Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Secara fisiologi, biokimia, dan proses yang terkait dengan lensa mata menjadi topik penelitian yang sangat menarik dan menantang para ahli mata di seluruh dunia. Prevalensi kelainan lensa dan kemajuan penanganan kelainan lensa merupakan faktor yang membuat bahasan lensa menjadi topik penting dalam ilmu kesehatan mata secara keseluruhan. Salah satu permasalahan dalam bahasan lensa adalah ketika sampai saat ini belum ditemukan pencegahan terjadinya katarak pada lensa, di samping teori mengenai terbentuknya katarak yang juga masih kontroversial. Katarak Berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggreris Cataract, dan Latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan lensa, yaitu setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya. Secara anatomi lensa mata terbentuk dari jaringan ektoderm. Lensa ini berada di dlaam bola mata, terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbbentuk cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. Secara fisiologi sifat lensa itu kenyal atau lentur, jernih atau transparan, dan terletak ditempatnya. Fungsi lensa mata adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina, untuk memfokuskan cahaya supaya jatuh tepat di retina diperlukan otot siliaris. Otot-otot ini akan berkontraksi atau berelaksasi. Penyebab katarak sekunder ini terjadi karena pasca operasi katarak (EKEK) atau trauma yang menembus kapsul anterior. Pada operasi EKEK ini terjadi dari pertumbuhan epitelial sel dari kapsul. Epitel lensa subkapsuler yang tersisa mencoba melakukan regenerasi serat-serat lensa memberikan gambaran yang disebut dengan Mutiara Elsching atau Elsching Pearl. kapsul anterior yang pecah dan traksi kearah pinggir-pinggir melekat pada kapsul posterior, meninggalkan daerah yang jernih ditengah dan membentuk gambaran cincin (Cincin Soemmering). Gejala klinis dapat mengakobatkan gangguan penglihatan, berupa ketajaman penglihatan yang menurun, penglihatan keruh, silau. Pengobatan pada katarak

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

sekunder ini yaitu dengan dilakukan operasi. Sekarang ini dikenal dengan pemakaian laser Neodymium. Tujuan dari pembuatan tinjauan pustaka ini adalah untuk mengetahui apa itu katarak sekunder, penyebab katarak sekunder, gejala klinis, diagnosisnya, dan penatalaksanaan.

BAB II
LENSA MATA

PEMBAHASAN

Lensa mata berasal dari jaringan ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadi akomodasi. Lensa berbentuk lempeng cakaram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal, dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak disebelah depan nukleus lensa disebut korteks anterior, sedangkan dibelakangnya disebut korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibandingkan korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula zinn yang menggantungkan lensa diseluruh ekuatornya pada badan siliar. Lensa pada orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat. Secara fisiologik lensa mata mempunyai sifat tertentu, yaitu: Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung. Jernih atau tranwsparan karena diperlukan sebagai media penglihatan. 9

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

Terletak di tempatnya.

Fungsi utama lensa mata adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menenangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil. Dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel akan terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang.

KATARAK
Definisi Katarak adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan lensa, yaitu setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya. ETIOLOGI KATARAK

Etiologi katarak dibedakan menjadi 3 jenis, antara lain : 1. Katarak Primer: katarak yang terjadi karena adanya proses degenerasi. (gangguan perkembangan atau metabolisme lensa). 2. Katarak Sekunder: katarak yang menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadi ekstraksi katarak ekstra kapsular. 3. Katarak Komplikata, disebabkan oleh: - Gangguan okuler, karena: retinitis pigmentosa, glaucoma, ablasio retina yang sudah lama, uveitis, myopia maligna. 9

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

- Penyakit sistemik : DM, hipoparatiropid, sindrom down, dermatitis tropic 4. Katarak Traumatika: katarak yang paling sering disebabkan oleh cidera benda asing di lensa atau benda tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena lubang pada kapasul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang-kadang korpus vitreum masuk dalam struktur lensa. Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata jadi merah, lensa opak, dan mungkin disertai trejadinya perdarahan intraokuler. Apabila humor aqueus atau korpus vitreum keluar dari mata, mata menjadi sangat lunak. Penyulit adalah infeksi, uveitis, ablasio retina, dan glaukoma.

