LOGO
POLIP RECTI
Oleh:
kelompok jaga 1
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 54 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Suku : Minang
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Tanjung Balik
Tgl masuk : 31/08/2018
Vital Sign
Status generalisata
Tekanan Darah : 170/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : 37,00 C
Kepala : Normocephal
Mata : Pupil isokor, konjungtiva anemis (+/+),
sclera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+)
Telinga : Normotia (+/+), otorhea (-/-), nyeri tekan
pre/retroaurikula (-/-), nyeri tarik
aurikula (-/-)
Hidung : Normosepta (+/+), rinorhea (-/-), devisi
septum (-/-)
Mulut : Oral hygine cukup baik, faring hiperemis
(-)
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
•Thorax
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Jantung dalam keadaaan normal
Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-/-), gallop (-/-)
Paru
Inspeksi : bentuk dada kanan dan kiri simetris, gerak
dinding dada simetris
Palpasi : vocal fremitus simetris
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (- /-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), darm countur (-),
darm steifung (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Akral hangat, udema tidak ada
Regio Anal
Pemeriksaan Colok dubur
Sfingter anus : Menjepit kuat
Mukosa : Teraba massa pada arah jam 3-6,
5 cm dari anocutaneus line,
konsistensi keras, terfiksir,
berbenjol-benjol, nyeri tekan (+)
Ampula recti : Kolaps
Handscoen : Feses (+), darah (+), lendir (+)
DIAGNOSA KERJA
Pendarahan saluran cerna bawah ec polip recti +
anemia + CKD on HD
TINDAKAN PENGOBATAN
Belum bisa ditentukan
Laboratorium
HB : 6,9 gr/dl
HT : 21,5 %
Leo : 17.430 mm3
Tro : 407.000 mm3
Ureum : 22 mg/dl
Creatinin : 2,3 mg/dl
GDR : 168 mg %
Hasil colonoscopy
Kesimpulan hasil colonoscopy
Tumor recti medial – distal
Polip recti
TERIMA KASIH
pendahuluan
Inflammatory
Diet
bowel disease
Genetik Merokok
Patofisiologi
Penyebaran lokal lebih sering muncul
secara sirkumferensial atau melingkar
daripada longitudinal. Setelah selubung
otot ditembus, tumor akan menyebar ke
mesorektum sekitar, tetapi awalnya
terbatas pada fascia mesorectal.
Polip rektum
Karsinoma anus
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologik
Kimia darah
Tumor marker
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto thorak PA
CT scan
USG abdomen
USG endorektal
MRI
Angiografi
3. Pemeriksaan patologi anatomi
4. Pemeriksaan Endoskopi
Stadium 0
Membuang atau mengancurkan kanker
adalah tindakan yang dibutuhkan. Pasien
dapat ditatalaksana dengan tindakan bedah
seperti polipektomi (membuang polip), eksisi
lokal, atau reseksi transanal dan juga
membutuhkan tatalaksana lanjut.
Stadium I (sudah tumbuh di lapisan dinding
rektum yang lebih dalam tetapi belum
menyebar diluar rektum)
Untuk kanker stadium I lain, tindakan
bedah biasanya merupakan terapi utama.
Beberapa kanker kecil stadium I dapat
dibuang melalui anus tanpa menyayat
abdomen dengan reseksi transanal atau
transanal endoscopic microsurgery (TEM).
Stadium II (Melewati dinding rektum dan
dapat meluas ke jaringan terdekat)
Kebanyakan pasien dengan stadium II
kanker rektum ditatalaksana dengan
kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan,
meskipun jenis terapi mungkin berbeda pada
beberapa orang.
Stadium III (Menyebar ke KGB terdekat
tetapi tidak pada bagain tubuh lain)
Kebanyakn pasien dengan stadium III
akan ditatalaksana dengan kemoterapi,
radioterapi, dan tindakan pembedahan.
Stadium IV
Pada stadium ini, kanker rektum
telah metastasis jauh ke organ dan
jaringan lain seperti hepar dan paru.
Pilihan terapi untuk stadium IV
bergantung pada bagaimana dan
seberapa luas kanker menyebar.
kesimpulan
Karsinoma rektal berasal dari epitel hampir
sama dengan neoplasma kolon, jenis terbanyak
adalah adenokarsinoma. Umumnya didahului oleh
kondisi pramaligna seperti adenomatous, villous
polyp, familial adenomatous polyposis dan kolitis
ulseratif.
Karsinoma kolorektal masih merupakan
penyebab kematian kedua untuk kanker terutama
di Amerika Serikat. Skrining awal untuk
mengarahkan diagnosa Karsinoma kolorektal
penting dilakukan untuk meningkatkan
survivalnya.
Skrining awal yang dapat dilakukan
yaitu pemeriksaan darah samar di feses,
sigmodoskopi, kombinasi darah samar feses
dan sigmoidoskopi, kolonoskopi, double
kontras barium enema. Penyebab pasti
karsinoma rektal belum diketahui, diduga
dipengaruhi beberapa komponen genetik
dan faktor lingkungan.