PENGANTAR PENYUSUN
Sesuai dengan judulnya, buku ini menyajikan ilmu nahwu sharaf
dengan menggunakan ayat Alquran sebagai sebagian besar contoh. Namun
tidaklah seluruh pembahasan disajikan ayat Alqurannya sebab berkaitan
dengan tema yang sangat mendasar atau berulang-ulangnya ayat yang
serupa atau dalam pembahasan tertentu penyusun tidak menemukan ayat
yang berkaitan. Selain itu, beberapa ayat kami terjemah dan sebagian lain
kami hanya menuliskan ayatnya saja tanpa terjemah, demikian agar yang
diperhatikan adalah huruf, kata atau irob yang ada pada pembahasan.
Lain dari itu, untuk menggunakan ayat sebagai panduan untuk
memahami isi buku ini sangat diperlukan adanya pembimbing / guru yang
menerangkan maudhu atau letak kata yang dimaksud. Demikian sebab di
banyak tempat penyusun hanya menyebutkan nomor urut surat dan ayat
untuk merujuk langsung ke Alquran.
Demikian kiranya untuk menjadi acuan memahami isi buku ini
dan tentunya penyusun sangat berharap agar pendidikan Alquran di
masyarakat tidak hanya sebatas membaca saja tetapi berkelanjutan
memahami isinya yang nahwu sharaf merupakan kunci utama hingga
Alquran dapat tertanam dalam hati generasi kita dan tampak dalam
perilaku mereka. Amin
Penyusun
2|N A H W U S H A RA F QU R A N I
KENAPA HARUS BELAJAR NAHWU SHARAF
-
3|N A H W U S H A RA F QU R A N I
PENGANTAR MEMAHAMI NAHWU SHARAF
BAB I
Tahukah kamu, ada berapa huruf hijaiyyah? Kemudian tahukah kamu
bahwa Alquran Alkarim, Hadits Nabi SAW dan seluruh kitab yang
berberbahasa Arab merupakan rangkaian dari huruf-huruf hijaiyyah?
Perhatikan kalimat di bawah ini:
Bila kalimat di atas dilepaskan perhuruf maka akan berbentuk seperti di
bawah ini:
Coba baca kalimat di atas!
Kemudian, kenapa huruf-huruf tersebut bisa dibaca seperti itu?
Jawabannya adalah karena huruf-huruf tersebut memiliki tanda baca
yaitu tanda yang berada di atas dan di bawah huruf. Tanda baca
ini dinamakan harkat.
Bila kalimat diatas dihilangkan tanda bacanya akan berbentuk demikian:
Nahwu adalah suatu ilmu yang menentukan harkat akhir kata. Dan
Sharaf adalah ilmu untuk menentukan harkat huruf awal, kedua dan huruf
sebelum akhir pada tiap kata.
Perhatikan contoh berikut:
:tidak berharakat
:huruf akhir tidak berharakat
:hanya huruf akhir yang berharakat
4|N A H W U S H A RA F QU R A N I
5|N A H W U S H A RA F QU R A N I
BAB II
Alquran Alkarim, Hadits Nabi, Ilmu Fiqh, Ilmu Akhlak, Ilmu Tashawuf,
Ilmu Hadits, kitab kuning yang merupakan sumber ajaran Islam dan
karya ulama salaf yang dekat dengan masa sahabat dan Nabi
Muhammad SAW semuanya menggunakan bahasa Arab. Oleh karena itu,
kita sebagai generasi Islam harus bisa langsung mempelajarinya tanpa
menggunakan tarjamah yang banyak kemungkinan adanya kesalahan
pemahaman atau tulisan dalam tarjamah tersebut.
Maka marilah kita mulahi untuk mempelajari alat untuk memamahi
seluruh tulisan yang menggunakan bahasa Arab tersebut.
Satu contoh, perhatikan kalimat di bawah ini:
Perhatikan:
bila kita lihat tulisan ini maka
kita tahu bahwa ini ada di dalam Alquran, yaitu ayat 1 surat
Alwaqiah. Dan bila kita pisahkan satu persatu kalimatnya maka akan
berbentuk demikian:
6|N A H W U S H A RA F QU R A N I
Dari contoh ini, adakah pertanyaan yang ada dalam diri kita? Antara
adakah kesamaan? Jawabannya adalah ya. Yakni
kata dan
dan ta marbuthah.
Perhatikan:
/Kata ini memiliki arti pekerjaan yang berupa bersujud.
, ,
7|N A H W U S H A RA F QU R A N I
PENGERTIAN DASAR
BAGIAN I
Kata mutasharrif, memiliki standar. Standar dinamakan wazan, dan
wazan adalah pola kata yang berbentuk huruf FA AIN LAM ),,
( yang kemudian bila digandengkan berbentuk . Selanjutnya
TAMBAHAN
-
&&
) ,,(
Berbuat
&
&
BENTUK
MAKNA/ARTI
Telah berbuat
Sedang/akan
berbuat
Berbuat
Berbuat
Orang yang
berbuat
Barang yang
dibuat
Berbuatlah
Janganlah berbuat
Tempat/waktu
berbuat
Alat berbuat
8|N A H W U S H A RA F QU R A N I
Perhatikan:
FA FIIL
AIN FIIL
LAM FIIL
Demikian pula seturusnya, seluruh kata mengikuti wazan dalam harakat
dan tambahan hurufnya. Dan Tashrif yang demikian dinamakan Tashrif
Istilahi.
9|N A H W U S H A RA F QU R A N I
Coba isi tabel di bawah ini sesuai dengan akar yang telah ada:
HURUF
DASAR
Makna
Dasar
),,(
HURUF
DASAR
&&
Pertolongan
&
&
Makna
Dasar
),,(
Pertolongan
WAZAN
MAKNA/ARTI
............. Telah
............. ..................
Sedang/akan
............. ..........
...............
............. ...............
............. Orang yang
............. .............
Barang yang
............. ............
...............
............. Janganlah
...............
............. Tempat/waktu
Alat ...............
............. ........
TAMBAHAN
BENTUK
MAKNA/ARTI
- .............
Telah
..................
Sedang/akan
.............
.............
..........
...............
&&............. ...............
.............
&.............
.............
Orang yang
.............yang
Barang
............
...............
&............. Janganlah
...............
............. Tempat/wakt
u ........
............. Alat ...............
10 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
AL QURAN AL KARIM
BAGIAN II
Perhatikan gambar berikut:
SURAT
AYAT
LAFADZ
KALIMAT
CONTOH
BENTUK
CONTOH
BENTUK
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
CONTOH
BENTUK
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
11 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
SHARAF
12 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PENDAHULUAN
tetapi kata yang memiliki akar ini adalah kata pokok dan bukan kata
sandang seperti huruf dan kata penghubung. Mengenai kata sandang dan
kata penghubung akan dibahas selanjutnya. Dalam pembahasan ini,
hanya perlu memahami beberapa hal, yaitu:
1. AKAR: akar adalah huruf asal yang memiliki makna dasar kemudian
makna tersebut berkembang dengan perubahan harakat atau
ditambahkan beberapa huruf seperti contoh di atas. Huruf akar kata
2
tidak lebih dari empat huruf dan tidak kurang dari tiga huruf .
2. POLA: pola adalah ukuran standar untuk mengembangkan makna
akar kebeberapa bentuk kata dengan perubahan harakat atau
tambahan huruf. Pola tersebut adalah tiga huruf yang terdiri dari
. Kecuali nama Bangsa, Negara, nama orang yang tidak berasal dari bahasa Arab
namun diungkapkan dengan bahasa Arab dan juga kata sandang atau kata yang
Jamid (tidak memiliki akar) yang akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya.
2
. Jalalu Addien Assuyuthi, Bahjatu Almardhiyyah, hal. 190.
13 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
fa, ain dan lam atau F, , L
: mengikuti pola
( , dinamakan fa fiil, ,
,,, ,,,, ).
.......
.......
.......
14 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Pola 4
huruf
No
Akar 3
huruf
Akar 4
huruf
3
4
Sisipan
Satu huruf
tambahan di
depan
Satu huruf
tambahan di
tengah
Satu huruf
tambahan di
belakang
Dua huruf
tambahan di
depan
Dua huruf
tambahan di
depan dan di
tengah
Dua huruf
tambahan di
depan dan di
belakang
Tiga huruf
Contoh
Akar 3
huruf
Contoh
akar 4
huruf
15 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BAGIAN I
SIFAT BAWAAN AKAR
Kata yang berakar selalu memiliki sifat bawaan yang tidak lepas darinya
dalam berbagai bentuk harakat dan perubahan dalam pola yang
diikutinya. Dan sifat bawaan tersebut ada lima hal yang harus diketahui
karena berpengaruh pada bentuk kata dan katanya. Sifat bawaan
tersebut adalah:
A. SEHAT: akar kata yang sehat adalah akar yang hurufnya tidak
berbentuk huruf ilat yaitu wawu, atau ya ( )&seperti
orang/hal yang ditolong dari akar
B.
192.
BERPENYAKIT/MUTAL: yaitu akar kata yang salah satu bentuk
hurufnya berupa huruf ilat seperti
jadilah! Maka
jadilah apa yang dikehendakiNya dari akar ,,. Lihat: QS: (6) ayat
73, (60) ayat 2. Bentuk akar berpenyakit ini terbagi dalam 4 (empat)
bagian:
1.
2.
3.
Naqish: yaitu akar yang lam fiilnya berupa huruf ilat seperti
4.
Lafif: yaitu akar yang fa fiil dan lam fiilnya atau ain fiil dan
lam fiilnya berupa huruf ilat:
- Mafruq: fa fiil dan lam fiilnyaberupa huruf ilat seperti
5.
16 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
6.
membutuhkan kata yang menjadi objek yaitu hal yang dibuka. Lihat
QS: (35) ayat 2
D. INTRANSITIF: yaitu kata yang bila berpola kata kerja tidak
bergembira. Lihat
17 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BAGIAN II
AKAR KATA BERPENYAKIT DAN OPERASINYA (MUTAL DAN ILAL)
A. BENTUK AKAR BERPENYAKIT
1. Mitsal:
a) Huruf pertama akar dibuang bila disisipkan ya, ta, atau na
dari
. Lihat:
akar dengan pola seharusnya berbentuk
QS: (8) ayat 7, (35) ayat 40, (46) ayat 35(51) ayat 60.
b) Huruf pertama diganti dengan ya bila sebelumnya disipkan
huruf yang berharakat kasrah dan huruf pertama dari akar
dari akar dengan
pola seharusnya berbentuk . . Lihat QS: (3) ayat 9,
tersebut (wawu) mati seperti kata
(3) ayat 194.
dari akar dengan pola
seharusnya berbentuk
. Demikian bila huruf setelah
huruf tengah tidak mati seperti
dari akar atau
18 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
jelas atau kata yang bermakna warna seperti
gelap/hitam dari akar
, seharusnya berbentuk
. Lihat QS: (81) ayat 21
Bila mengikuti pola seperti kata dari akar
seharusnya berbentuk
dari akar
dari akar
berpola
. Huruf ya
19 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
d) Huruf tengah dibuang bila huruf terakhir pada polanya
disukun dan huruf tengah tersebut juga tidak berharakat
huruf harakatnya dipindah ke
berbentuk . Kata
( )pada
3. Naqish:
a) Huruf terakhir akar diganti dengan alif bila berharakat dan
dari akar
dengan pola
seharusnya berbentuk . Lihat QS: (2)
huruf setelahnya tidak mati seperti kata
ayat 213
b) Huruf terakhir
akar
diganti
dengan
alif
kemudian
dibuangseperti kata dari akar dengan pola
seharusnya berbentuk . Lihat QS: (5) ayat 93
dari akar
c) Huruf terakhir akar disukun seperti kata
dan pola
seharusnya berbentuk , demikian bila tidak
ditasydid atau difathah. Lihat QS: (2) ayat 109
d) Huruf terakhir akar disukun kemudian dibuang bila
didhammah seperti kata
dari akar
dan pola
20 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
-
dari
dan pola seharusnya berbentuk
.
dari
.
dan pola
seharusnya berbentuk
dari akar dengan mengikuti pola
seharusnya berbentuk atau mengikuti pola yang
menunjukan makna perintah, seperti kata dari akar
dengan pola
dan seharusnya berbentuk . Lihat QS:
BENTUK AKAR MUDHAAF: tiap akar yang bentuk hurufnya ada yang
satu jenis seperti
(menggigit) asalnya
.
21 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
-
Bila dua huruf yang sama berkumpul tanpa dipisah dalam dua
kata tetapi bentuknya dalam hukum satu kata seperti:
seperti
( permainan).
/jenis rumah).
jamak dari
seperti ( kata
seperti ( kata
jamak dari
34, (52) ayat 20, (56) ayat 15, (88) ayat 13.
Bila dua huruf yang sama terletak pada kata nominal
dengan menggunakan wazan/pola
seperti ( kata
seperti
( Rubai Manhut).
. Kalimat terdiri dari dua kata, yang pertama kata kerja " "dan yang kedua kata
" "dhamir subjek.
4
. Dibahas selanjutnya.
3
22 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
diidhgamkan seperti
( sungguh!
Bila salah satu dari dua huruf yang sama disukun karena
yang
berfungsi sebagai kata ganti seperti aku
bertemu (digandeng) dengan dengan sisipan
memanjangkan.
Dan bila tidak demikian, maka bentuknya terkadang
diidghamkan dan terkadang tidak seperti:
-
:
berasal dari .
2. Dalam pola
: berasal dari . Lihat QS:
1. Dalam pola
(74) ayat 1
3. Dalam pola
:
berasal dari
23 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Bahkan boleh dibuang ain fiilnya. kata yang
demikian terletak dalam firmanNya:
adalah
dan disandarkan pada dhamir rafa
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang.