KATARAK SEKUNDER

DEFINISI katarak yang menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadi ekstraksi katarak ekstra kapsular. EPIDEMIOLOGI Di Indonesia, operasi katarak dilakukan sekitar 50.000 kasus per tahun, di mana lebih dari 90% tidak mengalami komplikasi operasi. Operasi dilakukan dengan anestesi lokal (tidak harus bius umum) dan tidak perlu menginap di rumah sakit. Lensa yang keruh dikeluarkan, lalu diganti dengan lensa tanam buatan. Lensa tanam ini dimasukkan ke dalam mata jika tidak ada komplikasi operasi, dan dapat digunakan seumur hidup. Dokter mata melakukan operasi dengan mikroskop, karena alat operasi dan benang yang kecil. Pada katarak

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

yang

tidak

terlalu

keruh,

operasi

juga

bisa

dilakukan

dengan

mesin

fakoemulsifikasi. Namun setelah dilakukan operasi katarak, dapat terjadi kekekurah kembali pada lensa yang disebut sebagai katarak sekunder. LASER digunakan setelah operasi katarak, kalau kapsul lensa juga mengalami kekeruhan. Katarak sekunder dialami oleh 20% dari penderita yang telah dioperasi katarak. Biasanya terjadi antara 3 bulan sampai puluhan tahun kemudian. ETIOLOGI - Operasi EKEK. - Trauma yang menyebabkan lensa pecah.

GEJALA KLINIS Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Gejala klinis katarak sekunder: Tajam penglihatan menurun. Penglihatan kabur (seperti berkabut atau berasap), mungkin dapat lebih buruk sebelum di operasi. Fotofobia, yaitu rasa silau bila melihat cahaya. daripada

DIAGNOSIS Diagnosis dapat ditegakkan pada pasien setelah menjalani operasi EKEK ataupun kabur, juga setelah rasa suatu trauma pada mata, yang mengakibatkan penglihatan menjadi semakin silau bila melihat cahaya. Hal ini dapat dilakukan melalui anamnesis kepada pasien yang gejala-gejala gangguan penglihatannya timbul setelah operasi atau terjadi setelah suatu trauma. Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M 9

Pemeriksaan

melalui

pupil

yang

didilatasikan

dengan

menggunakan

oftalmoskop, kaca pembesar, atau slit lamp akan tampak gelembunggelembung kecil pada daerah belakang lensa, ataupun dapat ditemukan gambaran mutiara Elsching maupun cincin Soemmering pada kapsul posterior lensa. Pada tes tajam penglihatan didapatkan visus yang menurun. Pemeriksaan penunjang dengan CT-Scan untuk melihat adanya fraktur, benda asing, dan lain-lain. TERAPI Indikasi paling penting dari tindakan bedah pada penderita katarak adalah keinginan pasien untuk memperbaiki fungsi visual. Beberapa hal yang penting untuk dievaluasi sebelum dilakukan pembedahan adalah sebagai berikut. Riwayat kesehatan secara umum merupakan awal dari persiapan pra operasi katarak. Penggalian dan pemeriksaan harus meliputi semua sistem, adanya penyakit sistemik, dan kemungkinan adanya alergi obat. Riwayat kesehatan mata penting untuk menentukan prognosis dan hasil operasi, misalnya ada riwayat trauma, inflamasi, ambliopia, glaukoma, kelainan nervus optikus, atau penyakit retina. Bagi penderita yang sudah pernah menjalani operasi katarak sebelumnya, penting untuk menanyakan jenis operasi yang pernah dilakukan, ada tidaknya permasalahan maupun komplikasi pasca operasi. Keputusan untuk melakukan operasi katarak lebih didasarkan pada fungsi visual terhadap aktivitas sehari-hari. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan merupakan pertimbangan penting sebelum melakukan operasi. Kemampuan dan ketaatan pasien untuk patuh terhadap terapi dan beberapa larangan pasca operasi harus dikemukakan sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan operasi. Pemeriksaan eksternal sebelum operasi meliputi penilaian motilitas bola mata, pupil, dan semua organ tambahan mata. Pemeriksaan slit lamp dilakukan untuk menilai kondisi konjungtiva, kornea, bilik mata depan, iris, dan lensa itu sendiri. Pemeriksaan fundus dilakukan dengan oftalmoskop direk untuk menilai kondisi segmen posterior bola mata. Pemeriksaan fungsi visual meliputi pemeriksaan visus, sensitivitas kontras, lapang pandangan. Pemeriksaan lain yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan biometri yang dilakukan untuk menghitung kekuatan lensa tanam. Panjang bola mata harus dihitung secara akurat dengan USG. Selain itu, kekuatan kornea juga harus dihitung dengan keratometri atau topografi kornea. 9

