Anda di halaman 1dari 31

RESUME

Mata Kuliah: Entrepreneurship PAUD

Mei Retno Palupi (126206211011)

Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama dikelas yang dilaksanakan dengan offline atau atap muka,
membahas tugas jejak pendapat mahasiswa mengenai, definisi enterpreneurship, pandangan
enterpreneurship guru PAUD, pendapat mahasiswa mengenai perempuan yang berkarir/
bekerja/ wirausaha, pendapat mengenai mahasiswa yang bekerja/ wirausaha, pekerjaan apa
yang cocok dan tidak cocok untuk mahasiswa, guru PAUD merupakan profesi atau pekerjaan,
bagaimana pandangan kita terhadap guru PAUD yang selalu ceria, sehat, awet muda dan
kompeten dalam segala bidang, apa target saudara setelah lulus kuliah? menikah atau bekerja,
dan mengenai apa peran seorang istri dalam keluarga, bagaimana Istri bekerja?

Jawaban dari teman-teman yang pada saat itu maju kedepan untuk mempresentasikan
jawabannya, rata-rata jawaban mereka itu sama. Pengertian dari enterpreneurship merupakan
suatu kemampuan dalam diri seseorang berupa berfikir secara kreatif dan berperilaku inovatif
serta usaha-usaha dalam memecahkan dan memanfaatkan peluang-peluang dalam menghadapi
tantangan hidup sehari-hari yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan
memelihara usaha baru.

Pandangan enterpreneurship guru PAUD adalah memang sangat cocok untuk dimiliki oleh
seorang guru PAUD, karena dalam membangun jiwa keworausahaan, sifat dan karakter
mandiri, bertanggung jawab melalui kajian secara teoritis dan praktek nyata dan juga
pembentukan mental memerlukan waktu dan proses yang panjang. Anak-anak yang mengenal
dunia wirausaha, kreatifitas sejak dini akan menjadi bbekal masa depan produktifitas dan
kemandirian anak ketika dewasa.

Pandangan yang hampir semua sama dari teman-teman terhadap mahasiswa yang kuliah
sambil bekerja adalah tidak masalah selagi pekerjaan yang diambilnya tidak membebani
proses dari kuliahnya, contohnya pada pembagian waktu antara kegiatan kuliah dan pekerjaan,
karena itu merupakan hak yang dimiliki oleh individu masing-masing, artinya sebagai
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja harus bisa membagi waktunya.
Pandangan yang hampir semua sama dari teman-teman terhadap pekerjaan yangcoco dan
tidak cocok untuk mahasiswa antara lain, pekerjaan yang cocok adalah pekerjaan yang sesuai
dengan jadwal kegiatan kuliah yang tidak mengakibatkan waktu bentrok antara jam kuliah dan
jam kerjannya, contohnya jualan online dimedia sosial. Untuk pekerjaan yang tidak cocok
untuk status mahasiswa adalah pekerjaan yang membuat jadwal kuliah bentrok dengan jadwal
pekerjaan, contohnya menjadi penjaga toko yang jamnya dari pagi hingga sore/ malam.

Jawaban rata-rata teman-teman terhadap target saudara setelah lulus kuliah adalah,
targetnya setelah lulus kuliah adalah bekerja sesuai pengalaman yang sudah dimiliki dan
tetntunya sesuai dengan prodi yang diambil, membagi pengalaman dan ilmu-ilmu yang telah
didapat, untuk setelahnya ada juga yang menjawab targetnya setelah bekerja kalau sudah ada
yang mengikat mau menikah.
Pertemuan 2

Pada pertemuan pertama, Ibu Dosen membahas mengenai, ada apa dengan Covid-19,
dampak terhadap dunia enterpreneurship, apa pilihannya, usaha-usaha apa yang banyak tutup
pada covid-19 dan usaha-usaha apa yang penjualannya meningkat ketika Covid-19 melanda.

Pada saat Covid -19 melanda diberbagai negara dunia, dan juga di negara kita Indonesia,
diberbagai wilayah-wilayahnnya, yang terjadi antara lain, yang pertama pastinya banyak orang
yang takut untuk keluar rumah bertemu dengan banyak orang sehingga juga mengakibatkan
pertemuan antar orang menjadi terbatas, karena penularan penyakit tersebut melaluli udara
yang dihirup dan dikeluarkan oleh orang-orang, selanjutnya orang-orang akhirnya khawatir
mengenai masalah keuangan karena semua proses ekonomi pastinya terhambat, selanjutnya
pada dunia pekerjaan banyak karyawan yang akhirnya dirumahkan atau dengan kata lain di
PHK, karena banyak perusahan-perusahaan terhambat dalam prosesnya.

Pada pilihannya, banyak usaha-usha yang akhirnya menutup usahannya, ada juga yang
mempertahankan usahanya namun mengurangi proses produksinya, pada saat itu contoh usaha-
usaha yang banyak tutup antara lain usaha cafe, warung kopi, mall, dan untuk perusahaan
contohnya perusahaan travel. Sedangkan usaha-usaha yang naik pada penjualannya antara lain
penjual masker, vitamin, faceshield, peralaan medis, vaksin, jamu kesehaan, obat-obatan,
buah-buahan, sayuran, makanan sehat dan masih banyak lagi.
Pertemuan 5 (27 September 2022), Kelompok 1&2

Kelompok 1:

“Strategi Dan Implementasi Mengembangkan Entrepreneurship Bagi Anak Usia Dini”

Enerpreneur merupakan istilah yang tergolong baru namun perkembangannya begitu cepat,
karena enterpreneurship dianggap mampu menjadi solusi daripada keterpurukan keadaan
ekonomi bangsa dan digunakan sebagai penyangga kemandirian dari masyarakat.

Enterpreneur merupakan istilah sebutan bagi seseorang yang mahir dan menemukan usaha
baru. Sedangkan kemahiran yang dimiliki oleh seorang enterpreneur disebut enterpreneurship.

Terdapat 3 Wujud perilaku Enterpreneurship

1. Pengambilan inisiatif

Dimaksudkan bahwa, enterpreneur pasti memiliki sifat atau perilaku berupa bentuk
kesadaran diri dari seorang individu yang memiliki pikiran bahwa dia harus melakukan
sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya atau sesuatu hal.

2. Mengorganisme sosial dan ekonomi

Dimaksudkan bahawa, enterpreneur memiliki perilaku yang bisa mengatur dan


menyusun bagian (orang dan sebagainnya) sehingga menjadi satu kesatuan untuk
memenuhi kebutuhannya atau sesuatu hal tersebut tadi.

3. Penerimaan terhadap risiko kegagalan

Dimaksudkan bahwa, setelah dua perilaku tersebut, enterpreneur pasti memiliki sifat
yang mampu menerima segala kegagalan atas usaha-usaha yang telah dilaksanakannya.

Enterpreneurship pada anak usia dini, mengajarkan kepada anak seperangkat sikap kreatif
dan mandiri selayaknya enterpreneur bukan berarti membawa mereka kepada jiwa yang haus
akan uang dan kekayaan. Terdapat banyak sekali enterpreneur sukses yang mendapatkan
kemampuan wirausahanya mealui jalan yang tidak mudah, namu sejak dini dalam masalalunya
yang menyedihkan dan penuh perjuangan. Pengalama pendidikan dan motivasi menjadi unsur
utama kepribadian enterpreneur tersebut sejak dini.

