2.2
2.3.1
a.
b.
c.
d.
e.
Ablatio Retina
Pengertian
Lepasnya retina sensoris dari epitel berpigmen (Pedoman Diagnosis dan Therapi Lab /
UPF Penyakit Mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Lepasnya retinal / sel kerucut dan batang sel choroid sehingga bagian ini mengalami
gangguan nutrisi dari charoid yang bila berlagsung lama akan mengakibat gangguan fungsi
yang tetap (Prof. Dr. Sidharta Ilyas, dr. Ramatjandra Illyas)
Pemisahan Retinal dari Choroid yang dapat terjadi spontan atau karena trauma(Clinical
Practice Of medical Surgical Nursing.)
Ablasio Retina adalah terpisahnya/terlepasnya retina dari jaringan penyokong di
bawahnya.
Jaringan saraf yang membentuk bagian peka cahaya pada retina membentuk suatu selaput
tipis
yang
melekat
erat
pada
jaringan
penyokong
di
bawahnya.
Jika kedua lapisan tersebut terpisah, maka retina tidak dapat berfungsi dan jika tidak kembali
disatukan
bisa
terjadi
kerusakan
permanen. (http://klikbrc.com/index.php?option=com_content&task=view&id=363&Itemid=38)
PENYEBAB
Retina merupakan selaput transparan di bagian belakang mata yang mengolah bayangan
yang difokuskan di retina oleh kornea dan lensa. Ablasio retina seringkali dihubungkan
dengan adanya robekan atau lubang pada retina, sehingga cairan di dalam mata merembes
melalui robekan atau lubang tersebut dan menyebabkan terlepasnya retina dari jaringan di
bawahnya.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
Bila pada retina terdapat ruptur besar maka badan kaca akan masuk ke dalam cairan
sub retina. Apabila terjadi kontak langsung antara badan kaca dan koroid maka akan terjadi
degenerasi koroid. Apabila terjadi degenerasi sel reseptor maka keadaan ini akan berlanjut ke
dalam jaringan yang lebih dalam, yang kemudian jaringan ini diganti dengan jaringan glia.
Apabila proses diatas belum terjadi dan ablasio retina ditemukan dini dan kemudian
kedudukan retina dikembalikan ke tempat asalnya, maka akan terjadi pengembalian
penglihatan yang sempurna (Dr Sidarta Illyas, 1984 : 108).
2.3.5 PENCEGAHAN
Gunakan kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata.
Penderita diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya secara seksama.
Jika anda memiliki resiko menderita ablasio retina, periksakan mata minimal setahun
sekali.
2.3.6 Diagnosis Banding
Retiniskisis
: Terlihat lebih transparan
Separasi khoroid
: Terlihat lebih gelap, dapat melewati ora serrata
Tumor khoroid
: Perlu pemeriksaan USG
2.3.7 Penatalaksanaan
a.
Penderita tirah baring sempurna
b.
Mata yang sakit ditutup dengan bebat mata.
c.
Pada penderita dengan ablatio retina non rhegmatogenous, jika penyakit
primernya sudah diobati tetapi masih terdapat ablatio retina, dapat dilakukan operasi
cerclage.
d.
Pada ablatio retina rhegmatogenous :
Foto kogulasi retinal : Bila terjadi robekan retina tetapi belum terjadi separasi retina.
Plobage lokal : dengan silocone sponge dijahitkan pada episklera pada daerah robekan
retina.
Membuat radang steril pada khoroid dan epithel pigmen pada daerah robekan retinal
dengan jalan :
i.
Pendinginan
ii. Diatermi
Operasi cerlage : Operasi dikerjakan untuk mengurangi tarikan badan kaca. Pada keadaan
cairan sub retina yang cukup banyak, dapat dilakukan punksi lewat sklera.
a.
b.
c.
d.
d.
e.
2.3.8
a.
1)
2)
3)
b.
Suatu sorotan cahaya dengan laser menyebabkan dilatasi pupil. Dilakukan dengan
mengarahkan sinar laser pada epithelium yang mengalami pigmentasi. Epithelium menyerap
sinar tersebut dan merubahnya dalam bentuk panas. Metode ini digunakan untuk menutup
lubang dan sobekan pada bagian posterior bola mata.
Cyro Surgery
Suatu pemeriksaan super cooled yang dilakukan pada sclera, menyebabkan kerusakan
minimal seperti suatu jaringan parut, pigmen epithelium melekat pada retina.
Cerclage
Operasi yang dikerjakan untuk mengurangi tarikan badan kaca. Pada keadaan cairan retina
yang cukup banyak dapat dilaksanakan phungsi lewat sclera.
Dampak Masalah
Gangguan penglihatan merupakan masalah utama yang muncul pada pasien dengan
ablasio retina. Adanya gangguan ini secara langsung dapat menimbulkan berbagai masalah
pada pola hidup pasien sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang holistik. Berbagai masalah yang
muncul, antara lain :
Bagi Individu
Pola aktifitas dan pergerakan tubuh
Pasien ablasio retina post operasi harus banyak beristirahat dan mengurangi aktifitas
yang dapat memperburuk kondisi kesehatannya.
Pola kognitif dan sensori
Adanya gangguan sensori persepsi visual dapat menimbulkan keluhan kesukaran
untuk membaca, melihat, dan lain sebagainya pada diri pasien.
Pola penanggulangan stress
Emosi dan kondisi psikis pasien ablasio retina akan menjadi labil. Pada pasien akan
muncul rasa cemas dan kekhawatiran akan kehilangan penglihatannya.
4) Pola persepsi diri
Kecemasan dapat timbul pada pasien ablasio retina, juga dapat muncul rasa khawatir
dan takut akibat penurunan tajam penglihatannya.
5) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Dengan keadaannya, maka pada pasien ablasio retina dapat timbul perubahan tentang
penatalaksanaan kesehatannya sehingga dapat menimbulkan masalah dalam merawat diri
sendiri.
6) Pola hubungan inter personal
Dengan kondisi kesehatannya, maka dapat timbul isolasi sosial pada diri pasien.
7) Pola tidur dan istirahat
Dengan kondisi psikis yang labil maka pasien dapat mengalami gangguan pola tidur
dan istirahat.
Bagi keluarga
Dengan sakitnya salah satu anggota keluarga, maka akan mempengaruhi kondisi
psikologis seluruh anggota keluarga.
Biaya pengobatan yang mahal, perilaku pasien yang sulit untuk bekerjasama,
kurangnya pengetahuan anggota keluarga yang lain dalam merawat pasien juga merupakan
masalah tersendiri bagi keluarga.
(e)
(f)
(g)
7)
a)
b)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(1)
(2)
b.
c.
1.
Kriteria Hasil :
- Klien mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan karena ketidak tahuan,
kehilangan kontrol atau kesaahan persepsi.
- menggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala dan aturan
untuk penyakit atau kontrol gejala.
- Mengungkapkan maksud/tujuan untuk melakukan perilaku kesehatan yang diperlukan dan
keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan atau komplikasi.
Intervensi :
1. Identifikasi faktor-faktor penyebab yang menghalangi penata laksanaan program terapeutik
yg efektif.
R/ Agar diketahui penyebab yg mengha-langi sehingga dpt segera diatasi sesuai prioritas.
2. Bangun rasa percaya diri.
R/ Agar klien mampu melakukan aktifitas sendiri/dengan bantuan orang lain tanpa
mengganggu program perawatan.
3. Tingkatkan rasa percaya diri dan kemampuan diri klien yang positif.
R/ Agar klien mampu dan mau melakukan/ melaksanakan program perawatan yang
dianjurkan tanpa mengurangi peran ser-tanya dalam pengobatan/ perawatan diri-nya.
4. Jelaskan dan bicarakan: proses penyakit, aturan pengobatan/perawatan,efek sam-ping
prognosis penyakitnya.
R/ Klien mengerti dan menyadari bahwa penyakitnya memerlukan suatu tindakan &
perlakuan yang tidak menyenangkan.
d.