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

Pengobatan Katarak sekunder adalah: pembedahan, seperti Disisio katarak sekunder. Kapsulotomi. Memberanektomi.

Sebelum laser Neodymium YAG digunakan, katarak sekunder diobati dengan melakukan kapsulotomi kecil dengan pisau jarum atau jarum nomor 27 gauge berkait, baik pada saat operasi utamanya atau sebagai prosedur sekunder. Namun pada tahun-tahun terakhir ini, laser Neodymium YAG telah populer sebagai menyebabkan ledakan-ledakan kecil di jaringan target, sehingga menimbulkan lubang kecil di kapsul posterior di sumbu pupil sebagai prosedur klinis rawat jalan. Komplikasi teknik ini antara lain adalah: Naiknya tekanan intraokuler sementara. Kenaikan tekanan intraokuler biasanya dapat diketahui dalam 3 jam setelah terapi ke intraokuler, Kerusakan lensa intraokuler. Ruptur muka hialoid anterior dengan penggeseran depan vitreous menuju kamera anterior. Pada mata afakia, ruptur muka vitreous dengan pergeseran vitreous ke anterior cenderung menimbulkan abrasi retina regmatogen atau edema makula sistoid Penelitian-penelitian baru menunjukkan bahwa tidak ada kerusakan yang nyata pada endotel 9 normal tetapi dan selama biasanya menghilang dalam beberapa hari dengan terapi. Jarang, tekanan tidak turun beberapa minggu, lubang atau retakan kecil dapat terjadi pada lensa tidak mengganggu tajam penglihatan. metoda non-invasif untuk melakukan disisi kapsul posterior. Denyut-denyut energi laser

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

kornea pada pemakaian laser Neodymium YAG. Penelitian yang ditujukan pada pengurangan komplikasi ini, menunjukkan bahwa bahan yang digunakan untuk membuat lensa, bentuk tepi lensa, dan tumpang tindih lensa intraokuler dengan sebagian kecil cincin kapsul anterior penting dalam mencegah opasifikasi kapsul posterior. PENCEGAHAN Penggunaan tindakan keselamatan ditempat kerja dapat mengurangi insiden terjadinya katarak traumatic. Penggunaan pelindung mata ketika memotong rumput, membersihkan semak dan kandang, bekerja dengan logam atau berpartisipasi dalam olah raga dapat menurunkan insiden terjadinya katarak traumatic dengan pencegahan terhadap cedera. KOMPLIKASI Komplikasi dapat berupa: - udema kornea. - Glaukoma. - Uveitis. - Hifema. - Kebutaan. - Dll.