Memiliki jiwa enterpreneur sejak dini merupakan suatu hal yang bagus dalam proses
perkembangan seorang anak usia dini. Pada hal ini kreatifitas seorang anak dapat dilatih
melalui hobi yang berbasis pada keinginan dan pengalaman yang tanpa batas. Contohnya saat
anak-anak bermain pasar-pasaran. Kegiatan bermain tersebut dapat menumbuhkan jiwa-jiwa
atau perilaku enterpreneur pada diri anak. Pada saat usia dini otak anak dalam keadaan dimana
masa tersebut disebut dengan masa keemasan, yang artinya anak usia dini dapat menerima
segala stimulus yang diajarkan seseorang dengan baik.

Kemampuan enterpreneurship merupakan buah dari kecerdasan seseorang untuk berinisiatif


dan mengorganisasikan sumber daya. Untuk mampu memiliki kedua hal tersebut, sesorang
harus memiliki otak yang cerdas. Otak yang cerdas adalah otak yang sehat. Kesehatan otak
dipengaruhi oleh makan otak yang baik. Informasi negatif yang tidak sesuai dengan norma dan
peraturan merupakan makanan yang buruk bagi otak.
Pertemuan 5 (27 September 2022), Kelompok 1&2

Kelompok 2:

“Strategi Mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Unggul Dan Berdaya
Saing”

A. Persaingan Antar Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Persaingan antar lembaga pendidikan merupakan hal yang sangat umum terjadi. Persaingan
tersebut disebabkan karena masing-masing lembaga pendidikan ingin lembaganya maju atau
unggul dan berkembang. Keunggulan yang dimaksud meliputi keunggulan lokasi, keunggulan
nilai, dan keunggulan dalam hal kebutuhan lembaga masyarakat yang berkaitan dengan
lembaga tersebut. Tiga hal tersebut bisa di katakan sebagai faktor daya saing sebuah lembaga
pendidikan. Pada faktor lokasi dimaksudkan lembaga itu berupaya memiliki letak lokasi yang
strategis guna mempermudah lembaga akses dalam proses pendidikan serta agar lembaga
tersebut dikenal oleh masyarakat dengan mudah. Pada faktor nilai dimaksudkan bahwa
lembaga berusaha meningkatkan keadaan nilai dari peserta didik dan juga tenaga pendidik agar
terakreditasi baik dan agar masyarakat tertarik pada lembaga tersebut dari segi nilai atau mutu
pendidikannya. Pasa faktor kebutuhan masyarakat artinya, lembaga tersebut diharapkan
mampu meningkatkan dan memajukan segala hal yang berhubungan dengan masyarakat yang
berada di dalam maupun di luar lembaga.

B. Strategi Menciptakan PAUD Unggul Dan Berdaya Saing

Strategi ini bertujuan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif pada lembaga PAUD,
meningkatkan loyalitas masyarakat sebagai pelanggan lembaga PAUD, menghasilkan lembaga
PAUD Islam yang dapat mengungguli pesaingnya dengan menjunjung tinggi etika serta nilai-
nilai dalam hal lainnya dan disertai dengan target yang ditentukan oleh lembaga PAUD
tersebut.

C. Implementasi Strategi Lembaga PAUD yang Bermutu Dan Berdaya Saing


Pada hal ini yang dilakukan lembaga PAUD adalah:
1. Menganalisis mengetahui pangsa pasar, yaitu kelompok masyarakat yang tidak mampu,
menengah dan mampu.
2. Strategi diferensiasi, yaitu kurikulum dan program pendidikan, fasilitas, kemudahan
akses antar lokasi pelanggan lembaga menuju lokasi lembaga, proses pendidikan,
layanan, dan pasca layanan pendidikan.
3. Strategi diversifikasi, pengembangan dengan perluasan layanan, dengan menambah
jenis layanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan keadaan yang terjadi
pada saat itu, serta melakukan perluasan pangsa pasar.
4. Mengelola inovasi, menjaga persaingan secara maksimal dengan meningkatkan
program pendidikan, media dan metode pembelajaran, sumber belajar, dan pengelolaan
lembaga.
5. Mengelola kultur organisasi, organisasi yang sehat pada sebuah lembaga antara lain
ditentukan oleh kepemimpinannya yang baik.
6. Mengelola perubahan, yang perlu dilakukan menyangkut perubahan ini supaya dapat
berkembang dengan baik antara lain dengan, perubahan pangsa pasar lembaga
pendidikan, perubahan budaya organisasi pendidikan, dan perubahan dengan lembaga
lainnya.
D. Analisis Strategi SWOT Di Dalam Lembaga Pendidikan PAUD
Analisis SWOT merupakan suatu identifikasi secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan dengan logika yang memiliki kekuatan (strenghts), peluang (opportunities),
kelemahan (weakness), dan ancaman (treats). Pada lembaga pendidikan dua lingkungan
yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam lingkungan internal yang
dianalisis adalah peserta didik, tenaga kependidikan pendidik, sarana fisik sekolah,
kurikulum, materi dan proses belajar mengajar, dan analisis administrasi dan keuangan
sekolah. Pada lingkungan analisis eksternal yang dianalisis meliputi analisis lingkungan
sosial masyarakat dengan tujuan hubungan sekolah dan masyarakat untuk, memajukan
kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, memperkukuh tujuan serta meningkatkan
kualitas hidup dan kehidupan masyarakat, menggairahkan masyarakat menjalin hubungan
dengan sekolah, serta menganalisis peranan pemerintahan dan yayasan.
Pertemuan 6 (04 Oktober 2022), Kelompok 3&4

Kelompok 3

“Urgensi Entrepreneurship Dalam Perspektif Pendidikan Anak Usia Dini”

Pada pembahasan urgensi Entrepreneurship dalam perspektif Pendidikan Anak Usia Dini
adalah dalam mendidik anak usia dini perlu dilakukannya pengembangan jiwa entrepreneur
yang merupakan salah satu pilar-pilar yang ditanamkan pada anak usia dini.Terdapat sepuluh
pilar anak Indonesia harapan dalam rangka menyambut 100 tahun Indonesia merdeka, yaitu:

1. Religius dan bermoral


2. Hidup sehat
3. Pembelajaran yang aktif
4. Tangguh dan berkarakter
5. Komunikatif dan kolaboratif
6. Cina lingkungan dan kontributif
7. Menghargai dan cinta seni dan budaya
8. Menghargai keberagaman
9. Berjiwa entrepreneur
10. Menguasai teknologi

Pengembangan karakter tersebut diharapkan melekat dalam diri peserta didik. Untuk orang
tua dan pendidik anak usia dini, mereka harus mengubah pola asuh, pola pembinaan dan
pendidikan, dari keunggulan kognitif, agar sumua tujuan pengembangan terhadap anak didik
tercapai.

