Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TECHNOPRENEUR

Dosen Pengampu :

Drs. Rasimin, M.Pd.

Rully Andi Yaksa, S.Pd., M.Pd

Di Susun Oleh :

A1E120025 Sri Utami

A1E120027 Syindi Jumaliza

A1E120035 Laila Syaharani

A1E120049 Yeni Juwita Sari

A1E120051 Deylant Januar E

A1E120064 Melinda yuliyani

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 3
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1 Kepribadian Technopreneur .......................................................................................................... 5
2.2 Karakter Pembentuk Technopreneurship ....................................................................................... 6
2.3 Manfaat Pengembangan Technopreneurship .................................................................................. 6
BAB III ................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 8
3.2 Saran............................................................................................................................................. 8
Daftar Pustaka ......................................................................................................................................... 9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman
dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang Technopreneur .

Sekaligus pula saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk Bapak
Rully Andi Yaksa S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Technopreneur yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait teknologi dan
wirausaha

Di akhir kami berharap makalah yang sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati

Jambi, 17 September 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Istilah “Technopreneurship” saat ini sedang banyak diperbincangkan di berbagai media, baik
media sosial, media massa, maupun media elektronik. Technopreneurship dianggap sebagai salah
satu konsep yang merupakan turunan dari “Entrepreneurship”, yang sama-sama memiliki prinsip
mencari keuntungan sebanyak mungkin namun lebih menitikberatkan pada suatu bisnis yang
mengaplikasikan suatu teknologi tertentu, bukan sekedar replikasi dari bisnis lain semata. Sebelum
memahami konsep technopreneurship, perlu didalami terlebih dahulu apa itu entrepreneurship
Kata “Technopreneurship” merupakan gabungan dari kata “Technology” dan
“Entrepreneurship” yang dapat di simpulkan sebagai proses pembentukan dan kolaborasi antara
bidang usaha dan penerapan teknologi sebagai instrumen pendukung dan sebagai dasar dari
usaha itu sendiri, baik dalam proses, sistem, pihak yang terlibat, maupun produk yang dihasilkan.
Menurut Posadas (2007), istilah technopreneurship dalam cakupan yang lebih luas, yakni sebagai
wirausaha di bidang teknologi yang mencakup teknolo-gi semikonduktor sampai ke asesoris kom-
puter pribadi (PC). Definisi lain menurut Hartono (2011) menyatakan bahwa tech-nopreneurship
adalah sebuah kolaborasi antara penerapan teknologi sebagai in-strumen serta jiwa usaha mandiri
sebagai kebutuhan.

Technopreneurship adalah suatu karakter integral antara kompeten-si penerapan teknologi serta spirit
membangun usaha. Dengan menjadi seorang technopreneur kita dapat turut berkontribusi
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan menghasilkan lapangan pekerjaan dan
membangun perekonomian sekaligus teknologi Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Kepribadian Technopreneurship ?
2. Bagaimana Karakter Pembentuk Technopreneurship ?
3. Apa saja Manfaat Pengembangan Technopreneurship ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu Kepribadian Technopreneurship
2. Untuk mengetahui Karakter Pembentuk Technopreneurship
3. Untuk mengetahui apa saja Manfaat Pengembangan Technopreneurship
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepribadian Technopreneur

Kepribadian adalah suatu sikap atau gaya yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari individu
tersebut yang berasal dari penerimaan lingkungan sekitar. Teori ilmu kewirausahaan seperti intensi dalam
berwirausaha di bentuk melalui faktor kepribadian yang sangatlah penting (Citradewi, 2015). Sifat
kepribadian menghasilkan sikap positif dalam meningkatkan intensi kewirausahaan (Karabulut, 2016
dalam Larviatmo dan Ratnawati, 2018). Kepribadian bisa menjelaskan nilai positif atau negatif pada diri
seseorang. Kepribadian lainnya yang harus dimiliki saat berwirausaha seperti berorientasi pada tujuan ,
memiliki rasa percaya diri yang tinggi, memiliki jiwa kepemimpinan, pekerja keras, sabar, tekad yang
kuat serta terdapat banyak lagi, yang mampu memotivasi terbentuknya sumber daya manusia dalam
pengelolaan usaha yang ada.

