat sekeliling
ruangan, ataupun bangun dari duduk/kursi dalam situasi yang
menghendaki anak itu tetap duduk, terlalu banyak bicara dan ribut, atau
kegugupan/kegelisahan dan berputar-putar (berbelit-belit). Tolak ukur
untuk penilaiannya ialah bahwa suatu aktivitas di sebut berlebihan dalam
konteks apa yang diharapkan pada suatu situasi dan dibandingkan dengan
anak-anak lain yang sama umur dan nilai IQ nya. Ciri khas perilaku ini
paling nyata di dalam suatu situasi yang berstruktur dan diatur yang
menuntut suatu tingkat sikap pengendalian diri yang tinggi.

19
GANGGUAN HIPERKINETIK...
▪ Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering terjadi dan
haruslah dicatat secara terpisah bila ada, namun demikian tidak boleh
dijadikan bagian dari diagnosis aktual mengenai gangguan
hiperkinetik yang sesungguhnya.
▪ Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan kriteria
eksklusi ataupun kriteria inklusi untuk diagnosis utamanya, tetapi ada
tidaknya gejala-gejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dari
gangguan tersebut.

20
GANGGUAN TINGKAH LAKU
▪ Gangguan tingkah laku berciri khas
dengan adanya suatu pola tingkah laku
dissosial, agresif atau menentang, yang
berulang dan menetap
▪ Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila
tingkah laku seperti yang diuraikan di
atas berlanjut selama 6 bulan atau lebih.
21
Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan
tingkat perkembangan anak. Temper tantrums, merupakan gejala normal
pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini bukan
merupakan dasar bagi diagnosis ini. Begitu pula, pelanggaran terhadap
hak orang lain (seperti pada tindak pidana pada kekerasan) tidak termasuk
kemampuan anak berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan
kriteria diagnostik bagi anak kelompok usia tersebut. Contoh-contoh
perilaku yang dapat menjadi dasar diagnosis mencakup hal-hal berikut:
perkelahian atau menggertak pada tingkat berlebihan, kejam terhadap
hewan atau sesama manusia, perusakan yang hebat atas barang milik
orang, membakar, pencurian, pendustaan berulang-ulang, membolos dari
sekolah dan lari dari rumah, sangat sering meluapkan temper tantrum yang
hebat dan tidak biasa, perilaku provokatif yang menyimpang, dan sikap
menentang yang berat serta menetap. Masing-masing dari kategori ini,
apabila ditemukan, adalah cukup untuk menjadi alasan bagi diagnosis ini,
namun demikian perbuatan dissosial yang terisolasi bukan merupakan
alasan yang kuat.
22
GANGGUAN TINGKAH LAKU TAK BERKELOMPOK
▪ Ciri khas dari gangguan tingkah laku tak berkelompok ialah
adanya kombinasi mengenai perilaku dissosial dan agresif
berkelanjutan (yang memenuhi seluruh kriteria dan tidak
terbatas hanya pada perilaku membangkang, menentang dan
merusak), dengan sifat kelainan yang pervasif dan bermakna
dalam hubungan anak yang bersangkutan dengan anak-
anak lainnya.
▪ Tiadanya keterpaduan yang efektif dengan kelompok sebaya
merupakan perbedaan penting dengan gangguan tingkah
laku yang ”berkelompok” (socialized) dan ini diutamakan di
atas segala perbedaan lainnya.

23
GANGGUAN TINGKAH LAKU TAK BERKELOMPOK...
▪ Tindak kejahatan lazim (namun tidak mutlak) dilakukan sendirian.
Perilaku yang khas terdiri dari: tingkah laku menggertak, sangat sering
berkelahi, dan (pada anak yang lebih besar) pemerasan atau tindak
kekerasan, sikap membangkang secara berlebihan, perbuatan kasar,
sikap tidak mau bekerjasama, dan melawan otoritas, mengadat
berlebihan dan amarah yang tak terkendali, merusak barang orang
lain, sengaja membakar, perlakuan kejam terhadap hewan dan
terhadap sesama anak. Namun ada pula anak yang terisolasi, juga
terlibat dalam tindak kejahatan berkelompok. Maka jenis kejahatan
yang dilakukan tidaklah penting dalam menegakkan diagnosis, yang
lebih penting adalah soal kualitas hubungan personalnya.

24
GG. CAMPURAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI.
▪ Ciri khas dari kelompok gangguan ini ialah adanya gabungan dari
perilaku agresif, dissosial atau menentang yang menetap dengan
gejala yang nyata dari depresi, anxietas atau gangguan emosional
lainnya.
▪ Gangguan ini harus cukup berat untuk dapat memenuhi kriteria
gangguan tingkah laku pada masa kanak dan gangguan emosional
pada masa kanak atau bentuk gangguan neurotik pada masa dewasa
atau gangguan suasana perasaan / mood.

25
GG. TINGKAH LAKU DEPRESIF
▪ Kombinasi dari gangguan tingkah laku masa
kanak dengan keadaan depresif yang
berkelanjutan dan menetap, yang dinyatakan
dalam gejala seperti rasa duka nestapa yang
berlebihan, hilangnya minat dan kesenangan
terhadap kegiatan sehari-hari, sikap menyesali
diri sendiri dan keputus-asaan. Sering juga
mengalami susah tidur atau kurang nafsu makan.

26
GANGGUAN CAMPURAN TINGKAH
LAKU DAN EMOSI LAINNYA
▪ Kombinasi dari gangguan tingkah laku
masa kanak dengan gejala emosional
yang nyata dan menetap seperti
anxietas, takut, obsesi atau kompulsi,
depersonalisasi atau derealisasi,
berbagai fobia atau hipkondriasis.
27
TATALAKSANA

28
PROGNOSIS

29

Anda mungkin juga menyukai