QS: (33) ayat 33
Kata yang bergaris bawah adalah fiil amar untuk
jamak muannats semula berbentuk
dan
24 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
(qaf) kemudian ra tersebut dibuang dan juga
hamzah washal pada awal kata.
2. Dalam dua huruf yang dianggap satu jenis:
Huruf ta:
Menggantikan huruf wawu dan ya dengan beserta
idgham: yakni dalam fiil mitsal (kata yang fa fiilnya
. Contohnya
adalah kata pada saat mengikuti pola
berbentuk huruf wawu diganti dengan ta
kemudian diidghamkan. Maka bentuknya adalah .
berupa huruf ilat) dan mengikuti pola
atau
. Contohnya berasal dari . Lihat
QS: (3) ayat 42
Huruf dal mati sebelum huruf ta. Dalam hal ini harus
diidghamkan seperti
asalnya
( jamak dari kata
/nama anak kambing laki-laki).
jadi
25 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Yang terletak sebelum ba seperti
C.
jadi
. Lihat QS: (2) ayat 108, (2) ayat 125, (2) ayat
126
b. Dengan wawu:
Bila dua hamzah berada dalam satu kata dan keduanya
( jamak dari ) . Sebelum
. Dan kebanyakan tidak menggunakan
kaidah ini.
2. Hamzah diidghamkan: bila dua hamzah berada dalam satu kata,
hamzah pertama disukun dan yang kedua berharakat.
3. Hamzah dibuang:
Wajib dibuang:
a. Dalam fiil mudhari, mashdar, isim fail, isim maful, isim
zaman dan isim makan dari kata yang mengikuti pola
26 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
(tsulatsi mazid satu huruf dengan tambahan hamzah
washal). Lihat QS: (57) ayat 11
b. Dalam fiil mudhari dan amar dari kata
QS: (9) ayat 103, (2) ayat 172
& . Lihat
boleh berbentuk
27 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BAGIAN III
PEMBENTUKAN KATA
Yang dimaksud dalam pembentukan kata adalah akar yang dihidupkan
dengan pola, yakni perubahan satu bentuk pola ke bentuk yang lain
dengan menghasilkan berbagai makna.
A. WAZAN: wazan adalah pola yang diikuti oleh akar dalam harakat dan
sisipan huruf tambahannya.
B. SHIGHAT: shighat adalah nama untuk menandai perubahan dan
pembentukan kata dari akar melalui polanya sekaligus menentukan
makna yang dihasilkan dari perubahan pola tersebut.
C. ISTILAHI: Istilahi adalah perubahan dari satu pola ke pola yang lain
dengan makna yang berbeda-beda sesuai dengan standar shighat
yang telah ditentukan. Bentuk tashrif (perubahan) istilahi ini ada 11
(sebelas) perubahan, yaitu perubahan dari pola:
1. MADHI: adalah bentuk kata yang menunjukkan kata kerja MADHI,
kemudian ke bentuk:
2. MUDHARI: adalah bentuk kata yang menunjukkan kata kerja
dengan subjek yang sedang atau akan melakukan pekerjaan pada
makna kata kerja tersebut. Kemudian ke bentuk:
3. MASHDAR: adalah bentuk kata yang menunjukkan sumber akar
kata dalam semua tashrif. Kemudian ke bentuk:
4. MASHDAR MIM: adalah bentuk mashdar yang ditambahkan huruf
mim di awal kata. Kemudian ke bentuk:
5. ISIM FAIL: adalah bentuk kata yang menunjukkan makna
subjek/pelaku pekerjaan yang terdapat dalam semua bentuk kata
kerja dalam tashrif. Kemudian ke bentuk:
6. ISIM MAFUL: adalah bentuk kata yang menunjukkan makna
subjek/hal yang tertimpa makna pekerjaan yang terdapat dalam
semua bentuk kata kerja dalam asrif. Kemudian ke bentuk:
7. FIIL AMAR: adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan makna
perintah untuk melalakukan pekerjaan yang terdapat dalam kata
kerjanya.
8. AMAR NAHIY: adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan makna
larangan untuk melakukan perkerjaan yang terdapat dalam kata
kerjanya. Kemudian ke bentuk:
28 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
9. ISIM ZAMAN: adalah bentuk kata yang menunjukkan zaman/masa
terjadinya pekerjaan yang terdapat dalam kata kerjanya.
Kemudian ke bentuk:
10. ISIM MAKAN: adalah bentuk kata yang menunjukkan tempat
terjadinya pekerjaan yang terdapat dalam kata kerjanya.
Kemudian ke bentuk:
11. ISIM ALAT: adalah bentuk kata yang menunjukkan alat terjadinya
pekerjaan yang terdapat dalam kata kerjanya. Bentuk ini hanya
terdapat dalam tashrif yang tiga huruf dengan tanpa tambahan.
D. LUGHAWI: perubahan dalam satu shighat untuk menghasilkan makna
tunggal, dua, jamak, laki-laki atau perempuannya.
Contoh Tashrif Lugawi Fiil Amar.
BENTUK
Jenis
Kelamin
Mudzakar
(laki-laki)
Muannats
(perempuan)
TAMBAHAN
TUNGGAL,
TATSNIYYAH/JAMAK
Mufrad
_/
Tatsniyyah
_/
Jamak
_/
Mufrad
_/
Tatsniyyah
Jamak
DHAMIR
KETERANGAN
Berasal dari
shighat
mudhari
khitab dan
jazm, dengan
menggantikan
tambahan
pada awal
kata dengan
hamzah.
29 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BAGIAN IV
( dengan fathah pada ain fiil madhi dan dhammah
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah..
Keterangan
_
Fiil mudhari
Akan/sedang..
Mashdar
Pertolongan
Simaiy
Mashdar mim
Pertolongan
Isim fail
Yang me.
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Tolonglah
Amar nahiy
Jangan.
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Isim alat
Alat.
Catatan:
Harakat pada huruf hamzah dan ain fiil amar serta amar
nahiy didhammah mengikuti harakat ain fiil mudharinya.
Seperti itu pula, harakat huruf mim pada mashdar mim,
isim zaman, makan dan alat berbeda dengan mim pada
polalain karena tergantung harakat ain fil mudhari.
30 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
( dengan fathah pada ain fiil madhi dan kasrah pada ain
fiil mudharinya) dengan syarat lam fiilnya tidak berbrentuk huruf
Halq: (,,,,, ). Bentuk polanya:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah..
Keterangan
_
Fiil mudhari
Akan/sedang..
Mashdar
Pukulan
Simaiy
Mashdar mim
Pukulan
Isim fail
Yang me.
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Pukullah
Amar nahiy
Jangan.
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Isim alat
Alat.
Catatan:
Harakat pada huruf hamzah dan ain fiil amar serta amar nahiy
dikasrah mengikuti harakat ain fiil mudharinya. Seperti itu pula,
harakat huruf mim pada mashdar mim, isim zaman, makan dan
alat berbeda dengan mim pada polalain karena tergantung
harakat ain fil mudhari.
3.
( dengan fathah pada ain fiil madhi dan ain fiil
mudharinya). POLA ini khusus untuk kata yang ain fiil atau lam
fiilnya berbentuk huruf Halq (
berarti tiap kata yang ain atau lam fiilnya beerbentuk huruf Halq
harus mengikuti polaini.
Bentuk polanya:
31 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah..
Keterangan
_
Fiil mudhari
Akan/sedang..
Mashdar
Membuka
Simaiy
Mashdar mim
Membuka
Isim fail
Yang me.
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Bukalah
Amar nahiy
Jangan.
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Isim alat
Alat.
Catatan:
Harakat pada huruf hamzah dan ain fiil amar serta amar nahiy
difathah mengikuti harakat ain fiil mudharinya. Seperti itu pula,
harakat huruf mim pada mashdar mim, isim zaman, makan dan
alat berbeda dengan mim pada polalain karena tergantung
harakat ain fil mudhari.
4.
( dengan kasrah pada ain fiil madhi dan fathah pada ain
fiil mudharinya). Bentuk polanya:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah..
Keterangan
_
Fiil mudhari
Akan/sedang.
Mashdar
Mengetahui
Simaiy
Mashdar mim
Mengetahui
Isim fail
Yang me
32 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Ketahuilah
Amar nahiy
Jangan.
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Isim alat
Alat.
Catatan:
Harakat pada huruf hamzah dan ain fiil amar serta amar nahiy
difathah mengikuti harakat ain fiil mudharinya. Seperti itu pula,
harakat huruf mim pada mashdar mim, isim zaman, makan dan
alat berbeda dengan mim pada polalain karena tergantung
harakat ain fil mudhari.
5.
( dengan kasrah pada ain fiil madhi dan ain fiil
mudharinya). Bentuk polanya:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah..
Keterangan
_
Fiil mudhari
Akan/sedang.
Mashdar
Mengira
Simaiy
Mashdar mim
Mengira
Isim fail
Yang me
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Perkirakanlah
Amar nahiy
Janganlah me.
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Isim alat
Alat.
33 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Catatan:
Harakat pada huruf hamzah dan ain fiil amar serta amar nahiy
difathah mengikuti harakat ain fiil mudharinya. Seperti itu pula,
harakat huruf mim pada mashdar mim, isim zaman, makan dan alat
berbeda dengan mim pada polalain karena tergantung harakat ain
fil mudhari.
6.
( dengan dhammah pada ain fiil madhi dan ain
fiil mudharinya). Bentuk polanya:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah..
Keterangan
_
Fiil mudhari
Akan/sedang.
Mashdar
Baik/bagus
Simaiy
Mashdar
Baik/bagus
Simaiy
Mashdar mim
Baik/bagus
Simaiy
Isim fail
Yang
Simaiy
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Menjadi baiklah
Amar nahiy
Janganlah me.
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Isim alat
Alat.
Catatan:
1. Harakat pada huruf hamzah dan ain fiil amar serta amar
nahiy difathah mengikuti harakat ain fiil mudharinya. Seperti
itu pula, harakat huruf mim pada mashdar mim, isim zaman,
makan dan alat berbeda dengan mim pada polalain karena
tergantung harakat ain fil mudhari.
2. Karena memiliki sifat lazim, pada SHIGHAT isim maful (kata
yang bermakna objek) ditambahkan huruf jar bi yang masuk
34 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
pada dhamir yang menggantikan makna isim maful tersebut.
Demikian sebab kata yang bersifat lazim dapat dijadikan
mutaadi bila ditambahkan huruf jar, diikutkan pada pola
tsulatsi mazid satu huruf bentuk pertama dan kedua.
Faidah/fungsi:
1. Mutaaddi: bersifat transitif, yaitu pola/pola nomor 1 5,
terkadang ada sebagian mawzun yang mengikuti pola ini tetapi
bersifat lazim (intransitif).
Lihat: QS:
(47) ayat 7
(36) ayat 78
(35) ayat 2
(18) ayat 66
(29) ayat 2
Lazim: intranstif, kata yang mengikuti pola keenam hampir
seluruhnya berbentuk lazim. Lihat: QS: (4) ayat 69
EMPAT HURUF (RUBAI)
PENGERTIAN: yakni tashrif ishtilahi dari kata yang memiliki
huruf asli (akar) empat huruf dengan tanpa adanya tambahan
dalam polanya.
BENTUK pola: bentuk pola Rubai Mujarrad ini hanya ada satu.
Yaitu:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
HASIL MAKNA
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Menggelincirkan
Mashdar
Menggelincirkan
Mashdar mim
Menggelincirkan
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Gelincirkanlah
35 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
FAIDAH:
1. Mutaaddi, seperti dalam firmanNya:
QS: (99) ayat 1
2. Lazim, seperti dalam firmanNya:
:ditambahkan (hamzah qatha/hamzah yang
tidak hilang pada saat disambungi kata lain)
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah me..
Fiil mudhari
Akan/sedang me..
Mashdar
Memperbaiki
Mashdar mim
Memperbaiki
Isim fail
Yang me
36 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Perbaikilah
Amar nahiy
Janganlah me.
Isim makan
Tempat me
Isim zaman
Waktu me.
Memiliki satu objek seperti: ( ia telah
mengetahuinya)
( ia telah memberinya
( ia telah memperbaikinya).
telah baik),
(musafir telah memasuki
waktu sore).
3. Menunjukkan arti menuju suatu tempat seperti:
( Umar telah menuju kota Hijaz).
( aku telah menjadikannya
37 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
sifat
seperti:
(aku
telah
lemah).
8. Taridh: menunjukkan makna yang berasalal dari
kata
(menawarkan/menyindirkan dan
semacamnya) seperti:
(ia telah
( orang sakit itu
telah sembuh).
10. Hainunah: menununjukkan makna masuk pada
b.
: ditambahkan satu huruf yang sama dengan
ain fiil kemudian diidghamkan/digabung jadi satu
dan ditandai dengan tadhif tasydid pada ain fiil:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah me..
Fiil mudhari
Akan/sedang me..
Mashdar
Memuliakan
Mashdar
Memuliakan
Mashdar
Memuliakan
Mashdar
Memuliakan
Mashdar
Memuliakan
Mashdar mim
Memuliakan
38 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Isim fail
Yang me
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Muliakanlah
Amar nahiy
Janganlah me.
Isim makan
Tempat me
Isim zaman
Waktu me.
Faidah
1. Tadiyyah, seperti:
( Zaid telah
( Zaid
kepada kekafiran).
5. Menghilangkan asal makna pada kata kerja dari
objeknya seperti
6.
( Zaid telah menghilangkan kulit
delima/mengupas kulitnya).
7. Menunjukkan bahwa terwjudnya makna kerja
diambil dari isim/subjeknya seperti:
(sekelompok
perkemahan).
kaum
telah
membuat
39 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
c.
:ditambahkan huruf alif setelah fa fiil:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah me..