Diagnosis keperawatan post op.
Dari hasil analisis data diatas, dapat dirumuskan menjadi diagnosis keperawatan
sebagai berikut :
1)
Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka post operasi ablasio retina.
2)
Potensial terjadi infeksi sehubungan adanya luka operasi ablasio retina.
3)
Gangguan aktifitas pemenuhan kebutuhan diri sehubungan dengan bed rest total.
4)
Adanya kecemasan sehubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan.
5)
Gangguan konsep diri (harga diri rendah) sehubungan dengan kerusakan penglihatan.
6)
Potensial terjadi kecelakaan sehubungan dengan penurunan tajam penglihatan.
Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi prioritas diagnosis keperawatan, tujuan dilakukan
asuhan keperawatan, dan kriteria hasil yang diharapkan dari pasien serta merumuskan
rencana tindakan keperawatan yang akan terjadi.
Diagnosis Keperawatan Pertama
Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka post operasi ablasio retina.
Tujuan
Rasa nyeri pasien hilang atau berkurang sehingga dapat meningkatkan rasa kenyamanan
pasien.
Kriteria Hasil
(1) Secara verbal pasien mengatakan rasa nyaman terpenuhi.
(2) Secara verbal pasien mengatakan rasa nyeri hilang atau berkurang.
Rencana Tindakan
(1) Kolaborasi dengan individu untuk menjelaskan metode apa yang digunakan untuk
menurunkan intensitas nyeri (relaksasi,distraksi)
(2)
Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan analgesik pada penurunan rasa nyeri yang
optimal.
(3) Pantau tekanan darah setiap 4 jam.
Rasional
(1)Untuk mengetahui keinginan pasien akan jenis tehnik penurun nyeri yang diinginkan pasien.
(2)Tim dokter dapat menentukan menentukan jenis analgesik yang diperlukan pasien.
(3)Rasa nyeri dapat menaikkan tekanan darah pasien.
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kriteria Hasil
Secara verbal, pasien mengatakan dapat memenuhi kebutuhan diri yang sesuai dengan
kondisinya.
Rencana Tindakan
(1)
Latih pasien untuk dapat melakukan latihan yang sesuai dengan kondisinya.
(2) Orientasikan lingkungan sekitar kepada pasien.
Rasional
(1) Dengan latihan yang baik, pasien akan mampu memaksimalkan kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhannya yang sesuai dengan kondisinya.
(2) Pengenalan pada lingkungan akan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(5)
(6)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
2)
3)
4)
5)
Kriteria Hasil
(1) Tidak terjadi perlukaan pada pasien.
(2) Pasien dapat mengetahui faktor yang dapat menyebabkan perlukaan.
Rencana Tindakan
(1) Periksa adanya perlukaan.
(2) Orientasikan pada pasien lingkungan sekitarnya.
(3) Hindari ketegangan pada pasien.
Rasional
(1) Dengan mengkaji perlukaan dapat mencegah terjadinya perlukaan yang lebih parah.
(2) Diharapakan pasien dapat dapat mengenal lingkungannya sehingga akan mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan.
(3) Ketegangan dapat menyebabkan kecelakaan.
Pelaksanaan
Tahap perencaan ini merupakan tindakan keperawatan yang nyata kepada pasien yang
merupakan perwujudan dari segala tindakan yang telah direncanakan pada tahap
perencanaan.
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
tindakan yang kontinu dan melibatkan seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam
penanganan pasien, termasuk pasien itu sendiri. Pada tahap ini akan kita ketahui sejauh mana
keberhasilan asuhan keperawatan yang kita laksanakan.
Sedangkan hasil yang kita harapkan adalah :
a.
Rasa nyeri pasien berkurang atau hilang sehingga meningkatkan rasa nyaman.
b.
Tidak terjadi infeksi.
c.
Pasien dapat memenuhi kebutuhan dirinya sesuai dengan kondisinya.
d.
Rasa cemas pasien hilang atau berkurang.
e.
Pasien dapat mencapai harga diri yang optimal.
f.
Tidak terjadi pencederaan diri.