Anda di halaman 1dari 39

Case Report Session

LOGO

POLIP RECTI

Oleh:
kelompok jaga 1
LAPORAN KASUS
 Identitas Pasien
Nama : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 54 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Suku : Minang
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Tanjung Balik
Tgl masuk : 31/08/2018

Seorang pasien wanita usia 54 tahun datang ke IGD RSUD SOLOK


dengan:
Keluhan Utama
Keluar darah yang banyak dari anus ± 30 menit SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluar darah yang banyak dari anus ± 30 menit SMRS. Jumlah
darah yang keluar membasahi celana dalam dan celana
pasien. Pendarahan awalnya bermula 8 bulan yang lalu,
namun semakin banyak sejak tadi malam. Pendarahan
bewarna merah segar, nyeri ( + ).
 Mual (-) muntah (-) Demam (-)
 Pasien baru saja melakukan cuci darah tadi pagi, pasien rutin
cuci darah 2x seminggu
 Pasien baru selesai melakukan colonoscopy 1 hari yang lalu.
 Riwayat polip recti (+), CKD (+), anemia ( + )
 HT (+) DM (-) penyakit paru dan jantung (-)
 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Keadaan gizi : Sedang

 Vital Sign
Status generalisata
Tekanan Darah : 170/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : 37,00 C
 Kepala : Normocephal
 Mata : Pupil isokor, konjungtiva anemis (+/+),
sclera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+)
 Telinga : Normotia (+/+), otorhea (-/-), nyeri tekan
pre/retroaurikula (-/-), nyeri tarik
aurikula (-/-)
 Hidung : Normosepta (+/+), rinorhea (-/-), devisi
septum (-/-)
 Mulut : Oral hygine cukup baik, faring hiperemis
(-)
 Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
•Thorax
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Jantung dalam keadaaan normal
Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-/-), gallop (-/-)
Paru
Inspeksi : bentuk dada kanan dan kiri simetris, gerak
dinding dada simetris
Palpasi : vocal fremitus simetris
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (- /-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), darm countur (-),
darm steifung (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Akral hangat, udema tidak ada
Regio Anal
Pemeriksaan Colok dubur
 Sfingter anus : Menjepit kuat
 Mukosa : Teraba massa pada arah jam 3-6,
5 cm dari anocutaneus line,
konsistensi keras, terfiksir,
berbenjol-benjol, nyeri tekan (+)
 Ampula recti : Kolaps
 Handscoen : Feses (+), darah (+), lendir (+)

DIAGNOSA KERJA
Pendarahan saluran cerna bawah ec polip recti +
anemia + CKD on HD
TINDAKAN PENGOBATAN
Belum bisa ditentukan

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


Rencana cek darah rutin
 EKG
Konsul spesialis bedah
Konsul spesialis interne
Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
 HB : 6,9 gr/dl
 HT : 21,5 %
 Leo : 17.430 mm3
 Tro : 407.000 mm3
 Ureum : 22 mg/dl
 Creatinin : 2,3 mg/dl
 GDR : 168 mg %
Hasil colonoscopy
Kesimpulan hasil colonoscopy
 Tumor recti medial – distal
 Polip recti
TERIMA KASIH
pendahuluan

Rektum adalah bagian akhir dari usus besar yang


terletak di antara kolon sigmoid dan kanalis analis.

Karsinoma rektum adalah salah satu keganasan


tersering pada manusia dan tersering kedua pada
keganasan di usus besar.

kanker kolorektal adalah penyebab utama ketiga


kematian akibat kanker pada pria dan wanita di Amerika
Serikat

Depkes menunjukkan insidensi kanker kolorektal dengan


usia kurang dari 45 tahun pada 4 kota besar di
Indonesia sebagai berikut, 47,85% di Jakarta, 54,5% di
Bandung, 44,3% di Makassar dan 48,2% di Padang
Anatomi rektum
Arteri pada rektum
Vena pada rektum
Tinjauan pustaka
Ca rekti
Definisi
Kanker rektum atau karsinoma rekti
didefinisikan sebagai tumor yang muncul pada
rektum, yang sebagian besar adalah tumor
ganas. Jenis keganasan terbanyak pada
rektum adalah Adenokarsinoma. Kanker
rektum dan kanker kolon sering dikategorikan
bersama karena memiliki banyak karakteristik
yang dan dikenal sebagai kanker kolorektal.
Epidemiologi

keganasan ke-3 terbanyak didunia dan


penyebab kematian kedua terbanyak
(terlepas dari gender) di Amerika Serikat.

Di Indonesia dari berbagai laporan terdapat


kenaikan jumlah kasus tetapi belum ada
angka yang pasti berapa insiden kanker
rektum.

Berdasarkan data patologi anatomi Fakultas


Kedokteran Universitas Andalas Padang
tahun 1999 kanker rektum bersama kanker
kolon menempati urutan ke-2.
Faktor Risiko
Usia

Inflammatory
Diet
bowel disease

Genetik Merokok
Patofisiologi
Penyebaran lokal lebih sering muncul
secara sirkumferensial atau melingkar
daripada longitudinal. Setelah selubung
otot ditembus, tumor akan menyebar ke
mesorektum sekitar, tetapi awalnya
terbatas pada fascia mesorectal.

