Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tengku Muhammad Alfi Syahrin

NIM : 0301203269
Kelas : PAI 7 / Semester IV
Mata kuliah : Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
Dosen : Zulkipli Nasution, MA

TUGAS PERTEMUAN KE 6
1. Uraikan Metode Membaca Nun Sukun atau Tanwin Apa saja Yang Tepat Bagi Pemula ?
Disertai Refrensi.

JAWABAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, guru menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, drill dan demonstrasi. Adapun mengenai metode yang diterapkan guru dalam
pembelajaran tajwid akan dijelaskan dibawah ini1 :

a. Metode ceramah Metode ceramah adalah penerangan secara lisan guna menjelaskan bahan
pembelajaran ataupun materi kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada saat proses
pembelajaran tajwid yaitu materi tentang pengertian tajwid dan hukum mempelajari tajwid,
pengertian makharijul huruf tentang Al – Jauf (rongga mulut) dan huruf – huruf yang ada
padanya, Al – Halq (lubang leher/tenggorokan) dan Al – Lisan (Lidah), Asy – Syafatan (bibir)
dan Al – khoisyum (Pangkal hidung). Hal yang dilakukandi setiap kali pembelajaran seperti apa
yang telah penulis observasi adalah memberi salam, kemudian mencek kehadiran siswa, setelah

1
Syahbana. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TAJWID PADA ANAK KELAS III DAN IV DI MADRASAH DINIYAH
AWALIYAH HIDAYATUL MUHAJIRIN PALANGKA RAYA. ( Skripsi, STAIN Palangka Raya. 2012 ). Hlm. 61.
itu menuliskan materi dipapan tulis kemudian menyampaikan materi secara panjang lebar kepada
anak didiknya dengan menggunakan metode ceramah.

Hal serupa ketika proses pembelajaran tajwid berlangsung, yaitu materi mengenai hukum
Tanwin dan Nun mati, Idgham Bighunnah (berdengung), Ikhfa (samar - samar), Hukum Mim
dan Sukun yang Bertasydid. Hal yang dilakukan guru pada setiap kali proses pembelajaran
tajwid berlangsung adalah mengucap salam, kemudian mengabsen siswa, setelah itu menuliskan
materi dipapan tulis, kemudian baru menjelaskan materi yang dipelajari secara panjang lebar
kepada anak didik.

b. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah
diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara
peseta didik atau juga penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan, yang dikemukakan oleh
guru yang harus dijawab oleh siswa, agar pembelajaran tersebut lebih terlihat komunikatif dan
guru mampu melihat atau menilai sampai dimana kemampuan anak didiknya.

Dalam hal ini saat proses pembelajaran tajwid berlangsung, yaitu materi tentang hukum Tanwin
dan Nun mati, Idgham Bighunnah (berdengung), Ikhfa (samar - samar), Hukum Mim dan Sukun
yang Bertasydid. Setelah menjelaskan materi yang telah disajikannya dengan menggunakan
metode ceramah, selalu memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik mengenai materi
yang diajarkannya guna mengetahui sejauh mana materi yang diajarkannya telah diserap siswa.

c. Metode Drill, yaitu suatu teknik yang dapat di artikan sebagai suatu cara mengajar di mana
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah di pelajarinya.Dalam hal ini penulis juga
melakukan observasi saat proses pembelajaran tajwid, yaitu materi tentang hukum Tanwin dan
Nun mati, Idgham Bighunnah (berdengung), Ikhfa (samar - samar), Hukum Mim dan Sukun
yang Bertasydid. Setelah menjelaskan materi yang telah disajikannya dengan menggunakan
metode ceramah,selalu memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik mengenai materi
yang diajarkannya guna mengetahui sejauh mana materi yangdiajarkannya telah diserap siswa,
kemudian beliau mencontohkan mengenai materi yang diajarkan hingga beberapa kali dan
diikuti oleh para siswa. Setelah itu kalau materi yang telah diajarkan perlu diberikan latihan,
maka beliau memerintahkan para siswa membaca al – Qur‟an dengan kaidah imu tajwid yang
telah diajarkan.

1. Hukum bacaan Idzhar

a. Pengertian idzhar Secara bahasa idzhar berarti penjelasan, penerangan, pengungkapan.


sedangkan menurut istilah berarti mengeluarkan huruf idzhar dari makhraj aslinya dan
memberikan sifatnya tanpa disertai dengung. Huruf idzhar ada 62 . ‫ ء ه ح ع غ خ‬yaitu Adapun
yang menjadi sebab “illat” terjadinya huruf idzhar adalah karena jauhnya makhrajnya. Huruf
idzhar keluar dari daerah kerongkongan “halq”, sedang makhraj nun sukundan tanwin berada
di ujung lidah.

b. Cara mengucapkan idzhar Secara teoritis, pengucapan idzhar yang baik adalah dengan
mengucapkan huruf nun sukun atau tanwin sesuai dengan makhraj dan sifat yang
dimilikinya, kemudian diiringi pengucapan huruf idzhar juga sesuai dengan makhraj dan
sifatnya. Pengucapannya berlangsung dengan lunak tanpa terputus antara kedua huruf, tetapi
tidak pula tercampur hingga keluar suarabaru mirip Qalqalah. Masing-masing huruf
diucapkan sesuai ketentuannya dengan lembut tanpa dipaksa.

