Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kata

Berikut ini adalah pendapat dari para ahli bahasa mengenai konsep kata.

1. Kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat

dibagi atas bagian-bagiannya, dan mengandung sebuah ide (Keraf, 1991: 44)

2. Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain setiap

satuan bebas merupakan kata (Kushartanti, 2005: 151).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

kata adalah satuan bebas, atau bentuk yang paling kecil, mampu berdiri sendiri,

dan sudah mempunyai arti. Kata merupakan dua macam satuan, ialah satuan

fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologi, kata terdiri satu atau

beberapa suku, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Sebagai satuan

gramatik, kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.

B. Jenis Kata

Jenis kata di dalam bahasa Indonesia, telah banyak dikemukakan oleh

beberapa ahli bahasa (Linguistik), baik dalam pandangannya secara tradisional

(lama) maupun secara struktural (baru). Jenis kata dalam bahasa Indonesia

menurut Kridalaksana (1994: 20) dibagi dalam sepuluh macam, yaitu kata benda,

kata keadaan, kata ganti, kata kerja, kata bilangan, kata sandang, kata depan, kata

keterangan, kata sambung (konjungsi), dan kata seru. Dalam penelitian ini,

penulis hanya meneliti kata sambung (konjungsi) karena penggunaan konjungsi

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
pada siswa sering salah penempatan atau pemilihan, sehingga menimbulkan

makna gramatikal yang tidak utuh.

C. Pengertian Konjungsi

Menurut Sumarlan (2003: 32), konjungsi adalah salah satu jenis kohesi

gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan

yang lain dalam wacana.

Menurut Kridalaksana (1994: 102), konjungsi adalah kategori yang

berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan

selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi

menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak

setataran.

Contoh:
(1) Ia pergi karena saya
(2) Ia pergi karena saya mengusirnya

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konjungsi sama

dengan kata sambung, disebut juga dengan konjungtor, dan termasuk kata tuga

menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat.

Dari kalimat tersebut tampak bahwa yang dihubungkan oleh konjungsi

adalah klausa. Meskipun demikian, konjungsi juga menghubungkan dua kata atau

frasa. Konjungsi dan, atau tersebut membentuk frasa mangga dan pisang,

adiknya atau kakaknya mempunyai keanggotaan ganda, yakni sebagai preposisi

dan sebagai konjungsi. Jika kata itu dipakai sebagai pembentuk frasa maka

statusnya adalah sebagai preposisi. Dalam kenyataannya akan diketahui bahwa

sebagian dari preposisi ada pula yang bertindak sebagai konjungsi. Preposisi

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
sebagai sebab, karena, dan sejak dapat menghubungkan kata maupun klausa. Pada

kalimat berikut ini ditemukan preposisi yang dapat pula bertindak sebagai

konjungsi.

(3) a. Dia tidak kuliah karena kematian ayahnya.


b. Dia tidak kuliah karena ayahnya meninggal
(4) a. Dia sudah dapat membaca sejak bulan Agustus
b. Dia sudah dapat membaca sejak dia berumur lima tahun.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa ada kata yang mempunyai

keanggotan ganda yaitu sebagai preposisi maupun konjungsi. Konjungsi karena

dan sejak pada kalimat (3a), (3b), (4a), dan (4b). Pada kalimat (3a) dan (3b)

konjungsi karena sekaligus dipakai sebagai preposisi. Preposisi pada kalimat (3a)

terlihat pada klausa karena kematian ayahnya, sedangkan pada kalimat (3b)

preposisi terlihat pada klausa karena ayahnya meninggal. Pada kedua kalimat

tersebut konjungsi karena berperan juga sebagai preposisi.

Pada kalimat (4a) dan (4b) konjungsi sejak sekaligus dipakai sebagai

preposisi. Preposisi pada kalimat (4a) terlihat pada klausa sejak bulan Agustus,

sedangkan pada kalimat (4b) preposisi terlihat pada klausa sejak dia berumur

lima tahun. Pada kedua kalimat tersebut, konjungsi sejak berperan juga sebagai

preposisi.