Ada beberapa literatur di bidang psikologi dan perilaku yang mengatakan sifat kepribadian
individu mempengaruhi intensi berwirausaha. Pengukuran kepada variable kepribadian ini menggunakan
Big Five yang mana perlu di pahami kepribadian ini tidak mengklasifikasikan kepribadian individu dalam
satu kepribadian tersebut, tetapi kepribadian itu disadari oleh diri sendiri oleh individu dalam hidup sehari
hari (Larviatmo dan Ratnawati, 2018) Menurut Indonesia Productivity And Quality Insttitute, modal lima
besar atau yang disebut Big Five Personality meliputi Terbuka terhadap Halhal baru, sifat berhati- hati.
Biasanya disebut dalam bahasa inggris dikenal sebagai OCEAN yaitu Openness, Conscientiousness,
Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism. penness, yaitu keinginan individu dalam mempelajari
sesuatu yang baru, dikenal sebagai individu yang kreatif, berfikir luas, intelektual.

Conscientiousness adalah menjelaskan seorang individu yang mengambil keputusan ataupun


tindakan selalu berhati hati. Extraversion, seseorang yang dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar,
biasanya individu mudah bergaul dan bersosialisasi. Agreeableness yaitu kepribadian yang menghindari
konflik dan lebih sepahaman dengan oranglainnya, mudah akur atau bersepakat. Neuroticism yaitu
kepribadian yang dinilai dengan kemampuan menahan semua tekanan (stress), kepribadian ini cenderung
ke negatif lebih mudah gugup, tidak percaya diri dan mudah berubah pikiran. Lima kepribadian tersebut
akan menggiring ke tipe kpribadian berwirausaha, jika individu memiliki intensi berwirausaha.
Keberhasilan bidang usaha ditentukan oleh tipe kepribadian wirausaha. Yaitu pencapaian pribadi, tenaga
penjualan super, manajer nyata dan generasi gagasan pakar merupakan empat tipe kepribadian wirausaha
(Husna, Yuhelmi dan Trianita, 2015).
Kepribadian Technopreneur adalah sumber daya manusia yang mengembangkan diri berbasis
need for achievement, yang diartikan sebagai virus kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin
selalu berbuat lebih baik dan terus maju, selalu berpikir untuk berbuat yang lebih baik, dan memiliki
tujuan yang realistik dengan mengambil risiko yang benar-benar telah diperhitungkan. Seseorang
yang memiliki mental technopreneur biasanya lebih menyukai situasi-situasi kerja yang dapat
mereka ketahui apakah akan mengalami peningkatan/ kemajuan atau tidak, uang bagi mereka
bukanlah tujuan.

Karakteristik technopreneur yang memiliki need for achievement yang tinggi, sebagai berikut:
1. Lebih menyukai pekerjaan dengan risiko yang realistik;
2. Bekerja lebih giat pada tugas-tugas yang memerlukan kemampuan mental;
3. Tidak menjadi bekerja lebih giat dengan adanya imbalan uang;
4. Ingin bekerja pada situasi yang dapat diperoleh pencapaian pribadi (personal achievement);
5. Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan umpan-balik yang jelas
dan positif;
6. Cenderung untuk berpikir ke masa depan dan memiliki pemikiran untuk jangka panjang

2.2 Karakter Pembentuk Technopreneurship

Buku panduan Direktorat Akademik Dikti dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2008, p.7),
menyatakan ada tiga komponen utama pembentuk karakter technopreneur antara lain:

 intrapersonal,
 interpersonal, dan
 extrapersonal.

Technopreneurship secara garis besar berfokus pada pemanfaatan teknologi untuk pengembangan
dibidang wirausaha. Jenis wirausaha dalam pengertian technopreneurship disini tidak hanya dibatasi
pada wirausaha teknologi informasi saja, akan tetapi semua teknologi yang dapat mendukung dalam
berwirausaha. Pemanfaatan teknologi dilakukan untuk menghasilkan nilai ekonomis, agar mampu
mencukupi kebutuhannya.
2.3 Manfaat Pengembangan Technopreneurship

Peranan technopreneurship sangat banyak, terutama bagi orang-orang yang ingin meningkatkan
bisnisnya. Suatu inovasi yang dihasilkan harus berupa ide-ide kreatif dan terkini pada saat sekarang
ini. Technopreneurship bermanfaat dalam pengembangan industry besar dan juga dapat diarahkan
untuk memberikan manfaat kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lemah untuk
meningkatkan kualitas hidupnya sendiri (Thahir, 2015). Peran yang begitu besar dari
technopreneursip ini sudah tentu diharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan
(Sustainable development).