Fiil mudhari
Akan/sedang me..
Mashdar mim
Peperangan
Mashdar
Peperangan
Mashdar
Peperangan
Isim fail
Yang me
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Perangilah
Amar nahiy
Janganlah me.
Isim makan
Tempat me
Isim zaman
Waktu me.
Faidah:
1. Musyarakah diantara dua orang:
( Zaid dan Umar saling membubuh).
bermakna taksir seperti:
40 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
3. Menggunakan faidah yang dimiliki pola
bermakna tadiyyah seperti:
yang
( semoga
yang
( Allah telah
mujarrad seperti:
: ditambahkan huruf ta sebelum fa fiil dan
alif sebelum ain fiil.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah saling..
Fiil mudhari
Akan/sedang me..
Mashdar
Saling bertanya
Mashdar mim
Saling bertanya
Isim fail
Yang saling
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Saling bertanyalah
Amar nahiy
Janganlah saling.
Isim makan
Tempat saling
Isim zaman
Waktu saling.
Faidah
1. Musyarakah diantara dua orang lebih seperti
contoh:
41 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2. Menunjukkan makna yang tidak terjadi dalam
kenyataannya seperti:
( Zaid berpura-
pura sakit).
3. Menunjukkan makna yang terjadi secara bertahap
( kaum berdatangan sedikit demi
seperti:
sedikit).
(Maha Tinggi Allah dari yang mereka
persekutukan).
Lihat QS: (7) ayat 190
5. Muthawaah
pada pola
yang bersifat
mutaaddi. Muthawaah adalah:
terciptanya hal akibat yang
ditimbulkan ketika berhubungan dengan kata kerja
: ditambahkan huruf ta sebelum fa fiil dan
huruf yang sama dengan ain fiil diidghamkan dan
ditadhif/tasydid.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah menjadi..
Fiil mudhari
Akan/sedang menjadi..
Mashdar
Menjadi pecah
Mashdar mim
Menjadi pecah
Isim fail
Yang menjadi
Isim maful
Yang di..
42 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Fiil amar
Menjadi pecahlah
Amar nahiy
Janganlah menjadi.
Isim makan
Tempat menjadi
Isim zaman
Waktu menjadi.
Faidah
1. Muthawaah pola
seperti:
usaha
2. Takalluf:
( Zaid berusaha untuk
kerjanya. Seperti:
7
menjadi pemberani).
3. Usaha subjek untuk menjadikan makna fiilnya
sebagai objek seperti:
( aku berusaha
kerja
yang
dijauhi/dihindari oleh subjek seperti:
( Zaid
menjauhi celaan).
5. Shairurah: perubahan yang terwujud dalam subjek
( wanita itu telah menjadi
seperti:
ayyimah/tidak produktif).
6. Menunjukkan terjadinya
makna
fiil
secara
bertahap seperti:
(Zaid minum seteguk
demi seteguk).
7. Thalab: mecari/menuntut/meminta makna fiil
( Zaid meminta kejelasan.
seperti:
43 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
c.
: ditambahkan hamzah washal (hamzah
POLA
AKAR
Faidah:
1. Muthawaah pola
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah..
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Berkumpul
Mashdar mim
Berkumpul
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang dijadikan..
Fiil amar
berkumpullah
Amar nahiy
Janganlah berkumpul...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
seperti:
( Zaid
5. Menggunakan makna
yang berfaidah
Musayarakah seperti: ( suatu kaum
bersengketa).
44 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
6. Thalab, yakni menunjukkan makna meminta,
menuntut atau memerintahkan seperti:
(Zaid mencari kesulitan).
: dengan ditambahkan hamzah washal pada
d.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah menjadi..
Fiil mudhari
Akan/sedang menjadi....
Mashdar
Menjadi terang
Mashdar mim
Menjadi terang
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Menjadi teranglah
Amar nahiy
Janganlah...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Faidah
1. Muthawaah pola
seperti:
(aku pecah kaca itu kemudian jadilah kaca
itu pecah).
( aku kagetkan dia kemudian jadilah
seperti:
3.
ia kaget).
Ketentuan: polaini hanya diikuti oleh kata yang
bermakna sesuatu yang harus dilakukan secara
fisik dan akibat yang tampak secara lahir
seperti contoh diatas.
45 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
e.
: dengan ditambahkan hamzah washal dan
huruf yang sama dengan lam fiil kemudian
diidghamkan.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah menjadi..
Fiil mudhari
Akan/sedang menjadi....
Mashdar
Menjadi putih
Mashdar mim
Menjadi putih
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Menjadi putihlah
Amar nahiy
Janganlah...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Faidah:
1. Menunjukkan makna sangat/lebih pada sifat yang
terdapat dalam makna fiilnya seperti: )
46 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
DENGAN TAMBAHAN TIGA HURUF
PENGERTIAN: kata yang berasal dari tiga huruf
kemudian polanya ditambahkan tiga huruf.
BENTUK:
1.
: dengan ditambahkan hamzah washal sin
dan ta di awal kata.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah meminta..
Fiil mudhari
Akan/sedang meminta....
Mashdar
Meminta ampun
Mashdar mim
Meminta ampun
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Minta ampunlah
Amar nahiy
Janganlah...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Faidah
1. Thalab, untuk menunjukkan makna meminta, menuntut
atau mengharap makna fiilnya kepada objeknya seperti
( aku telah
47 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
4. Takalluf,
usaha
( Zaid berusaha untuk menjadi
Seperti:
pemberani).
5. Muthawaah pola
seperti:
( air itu diam di dalam kendi).
2.
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah..
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Manis
Mashdar mim
Manis
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Manislah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
AKAR
Faidah
1. Bermakna mujarrad seperti:
itu/ini manis).
( buah
48 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
( Zaid menjadi
2. Mubalaghah seperti:
sangat mulia).
3.
: dengan ditambahkan hamzah washal dan
huruf yang sama dengan lam fiil yang kemudian
diidghamkan.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah menjadi sangat.
Fiil mudhari
Akan/sedang sangat....
Mashdar
Sangat kuning
Mashdar mim
Sangat kuning
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Sangat kuninglah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
( pisang ini/itu menjadi sangat
:ditambahkan hamzah washal dan dua huruf
wawu yang diidghamkan setelah ain fiil:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah menjadi sangat.
Fiil mudhari
Akan/sedang sangat....
Mashdar
Sangat gembira
49 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Mashdar mim
Sangat gembira
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Bergembiralah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
: dengan ditambahkan huruf ta pada
awal kata.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Mengkilap
Mashdar mim
Mengkilap
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Mengkilaplah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
50 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Faidah:
1. Muthawaah pola
seperti:
( aku
( kaca itu mengkilap).
: dengan ditambahkan hamzah washal dan nun setelah ai
fiil.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah menjadi.
Fiil mudhari
Akan/sedang menjadi....
Mashdar
Menjadi terkumpul
Mashdar mim
Menjadi terkumpul
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Terkumpullah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Faidah: Muthawaahpola
seperti:
( aku
2.
: dengan ditambahkan hamzah washal dan huruf yang sama
dengan lam fiil kemudian diidghamkan.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah sangat.
Fiil mudhari
Akan/sedang sangat....
Mashdar
Sangat tenang
51 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Mashdar
Sangat tenang
Mashdar mim
Sangat tenang
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Tenanglah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
C. DISAMAKAN (MULHAQ)
PENGERTIAN: seperti halnya mulhaq rubai mujarrad, dalam rubai
mazid juga terdapat beberapa kata tsulatsi yang menyamai
tashrifnya.
FAIDAH:
1. Muthawaah polayang disamakan dengan rubai mujarrad,
seperti:
( Zaid memotong baju dan terpotonglah
baju itu).
2. Untuk menyerupakan subjek dengan makna fiilnya, seperti:
( Zaid berperilaku seperti Setan).
BENTUK:
a. Disamakan dengan yang mazid satu huruf dari tsulatsi Mazid
dua huruf:
1.
: dengan ditambahkan huruf ta pada awal kata dan
huruf yang serupa dengan ain fiil.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Terpotong
52 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
Mashdar mim
Terpotong
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Terpotonglah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
: dengan ditambahkan huruf ta di awal kata dan
wawu setelah fa fiil.
POLA
3.
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Mencoba/menguji
Mashdar mim
Mencoba/menguji
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Coba/ujilah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
: dengan ditambahkah huruf ta di awal kata dan
mim setelahnya
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
53 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
4.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Menjadi tenang
Mashdar mim
Menjadi tenang
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Menjadi tenanglah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
: ditambahkan huruf ta di awal kata dan ya
setelah fa fiil.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Mashdar mim
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Berlaku sepertilah..
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
54 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
5.
: ditambahkan huruf ta di awal kata dan wawu
setelah ain fiil.
POLA
6.
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah .
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Menjadi mulia
Mashdar mim
Menjadi mulia
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Menjadi mulialah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
: ditambahkan huruf ta di awal kata dan ya
setelah ain fiil.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Isim fail
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Berlaku..
Mashdar mim
55 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
7.
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Menjadi mendidih
Mashdar mim
Menjadi mendidih
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Menjadi memndidihlah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
: ditambahkan huruf hamzah washal di awal kata
dan nun setelah ain fiil serta huruf yang sama dengan
lam fiil.
FAIDAH: Muthawaah fiil lazim:
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
56 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
Mashdar
Isim fail
Menjadi
terlambat
Menjadi
terlambat
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Amar nahiy
Menjadi
terlambatlah
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
Mashdar mim
: ditambahkan huruf hamzah washal di awal kata
dan nun setelah ain fiil serta alif layyinah di akhir kata.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Menjadi mendidih
Mashdar mim
Menjadi mendidih
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Menjadi mendidihlah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
57 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
3.
9: ditambahkan huruf hamzah washal di awal kata
dan ta setelah fa fiil serta alif layyinah di akhir kata.
POLA
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah.
Fiil mudhari
Akan/sedang....
Mashdar
Bohong
Mashdar mim
Bohong
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
berbohonglah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
D. MANHUT (SINGKATAN)
PENGERTIAN: Rubai manhut ini adalah kata kerja yang berfungsi
untuk meringkas beberapa kata menjadi satu kata, seperti:
, ( hamdalah):
membaca kalimat
, dan seterusnya. Allah SWT
berfirman: QS: QS: Alinfithar: 4
Dan apabila
kuburan-kuburan dibongkar. Digabung dari berbeapa kata, yakni/
( dibangkitkan dan disingkap tanah kuburannya).
(basmalah): membaca
58 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BENTUK: Rubai Manhut menggunakan pola Rubai Mujarrad:
1.
POLA
Contoh:
AKAR
SHIGHAT
Fiil Madhi
Hasil makna
Telah membaca.
Fiil mudhari
Akan/sedang membaca....
Mashdar
Mashdar
Mashdar mim
Membaca
Membaca
Membaca
Isim fail
Yang
Isim maful
Yang di..
Fiil amar
Bacalah
Amar nahiy
Jangan...
Isim makan
Tempat
Isim zaman
Waktu.
wahai Abdullah, bacalah kalimat
Abdullah adalah orang yang membaca
ini adalah tempat Ahmad membaca kalimat
kalimat alhamdulillahi robbil alamin.
umara sedang membaca kalimat alhamdulillahi
robbil alamin.
membaca kalimat laa haula
59 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BAGIAN V
SATANDAR POLA DALAM PERUBAHAN LUGHAWI
A. PENGERTIAN UMUM
Standar pola dalam perubahan lughawi ini adalah benrtuk perubahan
dalam satu shighat untuk mewujudkan makna laki-laki, perempuan,
tunggal, tatsniyyah, jamak dan ghaib (orang ketiga), khithab (orang
kedua) atau takallum (orang pertama).Selain itu, dalam pola kata
kerja semua memuat kata ganti sebagai subjek pekerjaan yang
terdapat dalam makna akar.
B. FIIL MADHI:
Bentuk
Fungsi
Jenis Kelamin
MAKNA
Mufrad
Mudzakar (lakilaki)
Mufrad
Muannats
(perempuan)
tatsniyyah
Jamak
Mufrad
Mudzakar (lakilaki)
tatsniyyah
Jamak
Khitab (orang
kedua)
Mufrad
Muannats
(perempuan)
tatsniyyah
Jamak
Takallum
(orang
pertama)
Tunggal
-
tatsniyyah
Jamak
Ghaib (orang
ketiga)
ZIYADAH
Jamak
__
__
__
KATA
GANTI
60 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
C. FIIL MUDHARI:
BENTUK
RAFA
BENTUK
NASHHAB
BENTUK
JAZM
FUNGSI
JENIS
Mudzakar
(laki-laki)
Ghaib
(orang
ketiga)
TAMBAHAN
DHAMIR
_/
_/
_
Muannats
(perempuan)
_/
_/
_
Mudzakar
(laki-laki)
Khitab
(orang
kedua)
_/
_/
_/
Muannats
(perempuan)
Takallum
(orang
pertama)
_/
/
D. FIIL AMAR:
BENTUK
10
JENIS
TAMBAHAN
_
Mudzakar
(laki-laki)
Muannats
(perempuan)
TUNGGAL,
TATSNIYYAH
ATAU JAMAK
Mufrad
_/
tatsniyyah
_/
Jamak
_/
Mufrad
_/
tatsniyyah
Jamak
DHAMIR
KETERANGAN
10
. Berasal dari shighat mudhari khitab dan jazm, dengan menggantikan tambahan pada awal
kata dengan hamzah.