D. Macam-Macam Konjungsi

Macam-macam konjungsi di dalam kalimat menurut Chaer (1987: 141-

167) terbagi dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut: konjungsi dan,

konjungsi dengan, konjungsi serta, konjungsi atau, konjungsi tetapi, konjungsi

namun, konjungsi sedangkan, konjungsi sebaliknya, konjungsi bahkan, konjungsi

lagipula, konjungsi apalagi.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
Berikut ini akan dijelaskan tentang macam-macam konjungsi yang

terdapat di dalam kalimat.

1. Konjungsi dan

Konjungsi dan untuk menyatakan gabungan, biasa digunakan

a. di antara dua kata benda

Perhatikan kalimat berikut.

(5) Ibu dan Ayah pergi ke Surabaya.


(6) Adik dibelikan baju dan sepeda.

b. di antara dua kata kerja.

Perhatikan kalimat berikut ini.

(7) Mereka makan dan minum di kantin.


(8) Ibu memasak dan meyuapi adik.

c. di antara dua buah kata sifat yang tidak bertentangan.

Perhatikan beberapa kalimat berikut ini.

(9) Anak itu rajin dan pandai.


(10) Pohon pisang itu besar dan panjang.

Perlu diperhatikan bahwa.

1) Kalau keduanya kata sifat yang digabungkan dengan konjungsi dan

sifatnya bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi subjek.

Perhatikan kalimat berikut ini.

(11) Kaya dan miskin di hadapan Tuhan sama saja.


(12) Baik dan buruk perlu dipertimbangkan sekali.

2) Jika yang digabungkan lebih dari dua buah kata, maka konjungsi dan

hanya digunakan di antara dua buah kata yang terakhir.Hal ini dapat

diperhatikan pada kalimat berikut ini.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
(13) Dia ditendang, dipukul, dan dibanting musuhnya.
(14) Anak itu ramah, rajin, dan pandai.

3) Di antara dua buah klausa (bagian kalimat) dalam sebuah kalimat

majemuk atau luas. Perhatikan kalimat berikut.

(15) Kakak mandi dan Adik melihat tv.


(16) Ali belajar dan Ana barmain.

4) Jika klausa-klausa yang digabungkan lebih tinggi, maka konjungsi dan

hanya digunakan di antara dua buah klausa yang terakhir.

Dari penjelasan tersebut perhatikan kalimat berikut.

(17) Bupati menyumbang tujuh juta rupiah, Camat menyumbang enam


juta rupiah, dan para pengusaha menyumbang tiga juta rupiah.

2. Kojungsi dengan

Konjungsi dengan fungsinya untuk menyatakan gabungan, dapat

digunakan di antara dua buah kata benda. Perhatikan penggunaan konjungsi pada

kalimat berikut.

(18) Andi dengan Ani pergi ke sekolah.


(19) Ayah dengan Ibu pergi ke kantor.

3. Konjungsi serta

Konjungsi serta berfungsi untuk menyatakan gabungan biasa digunakan di

antara dua buah kata benda. Hal ini dapat diperhatikan pada kaimat berikut.

(20) Ibu serta bapak akan berkunjung ke rumah nenek.


(21) Kakak serta adik akan pergi ke Bogor.

4. Konjungsi atau

Konjungsi atau berfungsi untuk menyatakan memilih, dapat digunakan di

antara.

a. Dua buah kata benda atau frase benda.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
Perhatikan penggunaan konjungsi atau pada kalimat berikut:

(22) Kamu pilih dia atau aku?


(23) Merah atau putih baju yang kamu minta?

b. Dua buah kata kerja.

Perhatikan kalimat berikut ini.

(24) Jangan menegur atau mengajak bicara anak yang nakal itu.
(25) Dua buah kata sifat yang berlawanan makna.

c. Dua buah kata sifat yang berlawanan makna.

Perhatikan kalimat berikut ini.

(26) Kaya atau miskin sama saja di hadapan Tuhan.


(27) Mahal atau murah akan kubeli rumah itu.

d. Kata kerja atau kata sifat dengan bentuk ingkarnya.

Hal itu dapat diperhatikan pada kalimat berikut ini.

(28) Kamu mau datang atau tidak, itu urusanmu.


(29) Jujur atau tidak jujur, saya tidak tahu masalah itu.

e. Dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk setara.

Perhatikan kalimat berikut ini.

(30) Saya datang ke rumahnya, atau kau yang datang ke rumahku.

Perlu diketahui bahwa.

Kalau yang dipilih lebih dari dua unsur, maka konjungsi atau ditempatkan

di antara kedua unsur yang terakhir.