Kata urgensi dapat berarti lain pada peranan penting, selanjutnya konsep dasar dari
entrepreneurship atau kewirausahaan merupakan perilaku mandiri yang mampu memadukan
unsur cipta, rasa dan karya atau bisa juga menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja
keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal. Jika dimasukkan ke dalam pendidikan
anak usia dini maka, urgensi atau peranan penting entrepreneurship adalah bagaimana cara
pendidik untuk mengenalkan, menamkan, dan juga mengembangkan karakter pada diri anak
usia dini agar memiliki jiwa-jiwa entrepreneur sehingga anak tersebut ketika dewasa sudah
mampu menjalani kehidupan dengan karakter salah satunya kemandirian dalam jiwa
entrepreneurship.
Kelompok 4

“Pembentukan karakter dasar pada anak usia dini sebagai bekal mental Entrepreneurship
muda kreatif inovatif”

Karakter dapat diartikan sebagai sebuah pola perilaku yang telah diukir dan tercermin dalam
kegiatan sehari-hari. Pendidikan karakter merupakan pendidikan untuk membentuk
kepribadian anak menjadi pribadi yang bijaksana, terhormat dan bertanggungjawab melalui
pembiasaan-pembiasaan pada pikiran, hati, dan tindakan secara berkesinambungan yang
hasilnya terlihat dalam tindakan nyata sehari-hari. Tujuan pembentukan karakter adalah untuk
mengetahui perilaku seorang individu agar individu tersebut dapat membedakan baik dan
buruk.

Pendidikan karakter merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program anak usia dini,
serta aspek yang hendak dikembangkan pada diri anak usia dini. Hal ini berarti bahwa
pendidikan karakter dikembangkan bersama-sama dengan ruang lingkup lainnya.

Implementasi pembelajaran dalam pembentukan karakter dasar pada anak usia dini sebagai
bekal mental Entrepreneurship muda kreatif inovatif dapat dilakukan dengan:

1. Melatih kejujuran
2. Melatih kedisiplinan
3. Melatih kerja keras
4. Melatih kemandirian
5. Melatih rasa ingin tahu
6. Melatih tanggung jawab

Selanjutnya penanaman karakter khususnya pada membangun nilai-nilai kewirausahaan


yang sesuai dengan karakteristik dan prinsip perkembangan anak yakni, nilai sosial, ekonomi,
kreativitas, kepribadian dan minat. Pada catatannya, penanaman nilai-nilai wirausaha pada
anak dapat dilakukan melalui cara yang sesuai dengan perkembangan anak, sehingga konsep
wirausaha dapat dimengerti oleh anak.

Pada dasarnya kegiatan penanaman nilai-nilai kewirausahaan disenangi pada anak.


Pendidikan kewirausahaan pada anak bertujuan untuk menumbuhkan mina berwirausaha dan
menumbuhkan minat berwirausaha dan menanamkan nilai-nilai sosial, ekonomi, kreativitas,
membentuk pribadi yang sabar, menghargai jerih payah, menghargai karya sendiri, disiplin,
mandiri, dan bertanggung jawab.
Kelompok 5

“Manajemen Pendidikan Entrepreneurship Pada PAUD terpadu Anak Saleh Malang”

Manajemen entrepreneurship di PAUD dimaksudkan dengan, bagaimana cara untuk


mengorganisasikan membentuk dan mewujudkan jiwa-jiwa entrepreneurship pada anak usia
dini melalui Pendidikan Anak Usia Dini. Dapat kita katakan bahwa entrepreneurship sangat
diperlukan agar setiap anak mengenal potensi diri, kemandirian, humanis, tidak kerdil, dan
responsif terhadap perubahan yang terus-menerus terjadi. Dalam pendidikan entrepreneurship
akan di transfer dan ditanamkan nilai-nilai kemandirian, kepribadian, sosial, dan spiritual.
Dengan jiwa entrepreneurship juga anak akan selalu melakukan adaptasi, pembaharuan, dan
inovasi secara dinamis di masyarakat.

Pada manajemen pendidikan Entrepreneurship pada PAUD, yang pertama kali dapat
pendidik lakukan adalah dengan menanamkan nilai-nilai yang akan membentuk karakter
entrepreneurship pada diri anak yaitu, percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani
mengaambil resiko, berjiwa pemimpin, berorientasi ke depan, keorsinilan, peduli dan berbagi
sosial, landasan spiritual.

Pada manajemen pendidikan Entrepreneurship pada PAUD terpadu Anak Saleh Malang ini
dirancang dengan didasari dengan nilai tanggung jawab, sosial, dan spiritual. Pendidikan yang
berbasis nilaientrepreneurship di lingkungan PAUD Terpadu Saleh dilakukan dengan cara
persuasif pada interaksi bermain dan belajar. Program Pembelajaran Entrepreneurship di
PAUD Terpadu Anak Saleh dapat di realisasikan melalui tiga aspek, yaitu:

1. Pendidikan entrepreneurship terintegrasi di dalam proses pembelajaran.


2. Pendidikan entrepreneurship yang terpadu dalam kegiatan ekstrakurikuler.
3. Pendidikan entrepreneurshipmelalui pengembangan diri.

Pendidikan entrepreneurship di PAUD Terpadu Anak Saleh dilakukan dalam tiga aspek,
yaitu melalui pembelajaran indoor dan outdoor berbasis sentra; kegiatan ekstrakurikuler berupa
seni tari, drama, musik, melukis yang melahirkan skils dan kemampuan kompetitif positif; dan
kegiatan outing dalam bentuk outbound, moving home, excursinon, dan family inn yang
menumbuhkan jiwa entrepreneurship.
Kelompok 6

“Pembentukan Karakter dasar Pada AUD Sebagai Bekal Mental Entrepreneurship Muda
Kreatif Dan Inovatif”

Pembentukan karakter memang perlu bahkan harus dilakukan sejak anak usia dini, karena
pembentukan karakter bertujuan untuk mengetahui perilaku seorang individu agar individu
tersebut dapat membedakan baik dan buruk sejak usia dini. Pembentukan karakter anak usia
dini akan menjadi tugas dari seorang pendidik, baik orang tua maupun guru, dalam hal ini para
pendidik bertugas penting dalam menjalankannya, karena akan berpengaruh pada perilaku
seorang anak untuk masa kedepannya.

Membentuk karakter dasar pada anak usia dini sebagai bekal entrepreneurship muda yang
kreatif inovatif dapat dimulai dari lingkungan, berikut contoh kegiatan yang dapat dilakukan:

1. Market Ramadhan

Bertujuan untuk memberikan pengalaman secara langsung kepada anak menjadi


seorang entrepreneur.

2. Outing Ke Perusahaan Kuliner

Bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap anak mengenai bagaimana menjadi


seorang pengelola suatu perusahaan kuliner yang kreatif dan inovatif.

3. Outing Ke Peternakan Sapi

Bertujuan untuk mengenalkan kepada anak seorang pengusaha tidak hanya melalui
berjualan di pasar, melainkan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada.

4. Cooking day

Bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas anak dalam memasak. Dan menumbuhkan


jiwa percaya diri atas masakan yang anak buat, dan akhirnya bertujuan untuk menjadi
seorang juru masak.

5. Market Day

Bertujuan untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship dalam memanajemen waktu


dan juga keuangan.
Kelompok 7

“Peran Orang Tua Dan Guru Dalam Menumbuhkan jiwa Entrepreneurship Pada Anak Usia
Dini”

Peran orang tua adalah sebagai motivator pertama bagi seorang anak untuk menentukan
tujuan hidup, memberikan dorongan-dorongan yang tentunya memiliki ikatan batin akan lebih
bermakna dibandingkan dorongan dari orang luar. Peran guru adalah sebagai pendidik yang
menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya, peran guru
yang lainnya antara lain adalah sebagai, pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, pembaharu,
model atau teladan, peneliti, pendorong kreativitas, dan lainnya.

Peran orang tua dan guru sangat penting untuk bekerja sama menididik dan menumbuhkan
jiwa entrepreneur pada anak usia dini, tahap awal yang harus dilakukan adalah membangun
jiwa anak yang mandiri dan menanamkan semangat hidup berwirausaha. Diharapkan para
orang tua dan guru mampy untuk menamkan jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan ketika
anak-anak mereka masih dalam usia dini, orang tua tidak boleh berasumsi kewirausahaan
hanya sekedar kemampuan membuka usaha sendiri, namun lebih dari itu kewirausahaan
haruslah dimaknai sebagai momentum untuk mengubah mentalitas pola pikir dan perubahan
sosial budaya ke hal yang lebih matang dan baik.
Kelompok 8
“Strategi Dan Kiat Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship Pada Anak Usia Dini Sebagai
Preventif Fenomena Pernikahan Usia Muda”

Pembahasan pertama mengenai tahap-tahap memikirkan cara tepa membentuk anak usia
dini bisa memiliki jiwa wirausaha dengan membentuk jiwa kewirausahaan sejak dini:

1. Memperbesar peran orang tua

Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat tumbuh sedini mungkin sejak anak mulai
dengan orang dewasa.

2. Latihan bertahap

Mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik, dan menerangkan pada
anak asal muasal uang.

3. Bisnis kecil-kecilan

Mengajak anak yntuk berbisnis kecil-kecilan atau berbisnis sederhana untuk membuat
anak lebih paham.

Penyebab menikah usia muda di Madura yaitu, orang tua tidak sadar akan pentingnya
pendidikan masa depan anaknya, tuntutan budaya, mengurangi beban ekonomi keluarga.
Selanjutnya, keterikatan antara menumbuhkan jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan
sehak usia dini dengan fenomena pernikahan usia muda yang terjadi di Madura. Bagaimana
cara mengatasi fenomena nikah usia muda? Tentunya membutuhkan kerja sama antara
beberapa pihak dalam memaksimalkan pembelajaran menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada
anak usia dini, agar bisa mengatasi penyebab terjadinya menikah pada usia muda.

Cara yang dapat dilakukan adalah melakukan implementasi menumbuhkan jiwa


kewirausahaan anak usia dini di Madura dengan melakukan pemberian pemahaman kepada
anak-anak di Madura mengenai kekayaan SDA si wilayah Madura, misal pemanfaatan
budidaya jagung, Kegiatan tersebut dapat meningkatkan keadaan ekonomi, yang nantinya akan
dapat membantu keadaan ekonomi orang tua anak-anak yang ada di Madura sehingga dapat
mencegah terjadinya pernikahan di usia muda.
Kelompok 9

“Asah, Asih, Asuh Merupakan Modal Awal Pendidikan Kewirausahaan Dan pembelajaran
Karakter Dalam Perspektif PAUD Untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia”

Pendidikan karakter pada dasarnya adalah membimbing anak secara sukarela


meningkatkan diri pada nilai. Pendidikan kewirausahaan sebagai pendidikan karakter adalah
bagaimana pendidikan itu membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki watak
kewirausahaan sehingga orientasinya tidak hanya berada pada tataran penguasaan pengetahuan
semata.

Modal awal dari pendidikan karakter anak berjiwa kewirausahaan adalah bagainama cara
pendidik mengasih, mengasuh dan mengasah anak usia dini agar dapat menumbuhkan jiwa
entrepreneurship pada diri mereka. Pada modal awal dari pendidikan kewirausahaan dalam
perspektif PAUD pendidik dapat memberikan Asih, Asuh, dan Asah kepada anak dengan
menanamkan ciri-ciri atau sifat yang harus ada pada seorang jiwa kewirausahaan yaitu, percaya
diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil risiko, berjiwa kepemimpinan,
berpikir kearah yang asli, dan keorisinilan. Semua ciri-ciri kewirausahaan tersebut akan dapat
dicapat oleh peserta didik jika pendidik melakukan modal awal pendidikannya dengan
menggunakan Asih, Asuh, Asah yang menjadi Kebutuhan Dasar Anak.

Pengertian Asih, Asuh, Asah:

Asih merupakan pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dari orang-orang disekitar
anak, yang merupakan hak anak. Asuh adalh kebutuhan disik yang terdiri dari kebutuhan
pangan, terutama gizi yang menjadi kebutuhan terpenting, perawatan kesehatan dasar seperti
imunisasi, pemberian asi, penimbangan anak yang teratur, pengobatan anak ketika sakit dan
lain sebagainya. Asah adalah kebutuhan akan stimulasi yang sebaiknya diberikan sejak bayi.
Stimulasi ini slah satu hal oenting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan fungsi otak,
terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan.

Tanpa adanya tiga kebutuhan dasar anak yaitu, Asih, Asah, Asuh, tidak akan tercapai
tujuan pendidikan kewirausahaan dan pembelajaran karakter dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Kelompok 10

“Pembelajaran Seni Berbasis Entrepreneurship Sebagai Upaya Pengembangan Karakter Anak


Usia Dini”

Entrepreneurship tidak dimaknai secara sempit tentang jiwa berbisnis saja, tetapi juga
sebagai pendidikan yang membekali anak agar memiliki keberanian, keberanian, serta
keterampilan, sehingga meminimalkan kegagalan dalam usaha. Pendidikan karakter tidak akan
dapat terlepas dari peran guru sebagai role model. Model guru yang dimaksud adalah memiliki
kepribadian kejujuran, bertanggungjawab terhadap tugas, dan berperilaku sebagai teladan.

Konsep entrepreneurship dapat ditanamkan melalui aktivitas permainan sosiodrama jual-


beli ataupun kegiatan lelang karya seni. Pembelajaran seni berbasis entrepreneurshio sebagai
upaya mengembangkan karakter memiliki tujuan agar peserta didik mau dan mampu
mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupannya sehari-hari. Pembelajaran seni
untuk anak usia dini dapat berupa kegiatan yang terintregasi dalam sehari-hari, misal: gerak
dan lagu, tari, menyanyikan lagu sederhana, menggambar, melipat, mewarnai, membatik,
pantomim, dan lain sebagainya. Contoh kegiatannya dapat berupa sosio drama dan kunjungan
karya.

Nilai-nilai karakter yang nantinya muncul atas pembelajaran seni berbasis


entrepreneurship melalui kegiatan berkarya seni anatara lain: religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, komunikatif, motivasi yang kuat untuk sukses, mandiri, demokratif, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai
gemar mebaca.
Kelompok 11

“Pengembangan Softskill Calon Pendidik dan Tenaga PAUD Dalam Menghadapi MEA”

Peran calon pendidik dan tenaga PAUD dalam menghadapi MEA


aadalah mendesain, memanajemen, dan juga mengelola. Softskill
merupakan suatukemampuan yang bersifat afektif yang dimiliki seseorang,
selain kemampuannya aas penguasaan teknis formal intelektual suatu
bidang ilmu, yang memudahkan seseorang untuk dapat diterima
dilingkungan hidupnya dan lingkungan kerjanya. Contoh dari softskill
antara lain adalah komunikasai, pemecahan masalah, kreativitas, jujur,
tanggung jawab dan organisasi.softskill disini akan diharapkan dapat
dimiliki oleh setiap calon pendidik dan tenaga PAUD guna menghadapi
MEA.
Untuk itu dalam pemilihan calon pendidik dan tenaga PAUD perlunya
ada kualifikasi akademik dan juga kemampuan kecakapan diri atau
siftskill. Pada kualifikasi akademik tenaga PAUD adalah:

1. Memiliki ijazah S1 PGPAUD dari perguruan Tinggi terakreditasi


2. Atau Pendidikan minimal lulus S1/DIV sederajat dan memiliki
sertifika pelatihan/ pendidikan/ diklat PAUD yang terakreditasi
3. Memiliki ijazah S1/ DIV sederajat dan telah berpengalaman sebagai
pendidik PAUD minimal 5 tahun.

Kualifikasi pendidikan/ tenaga PAUD

1. Diklat PAUD
2. Diklat kompetensi Peedagogi
3. Diklat kompetensi Sosial
4. Diklat kompetensi kepribadian
5. Diklat Manajemen
6. Diklat Kepemimpinan/ Supervisi
7. Diklat Kewirausahaan
Kelompok 12

“Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship Pada Anak Usia Dini”

Entrepreneurship merupakan proses mengidentifikasi, mengembangkan dan membawa


visi kedalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik
menjalankan sesuatu.menanamkan jiwa entrepreneur akan membentuk keterampilan
manajerial skill, conceptual skill, berkomunikasi yang baik, time manajerial skill, madiri,
kreatif, berani mengambil risiko, kerja keras, jujur, inovatif, disiplin, dan juga kerjasama.

Menumbuhkan jiwa entrepreneur pada anak usia dini dapat dilakukan di rumah ataupun
disekolah, jika di rumah bisa dilakukan oleh orang tua, ketika di sekolah yang bertugas adalah
guru. Contoh kegiatan menanamkan entrepreneur di rumah adalah kegiatan family day,
kegiatan melalui bermain, dan kegiatan membantu usaha orang tua. Contoh kegiatan
menanamkan entrepreneur di sekolah adalah dengan kegiata bercocok tanam pada saat kerja
bakti sekolah misalnya, kegiatan bazar, dan melalui kegiatan metode bercerita. Kegiatan
penanaman entreoreneur tersebut akan tercapai jika terdapat faktor-faktor yang
mendukungnya, seperti komponen sekolah dan rumah yang kompeten, lingkungan sekolah dan
rumah yang kondusif dan kooperatif. Dan juga orang tua dan guru yang kooperatif.

Contoh penanaman entrepreneur pada anak usia dini dengan market class daoat dilakukan
dengan memakai tema tanaman misalnya mengenalkan macam-macam sayur-sayuran dan
kemudian anak-anak diajak untuk melakukan proses jual beli sayuran tersebut. Pada Kegiatan
outing class aau pembelajaran di luar kelas, dapat dilakukan dengan berupaya untuk
memberikan nuansa baru dan pengalaman baru bagi anak-anak guna mengoptimalkan proses
penanaman ilmu pengetahuan pada anak. Selanjutnya kegiatan market day yang merupakan
program yang diterapkan oleh institut sekolah sebagai program pengembangan keterampilan
siswa dalam berwirausaha. Cara pemasaran hasil pelaksanaan market day adalah membuat satu
produk, kemudian terdapat penjual dan pembeli, lalu adanya transaksi jual beli, dan adanya
media yang disediakan oleh pihak sekolah. Kegiatan selanjutnya adalah cooking class atau
program kegiaan masak-memasak yang jarang sekali anak yang tidak menyukai bahkan
menolak kegiatan ini bersama orang tuanya. Kegiatan cooking class akan menumbuhkan jiwa
mandiri anak untuk memasak dan kemudian akan diharapkan muncul keinginan anak untuk
melakukan usaha yang berkaitan dengan keahlian memasaknya.
Kelompok 13

“Jiwa Entrepreneurship Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Mahasiswa”

Jiwa entrepreneurship terdiri dari kata jiwa dan entrepreneurship terdiri dari kata jiwa dan
entrepreneurship, jiwa menurut KBBI adalag roh manusia, sedangkan berjiwa adalah
mempunyai perasaan batin. Entrepreneur memiliki dedikasi untuk menjalankan suatu bisnis
secra berhasil dan memiliki kemauan dan keberanian untuk mengambil risiko baik dalam
finansial, karier ataupun reputasi. Ciri-ciri daru seseorang untuk berwirausaha antara lain
adalah mengenal potensi diri yang dimiliki, mampu melihat kekuatan diri, mampu melihat
kelemahan diri, mengenal bakat, mengenal minat, mengenal dan kecerdasan, dan
berpenampilan menarik. Pada ciri-ciri orang yang mempunyai jiwa kewirausahaan antara lain
adalah percaya diri, semangat/ motivasi tinggi, kemampuan menghadapi tantangan, inovatif/
kreatif dan berwawasan luas.

Jenis usaha sesuai karakter, dalam dunia bisnis haruslah memiliki karakter kuat yang
dimiliki seseorang di dalam memandang dan menilai suatu risiko serta tantangan merupakan
faktor yang sangat penting di dalam menentukan karakter bisnis dan memulai sebuah bisnis.
Pada umumnya usaha yang dijalankan oleh seorang pengusaha adalah sesuai dengan karakter
pribadinya.

Karier masa depan, karier berasal dari bahasa Belanda yaitu “carrier” yang artinya adalah
perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Berarti juga jenjang dalam sebuah
pekerjaan tertentu. Karier merupakan semua perkembangan, kemajuan, proses belajar yang
berkesinambungan dan mempunyai peran-peran yang disandang sepanjang hidup dalam
pekerjaan tunggal yang digaji atau maupun tidak. Jalur karier adalah pola urutan pekerjaan
yang harus dilalui pegawai untuk mencapai suatu tujuan karier.

Kegiatab pengembangan karier individu, yaitu, prestasi kerja yang baik, exposure (dikenal
oleh orang yang memutuskan promosi), kesetiaan organisasi, mentors dan membimbing
karierdan kesempatan yang tumbuh. Faktor yang mempengaruhi karier pegawai yaitu,
hubungan pegawai, personalitas pegawai, politik dalam organisasi, sistem penghargaan,
jumlah pegawai, ukuran organisasi. Pada tahapan pengembanagan karier terdapat lima
pengembanagannya yaitu, tahap pengembangan (growth), tahap eksplorasi, tahap pemantapan,
dan tahap pembinaan.
Kelompok 14

“Penyiapan Lulusan PG-PAUD Berjiwa ENTREPRENEURSHIP”

Kurikulum PG PAUD, Pendidikan harus dipandang sebagai upaya menyiapkan


mahasiswa untuk hidup kapanpun dan dimanapun dia hari esok hidup. Kurikulum prodi PG-
PAUD dikembangkan dengan bertumpu pada hasil analisis tentang kompetensi yang melekat
pada profesi guru PAUD. Suatu peluang yang sering terlupakan oleh penyelenggara prodi
PAUD di prodi perguruan tinggi adalah sebuah fakta bahwa mahasiswa sesungguhnya belum
terikat ketat semacam perjanjian kontrak dengan pengguna lulusan yang dilibatkan dalam
pengembangan kurikulum prodi.

Jiwa entrepreneurship merupakan kehidupan jiwa individu untuk dapat menyelesaikan


masalah pemenuhan kebutuhan ekonomi. Jiwa entrepreneurship sering tidak terkait langsung
dengan bidang akademik yang dipelajari ketika seorang melalui perkuliahan. Contoh dari
entrepreneur sukses mudah didapati dalam dunia seni, olah raga, perdagangan. Banyak musisi
sukses yang bukan berlatar akademik musik, melainkan dari akademik tehnik, kedokteran atau
yang lain.

Beberapa karakter khusus yang dimiliki ENTREPRENEUR sukses :

1. Berani berinisiatif dan penuh rasa percaya diri


2. Berani beresiko
3. Berani berbeda dengan orang lain di kelompoknya
4. Optimis sukses dan “bangga” terhadap karyanya
5. Gigih menghadapi kesulitan
6. Tekun menangani pekerjaan
7. Optimal dalam memanfaatkan potensi yang ada
8. Jeli membaca peluang
9. Cinta ilmu pengetahuan dan teknologi
10. Cinta keunggulan
11. Cinta kejujuran

Iklim akademik merupakan kondisi yang harus mampu diciptakan untuk membuat proses
pembelajaran di perguruan tinggi berjalan sesuai dengan visi misi dan tujuannya. Iklim
akademik menciptakan suasana iklim yang kondusif bagi kegiatan akademik, interaksi antara
dosen dan mahasiswa.
Ciri-ciri iklim akademik, dapat menghargai karya orang lain, mendorong mahasiswa berbuat
dan bukan bicara tentang perbuatan, bersedia menerima perbedaan pendapat, dan bersedia
melakukan inovasi dan bukan fear to change. Selanjutnya adalah upaya konkret terwujudnya
komdisi iklim akademik adalah,

1. Dosen menyediakan kesempatan dalam program kegiatan yang memungkinkan


mahasiswa untuk mengomunikasikan hasil karya atau pengetahuan yang dimilikinya
serta disediakan waktu untuk apresiasi.
2. Prodi dapat memberi pengakuan atau penghargaan, dan sebaliknya, hilangkanlah
kebiasaan buruk yang hanya menunjukkan kekurangan atas karya mahasiswa.
3. Dosen harus berupaya mendorong agar mahasiswa berbuat dan bukan bicara tentang
perbuatan (anti NATO = Not Action Talk Only)
4. Dosen maupun mahasiswa terbiasakan bersikap menghargai setiap pendapat
mahasiswa tentang suatu karya
5. Evaluasi harus menyediakan pengakuan atas portofolio atau bukti otentik dimiliki
mahasiswanya
6. Kegigihan menghadapi kesulitan setelah mahasiswa menetapkan suatu pilihan
keahlian tertentu yang mengarah kepada kompetensi entrepreneurship dapat dilakukan
melalui tehnik-tehnik tertentuoleh dosen yang menjadi penasihat ataupun pengampu
suatu mata kuliah yang memuat kopetensi entrepreneur itu.
Kelompok 15

"Pengetahuan Mencipta Lagu Anak Sebagai Bekal Bagi Guru Taman Kanak-kanak Dalam
Menumbuhkan Jiwa Entrepreuneur"

Menciptakan Lagu Sebagai Profit, Membuat lagu adalah proses ekspresi perasaan yang
dimiliki oleh setiap orang. Pengetahuan lagu terdapat,

1. Unsur-unsur Pembentukan Lagu


Ada 2 unsur yang membentuk suatu lagu:
a. Unsur Musikal
Meruapakan unsur yang tersusun atas materi nada dan sifat-sifatnya.
Unsur Musikal Secara Umum:
1) Melodi
2) Harmoni
b. Unsur Bahasa
Unsur syair yang memberi makna dari kata-kata dan biasanya disebut dengan lirik
2. Struktur dan Bentuk Lagu
a. Struktur lagu
Merupakan susunan bagian-bagian yang membentuk suatu lagu. Bagian-
bagian dasar struktur lagu adalah motif, frase, dan kalimat musik. musik.
b. Bentuk lagu
Merupakan, susunan bagian-bagian sebuah lagu, yaitu frase dan kalimat lagu.
Menentukan bentuk lagu atas dasar kesamaan atau perbedaan antara bagian yang
menyusun lagu, baik unsur ritme maupun tinggi rendah nada. Bentuk lagu juga
dapat dituliskan dengan lambang huruf abjad.

Karakteristik Lagu anak, lagu anak anak adalah yang dirancang sedemikian rupa, baik
lirik maupun melodinya dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Lagu anak adalah lagu yang
mengungkapkan kegembiraan , kasih sayang dan memiliki nilai pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan anak. Lagu untuk anak adalah lagu yangmemiliki melodi sederhana mudah
dimengerti untuk anak, mudah diingat,mudah dinyanyikan, dan mudah diingat. Jadi,
karakteristik lagu anak yaitu melodi dan bahasa pada lagu anak bertempo pengulangan kata,
alur yang sederhana, menggunakan kosakata yang sering didengar oleh anak.

Menciptakan lagu anak, langkah-langkah membuat lagu anak secara umum antara lain,
1. Pemahaman isi/tujuan pembuatan lagu
2. Penguasaan dan penentuan nada dasar pada tangga nada
3. Menentukan jangkauan nada
4. Menentukan struktur lagu
5. Menentukan Puncak Lagu
6. Menuliskan dalam notasi musik
Kelompok 16

"Pengembangan Kreativitas Daur Ulang Sampah Kertas Untuk Membina Jiwa


Kewirausahaan Mahasiswa PG PAUD"

Hampir di seluruh Negara di dunia memiliki masalah yang berkaitan dengan sampah. Dari
hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah yang sering kita lihat.
Penumpukan sampah di beberapa daerah disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya:

1. Volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung Tempat
Pembuangan sampah Akhir (TPA).
2. Pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan.
3. Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan
produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di
TPA.

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai
masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar.
Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5
kg/perkapita/hari, sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar
10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Konsep Sampah, sampah adalah
suatu barang bekas atau limbah yang tidak berharga, bahkan dianggap mengganggu dan
menjijikan.
Menurut kamus istilah lingkungan, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak
atau bercatat dalam pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, ditolak, buangan.

Jenis-jenis Sampah:

1. Berdasarkan Sumbernya:
a. Sampah alam
b. Sampah manusia
c. Sampah konsumsi
2. Berdasarkan Sifatnya:
a. Sampah organic (degradable)
b. Sampah anorganik (undegradable)
3. Berdasarkan Bentuknya:
a. Sampah padat ada 2 jenis: biodegradable dan non-biodegradable
b. Sampah cair

Prinsip pengolahan sampah yaitu,

1. Replace merupakan teknik Mengganti penggunaan produk ke bahan yang ramah


lingkungan.
2. Reduce merupakan teknik Mengurangi sampah dengan memaksimalkan penggunaan
barang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membeli produk kemasan isi ulang,
menggunakan kertas bolak-balik, atau membeli produk dalam kemasan besar sekaligus.
3. Reuse merupakan teknik Memanfaatkan barang bekas untuk digunakan kembali. Botol-
botol plastik dapat digunakan kembali untuk wadah sesuatu, bekas kaleng dipakai untuk
menjadi pot tanaman, tempat pensil, dan lain sebagainya agar lebih indah dapat dicat
sesuai keinginan anda.
4. Recycle merupakanteknikpengurangansampah dengan cara mendaur ulang. Sehingga
kita harus dapat membedakan yang mana yang termasuk sampah organik atau
anorganik.

Kreatifitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan atau menghasilkan sesuatu


ide atau gagasan yang baru. Berikut adalah ciri-ciri orang yang kreatif:

1. Tidak pernah takut dengan adanya saingan.


2. Merasa lebih bisa.
3. Selalu berpikir menggunakan otak kanan.
4. Orangnya tidak terlalu pintar.

Faktor yang Mempengaruhi Kreatifitas:

Faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar, 1999) adalah:

1. Faktor internal individu yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat
mempengaruhi kreativitas, diantaranya: Keterbukaan terhadap pengalaman dan
rangsangan dari luar atau dalam individu dan evaluasi internal.
2. Faktor Eksternal (lingkungan) dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah
lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis.

Dalam prosesnya hasil kreativitas meliputi ide-ide orisinil, cara pandang berbeda,
memecahkan rantai permasalahan, mengkombinasikan kembali gagasan-gagasan atau melihat
hubungan baru diantara gagasan-gagasan tersebut.
Ada 4 jenis kreativitas yang dapat diases yaitu:

1. Kelancaran (Fluency)
2. Keluwesan atau fleksibilitas (Flexibility)
3. Kerincian atau elaborasi (Elaboration)
4. Orisinalitas (Originality)

Daur Ulang Kertas Berkas sebagai Kegiatan Kewirausahaan Mahasiswa PG PAUD, dapat
dilakukan dengan memberikan materi kegiatan kewirausahaan daur ulang kertas bekas yaitu:

1. Pengetahuan tentang jenis bahan utama dari jenis-jenis kertas bekas yang bisa dijadikan
kertas daur ulang yang bernilai tinggi
2. Pengetahuan tentang bahan campuran limbah tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
untuk membuat kertas daur ulang yang bagus
3. Pengetahuan tentang jenis-jenis peralatan yang harus disediakan untuk pembuatan
kertas daur ulang
4. Pengetahuan dan keterampilan praktis tentang langkah-langkah pembuatan kertas daur
ulang yang dapat dilakukan sendiri secara manual
5. Pengetahuan tentang penggunaan kertas daur ulang untuk bahan baku kegiatan
produksi di industri kecil
6. Pengetahuan dan keterampilan menghitung seberapa besar nilai ekonomi produk dan
dapat memasarkan kertas daur ulang yang dihasilkan

Strategi yang Diterapkan

1. Sebelum memulai program ini mempelajari dan membandingkan dengan teori


pendukung dari buku-buku tentang kertas serta cara pembuatannya
2. Menghasilkan kreasi produk agar dapat bersaing di pasaran
3. Mengadakan lokakarya yang melibatkan pengurus HMJ KSDP wakil mahasiswa PG
PAUD dan aggota HMJ perwakilan mahasiswa PG PAUD, dari tiap angkatan untuk
membahas persiapan, perencanaan, pengumpulan bahan-bahan, peralatan, dan cara
pembuatannya
4. Memberikan latihan kepada mahasiswa untuk mengolah bahan dan menggunakan alat
5. Praktik pembuatan jenis-jenis kertas daur ulang
6. Bersama-sama melakukan rancangan perhitungan biaya produksi
7. Memproduksi kertas daur ulang secara masal dan menciptakan kemasan produk
Kelompok 17

"Perspektif Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Pemanfaatan Daur Limbah KDP


(Kertas, Daun, Dan Plastik) Dalam Kajian ENTERPENEURSHIP"

Guru yang ideal adalah guru yang harus memiliki kreativitas, keterampilan dan inovatif
dalam mengembangkan media pembelajaran melalui pemanfaatan daur limbah KDP yang
bertujuan sebagai penunjang proses belajar mengajar agar lebih menarik dan digunakan untuk
pengembangan berbagai aspek. Kegiatan pengembangan pendidikan merupakan sebuah proses
yang terkait dengan sebuah pembuatan media pembelajaran yang dilakukan dengan cara
sistematis yang di mulai dengan tahap perancangan/desain, produksi media, dan evaluasi.

Pengembangan adalah satu cara dalam memusatkan perhatiannya, tidak hanya pada
analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal akhir, seperti analisis
kontekstual. Media pembelajaran menjadi penentu dalam keberhasilan pembelajaran. Peran
media dalam pembelajaran khususnya dalam Pendidikan anak usia dini semakin penting dalam
perkembangan anak yang berasa pada masa befikir konkrit.

Perspektif pengembangan media pembelajaran melalui pemanfaatan daur limbah KDP


(Kertas, Daun, Dan Plastik) dalam kajian ENTERPENEURSHIP adalah dengan melakukan
pemanfaatan daur limbah KDP, yang merupakan salah satu tampilan yang cukup rumit dan
unik, namun pemanfaatan limbah tersebut dapat dibuat menjadi berbagai media pembelajaran
untuk anak khususnya di PAUD. Alat permainan edukatif dari bahan daur ulang ini memiliki
banyak peminat baik peminat untuk sekedar memiliki dan peminat yang juga ingin
mempelajari teknik proses pengelolaan limbah KDP menjadi media pembelajaran.
Kelompok 18

"Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship AUD Sebagai Bekal Kecakapan Hidup"

Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
memiliki rentang usia 0-8 tahun dan pada masa ini proses tumbuh kembangnya dalam berbagai
aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
Wirausaha adalah seseorang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang, me-
manage sumber daya yang dibutuhkan serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan
sukses secara berkelanjutan.

Jiwa kewirausahaan pada anak usia dini, pembentukan keperibadian kewirausahaan


dimulai sejak dalam kandungan, melalui pola hidup, pola makan, dan tingkah laku orang
tuanya. Semua pengalaman yang dilalui panca indranya, akan terserap dan masuk sebagai
unsur kepribadian dalam proses perkembangannya Pendidikan moral termasuk jiwa
kewiraswastaan yang harus ditanamkan mulai sejak masih balita dengan cara mulai
membiasakan anak-anak untuk mematuhi peraturan yang baik, benar, jujur dan adil. Istilah
keterampilan kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau
dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga akhirnya
mampu mengatasinya.

Kegiatan yang dapat menanamkan jiwa kewirausahaan pada Anak Usia Dini (AUD)

1. Cooking class
Kegiatan cooking class dapat meningkatkan kreatifitas anak dalam bereksperimen
dan berkreasi dengan bahan-bahan makanan yang sesungguhnya. Kegiatan cooking
class merupakan sebuah laboratorium bagi anak untuk dapat mempelajari berbagai
pengetahuan dan ketrampilan seperti mengenal nama-nama bahan makanan, hal itu
dapat menambah kosakata anak, mengukur bahan-bahan sesuai dengan resep dapat
menambah pengetahuan anak tentang volume dan konsep matematik.
2. Outing class
Kegiatan Outing Class ini memiliki tujuan utama yaitu; Memberikan ketrampilan
dan pengetahuan baru yang tidak masuk dalam kurikulum;Anak-
anaklebihbergairahdalam mengikuti seluruh aktivitas di sekolah; Anak-anak mampu
bersosialiasai di dalam kehidupan bermasyarakat; dan anak- anak memiliki ketrampilan
di alam bebas.
3. Market Day
Tujuan dari diterapkannya kegiatan ini adalah untuk Mendorong kemampuan
keuangan siswa (Encouraging students finance capability), hal ini berkaitan dengan
keterampilan matematika, berhitung, tanggungjawab, dan berani mengambil keputusan
sendiri yang beaitan dengan pengelolaan/manajemen uang sedari kecil; Mendorong
jiwa kewirausahaan siswa (Encouraging student entrepreneurship), dalam hal ini
kemampuanberinteraksi,komunikasi,beranimengambil resiko, kreatif dan inovatif yang
akan lebih dominan untuk dikembangkan dalam diri anak; dan Meningkatkan
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (Improving education for sustainable
development).

Cara menerapkan kegiatan kewirausahaan dalam Pembelajaran Pendidikan Anak Usia


Dini (PAUD), menerapkan kegiatan yang dapat menanamkan jiwa kewirausahaan pada
Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidaklah mudah, perlu adanya pembelajaran
khusus dalam melaksanakannya. : Unsur utama dalam pengembangan program pembelajaran
bagi AUD adalah bermain yang mengutamakan adanya kebebasan bagi anak untuk
bereksplorasi dan berkreativitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih berperan sebagai
fasilitator saat anak membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Penerapan kegiatan-kegiatan tersebut dalam pembelajaran PAUD bisa dilakukan dengan


tiga tahapan yaitu perencanaan strategi pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dan evaluasi kegiatan belajar mengajar. Pada pemilihan strategi pembelajaran di taman kanak-
kanak hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor penting yakni karakteristik tujuan
pembelajaran, karakteristik anak dan cara belajarnya,tempat berlangsungnya kegiatan, tema
pembelajaran serta pola kegiatan.
Kelompok 19

"Bimbingan Awal Entrepreneur pada Anak Usia Dini"

Pada tahapan usia dini, anak-anak yang belajar menumbuhkan pembelajaran wirausaha
akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas yang terlatih sejak dini, termasuk
melalui berbagai kegiatan kewirausahaan, menjadi modal utama produktivitas dan kemandirian
anak ketika dewasa. Pengembangan karakter wirausaha dipengaruhi oleh nilai-nilai. Nilai
merupakan kekuatan penggerak perubahan. Kemampuan membentuk diri dan
mengaktualisasikan nilai-nilai etis merupakan ciri hakiki manusia, sehingga mampu menjadi
agen perubahan. Dalam pembiasaan pembentukan perilaku misalnya pengembangan karakter
kewirausahaan, peran orang tua amatlah penting. Karena orangtua adalah pendidik pertama
dan utama bagi anak. Sehingga orangtualah yang bertanggungjawab menanamkan nilai-nilai
tersebut yang dapat dilakukan dengan memberi contoh keteladanan dan pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran kewirausahaan pada anak usia dini dapat diimplementasikan secara terpadu
dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke
dalam kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis
kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti:

1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Kegiatan belajar melalui


bermain.
2. Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP.

Bimbingan Awal Entrepreneur pada Anak Usia Dini dapat dilakukan dengan kegiatan
pembelajaran kewirausahaan yang dapat dilakukan pendidik dengan cara:

1. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka;
2. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok.

Kegiatan bimbingan awal entrepreneur pada anak usia dini juga dapat dilakukan dengan
mengajak anak di PAUD bersama guru dan teman sebayanya dengan memaksimalkan dalam
menanamkan pola pikir untuk menjadi seorang wirausaha (entrepreneur). Hal-hal yang dapat
guru lakukan antara lain:
1. Memberikan fasilitas
2. Metode mengajar yang kreatif
3. Mengaitkan apa yang diajarkan dengan berpikir layaknya seorang wirausaha.

Kelak ketika dewasa nanti anak akan terbiasa dengan kegiatan kewirausahaan dan yang
terpenting lagi anak tidak akan takut mengambil resiko.
Kelompok 20

"Menumbuhkan Nilai Kewirausahaan Melalui Kegiatan Market Day"

Pada umumnya sekolah menggunakan metode yang biasa digunakan antara lain adalah
Market day Outbond, Cooking day, dan lain sebagainya. Pada kali ini kita akan membahas
mengenai penumbuhan nilai kewirausahaan melalui kegiatan market day, market merupakan
aktifitas pembelajaran entrepreneur, dimana anak-anak diajarkan bagaimana memasarkan
produk kepada teman, guru ataupun pada pihak selainnya.

Pada ajang Market Day, produk karya siswa juga dapat dipajang dan coba untuk dijual
kepada khalayak yang hadir. Saat pelaksanaan Market Day, suasana dibuat menjadi riang
gembira. Market day berfungsi untuk melatih jiwa entrepreneur, memahami dunia bisnis,
melatih kreativitas dan inovasi padaanak. Pada kegiatan Market Day anak biasanya terlibat
langsung dalam proses Pembelajaran yaitu dengan berperan sebagai penjual dan pembeli.
Dengan kegiatan Market Day ini, anak-anak diharapkan teredukasi sejak dini bagaimana cara
berjualan yang baik. Anak-anak akan terbiasa dengan konsep kejujuran misalnya dalam
timbangan, takaran, barang mana yang baik dan mana yang rusak.

Tujuan Market Day:

1. Menumbuhkan jiwa entrepreneur


2. Memahami dunia bisnis
3. Melatih kreativitas dan inovasi pada siswa
4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak
5. Meningkatkan kemampuan komunikasi anak
6. Melatih kecerdasan bisnis anak

Manfaat market day bagi orang tua adalah untuk menunjukkan dukungannya atas proses
pendidikan anak-anaknya, sedangkan manfaat market day untuk sekolah adalah untuk
memperkuat solidaritas komunitas atau seluruh warga atau anggota sekolah.

Anda mungkin juga menyukai