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

PASCA OPERASI (EKEK)


Katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlibat sesudah 2 hari EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler). Ini menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat setelah terjadinya EKEK. Operasi katarak ini adalah merupakan tehnik operasi untuk katarak Imatur/matur yang nukleus atau intinya keras sehingga tidak memungkinkan dioperasi dengan tehnik fakoemulsifikasi. Insisi kornea lebih kecil daripada IKEK (kira-kira 5-6 mm) sehingga proses penyembuhan lebih cepat sekitar seminggu. Karena kapsul posterior yang utuh, sehingga dapat dilakukan penanaman lensa intraokular (IOL). Mengurangi resiko CME (edema makula cystoid) dan edema kornea. Kerugiannya berupa membutuhkan alat yang lebih sukar dibandingkan IKEK. Termasuk ke dalam golongan ini ekstraksi linear, aspirasi, dan irigasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra okular, kemungkinan akan dilakukan bedah glaukoma, mata dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit pada teknik ini berupa adanya ruptur kapsul posterior, prolaps badan kaca, hifema, peningkatan tekanan intraokular, endofthalmitis, katarak sekunder. PATOFISIOLOGI Katarak sekunder terjadi karena operasi EKEK dengan atau tanpa implantasi IOL. Saat operasi katarak, lebih senang untuk meletakkan lensa tanam intraokuler pada tempat anatomi yang sama dengan tempat lensa asli, yakni di kapsul posterior lensa. Tindakan pembedahan dilakukan dengan pengeluaran isi lensa (korteks dan nukleus) dengan memecah atau merobek (kapsulotomi) kapsul lensa anterior untuk mengelualrkan sehingga isi lensa dapat keluar melalui robekan tersebut (katarak) dan kapsul posterior yang ditinggalkan

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

bertujuan untuk menahan lensa yang akan ditanam dan juga mencegah vitreous humor masuk ke segmen anterior mata. Setelah operasi, 20% pasien akan timbul gambaran berkabut pada kapsul; yang kabur. Hal ini terjadi karena pertumbuhan epitelial sel dari kapsul. Epitel lensa subkapsuler yang tersisa mencoba melakukan regenerasi serat-serat lensa (epitel subkapsuler berproliferasi dan membesar) sehingga memberikan gambaran Busa Sabun atau Telur Kodok pada kapsul posterior, disebut juga dengan Mutiara Elsching atau Elsching Pearl. Lapisan epitel yang berproliferasi tersebut menghasilkan banyak lapisan, sehingga menimbulkan kekeruhan. Selsel ini mungkin juga mengalami diferensiasi miofibroblastik. Kontraksi serat-serat ini menimbulkan banyak kerutan-kerutan kecil di kapsul posterior yang menimbulkan dilakukan katarak. Cincin Soemmering juga dapat timbul sebagai akibat kapsul anterior yang pecah yang dan traksi jernih kearah pinggir-pinggir melekat pada kapsul posterior, meninggalkan daerah ditengah dan membentuk gambaran cincin. Cincin ini akan bertambah besar karena daya regenerasi epitel. Pada cincin Soemmering, tertimbun serabut lensa epitel yang berproliferasi. Semua faktor ini dapat menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan setelah EKEK. distorsi penglihatan. Bila proses ini berkembang secara operasi signifikan, penglihatan mungkin dapat menjadi lebih buruk daripada sebelum dikenal dengan Posterior Capsule Opacity (PCO) yang menimbulkan gejala penglihatan

TRAUMATIK
Katarak akibat cidera pada mata dapat disebabkan trauma perforasi ataupun tumpul terlihat sesudah beberapa hari ataupun tahun. Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapular anterior ataupun posterior. Kerusakan yang terjadi pada lensa pasca-trauma ini adalah kekeruhan dan Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior.