Perhatikan kalimat berikut ini.

(31) Teh, kopi atau air putih yang hendak kau minum.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
5. Konjungsi tetapi

Konjungsi tetapi dengan fungsi untuk menyatakan pertentangan yang

digunakan di antara

a. dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat.

Perhatikan kojungsi tetapi pada kalimat berikut ini.

(32) Anak itu pandai tetapi malas.


(33) Dia memang bodoh tetapi rajin.

b. dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang sama

sedangkan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berkontras.

Perhatikan pula pada kalimat berikut.

(34) Rumah itu besar dan indah tetapi halamannya sempit.

c. dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang tidak sama

dengan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berlawanan.

Hal ini dapat diperhatikan pada kalimat berikut.

(35) Ali sangat pandai tetapi adiknya bodoh.


(36) Di dalam rumah gelap sekali tetapi di luar sangat terang.

d. dua buah klausa, di mana klausa pertama berisi pernyataan, dan klausa

kedua berisi pengingkaran dengan kata tidak. Perhatikan juga pada kalimat

berikut ini.

(37) Kami ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak ada biaya.


(38) Saya memang datang ke pesta tetapi tidak ada yang berkesan di
hatiku.

Perlu diperhatikan juga bahwa Konjungsi tetapi juga digunakan sebagai

penghubung antarkalimat. Perhatikan kalimat berikut ini.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
(39) Saya ingin terus belajar.Tetapi ayah saya menyuruh bekerja.
Seharusnya saya ingin terus belajar, tetapi ayah menyuruh saya
bekerja.

6. Konjungsi namun

Konjungsi namun dengan fungsi menggabungkan mempertentangkan

digunakan di antara dua buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya,

berisi pernyatan dan kalimat kedua berisi pernyataan yang kontras dengan kalimat

pertama. Hal ini dapat diperhatikan pada kalimat berikut.

(40) Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan, namun
sekarang dia lupa kepada kami.
(41) Setiap hari dia bekerja keras tanpa mengingat waktu, jauh dari
keluarga, namun dia tetap menjalankan sholat.

Perlu diperhatikan pula bahwa.

a. Konjungsi namun sesungguhnya sama fungsinya dengan konjungsi tetapi.

Namun konjungsi tetapi hanya digunakan sebagai penghubung

antarklausa, sedangkan konjungsi namun digunakan sebagai penghubung

antarkalimat.

b. Konjungsi namun untuk lebih jelas, dapat diikuti kata begitu dan demikian.

Perhatikan kalimat berikut ini.

(42) Sejak kecil kami rawat dan kami sekolahkan, namun begitu setelah
dewasa dan jadi orang kini dia lupa kepada kami.
(43) Dia memang keras kepala, bandel, namun demikian hatinya baik dan
suka menolong.

7. Konjungsi sedangkan.

Konjungsi sedangkan dengan fungsi untuk menyatakan pertentangan.

Perhatikan kalimat berikut ini.

(44) Ayahnya menjadi dokter, sedangkan ibunya menjadi bidan.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
(45) Kakanya menjadi dosen, sedangkan adiknya menjadi guru.

8. Konjungsi sebaliknya

Konjungsi sebaliknya berfungsi untuk menyatakan gabungan atau

mempertentangkan, digunakan di antara dua buah klausa yang bertentangan.

Perhatikan penggunaan konjungsi sebaliknya pada kalimat berikut.

(46) Diberi pertolongan bukannya terima kasih, sebaliknya malah dia


diam saja.

9. Konjugsi bahkan

Konjungsi bahkan berfungsi untuk menggabungkan dan menguatkan antar

klausa, dapat digunakan di antara dua buah kalimat. Perhatikan kalimat berikut

ini.

(47) Dia pandai sekali bahkan sampai juara kelas.

10. Konjungsi lagipula

Perhatikan kalimat berikut ini.

(48) Saya tidak masuk hari ini, lagipula saya tidak mengajar.
(49) Mari makan di warung ini, harganya murah lagipula enak
masakannya.

11. Konjungsi apalagi

Konjungsi apalagi berfungsi untuk menyatakan gabungan pernyataan,

digunakan pada awal keterangan atau kalimat tambahan.

Hal ini dapat diperhatikan pada kalimat berikut ini.

