Anda di halaman 1dari 5

Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca merupakan salah satu dari empat kemampuan yang harus dimiliki oleh
para pelajar bahasa Arab.
Keterampilan membaca (maharah al-qira’ah) adalah kemampuan mengenali dan memahami isi
sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam
hati (acep hermawan,2011:143).Kemahiran membaca memiliki dua pengertian. Pertama
mengubah lambang tulis menjadi bunyi. Kedua, menangkap arti dari seluurh situasi yang
dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut (Ahmad Fuad,2005:175).
Menurut Heri Guntur (1987: 7) membaca adalah proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memperoh pesan atau informasi yang hendakdisampaikan oleh penulis melalui media kata/
bashasa tulis.
Dalam keterampilan membaca terdapat tiga komponen pokok yang dikemukakan oleh aziz dan
erta (2011) yaitu:
a. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik Pengenalan
terhadap aksara serta tanda-tanda baca.
b. formal. Unsur-unsur itu dapat merupakan kelompok bunyi-bunyi kompleks yang disebut
“kata” atar “frase” nahkan paragraf.
c. Hubungan lebih lanjut dari komponen pertama dan komponen kedua dengan makna.
Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas
melalui unsur-unsur bahasa formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi dengan makna yang
dilambangkan.
Untuk melatih kemampuan Membaca secra garis besar terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
a. Membaca Nyaring (al-qira’ah al-jahriyyah)
Menurut Acep Hermawan (2011:144) Membaca nyaring adalah membaca dengan melafalkan
atau menyuarakan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Salah satu
keuntungan membaca nyaring menurut Nababan (1993:168) adalah untuk menambah
kepercayaan diri dan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam lafal dengn segera. Dalam
kegiatan membaca keras ini, yang ditekankan adalah kemampuan membaca dengan menjaga
ketepatan bunyi, irama yang tepat dan ekspresi, memperhatikan tanda baca dan tidak tersendat-
sendat saat membaca.
b. Membaca diam (al-qira’ah al-shamitha)
Menurut Acep Hermawan (2011:146) Membaca diam atau disebut juga membaca dalam hati
lazim dikenal dengan membaca pemahaman, yaitu membaca dengan tidak melafalkan simbol-
simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Membaca dalam hati betujuan untuk
memperoleh pemahaman, baik pokok-pokok maupun rinciannya.
Fathi Ali Yunus dkk menyebutkan beberapa keterampilan yang tercakup dalam kemampuan
memahami isi bacaan, diaantranya adalah:
a. Kemampuan memberikan arti terhadap simbol (huruf)
b. Kemampuan memahami sekumpulan huruf yang banyak seperti frase, kalimat, alinea,
sampai seluruh isi sebuah bagian bacaan.
c. Kemampuan membaca dalam beberapa pokok pikiran.
d. Kemampuan memahami kata-kata dari konteknya dan memiliha arti yang sesuai.
e. Kemampuan mendapatkan arti kata-kata.
f. Kemampuan menentukan pokok pikiran dan memahaminya.
g. Kemampuan memahami secara sestematis maksud dari penulis.
h. Kemampuan mengambil kesimpulan.
i. Kemampuan memahami tujuan-tujuan yang diinginkan.
j. Kemampuan menganalisis yang dibaca, mengetahui uslub-uslubgaya bahasa yang
digunakan da keadaan penulis serta tujuannya.
k. Kemampuan menghafal pokok-pokok pikirannya.
l. Kemampuan menerapkan pemikiran dan menafsirkannya.
Target dari keterampilan membaca adalah agar para pembeljaar bahasa Arab mampu membac
teks berbahasa Arab, menerjemahakan dan memamhi isi dari teks tersebut dengan fasih dan
lancar.
Pengusaan gramatikal bahasa arab sanagt berperan penting dalam proses membca teks arab.
Hasil peniltian yang dilakukan oleh afriani seorang mahasiswi jenjang S2 di UIN Sunan
Kalijaga (2017: 73) menyatakan bahwa pengusaah gramatikal bahasa arab terdapat pengaruh
yang yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan membaca.