61 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
E. MASHDAR
Perubahan
Mufrad
mudzakar
Mufrad muannats
Bentuk kata
Keterangan
Harakat
tidak
ditentukan
Harakat
tidak
ditentukan
Rafa, nashab&jar
/
/
Tatsniyyah
mudzakar
Tatsniyyah
muannats
Jamak mudzakar
Jamak muannats
Jamak taksir
Tambahan
_/_
__/_ _
-/-
-
__
F. MASHDAR MIM
Perubahan
Mufrad
mudzakar
Mufrad
muannats
Tatsniyyah
mudzakar
Tatsniyyah
muannats
Jamak taksir
Bentuk kata
Keterangan
Harakat tidak
ditentukan
Harakat tidak
ditentukan
Rafa,
nashab&jar
Rafa, nashab&
jar
Bentuknya
banyak
Tambahan
_
__/_ _
_ _/_ _ _
_
_ _/ _
G. ISIM FAIL
Perubahan
Mufrad mudzakar
Mufrad muannats
Tatsniyyah
mudzakar
Tatsniyyah
muannats
Jamak mudzakar
Jamak muannats
Jamak taksir
Bentuk kata
/
/
/
/
Keterangan
Tambahan
_/_
__/_ _
-/-
_ _/ _
62 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
H. ISIM MAFUL
Perubahan
Mufrad
mudzakar
Mufrad muannats
Tatsniyyah
mudzakar
Tatsniyyah
muannats
Jamak mudzakar
Jamak muannats
Jamak taksir
Bentuk kata
Keterangan
/
/
/
Tambahan
_/_
__/_ _
-/-
_/
I. ISIM ZAMAN
Perubahan
Mufrad mudzakar
Mufrad
muannats
Tatsniyyah
mudzakar
Tatsniyyah
muannats
Jamak taksir
Bentuk kata
/
/
Keterangan
Harakat
tidak
ditentukan
Tambahan
_/_
__/_ _
J. ISIM MAKAN/ sama dengan isim zaman, dapat dibedakan saat berada
dalam kalimat sempurna.
K. ISIM ALAT: seperti isim makan, hanya harakat pada mim yang
dikasrah.
63 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BAGIAN VI
PEMBAGIAN KATA MUSYTAQ
A. PENGERTIAN UMUM
Setelah akar dihidupkan dengan pola, kemudian
dikembangkan melalui tashrif, akar tersebut menjadi sebuah kata
yang memiliki makna sempurna. Pembagian kata musytaq ini adalah
rincian dan penjelasan lebih jauh mengenai bentuk-bentuk akar
setelah jadi kata karena pada akhiranya kata tersebut akan dimasuki
kata sandang dan kata ganti.
Dengan mengetahui pembagian ini, diharapkan dapat
mengenali bentuk dasar dan karakter serta akar tiap kata tersebut
pada saat dimasuki kata sandang ataupun kata ganti hingga dapat
mengantarkan kepahaman mengenai hakikat kata dalam kalimat
sempurna hingga akhirnya dapat memahami dengan benar status dan
posisi kata tersebut (nahwu) untuk mendapatkan kepahaman tentang
tujuan dan isi yang terkandung dalam kalimat.
B. KATA KERJA:
1. DEFINISI:
.11
Tiap kata
MADHI: .12
kata yang
Walaupun kata
berupa fiil madhi namun tidak berarti
telah terjadi melainkan berarti tahqiq (pasti)
11
12
64 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
13
MUDHARI: .
kata
yang menunjukkan terjadinya suatu hal (pekerjaan) setelah
atau sebelum diutarakan.
Lihat FirmanNya: (40) ayat 60
AMAR: .
14
kata
menjadi
Lihat QS: (40) ayat 63
menjadi
65 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Bila berupa fiil madhi: huruf pertama dan
huruf kedua didhammah dan huruf sebelum
akhir dikasrah. Dari kata
menjadi
.
menjadi
menjadi
menjadi
NOMINAL:
1. DEFINISI:
Tiap kata yang menunjukkan (makna) manusia, hewan, tumbuhtumbuhan, bebatuan, tempat, masa, sifat atau makna yang tidak
15
(bersamaan) masa/zaman.
2. KEKHUSUSAN MAKNA:
NAKIRAH: .16
isim yang menunjukkan
MAKRIFAT: .17
isim yang menunjukkan
MUDZAKAR/LAKI-LAKI/
66 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Definisi: "
"
kata yang dapat
.
kata
Haqiqi:
.
kata yang diberlakukan
Majazi:
b.
MUANNATS/PEREMPUAN/
Definisi: "
"
kata yang dapat
.
kata yang menunjukkan (makna)
67 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
seperti kata imraat (perempuan, ghulamat
(pembantu perempuan), atan (keledai betina).
Majazi:
_ Salmaa.
_ Hasnaa. Lihat
a. MUFRAD:
.
kata yang menunjukkan
20
18
68 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
isim murab yang menggantikan dua makna dari dua
kata mufrad yang masing-masing sama bentuk dan
maknanya, dengan ditambahkan huruf alif dan nun
atau ya dan nun, serta kata tersebut bisa
21
ditajridkan.
Mulhaq/
,
.22
"
"
isim yang
23
Definisi:.
Definisi:.
24
kata jamak
.25
21
. Tajrid adalah memisahkan kata yang bermakna tatsniyyah menjadi dua kata yang sama.
. Musthafa Alghalayaini, Jamiu Addurus Al Arabiyyah, Juz II, hal, 227.
. Musthafa Alghalayaini, Jamiu Addurus Al Arabiyyah, Juz II, hal, 231.
24
. Musthafa Alghalayaini, Jamiu Addurus Al Arabiyyah, Juz II, hal, 231.
25
. Musthafa Alghalayaini, Jamiu Addurus Al Arabiyyah, Juz II, hal, 231
22
23
69 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
dan jar. Lihat QS: (4) ayat 16, (18) ayat 80, (4)
ayat 141
26
2. Muannats:
kata
70 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
8.
9.
30
4. Mulhaq:
1. seperti kata
dari mufrad
.
A. Qillah:
seperti kata
dari mufrad
.
Lihat QS: (104) ayat 7
2.
30
31
71 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
3.
seperti kata
dari mufrad
.
QS: (12) ayat 30
4.
,
,
32
d. ISIM JAMAK:
( para perempuan).
)(
32
72 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
tersebut dan ternafikan dalam pengertian isim munsharif.
Dalam hal penyerupaan kata nominal dengan kata kerja ini,
terbagi dalam empat kelompok:
1. Alam (nama alam), bersama dengan:
Tanits (bermakna perempuan). Lihat QS: (2) ayat
69
AJam (nama orang/Alam murtajal). Lihat QS: (2)
ayat 125
Tarkib Mazji (dua kalimat yang digabung kemudian
digunakan untuk satu nama/alam murakkab).
Wazan fiil (isim tetapi polanya berbentuk pola fiil)
( Ahmad). Lihat QS: (61) ayat 6
seperti nama
2.
Mengikuti pola
berpola
, seperti kata
sebab pada saat
muannats berbentuk .
3.
Mengikuti pola
seperti kata , ,
.
, seperti kata:
:(satu-satu)
:(dua-dua)
:(sepuluh-sepuluh/segenap)
,seperti kata/
: (tiga-tiga)
:(empat-empat)
: (lima-lima)
:(enam-enam)
:(tujuh-tujuh)
73 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
4.
:(delapan-delapan)
:(Sembilan-sembilan)
74 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BAGIAN VII JAMID MURAB
PENDAHULUAN
Pada bagian sebelumnya dibahas mengenai kata musytaq, mulai dari akar
dengan menghidupkan menggunakan pola hingga menemukan bentuk
shighat serta ragam makna dalam tashrif baik istilahi maupun lughawi
serta pembagian dari seluruh kata musytaq tersebut. Kali ini kita
membahas sisa kata yang melengkapi bentuk kata musytaq tersebut baik
kata yang memiliki sifat yang sama namun tidak memiliki akar (jamid
murab) atau kata yang berfungsi sebagai kata ganti atau kata
penghubung. Untuk lebih jelas, diketahui bahwa pada dasarnya bentuk
kata Arab terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Kata pokok yang terdiri dari kata nominal (isim) dan kata kerja (fiil),
dan
2. Kata sandang yang terdiri dari kata huruf dan sebagian kata nominal.
Sedangkan pembentukan katanya terdiri dari dua macam:
MUSYTAQ: musytaq artinya adalah kata yang memiliki kata
dasar dan akar yang kemudian bisa diikutkan dengan pola
hingga menjadi beberapa kata yang beraneka ragam bentuk
dan maknanya sesuai dengan polanya seperti kata yang ada
dalam tashrif istilahi.
Lihat QS: (4) ayat 162, (9) ayat 61, (18) ayat 88, (2) ayat 41, (2)
ayat 108, (2) ayat 125
JAMID: jamid artinya adalah kata yang tidak memiliki kata
dasar. Dan bentuk kata jamid ada dua bentuk, yaitu:
a. Jamid murab: memiliki akar dan bisa mengikuti pola untuk
menghasilkan makna tunggal, dua, jamak, laki-laki atau
perempuannya saja.
Lihat QS: (2) ayat 113
Lihat QS: (2) ayat 177
Lihat QS: (3) ayat 113
b. Jamid mabni: tidak memiliki akar dan tidak bisa diikutkan
pada pola apapun seperti kata sandang dan kata
penghubung.
75 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN I
PENGERTIAN UMUM
A. FIIL/KATA KERJA:
Definisi:
33
.
,
33
76 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN II
BENTUK-BENTUK KATA NOMINAL JAMID MURAB
34
isim yang
A. JINIS :
Definisi:
B.
tidak tertentu antara satu dengan yang lain dari jenisnya. Lihat
QS: (2) ayat 87
ALAM:
Definisi:
.35
,
, isim yang
77 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
dari dua kata jadi satu. Lihat QS: (18) ayat 83, (18)
ayat 86
C.
"
"
36
Definisi:.
37
isim yang
Zaman:.
isim yang
78 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Mubham: kata yang menunjukkan makna tempat atau masa
terjadinya hadats (pekerjaan) tetapi tidak ada ketentuan
pastinya. Lihat QS: (6) ayat 18
D. MAQSHUR:
Definisi:
.39
( Al-Ashaa), atau
MAMDUD:
Definisi:
.40
, isim murab (seperti
MANQUSH:
Definisi: .
41
79 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
4.
paman kecil
jadi
tasghirnya:
. Contoh
80 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
BAGIAN VIII
JAMID MABNI
PEMBAHASAN I
PENGERTIAN UMUM
Jamid, yakni kata yang tidak berkembang ke beberapa bentuk
sepertihalnya murob, kata jamid ini hanya bisa berubah dari mufrad, ke
tastniyyah atau jamak, dari ghaib ke khithab atau takallum dan dari
bentuk atau dari mudzakar ke muannats saja.
A. FIIL:
1. Hanya bentuk Madhi dan dapat menerima tanda kata ganti
seperti
kata
datangkanlah
olehmu
atau
datangkanlah oleh kalian. Lihat QS: (2) ayat 111, (21) ayat 24
4. Isim Fiil:
Definisi:.
42
( kabulkanlah doaku),
( cis!/kata kasar),
42
43
81 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2. Manqul/pindahan: kata yang pada mulanya berbentuk
kata yang bukan isim fiil kemudian digunakan untuk isim
fiil:
Dari kata yang dijarkan oleh huruf: seperti
( tinggalkanlah
82 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN II
BENTUK DAN SIFAT KATA NOMINAL
A. BENTUK
44
1. Adad: (kata bilangan) .
Pengertian: kata bilangan dalam Bahasa Arab tidak berbeda
dengan sifat dan fungsi kata bilangan dalam bahasa
Indonesia, bedanya bahasa Arab memiliki pola yang tidak
dimiliki oleh bahasa kita. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
keterangan selanjutnya.
Bentuk:
Mufrad: adad yang tidak dimudhafkan/disambungkan
pada kata setelahnya. Lihat QS: 10 = (6) ayat 160
Mudhaf/disambung: adad mudhaf ini ada dua macam:
a. Tiga sampai sepuluh (3-10). Mudhaf pada kata
bermakna jamak. Contohnya:
3. QS: (19) ayat 10
4. QS: (2) ayat 226
5.
. Muhammad bin Abdillah bin Malik, Ibnu Aqil Syarh Alfiyyah Ibnu Malik, hal, 164.
83 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Lihat QS: (5) ayat 12 dan (9) ayat 36
3. Muannats: bila madud muannats, ditambahkan tanda
muannats pada kata adad pertama dan kedua untuk
bilangan 11 dan 12 (bila setelahnya berupa kata
muannats).
Lihat QS: (2) ayat 60 dan (9) ayat 36
4. Mudzakar: bila madud mudzakar, adad ditambahkan
ta pada kata pertama saja untuk bilangan 13-19.
Contoh
dan dengan tanpa ta baik
5. Pecahan:
bilangan
untuk
pecahan,
dengan
mengikutkan harakat pada kata adad yang
bersangkutan ke kata/pola fuulun serta diirabi
dengann tanda sesuai dengan tunggal, dual maupun
jamaknya. Lihat QS: (4) ayat 11
Sifat: adad/kata bilangan yang setelahnya diikuti oleh kata
sifat. Lihat QS: (8) ayat 65
Tartib: bilangan yang bermakna yang ke. Dengan
mengikuti harakat dan pola faailun. Adad ini terbagi
dalam dua bagian:
1. Mufrad: tidak digabungkan dengan kata setelahnya
dan dengan ditambahkan huruf ta bila muannats.
Lihat QS: (24) ayat 7
2. Mudhaf: digabungkan dengan kata setelahnya. Yakni
untuk bilangan yang setelahnya berupa kata yang
terbentuk dari akar kata yang sama semisal
_ menjadi .
84 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
bilangan yang bukan genap dari pululuhan, ratusan atau
ribuan. Lihat QS: (38) ayat 23
2. Isyarah:
Definisi:.
45
isim marifat
Dza
a.
( ha-dza46/ini) Lil Qarib/yang ditunjuk (musyar
ilaih) dekat. Lihat QS: (11) ayat 77
muannats.
( ti-l-ka/itu)Lil baid/yang ditunjuk (musyar ilaih) jauh.
Lihat QS: (2) ayat 111, (2) ayat 134
Fuad Nimah, Mulakhish Qawaid Allughah Al Arabiyyah. Juz II, hal. 21.
. Kata ini memiliki pola tatsniyyah dan murab seperti dan
45 .
46
85 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
.47
a. Mufrad
. Lihat QS: (96) ayat 4
48
b. Tastniyyah
_
. Lihat QS: (4) ayat 16
c. Jamak
. Lihat QS: (70) ayat 23
a. Mufrad
. Lihat: (21) ayat 91
49
b. Tastniyyah _
. Contoh:
.
aku sepakat dengan mereka berdua perempuan
yang telah bersepakat (denganku).
c. Jamak
. Lihat QS: (65) ayat 4
. Fuad Nimah, Mulakhish Qawaid Allughah Al Arabiyyah. Juz II, hal. 21.
. Bentuk kata ini murab.
49
. Bentuk kata ini murab.
47
48
86 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Al.
telah datang kepadaku
perempuan yang Zaid telah memukulnya.
4.
Istifham:
Definisi:.
50
isim yang maknanya
(5) ayat 75
5.
Syarth:
.51
Definisi:
isim
87 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
kata
Dhamir/kata ganti:
52
Definisi :
ganti/dhamir
adalah
isim
makrifat
(maknanya
tertentu/khusus) yang mewakili orang pertama (mutakallim),
orang kedua (mukhathab) atau orang ketiga (ghaib).
BENTUK:
1. ORANG PERTAMA: bentuknya adalah/
-
Tunggal:
(saya) - Jamak
/ (kita/kami).
2. ORANG KEDUA
- Laki-laki (mudzakar)
a. Tunggal:
( kamu)
( kalian berdua)
c. Jamak: ( kalian)
b. Dua:
Perempuan (muannats)
a. Tunggal:
( kamu)
( kalian berdua)
c. Jamak:
( kalian)
b. Dua:
3. ORANG KETIGA
- laki-laki (mudzakar)
a. Tunggal: ( dia)
( mereka berdua)
c. Jamak: ( mereka)
b. Dua:
Perempuan (muannats)
a. Tunggal:
( dia)
( mereka berdua)
c. Jamak:
( mereka)
b. Dua:
52
. Fuad Nimah, Mulakhish Qawaid Allughah Al Arabiyyah. Juz II, hal 10.
88 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
B. SIFAT: Yang dimaksud sifat kata nominal mabni ini hanyalah kata
ganti, demikian karena kata ganti memiliki sifat selalu di akhir dan
bentuk katanya berubah pada saat menggantikan kata objek, subjek
atau disambung dengan kata kerja atau kata nominal lain. berikut
rinciannya:
1. INFISHAL/MANDIRI
a. SUBJEK:bentuk kata ganti yang bersifat subjek serta mandiri
adalah bentuk kata ganti di atas. Yakni, kata ganti tersebut
merupakan kata ganti subjek dan tidak tersambung dengan
kata setelah atau sebelumnya.
b. OBJEK:bentuk kata ganti yang bersifat objek ini serta mandiri
ini merupakan kata ganti subjek diatas namum berbeda
bentuk. Yaitu:
1.
2.
Tunggal:
( ku)
Jamak
/ (kita/kami).
ORANG KEDUA
- Laki-laki (mudzakar)
a. Tunggal:
( mu)
( kalian berdua)
c. Jamak:
( kalian)
b. Dua:
Perempuan (muannats)
a. Tunggal:
( mu)
( kalian berdua)
c. Jamak:
( .kalian)
b. Dua:
3.
ORANG KETIGA
- laki-laki (mudzakar)
a. Tunggal:( nya)
( mereka berdua)
c. Jamak: ( mereka)
b. Dua:
Perempuan (muannats)
89 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
a. Tunggal:
c. Jamak:
b. Dua:
( nya)
(mereka berdua)
( mereka)
...(ku)
Tunggal:
2. ORANG KEDUA
- Laki-laki (mudzakar)
a. Tunggal:
...(mu)
c. Jamak:
... (kalian)
-
Perempuan (muannats)
a. Tunggal:
... (mu)
c. Jamak:
... (.kalian)
3. ORANG KETIGA
- laki-laki (mudzakar)
a. Tunggal: ...(nya)
Perempuan (muannats)
90 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
b. DISAMBUNGKAN/MUDHAF ILAIH: dengan diawali kata
benda:
1. ORANG PERTAMA: bentuknya adalah/
-
Tunggal: ...(ku)
Jamak
.../ (kita/kami).
2. ORANG KEDUA
- Laki-laki (mudzakar)
a. Tunggal:
...(mu)
c. Jamak:
... (kalian)
-
Perempuan (muannats)
a. Tunggal:
... (mu)
c. Jamak:
... (.kalian)
3. ORANG KETIGA
- laki-laki (mudzakar)
a. Tunggal: ...(nya)
Perempuan (muannats)
91 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN III
BENTUK DAN SIFAT KATA HURUF
A. PENGERTIAN
Huruf dalam kalimat Arab secara keseluruhan terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:
1.
2.
53
HURUF MABNI:.
huruf yang menjadi
54
( A=apakah/hai!)
2. ( FA=maka/kemudian/lalu)
3. ( HA=hai!)
4. (KA=seperti)
1.
( LI=untuk)
6. ( SA=akan)
55
7. ( TA=demi/tanda khusus )
8. ( YA=tanda khusus)
5.
( BI=demi/pada/dengan)
92 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
12.
( AL=Tanda khusus)
56
DI AKHIR KATA/AKHIRAN
1. Nun tawkid: nun yang terletak diakhir kata kerja yang
berfungsi untuk memperkuat makna yang terdapat pada
kata kerja tersebut sekaligus menjadikan Irabnya jazm.
a. Tsaqilah: nun tawkid yang harakatnya ditasydid serta
masuk pada tiap perubahan (tashrif lughawi) fiil
mudhari.
b. Khafifah: nun tawkid yang harakatnya disukun (bila
waqaf berubah menjadi alif, dan bila didepan berupa
nun
lain
yang
harakatnya
mati
maka
diidghamkan/digabungkan hingga terlihat tsaqilah). Nun
tawkid ini hanya masuk pada fiil mudhari yang mufrad
dan jamak mudzakar.
2. Nun wiqayah: Nun yang terletak sebelum dhamir muttashil
untuk orang pertama tunggal.
3. Wawu Fashilah: wawu yang memisahkan antara dua
dhamir/dhamir dan nun wiqayah.
4.
Ha Isyba (Saktah):
.57 .
C. SIFAT: Pada dasarnya, kata huruf tidak hanya memiliki sifat tetapi
juga memiliki fungsi dan bentuk tulisannya, baik dalam Alquran
maupun tidak. Untuk pegelompokan fungsi dibahas dalam buku
nahwu karena fungsi kata huruf sangat erat hubungannya dengan
nahwu dan banyak istilah yang tidak mudah dipahami sebelum
memahami nahwu terlebih dahulu. Dengan demikian, di sini kata
huruf disebutkan secara global dengan tidak memandang fungsinya.
Berikut ini (pada halaman berikutnya) pengelompokan sifat huruf:
56
. Dalam hal ini memasukkan kata ganti yang merupakan kata nominal, demikian agar
mempermudah kata pokok.
57
. Musthafa Alghalayaini, Jamiu Addurus Al Arabiyyah, Juz III, hal, 763.
58
. Musthafa Alghalayaini, Jamiu Addurus Al Arabiyyah, Juz II, hal, 332.
93 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
INFISHAL/TERPISAH/MANDIRI DAN TIDAK HARUS DISAMBUNG:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
BENTUK
HURUF
ARTI
hingga
Tetapi
sesungguhnya
agar/mudahmudahan
NO
22
23
24
Belumlah/ketika
25
kapan-kapan
26
jika tidak/atau
27
adapun
28
belumlah/tidaklah
29
ke
30
ALAA=atas
31
RUBBA=banyak
32
sungguh/sesungguh
nya
sungguh/sesungguh
nya
33
34
mudah-mudahan
35
mudah-mudahan
36
tidakkah/belumlah?
37
kemudian/lalu
38
tetapi
39
ingatlah
40
akan
41
kapan
BENTUK
HURUF
ARTI
benar/ia
bila demikian
ia/benar
wahai/hai!
dari/dari
pada/bagian dari
dari
di dalam/pada
tidak akan
tidaklah
atau
atau
agar/untuk/supay
a/bahwa
jika
tidak/janganlah
tidak
jika/andai
apakah
bahkan/tetapi
ia/benar
agar/supaya
94 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
ITTISHAL/HARUS TERSAMBUNG: bentuknya adalah kata
sandang yang bersifat awalan di atas. Sifat ini adalah untuk
huruf yang berbentuk selain awalan dan bersifat mandiri. Di
bawah ini adalah bentuk-bentuk huruf tersebut pada saat harus
disambung dengan kata lain:
Di awal kata:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dan lain-lain.
7.
8.
atau
, dan lain-lain.
( FI) bila setelahnya berupa atau dhamir yang
dan lain-lain.
bersifat ittishal/sambung seperti , dan
lain-lain.
10.
( IN)bila setelahnya berupa seperti dengan
9.
nun terbuang.
95 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Di akhir kata:
1.
2.
terletak setelah
seperti , atau setelah
seperti
( MAA) bila terletak setelah
-
seperti
-
seperti
-
seperti
-
seperti
- seperti
seperti
-
-
seperti kalimat
3.
seperti
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang
sesuatu: "Sesungguhnya Aku akan mengerjakan ini
besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya
Allah. QS: (18) ayat 23 - 24
96 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
NAHWU
Ilmu tentang bahasa Arab adalah sarana untuk menjaga lidah dan tulisan
dari kesalahan. Cabang keilmuan ini terbagi menjadi tigabelas jenis ilmu,
sharaf, nahwu, rasm (teori menulis) maani, bayan, badi (sastra) arudh,
qawafi, qardhu asyir, inysa (teori pembuatan kalimat syair dll), khithabah,
(teori mengungkap kepahaman terhadap teks lewat lisan), tarikhul adab
(sejarah keilmuan) dan matnullughah (kosa kata). Sedangkan yang
terpenting dari seluruh jenis ilmu ini adalah Sharaf dan Nahwu (Musthafa
Alghalayani, Jamiuddurus Al Arobiyyah).
97 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN UMUM
A. PENGERTIAN:
1. DEFINISI:
.59
FAIDAH:
Dalam nahwu, hanya dibahas tentang irab
(perubahan di akhir kata) yang bentuk perubahannya hanya
ada empat macam, yakni rafa, nashab, jar dan jazm. Namun
pada hakikatnya, perubahan tersebut ditentukan oleh
keberadaan suatu kata dalam susunan kalimat hingga status
irab dalam susunan kalimat bisa diketahui untuk mengetahui
makna secara sempurna. Demikian sebab bila tidak mengerti
status Irab sebuah kata dalam kalimat, susunan kalimat tidak
bisa dipahami makna dan tujuannya, sebaliknya tidak mengerti
dengan susunan kalimat, perubahan tiap akhir kata tidak bisa
dipahami, bahkan bila salah menilai dan mengerti perubahan
harakat akhir sebuah kata dalam kalimat maknanya bisa
berubah jauh dari yang benar. Asyaikh Muhamad ibn Ahmad
ibn Abdul Baar Al-Ahdal mengatakan:
59
98 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
,
.60
Definisi:
tiap
61
jumlah yang
1. Ismiyyah:
Khabariyyah
62
99 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
63
Isnsyaiyyah :
64
Thalabiyyah :
65
. perubahan (dari satu harakat ke harakat lain,
IRAB:
Definisi:
atau huruf jadi huruf lain dan atau keberadaan satu huruf
dan terbuangnya) yang perubahan itu terdapat di akhir
kata, disebabkan (pengaruh) amil/posisi kata dalam
kalimat, baik berubah secara lafdziyyah/tampak maupun
hanya diperkirakan (karena akhir kata berbentuk huruf
alif, wawu atau ya. Yang wawu/ya berkarkat dhammah
atau kasrah).
Bentuk:
1. Rafa: perubahan akhir kata dengan tanda harakat
dhammah
63
100 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
3.
dikasrah )
+
( atau membuang nun )(
4.
dikasrah )
+
( atau harakat fathah )_( .
B.
)(atau
), ,(.
2.
. Bila berbentuk kata mabni, akhir kata tidak berubah, tetapi status irabnya saja yang
dikatakan berubah.
66
101 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Jamak taksir
Jamak muannats salim
2.
3.
Isim lima.
Alif+nun: tanda ini terletak pada kata:
4.
Isim Tastniyyah.
Nun: tanda ini terletak pada kata:
Fiil mudhari yang akhir katanya terdapat
tambahan nun (mudhari untuk objek dua, dan
jamak selain jamak untuk perempuan karena
mabni sukun).
b.
Nashab:
1. Fathah: tanda ini terletak pada kata:
Isim mufrad
Jamak taksir
2.
3.
Isim lima
Kasrah: tanda ini terletak pada kata:
4.
5.
102 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
c.
Jar/khafadh:
1. Kasrah: tanda ini terletak pada kata:
Isim mufrad munsharif
Jamak taksir munsharif
2.
3.
d.
C.
Jazm:
1. Sukun: tanda ini terletak pada kata:
2.
3.
. Ketika tastniyyah ditandai dengan ya seperti yang munsharif. Ketentuan isim ghairu
munsharif ditandai dengan fathah pada saat jar ini bila isim ghairu munsharif tersebut tidak
dimasuki huruf al atau disambungkan dengan kata setelahnya. Bila isim ghairu munsharif
dimasuki al atau dissambbungkan kata sesudahnya maka irab jarnya sama dengan isim
munsharif.