(50) Kamu saja tidak tahu, apalagi saya yang tidak sekolah.
(51) Jalan-jalan di kota sering macet, apalagi waktu jam sibuk.

Perlu diperhatikan juga bahwa.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
Secara optimal konjungsi apalagi dapat diikuti kata kalau atau jika bila

digunakan pada kalimat yang tidak bersubjek. Perhatikan kalimat berikut ini.

(52) Hawa di sini sejuk sekali, apalagi kalau malam hari.


(53) Saya tidak dapat hadir, apalagi kalau tidak di jemput

E. Pengelompokan Konjungsi

Menurut Moeliono (peny) (1997: 236-240), dilihat dari perilaku

sintaktisnya, konjungsi dibagi empat kelompok, yaitu konjungsi koordinatif,

konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat.

1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur

atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama.

Perhatikan konjungsi koordinatif berikut.

dan : penanda hubungan penambahan


serta : penanda hubungan pendampingan
atau : penanda hubungan pemilihan
tetapi : penanda hubungan perlawanan
melainkan : penanda hubungan perlawanan
padahal : penanda hubungan pertentangan
sedangkan : penanda hubungan pertentangan

Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain karena

konjungsi itu, disamping menghubungkan kata, juga membentuk frasa, tetapi frasa

yang dihasilkan bukanlah frasa preposisional. Hal ini dapat diperhatikan pada

kalimat berikut.

(54) Dia menangis dan istrinya pun ikut tersedu-sedu.


(55) Dia mencari saya dan adik saya.
(56) Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku?
(57) Sebenarnya anak itu pandai tetapi malas.
(58) Yang kita cari hotel yang sederhana, tetapi bersih.
(59) Dia pura-pura tidak tahu, padahal tahu banyak.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
(60) Ibu sedang masak, sedangkan Ayah membaca Koran.

Di samping makna ‘pemilihan’ konjungsi atau mempunyai makna

‘penambahan’. Untuk makna penambahan seperti itu, konjungsi atau pada

umumnya dipakai bila makna kalimatnya berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

kurang baik. Dalam hal itu partikel pun dapat ditambahkan pada konjungsi

koordinatif atau sehingga menjadi ataupun. Hal ini dapat diperhatikan pada

kalimat berikut.

(61) Karyawan yang malas atau (pun) tidak jujur akan ditindak.
(62) Polisi yang melalaikan tugas atau (pun) yang melakukan pungli
akan dipecat.
(63) Penumpang dilarang merokok atau (pun) meludah di dalam bis.

2. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata,

frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif

terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa atau klausa yang

dihubungkan. Hal ini dapat diperhatikan pada konjungsi korelatif berikut.

baik…maupun...
tidak hanya…tetapi juga….
bukan hanya...melainkan juga…
demikian…sehingga….
sedemikian rupa....sehingga…
apa (kah)…atau…
entah…entah….
jangankan…pun….

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.

(64) Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok.


(65) Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga patuh.
(66) Mobil itu larinya demikian cepatnya sehingga sangat sukar dipotret.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
(67) Ketika harus mengerjakannya sedemikian rupa sehingga hasilnya
benar- benar baik.
(68) Jangankan orang lain, orang tuanya sendiri pun tidak dihormati.

3. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua

klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaktis yang sama. Salah

satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Jika dilihat dari perilaku sintaktis

dan semantisnya, konjungsi subordinatif dapat dibagi menjadi tiga belas

kelompok. Berikut ini adalah kelompok-kelompok konjungsi subordinatif.

a. Konjungsi Subordinatif Waktu:

1) Sejak, semenjak, sedari


2) Sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selama, serta, sambil,
demi.
3) Setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai.
4) Hingga, sampai.

b. Konjungsi Subordinatif Syarat:

Jika, jikalau, kalau, asal (kan), bila, manakala.

c. Konjungsi Subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya,

sekirannya

d. Konjungsi Subordinatif Tujuan: agar, supaya, biar

e. Konjungsi Subordinatif Konsesif; biarpun, meski(pun), walau(pun),

sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).

f. Konjungsi Subordinatif Pembandingan: seakan-akan, seolah-olah,

sebagaimana, seperti, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.

g. Konjungsi Subordinatif Sebab: sebab, karena, oleh karena,oleh sebab.

h. Konjungsi Subordinatif Hasil: sehingga, sampai (sampai), maka(nya.)

