Anda di halaman 1dari 27

Referat

Hifema
SITI RAHMA
N 111 14 015
dr. KAHARUDDIN ASTA, Sp.M

PENDAHULUAN
Organ ketiga yang sering terkena trauma

setelah tangan dan kaki


Penyebab trauma pada mata: trauma tajam,

kombustio, dan trauma tumpul.


Hifema traumatik Laki-laki > perempuan
dengan rasio 3:1.
60% karena cedera saat olahraga.

Anatomi bola mata


3 lapisan jaringan : sklera, koroid, dan

retina

Vaskularisasi iris
Arteri siliaris
anterior

Sklera,
episklera,
konjungtiva,
dan limbus,
M.rectus
iris

A. S. P. Longus

Corpus cilliaris

Arteri siliaris
posterior
A.S.P. Brevis

choroid

Klasifikasi Trauma bola mata


Kombustio
trauma tumpul
trauma tajam

Trauma Okuli
a. Kombustion

manifestasi: blefarospasme, mata berair,


konjungtivitis
Trauma Asam

Trauma Basa

Trauma Tajam

manifestasi: distorsi pupil, prolaps jaringan


uvea, dan perdarahan vitreous.
Laserasi sklera

Laserasi Palpebra

Perdarahan Subkonjungtiva

Trauma tumpul
Ekimosis, perdarahan subkonjungtiva,

hifema, iris terlepas, dan luksasio lensa.

Hifema
adanya darah dalam kamera okuli anterior
akibat

trauma tumpul yang merobek


pembuluh darah iris atau badan siliar

Mekanisme Trauma Okuli

Coup

countercoup

Hantaman kuat pada bola mata


regangan robekan pada iris atau
korpus siliaris, darah terakumulasi
dalam kamera okuli anterior trabekular
meshwork dan kanal sklem

Etiologi
Trauma tumpul pada mata yaitu 70%

sampai 80% kasus,


Trauma tajam
Spontan; tumor, penggunaan obat dan
post operasi

Manifestasi klinis
penurunan atau kehilangan penglihatan

secara tiba-tiba setelah adanya riwayat


trauma pada mata.
mikrohifema visus normal atau dengan
visus yang kabur.
hifema total mengalami kehilangan visus
total.
Nyeri disertai epifora dan blefarospasme.

Diagnosis: Anamnesis
riwayat

trauma tumpul ataupun trauma

tajam
riwayat operasi mata sebelumnya
riwayat penyakit sistemik

Diagnosis: Pemeriksaan Fisik


Tanda patognomonik ialah darah yang

ditemukan di dalam kamera okuli anterior.


Selain itu:
Visus menurun
kornea (edema, blood staining)
tonometri (peningkatan TIO)
kamera okuli anterior (tinggi dan warna)
iris (robekan)

Diagnosis: Evaluasi
Derajat hifema
Lakukan pemeriksaan tonometri
Pemeriksaan radiologis

Diagnosis Banding

Hifema pada pasien dengan blood dyscrasia

Pseudohipopion pada pasien Hipopian pada pasien post operasi


endoftalmitis
dengan retionoblastoma

Tatalaksana
mengurangi risiko terjadinya

perdarahan
sekunder, corneal blood staining, dan atropi
optik akibat dari glaukoma sekunder
Tirah baring posisi semi Fowler
Medika mentosa dan intervensi bedah

Terapi medikamentosa
Lini pertama
Atropine 1% , 3 kali sehari
Prednisolone asetat 1% 4
kali sehari

Lini kedua
Timolol

0,5%

atau

levobunolol 0,5% dua kali


sehari
Brimonidine

0,2%

atau

apraclonidine 0,5%, tiga kali


sehari
Dorzolamide

2%

atau

brinzolamide 1% tiga kali


sehari
Acetazolamide 500 mg PO 2
kali sehari

Pembedahan

Parasentesis Hifema

Komplikasi
Glaukoma
corneal blood staining,
kerusakan nervus optikus

Prognosis
Pemulihan visus berhubungan dengan

tiga faktor penting yaitu:


Derajat kerusakan struktur bola mata
Perdarahan sekunder
Komplikasi glaucoma, corneal blood
staining, atropi optic.

Daftar Pustaka

Ashaye, adeyinka. Review: Traumatic Hyphaema: A report of 472 consecutive cases.


Nigeria:2008;8(24).
Sjamsuhidajat., Kepala dan leher in buku ajar ilmu bedah De jong edisi 3. EGC. Jakarta:2011
Fauzy, Ahmad. Hyphema due to blunt injury: a review of 118 patients. Malasya:
2010;3(3):272-276
Almutez Gharaibeh., Medical interventions for traumatic hyphema. Jordan:2013
Ilyas, Sidarta. Anatomi Mata in Ilmu penyakit mata edisi ke empat. FKUI.Jakarta:2012.
Khaw, P T., Clinical review: Injury to the eye. BMJ vol 328; 2004:1-3
Kalthum,Umi. Traumatic ocular blunt trauma in a child: lessons to learn. Malasya:
2012;37:447-448
Benson, William. Chapter 31: Blunt trauma in Duanes clinical ophthalmology.
Langston, Pavan. Chapter2: burns and trauma in Manual of ocular diagnosis and therapy
sixth edition. Lippincot William and wilkins. Philadelphia:2008;48
James, Bruce. BAB 16 Trauma In Ophthalmology edisi kesembilan. Erlangga Medical Series.
Jakarta:2003
Leucona, Karin,. Assessing and managing eye injuries. South Africa:2005;18(55):101-104
Riordan, Eva., Whitcher, Jhon. Hyphema in Vaughan & Asbury's General Ophthalmology 17th
Edition. Philadelphia:2007.Pp;73
Brown, Jeremy. Hyphema in Oxford American handbook of emergency medicine. New
York:2008
Shah, Kaushal. Hyphema in Essential emergency trauma. Lippincot William and wilkins.
Philadelphia:2001
Obat otonom in Farmakologi dan terapi edisi 5. FKUI. Jakarta :2007

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai