Dosen Pengajar :
Dibuat Oleh :
(A2R19086)
TAHUN AJARAN
2020-2021
Ablasio Retina
Ablasio retina adalah salah satu penyakit mata yang kerap menjadi kekhawatiran banyak
orang. Sebab, kondisi berupa terlepasnya retina atau selaput jala dari posisi aslinya ini bisa
membuat mata buta secara permanen. Tapi gangguan mata yang juga kerap disebut sebagai
ablasi retina atau retinal detachment ini bisa diketahui penyebab dan gejalanya. Obat serta cara
pengobatannya pun sudah ditemukan sehingga orang yang mengalaminya dapat sembuh.
Beberapa orang juga menyebut gangguan mata ini sebagai ablasi retina. Apabila retina lepas, sel
mata bisa kekurangan oksigen. Terlepasnya retina dari struktur mata menyebabkan kehilangan
penglihatan sebagian atau total, bergantung seberapa banyak bagian retina yang lepas. Ablasio
retina adalah kondisi darurat medis. Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami perubahan
penglihatan mendadak. Kondisi ini dapat membawa risiko kehilangan penglihatan permanen
apabila terlambat atau tidak ditangani.
Gejala :
Tidak seperti yang dibayangkan kebanyakan orang, gejala ablasio retina tidak meliputi rasa sakit
yang ekstrem meski mata terlihat dalam kondisi memprihatinkan. Justru tidak ada rasa sakit pada
mata yang mengalami penyakit retina tersebut.
Orang yang menderita ablasio retina antara lain menunjukkan gejala:
- Penglihatan terhalang objek seperti tirai transparan yang menutupi mata akibat keruhnya
vitreous oleh darah
- Muncul seperti kilatan-kilatan cahaya secara mendadak saat melihat (fotopsia), biasanya dalam
keadaan gelap
- Muncul floater atau bintik-bintik kecil yang melayang-layang ketika melihat
- Penglihatan mulai kabur
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Mata terasa berat
Ablasio retina adalah penyakit mata yang memerlukan penanganan darurat. Penyakit ini bisa
sembuh, tapi pengobatan harus dilakukan secepatnya di klinik atau rumah sakit khusus mata
dengan dokter tepercaya begitu gejala terasa.
Penyebab :
Berdasarkan penyebabnya, terdapat 3 jenis ablasi retina, yaitu:
1. Rhegmatogenous Retinal Detachment
Rhegmatogenous ablasio retina berarti Anda memiliki robekan atau lubang pada retina.
Hal ini menyebabkan cairan dari dalam mata keluar melalui lubang dan masuk ke
belakang retina. Cairan memisahkan retina dari selaput yang memberikan nutrisi dan
oksigen. Tekanan dari cairan dapat mendorong retina dari retinal pigment epithelium
sehingga menyebabkan lepasnya retina. Hal ini merupakan jenis paling umum dari
kondisi lepasnya retina.
2. Ablasio retina traksi (Traction Retinal Detachment)
Ablasio retina traksi terjadi saat jaringan luka pada permukaan retina berkontraksi dan
menyebabkan retina tertarik dari belakang mata. Kondisi ini lebih jarang terjadi.
Biasanya dialami oleh orang dengan diabetes. Diabetes dapat menyebabkan masalah
dengan sistem vaskular retina dan menyebabkan jaringan luka pada mata yang berakibat
pada pelepasan retina.
3. Pelepasan eksudatif (exudative detachment)
Pada pelepasan retina eksudatif, retina tidak mengalami robekan. Penyakit retina seperti
gangguan peradangan atau penyakit Coats’, yang menyebabkan perkembangan abnormal
pada pembuluh darah di belakang retina, menyebabkan pelepasan retina jenis ini.
Faktor Resiko :
Orang yang memiliki rabun jauh parah (skor minusnya mencapai 8 atau lebih) berisiko
tinggi mengalami ablasio retina. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya perpanjangan bola mata
ke bagian depan yang semakin menipiskan periferal retina secara paksa. Penipisan lapisan retina
ini lama-lama dapat menyebabkan retina sobek sehingga cairan vitreus (cairan di bagian tengah
bola mata) akan merembes masuk di celah antara retina dan lapisan di belakangnya. Cairan ini
kemudian menumpuk dan menyebabkan seluruh lapisan retina terlepas dari dasarnya.
Risiko ablasio retina pada gangguan rabun jauh parah bisa 15-200 kali lebih tinggi daripada
orang dengan penglihatan normal.
Selain itu, beberapa faktor pemicu yang membuat Anda berisiko mengalami ablasi retina, antara
lain:
1. Usia lanjut
2. Pernah mengalami ablasio retina sebelumnya pada salah satu mata
3. Riwayat keluarga terhadap ablasio retina
4. Operasi mata sebelumnya, seperti pengangkatan katarak
5. Cedera mata serius sebelumnya
6. Penyakit atau iritasi mata lain sebelumnya
Diagnosis :
Apabila dokter menduga Anda memiliki kondisi ini, pemeriksaan fisik dan beberapa tes akan
direkomendasikan. Dokter juga dapat menguji kemampuan retina untuk mengirimkan
impuls/rangsangan ke otak. Dokter dapat melihat aliran darah melalui mata dan terutama pada
retina.
Dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan ultrasonik pada mata Anda, yaitu tes tanpa rasa
sakit yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar pada mata.
Pengobatan :
Pada banyak kasus, operasi adalah obat terbaik untuk memperbaiki retina yang lepas. Biasanya,
sebelum Anda benar-benar mengalami ablasio retina, retina akan terlebih dulu robek. Itu
sebabnya, pengobatan untuk ablasio retina biasanya terbagi menjadi 2, yaitu saat masih dalam
tahap robekan retina dan ablasi retina sudah benar-benar terjadi.
Retina yang sobek biasanya dapat diatasi dengan prosedur sederhana tanpa operasi (dilakukan di
ruang periksa dokter). Tujuan pengobatan adalah mencegah retina menjadi lepas seutuhnya.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah robekan menjadi ablasio retina dan
mempertahankan penglihatan:
1. Fotokoagulasi
Dalam prosedur ini, dokter bedah mengarahkan sinar laser ke mata melalui pupil. Laser
membuat luka bakar di sekitar robekan retina dan membuat jaringan parut yang
“mengelas” retina ke jaringan di bawahnya.
2. Cryopexy
Pilihan lain adalah cryopexy, atau dingin yang intens. Untuk perawatan ini, dokter akan
membekukan area robekan sehingga luka yang dihasilkan dapat menjaga retina agar tetap
di tempat. Sebelum melakukan prosedur ini, dokter akan membius mata Anda.
1. Infeksi mata
2. Perdarahan pada mata
3. Meningkatnya tekanan di dalam mata yang dapat menyebabkan glaukoma
4. Katarak
5. Memerlukan operasi kedua
6. Retina tidak terpasang kembali dengan benar
7. Kemungkinan retina terlepas lagi