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
i. Konjungsi Subordinatif Alat: dengan, tanpa.

j. Konjungsi Subordinatif Cara: dengan, tanpa.

k. Konjungsi Subordinatif Komplementasi: bahwa.

l. Konjungsi Subordinatif Atribut: yang

m. Konjungsi Subordinatif Perbandingan: sama…dengan, lebih…dari(pada)

Contoh:

(69) Pak Buchori sudah meningal sebelum dokter datang.


(70) Saya akan naik haji jika tanah saya laku.
(71) Aya pasti akan memaafkannya seandainya dia mau mengakui
kesalahannya.
(72) Narto harus belajar giat agar naik kelas.
(73) Pembangunan tetap berjalan terus meskipun dana makin menyempit.

Seperti halnya dengan kelompok konjungsi koordinatif, dalam kelompok

konjungsi subordinatif ada pula anggota yang termasuk dalam kelompok

preposisi. Kata sebelum dan karena dapat diikuti oleh klausa dan dapat pula

diikuti oleh kata. Dalam hal yang pertama kata-kata itu bertindak sebagai

konjungsi.

(74) Sebelum pergi ayah sarapan dahulu (diikuti kata)


(75) Karena sakit dia tidak berangkat sekolah (diikuti kata)
(76) Aku berangkat ke sekolah sebelum ayah berangkat ke kantor (diikuti
klausa)
(77) Aku menyanyi karena itu memang hobiku (diikuti klausa)

4. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menggabungkan satu

kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, kata penghubung itu selalu

memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan

huruf kapital.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
Berikut ini adalah penggunaan kata penghubung antar kalimat. Anggota

subkelompok (a) menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berada

ataupun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya meliputi

konjungsi biarpun demikian, sekalipun demikian, sungguhpun demikian,

walaupun demikian.

Anggota subkelompok (b) menyatakan kenyataan dari peristiwa atau

keadaan pada kalimat sebelumnya meliputi konjungsi kemudian, sesudah itu,

setelah itu, selanjutnya. Anggota subkelompok (c) menyatakan peristiwa, atau

keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, meliputi konjungsi

tambahan pula, lagi pula, selain itu. Anggota kelompok (d) mengacu kebalikkan

dari yang dinyatakan sebelumnya, yakni konjungsi sebaliknya dan sesungguhnya.

Anggota subkelompok (e) menyatakan keadaan yang sebenarnya meliputi

konjungsi sesungguhnya dan bahwasanya. Anggota subkelompok (f) menyatakan

pengguatan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, meliputi konjungsi malah(an)

dan bahkan. Anggota subkelompok (g) menyatakan pertentangan dengan keadaan

sebelumnya, meliputi konjungsi (akan)tetapi dan namun. Anggota subkelompok

(h) menyatakan keeksklusifan dari hal yang dinyatakan sebelumnya, meliputi

konjungsi kecuali itu. Anggota subkelompok (i) menyatakan konsekuensi,

meliputi konjungsi dengan demikian. Anggota kelompok (j) menyatakan akibat,

meliputi konjungsi oleh sebab itu dan oleh karena itu. Anggota kelompok (k)

menyatakan yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, meliputi sebelum

itu. Hal ini dapat diperhatikan pada kalimat berikut.

(78) Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami masih
menghargainya.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
(79) Mereka belanja ke pasar. Sesudah itu, mereka pergi ke taman.
(80) Pak Ahmad menderita penyakit jantung. Selain itu, dia juga
mengidap tekanan darah tinggi.
(81) Penjahat itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya,
dia melawan polisi dengan senjata apinya.
(82) Masalah yang dihadapi memang sulit. Sesungguhnya, masalah itu
sudah diduga sebelumnya.
(83) Pak Hadi sudah tahu soal itu. Bahkan, dia sudah menanganinya.
(84) Keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap
waspada (Moeliono (peny), 1997: 139 – 140)

F. Hubungan Konjungsi

Menurut Moeliono (peny) (1997: 317), dilihat dari hubungan semantik

antarklausa dalam kalimat majemuk setara. Dan dari segi arti koordinatornya, ada

tiga hubungan atau relasi: (a) hubungan penjumlahan, (b) hubungan perlawanan,

dan (c) hubungan pemilihan.