67
103 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Kata Murab ini adalah:
berbentuk kata nominal: Perhatikan harkat akhir lafadz jalalah
pada ayat di bawah ini:
QS: (42) ayat 8
( 27) ayat 63
( 33) ayat 55
QS: (2) ayat 232
D.
MABNI: tiap kata baik berupa kata kerja maupun kata nominal atau
yang lain, harakat pada huruf di akhir kata tidak berubah walau
dimasuki amil apapun atau dalam posisi manapun dalam kalimat.
Kata mabni ini adalah:
Bila berbentuk kata nominal: tiap kata yang huruf akhirnya
berupa huruf alif, wawu atau ya yang masing-masing dari wawu
atau ya tersebut tidak berupa harakat fathah. Perhatikan kata
pada ayat berikut:
.
QS: (19) ayat 41
104 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Mabni dhammah, bila berdhamir orang ketiga (ghaib)
untuk jamak laki-laki. Perhatikan:
(47) ayat 2
Mabni sukun, bila berdhamir untuk orang ketiga (ghaib)
jamak perempuan, dan seluruh fiil madhi yang berdhamir
untuk orang pertama dan orang kedua. Perhatikan ayat
berikut:
QS: (2) ayat 34, (12) ayat 31. Untuk contoh lain silahkan
cari di dalam Alquran.
105 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
E.
Tanda
Irab
Jar
Kasrah
Jar
Kasrah
Jar
Kasrah
Jar
Kasrah
Rafa'
Dhammah
Jar
Kasrah
Jar
Kasrah
Jar
Ya
Jar
Kasrah
Jar
Kasrah
Jar
Kasrah
Nashab
Fathah
tersimpan
Rafa'
Dhammah
Nashab
Fathah
tersimpan
Lafdz
Sebab
Isim mufrad dimasuki "bi"
Isim Mufrad disambungkan
dengan kata sebelumnya
Isim mufrad menjadi sifat
bagi kata yang dijarkan
(kata Allahi)
Isim mufrad menjadi sifat
bagi kata yang dijarkan
(kata Allahi)
Isim mufrad, menjadi
permulaan kalimat
(mubtada)
Isim mufrad dimasuki "li"
Isim mufrad menjadi sifat
bagi kata yang dijarkan
(lillaahi)
Isim yang sama dengan
Jamak laki-laki,
disambungkan dengan kata
sebelumnya
Isim mufrad dan menjadi
sifat bagi kata sebelumnya
Isim mufrad dan menjadi
sifat bagi kata sebelumnya
3 kata, masing-masing kata
pertama menjadi sifat bagi
kata sebelumnya dan
setelahnya disambungkan
dengannya
menjadi objek bagi kata
kerja setelahnya, dan
berbentuk kata Jamid
Mabni (Dhamir Munfashil)
Tidak terdapat huruf yang
menashabkan atau
menjazmkan
menjadi objek bagi kata
kerja setelahnya, dan
106 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Rafa'
Dhammah
Jazm
Membuang
"ya"
Nashab
Fathah
tersimpan
Nashab
Fathah
Nashab
Fathah
Nashab
Fathah
Jar
Kasrah
tersimpan
Jar
Kasrah
tersimpan
Jar
Kasrah
tersimpan
Jar
Kasrah
Jar
Kasrah
tersimpan
Jar
Ya
107 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN I
FUNGSI KATA
68
A. HURUF
1. SATU HURUF
a. Amil: yakni mempengaruhi Irab pada akhir kata yang
dimasukinya sesuai dengan sifat huruf ini yang telah
dibahas dalam Buku II.
A" " Bila dijadikan sebagai alat untuk Munada
wahai Karim.
Fa "
"
68
. Yang dimakud di sini adalah huruf kata seperti telah diterangkan di bagian sharaf.
108 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Ka "
"
Li"
"
Jar.
1. Bermakna Istihqaq: kata yang dimasuki li
merupakan hak milik bagi mutaallaq (kata
yang dihubungkan) dengan li. Contoh: QS:
1 ayat 2:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
109 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
9.
Sa"
"
Ta"
"
Ya" "
Bi "
110 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
111 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
La"
"
Wa" "
69
70
.70
112 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
(pekerjaan) yang terdapat pada kalimat
sebelumnya. Lihat QS: (4) ayat 43
Istinaf/ibtida: kata yang dimasuki wa adalah
permulaan kalimat. Lihat QS: (15) ayat 4
Qasam: kata yang dimasuki wa adalah kata
yang dijadikan sebagai landasan qasam
(sumpah). Lihat QS: (85) ayat 1
b.
)( . Seperti dalam
firmanNya:
Ha" "
71
seperti
atau
113 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
c.
berbentuk
NI
2.
72
73
114 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
beraneka macam sesuai dengan tuntutan kalimat
dimana huruf ini berada:
1.
Min
115 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
Ilaa
Ghayah makaniyyah: kata yang dimasukinya
merupakan pangkal dari makna kalimat yang
berhubungan, dan berbentuk tempat.
Lihat QS: (17) ayat 1
Ghayah zamaniyyah: kata yang dimasukinya
merpakan pangkal dari makna kalimat yang
berhubungan, dan berbentuk masa.
Lihat QS: (2) ayat 187
Maiyyah: ilaa yang bermakna bersama.
Seperti:
3.
An
116 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
makna kalimat yang berhubungan dengannya.
Lihat QS: (9) ayat 114
4.
Fii
Dzarfiyyah:kata yang dimasuki fii merupakan
tempat bagi makna yang dihubungkan
dengannya. Lihat QS: (30) ayat 2 -3
Muqayasah: kata yang dimasukinya adalah
perbandingan dalam makna kata yang
berhubungan dengannya. Seperti:
Alaa
Isim fiil amar: alaa yang berarti perintah.
Istilaa: bermakna di atas.
117 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Lihat QS: (23) ayat 22
Muradifah An: menyerupai huruf an dalam
arti mujawazah/dari. Seperti
6.
7.
Alquran
tetapi
Alquran
itu
74
75
118 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
1. Inna:
(sesungguhnya).
Berfungsi
tawkid
2. Anna:
(sesungguhnya).
Berfungsi
tawkid
3. Lakinna:
(tetapi)
Berfungsi
istidrak
( mudah-mudahan). Tarajjiy (mengharap
5. Laita:
(mudah-mudahan).
Tamanniy
An: (agar, supaya, untuk) Lihat QS: (60) ayat 7
2.
Lan/ (tidak akan) Lihat QS: (2) ayat 24
77
119 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
terdapat tambahan alif-nun, wawu-nun atau huruf
wawu, alif dan atau ya).
78
78
QS: (11) ayat 101
120 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
" "
.79
Ististna:
b.
Athil :
Al "
"
1. Ahdi Alchudhur :
kata
82
2. Ahdi Adzihni :
kata yang dimasuki al merupakan
121 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
kata
3. Ahdi Adzikri :
83
yang
dimasuki
al
telah
disebutkan
sebelumnya. Lihat QS: (73) ayat 15 - 16
kata yang dimasuki al
4. Istighraqul Afrad :
84
5. Mahiyatul Jinsi :
. laki-
QS: (53) ayat 19
122 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
1.
Qad: (sungguh, benar-benar).
_ Hal-illa: (tidaklah-kecuali) Lihat ayat:
tidaklah balasan
2.
3.
_
In-laa: (jika tidak) dan berfungsi sebagai jazim.
berikut:
88
123 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
isim yang
89
Istifham:
Hal: Apakah. Lihat QS: (40) ayat 47
2.
Mata: kapan. Lihat QS: (2) ayat 214
1.
Law
andai
92
2. Law-la :
124 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
a. Nafiyyah: Lihat QS: (10) ayat 98
b. Tahdid: law-laa yang berarti perintah dengan
keras dengan makna kata yang berhubungan
dengannya, hal ini bila law-la terletak sebelum
fiil mudhari. Lihat QS: (27) ayat 46
c. Tawbikh: law-laa yang berarti celaan dan
masuk pada fiil madhi. Lihat QS: (46) ayat 28
Jawab:yaitu huruf yang masuk pada kata yang menjadi
jawaban dari kata yang berbentuk pertanyaan.
seperti
bahwa
1.
c.
makna
kata
kerja
yang
B.
92
NOMINAL
1. AMIL: Yaitu kata nominal yang menyerupai kata kerja seperti
yang telah dibahas dalam Bab Kata Pokok.
. Jamaluddin bin Hisyam Alanshari, Mughni Labib, Bab awal, hal, 265-267.
125 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
3.
C.
KATA KERJA
I.
FUNGSI UMUM
1. AMIL DALAM ISIM DZAHIR: dibahas dalam pembahasan
berikutnya.
2. AMIL DALAM ISIM DHAMIR: dibahas dalam pembahasan
berikutnya.
II. FUNGSI KHUSUS
1. NAWASIKH: Fiil yang memiliki sifat naqish/kurang karena
tidak cukup dengan mengamalkan fail (objek) tetapi
kesempurnaan maknanya tidak terwujud kecuai bila masuk
pada jumlah ismiyyah (Mubtada dan Khabar dengan
menjadikan mubtada sebagai subjek/rafa dan khabarnya
sebagai objek/nashab).
,
,
Definisi:
kata kaana dan beberapa kata yang
Bentuk:
kata kaana dan beberapa kata
126 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
3.
( masuk waktu dhuha). Contoh:
aku masuk waktu dhuha
Lihat QS: (30) ayat 17
4.
dalam perjalanku
5.
6.
7.
8.
9.
. QS: (39) ayat 36
( selalu). contoh:
(teduh/waktu sore):
( selalu): contoh:
QS: (12) ayat 85
12.
( selalu), lihat ayat berikut:
QS: (12) ayat 80
10.
127 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
kata yang
Definisi:
:hampir. Contohnya:
Definisi:
kata yang
:mudah-mudahan/siapa
tahu: Lihat QS: (2) ayat 216
2.
: mudah-mudahan. Contoh:
mudah-mudahan
128 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
: mudah-mudahan. Contoh:
3.
Khusus untuk
dan
harus
Definisi:
kata
:segera menutupi.
2.
3.
4.
:segera membuat
menganggap
129 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
( sungguh tampan wajah Zaid).
:kata
setelahnya
(mutajjab
dinashabkan
2.
...
:kata
setelahnya
amat
sangat
(mutajjab
sepertikata ( merah).
,
,
Definisi:
130 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
kata yang menunjukkan makna pujian atau celaan.
Jumlah kalimatnya berbentuk jumlah Insyaiyyah/hanya
untuk mengutarakan suatu pujian atau celaan, bukan
jumlah thalabiyyah/kalimat yang menunjukkan makna
tuntutan/perintah
dan
bukan
jumlah
khabariyyah/berita serta harus ada kata dimaksudkan
dalam pujiaan atau celaan tersebut (makhsush bil madhi
aw adzam).
Bentuk:
1.
: sebaik-baik. Kata tersebut terdiri dari dua
kata yang digabung jadi satu. Yakni dari kata
dan
berfungsi sama.
Lihat QS: (3) ayat 136, (4) ayat 58
3.
: seburuk-buruk.
Lihat QS: (2) ayat 126
4.
: seburuk-buruk.
dan
Yaitu tiap kata kerja tiga huruf
Zuhair).
4. ISTISTNA: kata kerja yang digunakan untuk mengecualikan
kata makna kata setelahnya, yaitu kata:
pendapat:
131 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
1. Fiil mutaaddi dan menashabkan kata setelahnya
(mustatsna)
seperti
kata
(aku
( Usamah
( penyucian diri)
132 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN II
KATA YANG DIRAFAKAN
93
Definisi:.
( memuliakan kedua orang
)( ( sebab laki-laki
2.
93
133 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
dhamir yang tersimpan (mustatar) yang menggantikannya
(kata yang mendahului kata kerja tersebut. Contoh:
4.
QS: (12) ayat 23
134 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Bentuk:
1. Sharih: kata tersebut tampak, baik berbentuk kata dzahir
maupun dhamir.
Dzahir: seperti dalam firmanNya:
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu,
mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa
Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah".
QS: (63) ayat 1
Dhamir: seperti:
a.
berdiri).
b.
( aku telah
( mereka (dua
d.
( mereka
( mereka
(kamu
NAIB FAIL
Definisi:.
disandari (oleh kata kerja), terletak setelah kata kerja atau kata
yang menyerupai kata kerja intransitif. Naib fail adalah objek
135 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
yang menggantikan posisi subjek, semua bentuk irabnya
adalah rafa.
Hukum dan bentuk: hukum dan jumlah naib fail sebagaimana
hukum dan jumlah fail.
C.
.
kata yang disandari
apakan ada Pencipta selain
berbentuk:
136 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
b.
c.
d.
diantara kalian?
e.
137 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
.
perintah
f.
g.
h.
seorang laki-laki
i.
j.
kita
berjalan
sedangkan
bintang
telah
memberikan sinarnya maka tatkala telah tampak,
pujian terhadapmu sinarnya meredupkan tiap
(bintang) yang bersinar.
Kata yang digunakan untuk menunjukkan makna
macam-macam dalam penggunaan makna
kalimatnya.
138 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
k.
l.
3.
"dari pertanyaan:
4.
ditunjukkan
oleh
qasam/sumpah. Seperti:
jawab
kalimat
139 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Khabarnya
berbentuk
menggantikan fiilnya. Seperti:
mashdar
yang
kesabaranku adalah kesabaran yang
baik. Bila tampak:
Bila khabarnya berupa makhsush bagi Afal
Madh dan Afal Dzam. Seperti:
sebaik-baik orang yang
berbuat baiklah kepada
5.
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh
Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka
(dosanya) untuk dirinya sendiri. QS: (41) ayat 46
Mubtada terletak pada huruf fa pada kata yang
bergaris bawah. Bila tampak berbentuk:
140 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
. Bila
Bentuk:
1. Sharih: mubtada tampak dengan jelas,
2. Muawwal: mubtada yang berbentuk kata kerja dengan
memperkirakan mashdarnya kemudian dijadikannya
sebagai mubtada. Contohnya:
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
QS: (2) ayat 184
Kata yang bergaris bawah adalah kata kerja (mudhari
yang dinasabkan dengan an). Kata itu diambil
mashdarnya, kemudian objek dalam kata kerja tersebut
ditampakkan dengan bentuk dhamir muttashil yang
mudhaf dan dijadikannya sebagai mubtada yang
ditakwilkan dari kata kerja. Bila ditampakkan, berbentuk
kalimat:
2. KHABAR:
Definisi:
kata yang disandarkan kepada
mubtada.
Bentuk:
1. Mufrad/normal: tiap khabar yang menggunakan kata
tunggal, walaupun maknanya, tastniyyah atau jamak.
Lihat ayat berikut:
2.
dan
kalimat adalah
terdapat
dhamir
hu
yang
141 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
berhubungan dengan mubtada karena hu kata
ganti dari
dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian
takwa itulah yang paling baik. QS: (7) ayat 26
Dengan mengulangi mubtada: seperti dalam
firmanNya: Hari Kiamat, apakah
hari Kiamat itu? QS: (69) ayat 1 - 2
Khabar adalah mubtada itu sendiri: seperti dalam
firmanNya:
Hukum dan syarat:
1. Harus dirafakan (sesuai tandanya).
2. Harus (muthabaqah/serasi) dengan mubtada dalam
mudzakar, muannats, mufrad, tastniyyah, jamak,
jamak maupun nakirah dan makrifatnya.
3. Harus dibuang. Bila:
Terletak setelah huruf nafi lawla atau lawma
seperti:
andai tidak ada
demi umurku, menjadi
142 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
lebih utama
shalatmu adalah saat bebas dari kesibukanmu.
Bila tampak berbentuk:
jelas
tiap orang dan amalnya
4.
Muhammad adalah ayahmu. Hal ini
143 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
.1
Sesungguhnya
keadaan-Nya
apabila
Dia
menghendaki
sesuatu
hanyalah
berkata
kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. QS: (36)
ayat 82
.2
Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu
berada di petang hari dan waktu kamu berada di
waktu subuh. QS: (30) ayat 17
.3
Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan
bumi. QS: (11) ayat 107
.4
(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung,
lalu cincanglah semuanya olehmu.
QS: (2) ayat 260
94
144 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Pembuangan:
1. Huruf nun kaana boleh dibuang bila memenui
syarat:
1. Dijazmkan dengan sukun.
2. Setelahnya tidak berupa huruf yang disukun
atau dhamir muttashil. Contohnya:
dan aku bukan (pula) seorang
2.
2.
E.
INNA
1.
. Menurut Alfarra, huruf Laata termasuk huruf jar yang khusus untuk isim zaman. Dan
dalam ayat ini, kata yang terletak setelahnya djarkan. (Mughni Labib, hal. 249).
95
145 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
b.
QS ayat: (60) ayat 12
c.
Bentuk:
1. Bentuk musyaddadah (ditasydid) ini yang
dimaksud pada permasalahan ini.
2. Mukhaffafah (huruf nun disukun).
a. Makna: tawkid/sungguh.
Lihat QS: (20) ayat 63
b. Fungsi: Muhmal (tidak berungsi seperti yang
ditsaydid) dalam jumlah filiyyah ismiyyah
(ghaliban/hampir seluruh contoh inna
mukhaffafah dalam jumlah ismiyyah tidak
memiliki fungsi seperti yang ditsaydid). Lihat
kembali QS: (20) ayat 63
c. Bentuk yang mukhoffafah:
1. Dalam jumlah filiyyah: Contoh:
Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu
terasa Amat berat, kecuali bagi orangorang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah. QS: (2) ayat 143
2. Dalam jumlah ismiyyah: Contoh:
II.
ANNA
1.
146 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
c.
QS: (53) ayat 39
) Qad(
147 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
apakah manusia mengira bahwa tidak
akan
kami
kumpulkan
(untuk
dibangkitkan) tulang-tulangnya?.
QS: (75) ayat 3
2. Lam: seperti dalam firmanNya:
Maka
Apakah
mereka
tidak
memperhatikan bahwa patung anak
lembu itu tidak dapat memberi jawaban
kepada mereka? QS: (20) ayat 89
Huruf syarat : seperti dalam firmanNya:
148 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
III.
KAANNA
1.
2.
IV.
2.
":
duduklah dimana
terdapat ilmu.
149 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
"" :
3.
4.
5.
6.
7.
QS: (8) ayat 5
telah
8.
9.
yang
,
seseorang
150 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
10. Pada khabarnya terdapat la ibtida:
QS: (63) ayat 1
11. Sebagai khabar dari mubtada yang berupa isim ain
(kata yang bermakna dzat):
b.
2.
3.
151 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
4.
5.
telah sampai
6.
7.
contoh/
8.
setahuku, bahwa kamu
152 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
9.
c.
3.
Sesungguhnya
doa
kamu
itu
(menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui. QS: (9) ayat 103
4.
"
153 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Tidak diragukan lagi bahwa Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa
yang mereka lahirkan. QS: (16) ayat 23
V.
LAKINNA
1.
2.
VI.
LAALLA
a.
b.
c.
VII.
LAITA
a.
b.
c.
Makna: tamanniy/mudah-mudahan
(mengharapkan
sesuatu yang sulit terwujud).
Fungsi: TANSHIBUL MUBTADA WA TARFAUL KHABAR
(menashabkan mubtada dan merafakan kbahar).
Bentuk: banyak. Lihat QS: (4) ayat 73
VIII. LAA
154 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
b. Fungsi:
Memiliki fungsi seperti laisa seperti:
tidaklah
QS: (4) ayat 114
2.
155 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
3.
Syibh Mudhaf:
Pengertian: kata yang menyerupai mudhaf. Yakni
kata yang mempengaruhi irab setelahnya,
seperti menjadikannya sebagai objek.
Contoh:
tidaklah
tidak
Mereka berkata: "tidak ada kemudharatan (bagi kami);
Sesungguhnya Kami akan kembali kepada Tuhan Kami.
Yakni:
156 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
1.
Contohnya:
laisa
atau
yang terletak
dan khabarnya
dan khahbar.
4.
IX.
157 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka)
yang benar-benar saleh, Maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Yakni:
X.
QS: (5) ayat 69
2.
3.
158 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN III
97
KATA YANG DINASHABKAN MANSHUBAT
Manshubat adalah ketentuan kata kapan dinashabkan dan
ditidandai sesuai dengan bentuk isimnya dan lima tanda bagi nashab di
atas. Manshubat ini khusus untuk kata nominal, karena kata kerja yang
dinashabkan hanya mudhari yakni pada saat didahului amil nashib dan
ditandai dengan tanda yang telah dijelaskan dalam bab Tanda Irab.
Jumlah status kata dalam kalimat untuk dinashabkan sebagai berikut:
A.
MAFUL BIH
Pengertian: maful bih adalah objek dari kata kerja
sebelumnya. Yakn isim/kata nominal yang menunjukkan hal
yang terkena pekerjaan subjek, baik dalam itsbat ataupun
manfi (positif negatifnya).
Hukum: wajib dinashabkan.
Bentuk: bentuknya sama dengan fail. Yakni ada yang sharih
dan ada yang muawwal.
Ketentuan
Harus didahulukan:
a. Berbentuk isim yang harus didahulukan seperti
syarat atau isim istifham. Lihat QS: (13) ayat 33
b.
Pembuangan:
a. Boleh membuangnya bila
Contonhnya: QS: (93) ayat 3
terdapat
tanda:
97
159 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
b.
"Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa:
"Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?"
mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan)
kebaikan". Bila ditampakkan terlihat
B.
C.
lakukanlah kebenaran dan budi yang mulia.
D.
160 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
F.
TANAZU: keberadaan dua atau lebih amil (kata kerja atau yang
menyerupainya) dengan satu mamul (kata yang berhak untuk
dipengaruhi irabnya). Contohnya QS: (18) ayat 96 dan (69) ayat 19
Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat
dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka
161 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat
dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka
menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena
(mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. dan
Allah meliputi orang-orang yang kafir.
I.
J.
162 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka
(Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam
hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin),
atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang
orang yang beruntung. QS: (59) ayat 9
K.
HAL:
Pengertian: hal adalah sifat (berbentuk isim nakirah yang
dinashabkan) berfungsi untuk menjelaskan keberadaan
(makna) isim makrifat (shahibul hal) yang memiliki sifat
tersebut. Contoh: QS: (21) ayat 16
Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang
ada di antara keduanya dengan bermain-main.
Pembuangan: dalam kalimat yang terdapat hal, ada kata
yang dinamakan shahibul hal yaitu kata makrifat yang
disifati oleh hal, dan ada amil, yaitu kata kerja yang
berhubungan dengan shahibul hal. Dari tiga kata ini terkadang
terbuang hingga tidak tampak secara lahir tetepi dalam makna
jelas keberadaannya:
1. Pembuangan hal. Contohnya: QS: (2) ayat 127
163 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Maha Mengetahui". Antara kata
dan
( seraya berdoa).
kata
2.
adalah
Pembagian:
1. Hal Muassisah: hal yang berfungsi untuk menjelaskan
selain ia sebagai hal. Contohnya:
164 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
165 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Shahibul hal lebih dari satu dalam kalimat dengan satu hal
seperti dalam firmaNya: QS: Ibrahim 33
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan
bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya), dan
telah menundukkan bagimu malam dan siang.
L.
TAMYIZ
Pengertian: tamyiz adalah isim nakirah yang menerangkan
makna dzat atau nisbat yang masih samar.
Syarat: kata yang menjadi tamyiz harus berupa isim nakirah,
baik secara lafdziyyah maupun maknawiyyah:
Contoh lafdziyyah. QS: Maryam 4
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim,
melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan
sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan
Sesungguhnya Dia di akhirat benar-benar Termasuk
orang-orang yang saleh.
Kata yang bergaris bawah adalah makrifat karena
mudhaf/disambungkan ke isim dhamir, namun nakirah
secara maknawi.
166 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Pembagian:
1. Nisbat
Pengertian: tamyiz yang menerangkan makna
jumlah yang samar nisbatnya.
Bentuk
a. Muhawwal
Pengertian: artinya dipindahkan, yakni
tamyiz yang pada awalnya digunakan untuk
selain tamyiz kemudian difungsikan sebagai
tamyiz. Misalnya:
1. Fail: seperti dalam firmanNya:
QS: Maryam 4
2.
Dan Kami jadikan bumi memancarkan
mata air-mata air. QS: Alqamar 12
Kalimat yang bergaris bawah pada
mulanya berbentuk
167 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Mubtada/ seperti dalam firmanNya:
3.
"Hartaku lebih banyak dari pada
hartamu dan pengikut-pengikutku lebih
kuat". QS: Alkahfi 34
Jumlah yang bergaris bawah pada
awalnya berbentuk:
Hukum:
tamyiz
dinashabkan.
b.
muhawwal
harus
Ghairu muhawwal
Pengertian: tamyiz yang pada mulanya
memang digunakan dan difungsikan untuk
tamyiz. Lihat ayat berikut:
QS: (12) ayat 4
QS: (3) ayat 125
2.
Dzat
Pengertian: isim yang menerangakan isim lain yang
(maknanya) samar.
Bentuk: kata yang ditamyizi dengan tamyiz dzat ini
adalah kata yang mubham (samar) maknanya. Isim
mubham yang dimaksud dalam pembahasan ini
adalah:
1. Isim adad.
Lihat QS: QS: (12) ayat 4 (contoh diatas)
2. Kata yang bermakna ukuran, baik berupa
timbangan atau yang lain. Contoh:
40 mil
168 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Hukum: hukum tamyiz dzat adalah sama dengan
tamyiz ghairu muhawwal, yakni boleh nashab dn
boleh dijarkan dengan huruf min.
Lihat QS: (3) ayat 125 (contoh diatas)
3.
1.
Istifhamiyyah:
Pengertian: digunakan untuk bertanya
tentang bilangan yang belum jelas. Seperti
dalam kalimat:
berapa
2.
Pengertian:
kam
yang
bermakna
katsir/banyak dan digunakan untuk
memberitakan bilangan banyak tetapi
samar keberadaannya. Seperti dalam
kalimat:
banyak orang alim yang
b.
169 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang
bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut (nya) yang bertakwa.
M.
ISTISTNA
Pengertian umum
1. Definisi: Istitsna adalah mengeluarkan (mengecualikan)
kata yang terletak setelah huruf illa atau yang sama
fungsinya (Mustastna) dari hukum makna kalimat
sebelumnya (mustastna minhu).
2. Kalimat yang diististnakan: Kalimat yang diististnakan
adalah kata makrifat atau nakirah yang berfaidah, seperti
dalam firmanNya: QS: Alankabut 14
Alat ististna/
b.
Lihat QS: (51) ayat 36
c. contoh:
sesungguhnya
a.
d.
contoh:
*
e.
selain Salim
f.
4.
170 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
a.
b.
c.
5.
QS: (2) ayat 249
QS: (12) ayat 51
suatu kaum telah datang kecuali
b.
aku mengambil kitab-kitab
mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa
yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan
belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah Isa.
Ilmu dan dzan tidak satu jenis, ilmu merupakan
keyakinan dan dzan hayalah prasangka.
171 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Hukum/
1.
Harus dinashabkan:
a. Mustastna munqathi dengan illa baik tam muwjab
b.
2.
QS: (2) ayat 249
dan janganlah ada seorangpun di antara kamu
yang tertinggal, kecuali isterimu.
Kata yang bergaris bawah dalam qiraah lain
dirafakan dengan menjadikannya badal.
Contoh badal: QS: Annisa: 66
Dan Sesungguhnya kalau Kami perintahkan
kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau
keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya
mereka tidak akan melakukannya kecuali
sebagian kecil dari mereka.
Kata yang bergaris bawah dalam qiraat lain
dinashabkan.
172 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Dengan khaala, adaa haasyaa, yakni:
Nashab, dengan menganggap (mengikuti
pendapat) bahwa alat ististna adalah fiil madhi
dan mustastna sebagai objeknya. Seperti dalam
kalimat:
aku melihat suatu kaum
selain Zaid.
Jar, dengan menganggap bahwa alat ististna
adalah huruf jar. Seperti dalam kalimat:
aku melihat suatu kaum
3.
selain Zaid.
Sesuai dengan amil: apabila mustastna dengan illa dan
mustastna minhu tidak disebutkan dalam kaimat (kalam
naqish) dan kalimatnya negatif seperti dalam firmanNya:
Dan Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda
gurau dan main-main. dan Sesungguhnya akhirat Itulah
yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.
QS: Alankabut 64
Kata yang bergaris bawah adalah mustastna dan irabnya
melihat amilnya, disini menjadi khabar karena mustastna
minhu adalah mubtada yang membutuhkan khabar.
4.
Faidah
1. Alat ististna ghairu adalah kata murab dan irabnya
sama dengan mustastna yang menggunakan alat ististna
illa dengan segala ketentuan hukumnya.
2. Alat istisna illa terkadang menggunakan makna ghairu
seperti dalam frmanNya: QS: Alanbiya 22
173 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain
Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa.
N.
O.
MUNADA
Pengertian: bila akan memanggil seseorang dibutuhkan alat
yang berbentuk huruf, duruf ini dinamakan huruf munada,
dan kata/orang yang dipanggil dinakaman munada. Kata
yang menjadi munda terletak setelah huruf tersebut. Selain
itu, munada adalah memposisikan orang ketiga sebagai orang
kedua dengan memanngilnya menggunakan huruf. Yaitu:
Huruf munada
Untuk memanggil yang jauh:
seperti:
wahai Abdullah
b.
seperti
wahai Abdullah
a.
seperti:
wahai tamu, silahkan masuk
seperti:
b.
c. wahai tamu, silahkan masuk
Untuk memanggil yang dekat:
a.
d.
174 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
belas
kasihan.
Tambih/mengingatkan:
Seperti: QS: (4) ayat 73
Pembagian
1. Mufrad makrifah: kata tunggal walaupun bermakna
tastniyyah atau jamak (tidak diidhafahkan/disambung
dengan kata setelahnya) dan makrifah. Lihat ayat berikut:
2.
3.
4.
5.
wahai siapapun,
peganglah tanganku.
Mudhaf (disambung dengan kata setelahnya). Seperti:
berziarah kepadamu
Syibh mudhaf: menyerupai mudhaf (berbentuk kata yang
dijarkan dengan huruf atau dzaraf). Lihat ayat berikut:
175 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
(Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini, dan (kamu Hai isteriku)
mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu
Sesungguhnya Termasuk orang-orang yang berbuat salah."
Ya mutakallim: huruf ya yang berbentuk dhamir mutakallim
(menunjukkan orang pertama/yang berbicara) bila
dsambungkan pada kata yang menjadi munada memiliki
hukum tersendiri. Rinciannya sebagai berikut:
a. Bila mudhaf pada isim sifat yang huruf akhirnya shahih
(tidak berbentuk huruf wawu, alif atau ya) atau
mudhaf pada kata yang akhirnya mutal (berbentuk huruf
wawu, alif, atau ya) dan bukan sifat serta tidak
mudhaf pada kata
atau
, maka ya mutakallim
Seperti:
b.
176 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
c.
Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu
pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku ".
d.
atau
maka hukumnya
177 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN IV
99
KATA YANG DIJARKAN (MAJRURAT)
A. PENGERTIAN:
Majrurat adalah ketentuan kata kapan dijarkan dan
ditidandai sesuai dengan bentuk isimnya sesuai dengan tanda jar
diatas. Majrurat ini khusus untuk kata nominal, karena kata kerja
tidak ada yang dijarkan.
B.
(2) ayat 104
Pembagian:
a. Lamiyyah: dua kata nominal yang digabung dan
menyimpan makna huruf jar lam. Dan memiliki arti lil
milki dan ikhtishash. Lihat QS: (11) ayat 43
99
178 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
b. Bayaniyyah: Idhafah yang mengandung makna huruf jar
min. Yaitu tiap idhafah yang kata kedua merupakan
jenis dari kata pertama. Seperti:
ridha Allah, atas orang
tempatnya adalah
.
air mata seperti mutiara
3.
C.
diidhafahkan berbentuk
Tuhan semesta
Isim mufrad dengan al:
alam. Bila diidhafahkan berbentuk:
Isim mufrad bertanwin:
100
179 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
b.
Bila diidhafahkan berbentuk:
180 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
PEMBAHASAN V
101
TAWABI
Tawabi adalah kata keterangan dan kata yang tidak
tersentuh oleh perubahan di akhir kata (irab) secara langsung
melainkan sebab mengikuti kata sebelumnya, sesuai dengan
bentuk irab empat dan dengan keberadaan kata itu sendiri. Dalam
istilah lain naat dikatakan sebagai kata sifat.
A.
NAAT:
Definsi: kata yang terletak setelah kata lain dengan tujuan
untuk memperjelas sebagian dari keadaan (makna) kata
sebelumnya atau kata yang berhubungannya.
Pembagian:
a. Mufrad: berbentuk kata tunggal, walaupun maknanya
tastniyyah atau jamak, bukan jumlah ataupun
menyerupai jumlah. Lihat ayat berikut: QS: (9) ayat 3
b.
Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang
pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang
lain, walau sedikitpun. Kata yang bergaris bawah
adalah naat jumlah yang memuat dhamir tetapi
tidak terlihat, dan bila ditampakkan berbentuk:
101
181 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
.
Syibh jumlah: berupa dzaraf atau kata yang dijarkan
dengan huruf jar. Lihat ayat berikut: QS: (42) ayat 7
2.
QS: (42) ayat 7
Pembagian:
a. Memuat dhamir pada manut/mawshuf/kata
yang disifati. Naat sababi yang ini harus
sama/serasi (muthabiq) dengan manutnya
dalam dua hal:
1. Tunggal, tastniyyah dan jamaknya
2. Mudzakar dan muannatsnya.
b. Tidak memuat dhamir. Dan naat sababi yang
demikian juga harus muthabiq dengan
mawshufnya dalam dua hal, tetapi berbeda
182 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
dengan naat sababi yang memuat dhamir.
Yakni:
1. Irab
2. Nakirah dan makrifatnya.
PERHATIKAN AYAT BERIKUT INI.
QS: (2) ayat 69
naat hakiki
naat sababi
3.
yakni, Aku mencela pembawa kayu
bakar.
Faidah
183 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
B.
TAWKID:
Definisi: ketetapan (hukum makna kalimat) terhadap suatu
hal. Kata yang ditetapkan hukumnya dinamakan
(muakkad/kata yang ditawkidi/ditetapkan) dan kata yang
menetapkan dinamakan (muakkdi/kata yang menetapkan).
Muakkid Irabnya mengikuti muakkad.
Pembagian:
a. Lafdzi
Pengertian: mengulang kembali kata yang ditaukidi
(muakkad) dengan kata yang sama atau sama
maknanya, baik berupa isim dzahir, dhamir, fiil,huruf
atau jumlah. Dintara contohnya adalah firman Allah
SWT: QS: Albaqarah 35
Maknawi:
Pengertian: tawkid yang menggunakan kata ,
, . Khusus untuk
,
dan
, , ,
184 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Faidah:
1.
& & :
Fungsi tiga kata ini untuk menghilangkan
kemungkinan adanya majaz (penggunaan kata
tidak sesuai dengan makna asalnya), atau
adanya lupa dalam pengucapannya. Contohnya:
kaum itu, sudah datang
seluruhnya.
kaum itu sudah datang,
yakni
mereke
sendiri
pimpinan/barangnya saja).
(bukan
yakni
mereke
sendiri
pimpinan/barangnya saja).
(bukan
kaum itu sudah datang,
2.
kaum itu, sudah datang
seluruhnya.
kaum itu, sudah datang
seluruhnya.
3.
& :menetapkan hukum (makna kalimat)
untuk dua orang yang ditaukidi bersama. Lihat
ayat berikut ini: dan (17) ayat 23, QS: (18) ayat
33, QS: (17) ayat 23
185 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
C.
BADAL
Definisi: kata yang mengikuti kata sebelumnya dengan tampa
perantara (semisal huruf) dan merupakan kata yang
dimaksudkan dalam hukum kalimat. Kata yang menggantikan
dinamakan badal dan yang digantikan dinamakan mubdal
minhu.
Pembagian:
a. Muthabiq/badal kull min kull: kata yang mewakili (makna)
kata yang sama maknanya sepeti dalam firmanNya:
QS: Alfatihah: 6 7
c.
* *
aku melihat kuda,
mewakili mubdal
minhu dikatakan
minhu
tetapi
186 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Bentuk: dari semua jenis dan bagian-bagian badal ini, badal
memiliki beberapa bentuk:
dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan
mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia
(jua) seperti kamu.
mewakili dhamir (wawu/damir yang menunjukkan
Dan
bertakwalah
kepada
Allah
yang
telah
menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia
187 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang
ternak, dan anak-anak.
D.
ATHAF
Pengertian: Athaf merupakan kata atau kalimat yang hukum
maknanya atau irab serta bentuknya mengikuti kata atau
kalimat lain. Kata atau kalimat yang mengikuti dinakaman
mathuf dan yang diikuti dinamakan mathuf alaih.
Pembagian:
a. Bayan
Definisi: kata yang irabnya mengikuti kata lain
sebagai mana naat dalam hal memperjelas tujuan
(dalam kalimat).
Hukum dan syarat. Athaf bayan ini memiliki syarat
dan tanda dalam mathufnya hingga dapat
dibedakan badal atau naat:
1. Harus lebih jelas dan lebih mudah dikenali
maknanya dari pada mathuf alaihnya.
2. Harus muthabaqah (sesuai) dengan mathuf
alaihnya dalam irab, mufrad, tastniyyah, jamak,
mudzakar, muannats, makrifat dan nakirahnya.
Lihat ayat berikut ini: QS: (3) ayat 97
b.
,) .
, , ,
, ,
,
188 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
2.
3.
4.
rendah. Seperti:
5.
aku
b.
nikahilah
189 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
c.
Berkatalah salah seorang di antara
mereka: sudah berapa lamakah kamu
berada (disini?)". mereka menjawab:
"Kita berada (disini) sehari atau
setengah hari.
b.
190 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Sesungguhnya Kami atau kamu (orangorang musyrik), pasti berada dalam
kebenaran atau dalam kesesatan yang
nyata.
c. Taqsim:untuk membagi-bagi (hukum
makna kalimat) dalam mathuf dan
mathuf alaih.
Contoh: QS: Adzariyat 52
191 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Munqathiah: huruf yang digunakan untuk
memotong
kalam/kalimat
pertama
kemudian kalimat kedua (yang terletak
setelah
am)
adalah
jumlah
istinafiyyah/permulaan kalimat.
Contoh: QS: Athuur 38 39
melainkan Ahmad
8.
Bal:
bermakna idhrab bila terletak pada kalimat
positif baik berupak kalimat berita ataupun
khabr. Dan makna idhrab ini ada dua
macam:
a. Ibthal: makna hukum pada mathuf
alaih dibatalkan secara mutlak. Seperti
dalam firmanNya: QS: Alanbiya 26
192 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
b.
193 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
9.
Bentuk athaf
Athaf isim dzahir pada isim dzahir: seperti contoh diatas
Athaf isim dhamir pada isim dzahir, seperti/
.1
194 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
Sesungguhnya Kami hanya duduk menanti
disini saja".
.2
(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke
dalamnya bersama-sama dengan orangorang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteriisterinya dan anak cucunya, sedang malaikatmalaikat masuk ke tempat-tempat mereka
dari semua pintu.
kata
Kata
dan dipisah dengan dhamir
haa.
Athaf fiil pada fiil: seperti dalam firman Allah SWT:
195 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
MARAJI
-
196 | N A H W U S H A R A F Q U R A N I
TENTANG PENYUSUN
Nama
Tanggal Lahir
Alamat
Istri
Anak
Email
: Wahib Maksum
: 10 Agustus 1981
: Jl. Diponegoro No. 14 Rt 04/04 Serang Cipari
Cilacap
: Siti Mumbasithoh
: Balya Muhammad MW.
: wahib.maksum@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
MI Mafatihul Huda Prumpung Serang Cipari Cilacap 1995
Madrasah Miftahussaadah PP. Albarokah Kawunganten
Cilacap 1995 2002
PP. Manarul Huda Kesugihan Cilacap 1999
PP. Lirboyo Kediri Jawa Timur 2002 2005
MA Hidayatul Mubtadiien Lirboyo Kediri Jawa Timur 2003
2005
MDSA (Madrasah Diniyyah Salafiyyah Alhidayah) PP.
Alhidayah Karangsuci Purwokerto 2005 2008
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Fak. Tarbiyyah) 2008 2010
PP. Hidayatul Mubtadiien Kota Gede Yogyakarta 2010
Yayasan SIMAQ (Sistem Memahami Alquran) Jakarta
Selatan 2010 2011
MADIN Al Ikhlas Serang Cipari Cilacap 2013 - Sekarang