Irob
Salah satu kajian dalam ilmu nahwu adalah irob. Irob menurut Ibrahim Anis mendasarkan
kajiannya pada sumber-sumber sejarah terkait dengan kemunculan i‟rab, terutama catatan-
catatan sejarah yang berkaitan tentang maraknya praktek kesalahan berbahasa (lahn) dalam
membaca al-Quran di kalangan orang-orang non Arab. Menurut mustofa aal ngulaimani I’rab
adalah perubahan yang dipengaruhi oleh ‘amil atauperubahan di akhir kata yang dipengaruhi
oleh amil yang kemudian menjadikan kata tersebut menjadi rafa’, nashab, jar, atau jazm
tergantung bentuk amil yang mempengaruhi kata tersebut.1menurut abdul munip I’rab adalah
perubahan bunyi atau harakat akhir suatu kata yang diakibatkan karena kedudukan kata tersebut
dalam struktur kalimat atau frase, atau karena adanya kata tugas (al ‘awamil) yang
mendahuluinya
(kata benda) beri’rab adalah isim yang mengalami perubahan pada syakal akhirnya sesuai
dengan kedudukannya dalam struktur kalimat. Sedangkan fi’il (kata kerja) yang beri’rab adalah
fi’il mudhari’ yang tidak bersambung dengan nun niswah atau nun taukid secara langsung (fuad
ni’mah:137). Contoh kata ٌ‫ محمد‬,bisa menjadi ‫ اًمحمد‬atau ٍ‫ محمد‬tergantung kedudukan kata tersebut
dalam struktur kalimat. Begitu pula kata ‫ ُ یفعل‬dapat berupah menjadi ‫ ْ یفعل‬atau ‫ یفع َل‬tergantung
amil apa yang mendahului kata kerja tersebut dan selama kata kerja tersebut tidak bersambung
dengan nun niswah ( ‫ َ یفعلن‬atau ‫ َ ( تفعلن‬dan nun taukid (‫ نَ ْ َ یف َّن‬atau ‫( عل‬. ‫ یفعل‬Dengan demikian
harakat suatu kata dapat berubah sesuai dengan amil yang mendahului atau dikarenakan
perbedaan kedudukan kata tersebut dalam struktur kalimat bahasa Arab.
Simpulan penulis

Tidak semua kata yang dapat berkaitan dengan i’rab. Dalam bahasa Arab, hanya dua kata yang
dapat berkaitan dengan i’rab yakni; ism (kata benda) dan fi’il (kata kerja), sedangkan harf
(huruf) tidak ada kaitannya sama sekali dengan i’rab karena harf tida berpengaruh dengan ‘amil
dan tidak memiliki kedudukan dalam suatu kalimat. Fi’il memiliki tiga macam i’rab yaitu; rafa’,
nashab, dan jazm. Sedangkan ism memiliki tiga macam i’rab pula, yaitu; rafa’, nashab, dan jar.
118 Hal ini mengindikasikan bahwa fi’il tidak mungkin memiliki i’rab jar dan ism tidak mungkin
memiliki i’rab jazm. Selain itu dapat dikatakans ecara garis besar i’rab dalam bahasa Arab ada
empat, yaitu; rafa’, nashab, jar, dan jazm. Dalsm penelitian ini penulis akan membahas tentang
irab nasab
Irob menruut abu abdillah pengarang kitab juurmiyah ialah perubahan akhir kaliamat karna
pereedaan amil yang masuk dalam kalimat baik bberubah secara bentuuk lafad atau dikira-kira.
Iro hanya mask paa isim dan fiil. Isim isim yang tergolong dalam I’rob nasab
‫‌أ‬. maf’ul bih adalah isim yang dibaca nasab yang terkena pekerjaan fail (nahwu wadhi jus
1)
‫‌ب‬. Isim muthlaq adalah adalah yang dibaca nasab yang disebutkan setelah fiil uuntuk
mentakid amilnya, menjelakan jenis amil, dan menentukan jumlah amil (
‫‌ج‬. Maful li ajlih adalah isim yang disebtkan sebagai penjelasan sebab terjadinya pekerjaan.
‫‌د‬. Maful fii adlah atau diseut jugga dengan dharaf adalah isim yang disanabkan dengan
mengkira-kira kan lafadz “fii” yang dsebtkanntk untuk menejalssknan nama tempat dan waktu.
‫‌ه‬. Maful ma’ah
‫‌و‬. Haal
‫‌ز‬. Tamyiz
‫‌ح‬. Mustasna
‫‌ط‬. Munada
‫‌ي‬. Khobar fiil naqis
‫‌ك‬. Khbar kaanaa
‫‌ل‬. Isim inna
‫‌م‬. Isimm la nafi lijinsin
‫‌ن‬. Tabi’ /(badal,, athof naat manut)

Fiil yang tergolong nasab


1. fii dhore yang kemasukan amil nawasikh

Tanda tanda irob nasab I’rab nashab memiliki lima tanda, yaitu; fathah, alif, ya’, kasrah, dan
hadzfu nun (membuang huruf nun sebagai berikut :
Harkat Fathah
ُ
a. sim Mufrad. Contoh ; َ‫قرأت القرأن‬
b. َ ُ‫ْت ال ُكت‬
Jamak taksir. Contoh ;‫ب‬ ُ ‫اشتري‬
c. Fi’il mudhari’ yang kemaasukan ‘amil nawashib. Contoh ‫لن يذه‬

1. Huruf Alif
Asm’aul khamsah (isim lima) ‫ ذا مال‬،‫ فاك‬،‫ حماك‬،‫ اخاك‬،‫اباك‬. Contoh ‫ك‬ ُ
َ ‫رايت ابَا‬  
2. Harkat Kasrah
Jamak muannast salim.  contoh ‫ت‬
ِ ‫خلق هللاُ السموا‬

3. Huruf Ya'
Jamak mudzakar salim. contoh; َ‫رايت ُ المسل ِم ْين‬
ُ
Isim tastniyah, contoh ;‫قرأت كتابَي ِْن‬

4. Membuang nun
af’alul khamsah. Contoh kalimat : ‫ ان يعلما‬- ‫ ان تعلموا‬ 

Anda mungkin juga menyukai