1. Hubungan Penjumlahan

Hubungan penjumlahan adalah hubungan yang menyatakan penjumlahan

atau gabungan kegiatan, keadaan peristiwa, dan proses. Hubungan tersebut

ditandai oleh koordinator dan, serta, atau baik...maupun. Hubungan penjumlahan

terdiri dari (a) sebab-akibat, (b) urutan waktu, (c) pertentangan, dan (d) perluasan.

Contoh:

(85) Pengaruh Revolusi Bolsyewik makin tertanam dalam dirinya, dan


dari situ idenya tentang revolusi sebagai perjuangan untuk
menyatakan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum kapitalis-
klonialis berkembang cepat.
(86) Dia mengintip dari tirai dan berusaha mendengarkan pembicaraan
mereka.
(87) Di satu pihak kita mengajukan kesalehan dan di lain pihak banyak
orang tua melanggarnya.
(88) Ujian seperti itu disebut uji bakat dan terutama mengukur
kemampuan intelektual seseorang.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
Pada contoh (81), klausa kedua merupakan akibat dari klausa pertama.

Pada contoh (82), klausa kedua terjadi sesudah klausa yang pertama tanpa ada

hubungan sebab-akibat. Pada contoh (83), klausa kedua menyatakan sesuatu yang

bertentangan dengan apa yang dinyatakan dalam klausa pertama. Dan pada contoh

(84), klausa kedua memberikan informasi atau menjelaskan tambahan untuk

melengkapi informasi klausa pertama.

2. Hubungan Perlawanan

Hubungan perlawanan adalah hubungan yang menyatakan bahwa apa yang

dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan, atau tidak sama, dengan apa yang

dinyatakan dalam klausa kedua. Hubungan tersebut ditandai dengan koordinat

tetapi. Hubungan perlawanan itu dapat dibedakan atas hubungan yang

menyatakan (a) penguatan, (b) implikasi, dan (c) perluasan.

Contoh:

(89) Bapak menjadi perhatian tidak saja dari keluarga, tetapi juga
menjadi perhatian penduduk desaku.
(90) Suami istri itu sudah lama menikah, tetapi belum juga dikaruniai
seorang anak pun.
(91) Adat dipertahankan agar tidak berubah, tetapi unsur-unsur baru dari
luar yang dianggap baik dimasukkan ke dalamnya.

Pada contoh (85), klausa kedua membuat informasi yang menguatkan dan

menandaskan informasi yang dinyatakan dalam klausa pertama. Pada contoh (86),

klausa kedua menyatakan suatu yang merupakan perlawanan implikasi klausa

pertama. Dan pada contoh (87), klausa kedua merupakan informasi tambahan

untuk melengkapi apayang dinyatakan oleh klausa pertama.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
3. Hubungan Pemilihan

Hubungan pemilihan adalah hubungan yang menyatakan pilihan di antara

dua kemungkinan yang dinyatakan oleh kedua klausa yang dihubungkan.

Koordinat yang menyatakan hubungan pemilihan itu adalah atau.

Contoh:

(92) Saya tidak tahu apakah dia akan ikut atau tidak.

Pada contoh (88), merupakan contoh kalimat yang memiliki hubungan

pemilihan yang menyatakan pertentangan.

Selain itu, menurut Moeliono (peny) (1997: 322), dilihat dari hubungan

semantik antarklausa yang membentuknya dalam kalimat majemuk bertingkat,

dapat dibagi menjadi delapan: (a) hubungan waktu, (b) hubungan tujuan, (c)

hubungan konsesif, (d) hubungan penyebaban, (e) hubungan pengakibatan, (f)

hubungan cara, (g) hubungan hasil, dan (h) hubungan tributif.

1. Hubungan Waktu

Hubungan waktu adalah hubungan yang jika klausa sematanya

menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam

klausa utama. Hubungan waktu dapat dibedakan lagi menjadi (a) batas waktu

permulaan (semenjak, sedari), (b) waktu bersamaan (sewaktu, seraya, serta,

selagi, sementara, selama, sambil, dan ketika ), (c) waktu berurutan (sebelum,

setelah, seusai, begitu, dan sehabis), dan (d) waktu batas akhir (hingga, sampai).