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai mata dapat menyebabkan lensa menjadi opak. Trauma yang disebabkan oleh benturan dengan bola keras adalah salah satu contohnya. Kadang munculnya katarak dapat tertunda sampai kurun waktu beberapa tahun. Trauma tumpul yakni, kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dapat pula seperti katarak tercetak (imprinting) yang disebut cinicn vossius (lingkaran yang terbentuk oleh granula coklat kemerah-merahan dari pigmen iris dengan garis tengah kurang lebih 1 mm). Cincin vossius merupakan cincin berpigmen yang terletak tepat dibelakang pupil yang dapat terjadi segera setelah trauma, yang merupakan deposit pigmen iris pada dataran depan lensa sesudah suatu trauma, seperti suatu stempel jari. Cincin hanya menunjukkan tanda bahwa mata tersebut telah mengalami suatu trauma tumpul. Kekeruhan kapsul yang kecil-kecil dan tersebar dapat ditemui sesudah menghilangnya pigmen. Katarak berbentuk roset yang terjadi segera sesudah trauma tetapi dapat juga beberapa minggu sesudahnya. Trauma tumpul mengakibatkan perubahan susunan serat-serat lensa dan susunan sisten suture (tempat pertemuan serat lensa) sehingga terjadi bentuk roset. Bentuk ini dapat sementara dan dapat juga menetap. Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil akan menutup dengan cepat akibat proriferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan terbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat disertai dengan terdapatnya masa lensa di dalam bilik mata depan. Misalnya trauma oleh cidera benda asing: Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang-kadang korpus vitreum masuk dalam struktur lensa. Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata jadi merah, lensa opak, dan mungkin disertai terjadinya perdarahan intraokular. Apabila humor aqueus atau korpus vitreum keluar dari mata, mata menjadi sangat lunak. Pada keadaan katarak traumatik ini akan terlihat secara histopatologik masa lensa yang akan bercampur makrofag dengan cepatnya, yang dapat memberikan bentuk endoftalmitis fakoanafilaktik. Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkan apa yang disebut sebagai cincin Soemering atau bila epitel lensa berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elsching.

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

Pengobatan katarak traumatik tergantung pada saat terjadinya. Bila terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinya ambliopia. Untuk mencegah ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intra okular primer atau sekunder. Pada katarak traumatik apabila tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang. Bila terjadi penyulit seperti glaukoma, uveitis, dan lain sebagainya maka segera dilakukan ekstraksi lensa. Penyulit uveitis dan glaukoma sering dijumpai pada orang usia tua. Pada beberapa pasien dapat terbetuk cincin Soemmering pada pupil sehingga dapat megurangi tajam penglihatan. Keadaan ini dapat disertai pendarahan, ablasi retina, uveitis, atau salah letak lensa.

DAFTAR PUSTAKA 1. Suhardjo, Hartono.Ilmu Kesehatan Mata.Lensa Mata dan

Katarak.Jogyakarta:FK Universitas Gadjah Mada;2007,Hal 85, Edisi pertama. 2. Ilyas.H.S.Ilmu Penyakit Mata.Katarak.Jakarta:FKUI;2003,Hal 210-211, Edisi ketiga. 3. Vaughan.D.G,Asbury.T,Riordan.P.Oftalmologi Sekunder.Jakarta:Widya Medika;2000,Hal 181, Edisi 14. 4. Katarak Sekunder: diunduh dari http://retrohrd.blogspot.com/2010/05/kataraksekunder.html. 12 Oktober 2010. 5. Trauma tumpul bola mata: diunduh dari http://ahmadrahmawan.blogspot.com/2009/10/trauma-tumpul-bola-mataoccular.html. 13 Oktober 2010. Umum.Katarak

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

6. Katarak:

diunduh

dari

http://my1stblog-

my1stblog.blogspot.com/2009_06_01_archive.html. 14 Oktober 2010. 7. Katarak Taumatik: diunduh dari http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=35569&jenis=Kesehatan. 14 Oktober 2010.

Bimbingan: Dr. Rastri Paramita, Sp.M

Anda mungkin juga menyukai