Technopreneurship dapat memberikan manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial, maupun
lingkungan. Dampaknya secara ekonomi adalah (Suparno, Hermawan dan Syuaib, 2008) :

a) meningkatkan efesiensi dan produktivitas.


b) Meningkatkan pendapatan
c) Menciptakan lapangan kerja baru
d) Menggerakkan sector-sektor ekonomi yang lain

Manfaat dari segi sosial diantaranya adalah mampu membentuk budaya baru yang lebih produktif,
dan berkontribusi dalam memberikan solusi pada penyelesaian masalah-masalah sosial. Manfaat dari
segi lingkungan antara lain adalah :

a) Memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia secara lebih produktif.
b) Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya

Pelaku utama technopreneur di Indonesia masih ditumpukan pada pemuda sebagai agent of change
yang diharapkan mampu mendongkrak daya saing nasional dengan cara menggali potensi
sumberdaya yang ada di seluruh nusantara dengan mengangkat kearifan lokal kedaerahan dipadukan
dengan inovasi teknologi dan sentuhan bisnis menguntungkan. Agar peran technopreneur dapat
meningkatkan perekonomian nasional secara maksimal, maka perlu adanya kolaborasi antara semua
pihak, mahasiswa, peneliti, pemerintah, masyarakat. Pemerintah sebagai pihak birokrasi, pengambil
kebijakan, legalitas, perlindungan dan penjaminan terhadap HAKI. Penyedia fasilitas dalam
mengembangkan technopreneurship di Indonesia. Masyarakat sebagai mitra akan menjadi support
dukungan moral, berpartisipasi dengan kapasitas masing-masing.
Technopreneurship dapat memberikan manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial, maupun
lingkungan. Dampaknya secara ekonomi adalah (Suparno, Hermawan dan Syuaib, 2008) :

a) meningkatkan efesiensi dan produktivitas.


b) Meningkatkan pendapatan
c) Menciptakan lapangan kerja baru
d) Menggerakkan sector-sektor ekonomi yang lain

Manfaat dari segi sosial diantaranya adalah mampu membentuk budaya baru yang lebih produktif,
dan berkontribusi dalam memberikan solusi pada penyelesaian masalah-masalah sosial. Manfaat dari
segi lingkungan antara lain adalah :

a) Memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia secara lebih produktif.
b) Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya

Pelaku utama technopreneur di Indonesia masih ditumpukan pada pemuda sebagai agent of change
yang diharapkan mampu mendongkrak daya saing nasional dengan cara menggali potensi
sumberdaya yang ada di seluruh nusantara dengan mengangkat kearifan lokal kedaerahan dipadukan
dengan inovasi teknologi dan sentuhan bisnis menguntungkan. Agar peran technopreneur dapat
meningkatkan perekonomian nasional secara maksimal, maka perlu adanya kolaborasi antara semua
pihak, mahasiswa, peneliti, pemerintah, masyarakat. Pemerintah sebagai pihak birokrasi, pengambil
kebijakan, legalitas, perlindungan dan penjaminan terhadap HAKI. Penyedia fasilitas dalam
mengembangkan technopreneurship di Indonesia. Masyarakat sebagai mitra akan menjadi support
dukungan moral, berpartisipasi dengan kapasitas masing-masing didalamnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Technopreneurship secara garis besar berfokus pada pemanfaatan teknologi untuk


pengembangan dibidang wirausaha. Jenis wirausaha dalam pengertian technopreneurship disini tidak
hanya dibatasi pada wirausaha teknologi informasi saja, akan tetapi semua teknologi yang dapat
mendukung dalam berwirausaha.
Seseorang yang memiliki mental technopreneur biasanya lebih menyukai situasi-situasi kerja
yang dapat mereka ketahui apakah akan mengalami peningkatan/ kemajuan atau tidak, uang bagi
mereka bukanlah tujuan.
Technopreneurship tidak hanya bermanfaat dalam industry besar dan canggih namun juga
terdapat manfaat diberbagai bidang diantara lain bidang ekonomi, bidang sosial, dan bidang
lingkungan.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi
penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan
dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun yang dapat
membantu penulis dalam penulisan makalah yang berikutnya yang bersifat edukatif.
Daftar Pustaka

Malik, Hermen. Bangun Industri Desa Selamatkan Bangsa : Strategi Pembangunan Industri Desa di
Kabupaten Kaur, Bengkulu. (2019). (n.p.): PT Penerbit IPB Press.

Purnomo, S., & Triyono, M. B. (2018). Efektifitas Technopreneurship Dengan Model


Pembelajaran Cooperative Learning By Technopreneur For Smk Untuk Siswa Di SMK.
Jurnal Taman Vokasi, 6(1), 120-130.

Santosa, Tri Djoko. “Pengaruh Adversity Quotient dan Faktor Kontekstual terhadap Intensi
Berwirausaha Berbasis Teknologi (Technopreneurship) Mahasiswa STMIK Duta Bangsa.” DutaCom
8.2 (2015)

Siregar, Dodi, et al. Technopreneurship: Strategi dan Inovasi. Yayasan Kita Menulis, 2020.

Anda mungkin juga menyukai