Contoh:

(93) Sejak aku disertahkan orang tuaku kepada Nenek, aku tidur di atas
dipan di kamar Nenek yang luas.
(94) Aku tidak mengerti akan hal tersebut ketika aku masih anak-anak.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
(95) Ia baru kembali ke desa setelah biaya untuk melanjutkan sekolahnya
tidak ada.
(96) Gotong royong itu berjalan dengan lancar sampai kami
menyelesaikan sekolah.

Pada contoh (89), merupakan hubungan waktu permulaan dengan penanda

hubungan sejak. Pada contoh (90), merupakan hubungan waktu bersamaan dengan

penanda hubungan ketika. Pada contoh (91), merupakan hubungan waktu

berurutan dengan penanda hubungan setelah. Dan pada contoh (92), merupakan

hubungan waktu batas akhir dengan penanda hubungan sampai.

2. Hubungan Tujuan

Hubungan tujuan adalah hubungan yang terjadi jika klausa sematannya

menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang tersebut dalam klausa utama.

Subordinator yang dipadai untuk menyatakan hubungan itu adalah agar, supaya,

dan biar.

Contoh:

(97) Saya sengaja tinggal di kota kecil agar dapat mengetahui kehidupan
di sana.

3. Hubungan Konsesif

Hubungan konsesif adalah hubungan yang terdapat dalam sebuah kalimat

yang klausa sematannya membuat pernyataan yang tidak akan mengubah apa

yang dinyatakan dalam klausa utama. Subordinator yang dipakai adalah walau

(pun), meski (pun), sekalipun, biar (pun), kendati (pun), dan sungguhpun.

Contoh:

(98) Walaupun hatinya sangat sedih, dia tidak pernah menangis di


hadapanku.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
4. Hubungan penyebaban

Hubungan penyebaban adalah hubungan yang terdapat dalam kalimat yang

klausa sematannya menyatakan sebab atau alasan terjadinya sesuatu yang

dinyatakan dalam klausa utama. Subordinator yang dipakai adalah sebab, karena,

dan oleh karena.

(99) Pusat Penelitian Kependududkan terpaksa menangguhkan beberapa


rencana penelitian karena belum ada tenaga pelaksana.

5. Hubungan Hasil

Hubungan pengakibatan adalah hubungan yang klausa sematannya

menyatakan akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Hubungan ini

biasanya dinyatakan dengan memakai subordinator seperti sehingga, sampai, dan

maka.

(100) Kami tidak setuju maka kami protes.

6. Hubungan Cara

Hubungan cara adalah hubungan yang terdapat dalam kalimat yang klausa

sematannya menyatakan cara pelaksanaan dari apa yang dinyatakan oleh klausa

utama. Subordinator yang sering dipakai adalah dengan.

Contoh:

(101) Kesebelasan PSMS mempertahankan kemenangannya dengan


strategi bertahan.

7. Hubungan Atributif

Hubungan atributif terdiri dari hubungan atributif sebagai pewatas dan

hubungan atributif posesif. Hubungan atributif sebagai pewatas terjadi jika klausa

sematannya menyatakan suatu keadaan atau perbuatan yang alami atau dilakukan

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011
oleh acuan nomina tertentu pada klausa utama. Subordinator yang digunakan

adalah yang. Hubungan atributif posesif terjadi jika klausa sematan posesif juga

merupakan sematan pewatas, tetapi menyatakan hubungan pemilikan. Cara

membentuk klausa semacam itu adalah dengan menambahkan partikel –nya pada

nomina yang berdiri sesudah pemarkah yang. Pemakaian partikel itu tanpa

mengindaikan apakah pemilikannya jamak atau tunggal.

Contoh:

(102) Pamannya yang tinggal di Bogor meninggal kemarin.


(103) Pelamar yang ijazahnya dari Boston (itu) memenuhi persyaratan
kami.

Pada contoh (98), merupakan hubungan atributif pewatas karena klausa

sematannya menyatakan suatu keadaan atau perbuatan yang alami atau dilakukan

oleh acuan nomina pada klausa utama. Pada contoh (99), merupakan hubungan

atributif posesif karena di belakang subordinator yang menggunakan partikel –nya

pada kata ijazahnya.

Penggunaan Konjungsi Bahasa Indonesia..., Yulia Anjas Indriani, FKIP UMP, 2011

Anda mungkin juga menyukai