2. Hukum Bacaan Iqlab

Secara bahasa berarti pengubahan, perubahan atau penggantian. sedangkan menurut istilah
mengganti nun sukun atau tanwin (ketika bertemu dengan ba’) dengan mim yang masih tetap
adanya suara ghunnah dan ikhfa’. Dapat disimpulkan bahwa ada tiga hal yang harus
dilakukan oleh seseorang ketika ia membaca iqlab, yaitu: mengganti nun sukun atau tanwin
dengan mim, membaca ikhfa’(menyamarkan) mim tersebut, membaca mim tersebut dengan
dengungKetika iqlab, kedua bibir dirapatkan untuk mengeluarkan bunyi dengan dibarengi
dengung (sengau) yang keluar dari pangkal hidung, kemudian ditahan sejenak kira-kira dua
ketukan sebagai tanda bahwa disana terdapat hukum iqlab.

2
Nur Aini Rokhmatun. Peningkatan Kemampuan Santri pada Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin dengan
Menggunakan Media Lingkaran Tajwid di TPA Darul Fallah ( Skripsi : Dusun Wonokerso, Wedomartani, Ngemplak,
Sleman,Yogyakarta, 2017 ).hlm.25-28.
Imam Al-Mar’asyi, Sebagaimana dikutip oleh Achmad Thoha, mengatakan bahwa arti dari
mengifa’kan (menyamarkan) mim bukanlah menghilangkan bunyi mim secara total,
melainkan melemahkannya dan menutupinya dengan memperkecil sandaran kepada
makhrajnya (yakni dua bibir), karena kuat dan munculnya sebuah huruf adalah disebabkan
kuatnya sandaran kepada makhrajnya. Ada tiga alasan yang dikemukakan oleh jumhur
ulama’ tentang terjadinya hukum iqlab, yaitu :

a. Karena huruf nun sukun dan tanwin mengandung ghunnah, sedang untuk mengucapkan
huruf ba’, bibir harus tertutup, ini akan mengakibatkan terhalangnya ghunnah apabila dibaca
dengan idzhar.

b. Antara huruf nun sukun dan tanwin dengan huruf ba’ berbeda dengan makhroj dan sifat,
karena itu ia tidak memenuhi syarat untuk dibaca idghom.

c. Apabila dibaca dengan ikhfa’ juga tidak mungkin, karena berarti masih diantara idzhar.

Hukum bacaan idhghom Secara bahasa berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu yang lain,
sedangkan menurut istilah berarti memasukkan huruf mati ke dalam huruf hidup sekiranya
keduanya menjadi sebuah huruf yang bertasyid. Huruf idhghom ada enam yaitu ‫ ر ل و ن م ي‬.
Idhghom dibagi menjadi dua yaitu idhghom bighunnah dan idhghom billagunnah.

a. Idhghom bighunnah Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ya’, nun, mim,
waw, maka cara membacanya harus dimasukkan atau ditasdidkan ke salah satu huruf yang empat
yakni dengan tekanan secara mendengung sehingga menjadi satu ucapan. Idhghom bighunnah
disebut juga idhghom naqish yakni idhghom yang tidak sempurna karena nun mati atau tanwin
padanya tidak masuk dan melebur total.

b. Idhghom billaghunnah Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf lam atau ra’,
maka cara membacanya dimasukkan ke dalam di depannya dan huruf sebelumnya tanpa
didengungkan. Idhghom billaghunnah disebut juga idhghom kamil yakni idhghom yang
sempurna karena nun sukun atau tanwin padanya masuk dan melebur total pada huruf berikutnya
dengan tanpa menyisakan sifatnya. Contoh: ْ‫ف ْنت ْم ي ِع ْن ل م ز ٍة‬
ِ =‫ي ِ ْعي ش ٍة ر ِ اضي ٍة – ِه ر‬
‫– ل ُّ ل ه م ز ٍة ل ك ِ ل= ْوي ٌل ِ ل ْن ر ءاه ْ است ْغن ى أ‬
4. Hukum Bacaan Ikhfa’

Ikhfa’ secara bahasa menutupi atau menyembunyikan, sedangkan hakiki menurut bahasa
bersifat hakikat (sejati). Ikhfa’ hakiki menurut istilah berarti mengucapkan nun sukun atau
tanwin dengan tidak idzhar murni juga tidak idhghom murni melainkan dengan keadaan
tengah-tengah antara idhzar dan idhghom dengan tanpa tasydid serta masih adanya ghunnah
padanya dengan panjang ghunnah kurang lebih dua harakat. Diantaranya huruf ikhfa’ yang .
‫ ص ذ ث ج ش ق س د ط ز ف ت ض ظ‬:yaitu 15 berjumlah 48 Ketika ada nun sukun jatuh sebelum
salah satu dari huruf 15 ini (baik dalam satu kata atau dua kata ) atau ada tanwin jatuh
sebelum salah satu dari huruf 15 ini (dan tidak terjadi kecuali dalam dua kata) maka nun
sukun atau tanwin tersebut dibaca ikhfa’ (samar/tersembunyi)

Anda mungkin juga menyukai