Penyebaran limfatik dari karsinoma rekti


di peritoneum muncul hampirsecara
eksklusif ke arah atas, di bawah level
tersebut, penyebaran limfatik masih keatas
tetapi ketika neoplasma berada di dalam
daerah arteri rectalis media, penyebaran
lateral primer sepanjang limfe yang
biasanya menyertai jarang terjadi.

Penyebaran secara hematogen akan


membuat tumor menyebar jauh atau
metastasis ke organ lain terutama hepar,
dapat pula ditemukan diparu.
KLASIFIKASI

Stage D sering dimasukan, tetapi tidak dideskripsikan oleh Dukes.


Stage ini menandakan adanya metastasis jauh biasanya ke hepar,
paru.
Penyebaran kanker rektum
GEJALA KLINIS

Insidens karsinoma rektum meningkat pada usia


diatas 50 tahun
Gejala awal sering tidak signifikan
Perdarahan
Tenesmus (perasaan tidak puas setelah buang air
besar )
Perubahan kebiasan BAB (Change bowel habit)
Nyeri
Penurunan berat badan
DIAGNOSIS
Anamnesis
 Perdarahan melalui anus disertai peningkatan frekuensi
defekasi dan/atau diare selama minimal 6 minggu pada
semua umur
 Defekasi seperti kotoran kambing
 Perdarahan melalui anus tanpa gejala anal pada individu
berusia di atas 60 tahun
 Peningkatan frekuensi defekasi atau buang air besar
berlendir
 Massa intra-luminal di dalam rektum
 Tanda-tanda obstruksi mekanik usus
 Anemia
 Penurunan berat badan
Pemeriksaan Fisik
Ditemukan tanda-tanda anemia, kadang
dapat pula ditemukan massa yang teraba
pada abdomen, atau tanda-tanda obstruksi
usus.
Pemeriksaan colok dubur ini yang harus
dinilai adalah :
Keadaan tumor
Mobilitas tumor
Ekstensi penjalaran
DIAGNOSIS
BANDING

Polip rektum

Fisura anus hemoroid

Karsinoma anus
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
 Hematologik
 Kimia darah
 Tumor marker

2. Pemeriksaan Radiologi
 Pemeriksaan foto thorak PA
 CT scan
 USG abdomen
 USG endorektal
 MRI
 Angiografi
3. Pemeriksaan patologi anatomi
4. Pemeriksaan Endoskopi

Semua pasien yang dicurigai kanker


rektum harus menjalani :
 Rectal Toucher (pemeriksaan fisik)
 Sigmoidoskopi dan biopsi
 Kolonoskopi jika mungkin (atau CT
colonography atau barium enema)
PENATALAKSANAAN

Stadium 0
Membuang atau mengancurkan kanker
adalah tindakan yang dibutuhkan. Pasien
dapat ditatalaksana dengan tindakan bedah
seperti polipektomi (membuang polip), eksisi
lokal, atau reseksi transanal dan juga
membutuhkan tatalaksana lanjut.
Stadium I (sudah tumbuh di lapisan dinding
rektum yang lebih dalam tetapi belum
menyebar diluar rektum)
Untuk kanker stadium I lain, tindakan
bedah biasanya merupakan terapi utama.
Beberapa kanker kecil stadium I dapat
dibuang melalui anus tanpa menyayat
abdomen dengan reseksi transanal atau
transanal endoscopic microsurgery (TEM).
Stadium II (Melewati dinding rektum dan
dapat meluas ke jaringan terdekat)
Kebanyakan pasien dengan stadium II
kanker rektum ditatalaksana dengan
kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan,
meskipun jenis terapi mungkin berbeda pada
beberapa orang.
Stadium III (Menyebar ke KGB terdekat
tetapi tidak pada bagain tubuh lain)
Kebanyakn pasien dengan stadium III
akan ditatalaksana dengan kemoterapi,
radioterapi, dan tindakan pembedahan.
Stadium IV
Pada stadium ini, kanker rektum
telah metastasis jauh ke organ dan
jaringan lain seperti hepar dan paru.
Pilihan terapi untuk stadium IV
bergantung pada bagaimana dan
seberapa luas kanker menyebar.
kesimpulan
Karsinoma rektal berasal dari epitel hampir
sama dengan neoplasma kolon, jenis terbanyak
adalah adenokarsinoma. Umumnya didahului oleh
kondisi pramaligna seperti adenomatous, villous
polyp, familial adenomatous polyposis dan kolitis
ulseratif.
Karsinoma kolorektal masih merupakan
penyebab kematian kedua untuk kanker terutama
di Amerika Serikat. Skrining awal untuk
mengarahkan diagnosa Karsinoma kolorektal
penting dilakukan untuk meningkatkan
survivalnya.
Skrining awal yang dapat dilakukan
yaitu pemeriksaan darah samar di feses,
sigmodoskopi, kombinasi darah samar feses
dan sigmoidoskopi, kolonoskopi, double
kontras barium enema. Penyebab pasti
karsinoma rektal belum diketahui, diduga
dipengaruhi beberapa komponen genetik
dan faktor lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai