Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK

Nama Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen


Kode Mata Kuliah : EKSI4416
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Dwirini, SE., M.Si., Ak., CA
Nama Penelaah : Dwirini, SE., M.Si., Ak., CA
Status Pengembangan : Revisi
Tahun Pengembangan : 2022
Edisi Ke- : Edisi 3

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Media pemasaran berbasis internet 20 Modul 7, Kegiatan Pembelajaran 2
berupa sebuah website yang dapat
digunakan untuk melakukan
promosi penjualan, komunikasi
secara langsung, pemesanan,
transaksi elektronik smpai
pengecekan status pembelian
barang oleh konsumen.
Jelaskan upaya perusahaan untuk
memaksimalkan efektivitas
program pemasaran!
2 Dalam penentuan strategi 20 Modul 7, Kegiatan Pembelajaran 2
pemasaran, organisasi perlu
memperhatikan konsep bauran
pemasaran (marketing mix)
Jelaskan pelaksanaan konsep
bauran pemasaran!
3. Pentingnya analisis yang berkaitan 20 Modul 8, Kegiatan Pembelajaran 1
dengan penggunaan faktor-faktor
produksi agar hasil yang
didapatkan bisa diraih lebih
maksimal.
Sebutkan metode pengelolaan
persediaan!
4. Untuk menghasilkan suatu produk, 20 Modul 8, Kegiatan Pembelajaran 1
organisasi membutuhkan faktor-
faktor produksi
Sebutkan lima bagian faktor
produksi!
Jawab :
1. Efektivitas Pemasaran adalah kualitas pemasar untuk mengoptimalkan upaya mereka dan
mencapai hasil jangka pendek dan jangka panjang terbaik.
Efektivitas Pemasaran terkait dengan Return on Investment Marketing (ROMI) dan ROI
Pemasaran yang membantu untuk menggambarkan hubungan antara biaya dan hasil yang dicapai
baik dalam bentuk keuntungan atau arahan.
Tujuan Mengukur Efektivitas Pemasaran
Tujuan mengukur efektivitas pemasaran adalah untuk mengetahui masalah-masalah apa yang
sedang dan akan dihadapi perusahaan dan membuat suatu rekomendasi untuk meningkatkan
kinerja pemasaran perusahaan atau kinerja suatu unit bisnis dalam suatu perusahaan. Cara kerja
audit pemasaran adalah dengan melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan atau unit bisnis
secara komprehensif, sistimatis, independen dan periodik. Unsur-unsur yang diperiksa dalam
mengukur efektivitas pemasaran adalah lingkungan, objek, strategi dan kegiatan pemasaran.
Cara Kerja Audit Pemasaran
1. Komprehensif
Komprehensif artinya audit pemasaran tersebut mencakup semua kegiatan pemasaran yang
relevan dan bukan sekedar melihat masalah pemasaran dalam lingkup yang sempit. Misalnya,
apabila terjadi turnover di bagian penjualan secara berlebihan, maka hal ini merupakan gejala
adanya masalah yang berkaitan dengan bagian pemasaran baik langsung maupun tidak langsung.
Masalahnya kemungkinan dapat berupa pelatihan tenaga penjualan yang kurang baik, pemberian
kompensasi yang rendah, atau bahkan kurang bermutunya produk yang dihasilkan atau kegiatan
promosi yang kurang efektif.
2. Sistematis
Komprehensif artinya audit pemasaran harus melibatkan tahap diagnosis yang telah disusun
sesuai dengan logika atau yang merupakan suatu rangkaian langkah yang terintegrasi dengan
baik. Tahap diagnosis tersebut dimulai dari analisis makro organisasi, analisis lingkungan,
analisis tujuan pemasaran secara spesifik.
3. Independen
Independen artinya audit pemasaran harus dilakukan secara objektif dan bebas. Meskipun audit
pemasaran dapat dilakukan secara internal oleh manajernya, objektivitas audit pemasaran harus
tetap dipertahankan. Kesulitan untuk mendapatkan audit pemasaran yang objektif mendorong
banyak perusahaan melakukan audit pemasaran dengan bantuan konsultan.
4. Periodik
Periodik artinya audit pemasaran harus dilakukan secara berkala, sehingga kinerja pemasaran
perusahaan tersebut dapat dibandingkan dan ditingkatkan setiap waktu. Keuntungan dari
pemeriksaan berkala ini memungkinkan perusahaan tersebut memonitor posisi
produk/perusahaan terhadap pesaing dan perubahan lingkungan bisnis dari industri yang
bersangkutan. Mengukur Efektivitas Marketing Setiap perusahaan memiliki metode dan batasan
batasan yang berbeda dalam melakukan pengukuran efektivitas. Perbedaan pada batasan batasan
ini sangat ditentukan oleh ukuran perusahaan, kemampuan perusahaan dan metode pemasaran
yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Secara umumnya ada 5 faktor yang bisa mengarahkan
tingkat efektivitas pemasaran yang bisa dicapai oleh pemasar di antaranya :
1. Strategi Pemasaran
2. Kreativitas Pemasaran
3. Menjalankan Pemasaran
4. Infrastruktur Pemasaran
5. Faktor-faktor Exogenous

1. Strategi Pemasaran
Peningkatan efektivitas pemasaran bisa dicapai dengan menggunakan strategi pemasaran yang
mutakhir. Dengan menempatkan produk atau brand dengan tepat, produk/brand tersebut bisa
lebih berhasil di pasar dibandingkan produk / layanan dari pesaing. Meskipun dengan
menggunakan strategi yang paling bagus, tenaga pemasar harus menjalankan program mereka
dengan benar untuk dapat mencapai hasil yang luar biasa.
2. Kreativitas pemasaran
Meskipun tanpa adanya perubahan strategi, kreativitas yang baik dapat meningkatkan hasil yang
ada. Bahkan tanpa melakukan perubahan strategi
3. Menjalankan pemasaran
Pada tingkat pemasaran dengan berbagai level, tenaga pemasaran dapat meningkatkan usaha
menjalankannya dengan membuat perubahan kecil di beberapa atau keseluruhan dari 4P
(Product, Price, Place dan Promotion) tanpa melakukan perubahan terhadap posisi strategi atau
pelaksana pemasaran kreatif dapat meningkatkan efektivitasnya dan memberikan peningkatan
keuntungan.
4. Infrastruktur Pemasaran (juga dikenal sebagai Marketing Management)
Meningkatkan bisnis pemasaran yang bisa menghasilkan peningkatan yang besar bagi
perusahaan. Manajemen untuk setiap agensi, penentuan anggaran, motivasi, dan koordinasi
aktivitas pemasaran dapat membawa kepada persaingan yang terus meningkat dan meningkatkan
hasil yang ada. Akuntabilitas keseluruhan untuk pemimpin brand dan hasil bisnis seringkali
tercermin dalam organisasi di bawah sebuah judul departemen (Brand management).
5. Faktor-faktor Esogenous
Secara umum, diluar kendali para pemasar, faktor-faktor eksternal atau exogenous juga
berpengaruh terhadap bagaimana para pemasar dapat meningkatkan hasil mereka. Mendapatkan
keuntungan dari musim, tingkat bunga atau peraturan pemerintah yang dapat membantu
efektivitas pemasaran mereka. Cara mengukur efektivitas marketing communication juga bisa
dengan menggunakan audit komunikasi. Konsep audit komunikasi sebagaimana ditawarkan
Gerald Goldhaber adalah pemeriksaan diagnosis yang dapat memberikan informasi dini untuk
mencegah kehancuran dari kesehatan organisasi yang lebih besar (Hardjana, 2000). Pemeriksaan
diagnosis tersebut berupa kajian mendalam serta menyeluruh tentang sistem komunikasi
keorganisasian yang terdiri dari dua bagian yang saling berkaitan, yakni komunikasi internal dan
komunikasi eksternal. Karena itu, di samping audit komunikasi internal organisasi, audit Public
Relations juga menyangkut audit corporate image, yaitu mengetahui persepsi masyarakat
terhadap kinerja dan personaliti organisasi atau perusahaan.

1. Rangkuti, Freddy. (2009). Mengukur Efektivitas Program Promosi & Analisis Kasus Menggunakan
SPSS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2. Rangkuti, Freddy. (2002). Creating Effective Marketing Plan (Teknik Effective Marketing Plan
Berdasarkan Customer Values & Analisis Kasus. Cet. 2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2. Konsep Bauran Pemasaran (marketing mix) 7P


Pada artikel kali ini, konsep bauran pemasaran yang akan dipelajari adalah pada model 7P. Apa
saja aspek-aspek pemasaran yang ada dalam model ini? 
1. Product (Produk)
Produk dapat diartikan sebagai hasil kerja dari suatu perusahaan. Produk dapat berwujud fisik
maupun tidak dan ditawarkan melalui pemenuhan kebutuhan serta keinginan konsumen oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu.
Produk juga dapat diartikan sebagai proses penciptaaan yang ditujukan untuk memberi sejumlah
nilai manfaat kepada pasar. Sederhananya produk dapat diartikan sebagai suatu barang atau jasa
yang dijual oleh perusahaan. 
Dalam hal bauran pemasaran, produk menjadi salah satu aspek atau konsep penting yang perlu
diperhatikan karena produk merupakan salah satu aspek yang akan terus berkembang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. 
Melihat pada kondisi di atas, perusahaan bisa melakukan analisa pangsa pasar dengan
memperhatikan kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap produk tertentu. Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi pemasaran melalui produk yaitu
di antaranya adalah:
a. Penentuan Logo dan Tagline
Logo dan tagline menjadi dua hal yang tidak bisa dilepaskan dari suatu kegiatan pemasaran
produk. Keduanya dapat menjadi ciri khas dari produk yang akan dipasarkan. Oleh karenanya
sangat penting bagi suatu perusahaan untuk bisa menentukan logo juga tagline yang menarik dan
mudah diingat oleh masyarakat.
b. Penciptaan Merek
Sering disama artikan dengan logo, merek atau brand menjadi hal lainnya yang juga perlu
diperhatikan dalam pemasaran produk. Merek cakupannya lebih luas karena mencakup filosofi
dan budaya dari perusahaan.
Merek ini nantinya akan sangat berpengaruh dalam pembentukan citra perusahaan secara
keseluruhan. Sangat penting bagi perusahaan untuk bisa menentukan merek yang menarik dan
mudah diingat oleh masyarakat. 
c. Penciptaan Kemasan
Kemasan merupakan bagian terluar dari suatu produk. Penciptaan kemasan dari suatu produk
memerlukan proses desain kreatif dalam menentukan struktur, material, warna, citra, tipografi
serta elemen-elemen penting lain.
Menurut Klimchuk dan Krasovek, perusahaan bisa menentukan kemasan produk yang baik dan
menarik mengingat fungsinya yang tidak hanya untuk membungkus dan melindungi produk saja
tetapi juga untuk mengidentifikasi dan membedakannya dengan produk lainnya di pasar. 
d. Keputusan Label
Label merujuk pada sejumlah keterangan yang tertera pada kemasan produk. Label dapat berisi
nama atau merek produk, komposisi bahan, informasi gizi, tanggal kadaluarsa dan lain
sebagainya. Label berpengaruh langsung terhadap penguatan branding atau citra persaingan
bisnis perusahaan. Penggunaan label dapat menjadi tanda pengenal juga pembeda dari produk
lainnya.
2. Price (Harga)
Harga merujuk pada sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh
produk atau layanan dari jasa yang diinginkannya. Dalam hal pemasaran, harga menjadi hal
penting mengingat fungsinya sebagai cerminan nilai (value) produk atau jasa yang ditawarkan.
Menentukan harga dari suatu produk atau jasa tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
Perusahaan harus bisa menyelesaikannya dengan biaya produksi yang dikeluarkan, kondisi pasar
juga kondisi ekonomi dan lain sebagainya.
Dalam menentukan harga produk, perusahaan juga bisa melakukan negosiasi dengan konsumen
melalui penawaran diskon misalnya. Dengan ini, harga produk yang ditawarkan pun dapat sesuai
dengan kemampuan konsumen dan sejalan dengan persepsi pembeli. 
3. Place (Lokasi)
Lokasi merujuk pada tempat usaha di mana aktivitas perusahaan beroperasi. Lokasi usaha
merupakan tempat kegiatan perusahaan melakukan kegiatan produksi barang dan jasa juga
sebagai tempat konsumen melakukan kegiatan pembelian.  
Penentuan lokasi memiliki pengaruh yang signifikan dalam kegiatan pemasaran suatu produk
barang dan jasa. Dengan lokasi yang tepat produk atau jasa yang ditawarkan pun dapat
tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. 
Menentukan lokasi usaha dapat dilakukan dengan melakukan riset terlebih dahulu. Riset
dilakukan dengan memperhatikan lingkungan sekitar lokasi usaha agar kemudian dapat
menemukan lokasi yang strategis. Semakin strategis lokasi yang dipilih tentunya semakin tinggi
peluang usahanya. 
Beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi usaha adalah terkait dengan
perizinan. Seperti izin Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), izin mendirikan bangunan serta
izin gangguan. 
Menurut Harding (1978), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan lokasi
dari suatu kegiatan usaha yaitu lingkungan masyarakat, sumber daya alam, tenaga kerja,
kedekatannya dengan pasar, fasilitas serta biaya transportasi, tanah, dan pembangkit tenaga
listrik. 
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemilihan lokasi usaha.
Beberapa hal di bawah ini tentunya juga harus disesuaikan dengan jenis usaha yang akan
dilakukan.
1. Mudah terlihat
2. Akses yang mudah dijangkau
3. Dekat dengan konsumen
4. Biaya sewa tempat yang terjangkau
5. Keamanan dan kebersihan lingkungan sekitar
6. Besar pendapatan masyarakat sekitar
7. Lokasi dengan tingkat kompetisi yang cenderung rendah
8. Tingkat keramaian dan kepadatan penduduk sekitar
4. Promotion (Promosi)
Promosi dapat diartikan sebagai salah satu medium komunikasi antara perusahaan dan
konsumen. Promosi sebagai medium komunikasi memiliki tujuan untuk mempengaruhi
konsumen melakukan kegiatan pembelian produk atau penggunaan jasa yang ditawarkan
perusahaan. Selain itu melalui promosi, produk atau jasa juga akan dapat dengan mudah
menjangkau masyarakat luas.
Kegiatan promosi dapat dikatakan sebagai kegiatan untuk membujuk konsumen dalam
melakukan pembelian. Kegiatan ini tentunya berkaitan langsung dengan pemasaran. Beberapa
pendapat menyebut bahwa promosi merupakan sarana untuk menarik dan mempertahankan
loyalitas konsumen. 
Promosi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ketertarikan konsumen terhadap produk
barang atau jasa yang ditawarkan. Melalui promosi konsumen kemudian dapat dengan mudah
mengetahui informasi produk sehingga akhirnya akan memutuskan untuk melakukan pembelian. 
Menentukan kegiatan promosi yang seperti apa menjadi hal penting dalam pemasaran.
Perusahaan harus bisa menentukan kegiatan promosi dengan anggaran yang sudah ditetapkan
sebelumnya juga kondisi pasar yang beragam. Terdapat beberapa sarana promosi yang bisa
dilakukan oleh perusahaan yaitu:
A. Periklanan (advertising)
Iklan merupakan salah satu sarana promosi yang dianggap paling efektif. Iklan dilakukan dengan
tujuan untuk memberikan informasi, meningkatkan ketertarikan calon pembeli hingga
memberikan pengaruh kepada calon pembeli untuk melakukan kegiatan pembelian. Beberapa
kegiatan periklanan yang bisa dilakukan yakni: pencetakan brosur, pemasangan spanduk
atau billboard, hingga iklan di media televisi, radio, internet dan lain sebagainya.
B. Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan merupakan salah satu bentuk usaha promosi dengan cara menyebarluaskan
produk atau jasa untuk menarik masyarakat luas. Promosi penjualan memiliki beberapa tujuan
diantaranya yaitu: untuk memperoleh konsumen baru, menaikkan omzet penjualan,
menyampaikan informasi mengenai keunggulan produk atau jasa dibanding dengan produk atau
jasa kompetitor, membangun citra di mata konsumen, serta yang terakhir untuk mengubah
tingkah laku konsumen dalam hal melakukan kegiatan pembelian. 
C. Publisitas (publicity)
Publisitas dapat merujuk pada suatu usaha perusahaan untuk meningkatkan kesadaran mengenai
produk jasa atau barang tertentu agar dapat diperhatikan oleh publik. Kegiatan publisitas
berkaitan langsung dengan pembentukan citra atau branding. Melalui publisitas yang baik citra
perusahaan dapat terbentuk dengan baik pula.
Publisitas dapat dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial yang kemudian dapat
disampaikan pada publik melalui pemberitaan media. Pemberitaan media ini nantinya, baik
secara langsung maupun tidak dapat meningkatkan citra atau branding perusahaan menjadi lebih
positif. 
D. Penjualan pribadi (personal selling)
Penjualan pribadi merujuk pada suatu metode penjualan yang dipersonalisasi. Maksudnya adalah
penjualan ini dilakukan dengan melalui interaksi antara orang ke orang. Penjualan pribadi
dilakukan dengan menunjuk satu orang perwakilan penjualan kepada satu calon pelanggan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mempengaruhi keputusannya dalam melakukan pembelian produk
atau jasa yang ditawarkan.

5. People (Orang)
Orang merujuk pada setiap pelaku yang terlibat peranannya dalam kegiatan penyajian produk
barang dan jasa. Mudahnya, orang dapat diartikan sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
perusahaan. SDM tentunya memiliki peranan penting dalam kegiatan pemasaran. Untuk
mencapai kualitas pemasaran yang baik SDM tentunya perlu mendapatkan pelatihan dan
motivasi bertahap sehingga nantinya dapat melakukan kegiatan pemasaran produk atau jasa yang
baik kepada konsumen. Hal ini mengingat kualitas SDM tentunya berpengaruh signifikan
terhadap kerja-kerjanya. 
Terdapat empat hal yang dapat diperhatikan perusahaan dalam meningkatkan kualitas SDMnya
dalam hal pemasaran yaitu:
1. Pelatihan skill mengenai interaksi dengan konsumen dan resolusi pemecahan masalah
konsumen.
2. Menciptakan sistem dan produser imbal jasa untuk mobilitas kerja
3. Menciptakan prosedur partisipasi tim layanan dan eksekusi layanan
4. Meningkatkan ketertarikan norma-norma religius dan objektif yang bersifat universal 
Selain keempat hal tersebut, beberapa hal penting lainnya yang harus dilakukan oleh perusahaan
dalam meningkatkan kualitas SDMnya adalah dengan: 
1. Pelatihan. Pelatihan dapat digunakan sebagai sarana penunjang agar SDM mendapatkan
kesempatan untuk meningkatkan keahliannya.
2. Motivasi. Motivasi merupakan program yang dapat mendorong kinerja SDM. Dorongan
ini dapat berupa reward atau hadiah yang berhak untuk diterima oleh karyawan yang
dapat memenuhi target kerja tertentu. 
3. Seleksi. Seleksi dapaat diartikan juga sebagai evaluasi merupaan kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur kinerja, memberian penilaian juga perencanaan karir SDM. 
6. Process (Proses)
Proses merujuk pada serangkaian aktivitas perusahaan dalam melayani kebutuhan konsumen
mulai dari kegiatan produksi hingga akhirnya konsumen mendapatkan produk barang atau jasa
yang ditawarkan tersebut. Serangkaian aktivitas tersebut dapat berupa prosedur, jadwal
pekerjaan, mekanisme, hingga aktivitas rutin yang dilakukan dalam kegiatan pemasaran. 
Serangkaian aktivitas ini pun disampaikan kepada konsumen agar konsumen tahu seperti apa
kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam menawarkan produk kepada konsumen. Beberapa
perusahaan memiliki cara tertentu dalam memberikan informasi ini. 
Misalnya di rumah makan dengan fasilitas “open kitchen” yang memberikan kesempatan kepada
konsumen untuk secara langsung menyaksikan tiap proses pembuatan makanan yang mereka
pesan. Penerapan strategi pemasaran seperti ini tentunya memiliki manfaat dalam hal terciptanya
kedekatan dan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Semakin tinggi tingkat kepercayaan
konsumen terhadap suatu perusahaan tentunya akan semakin meningkatkan tingkat loyalitasnya. 
7. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik merujuk pada tampilan fisik dari tempat usaha mulai dari bangunan (eksterior),
hingga desain interior, seperti warna, penataan ruang, pemilihan furnitur dan lain sebagainya.
Hingga tampilan pegawai seperti seragam.
Tampilan fisik menjadi hal yang harus diperhatikan karena berkaitan  langsung dengan persepsi
pembeli terhadap perusahaan. Pemilihan desain baik eksterior maupun interior hinga seragam ini
tentunya harus dilakukan dengan tujuan untuk menarik perhatian konsumen sehingga
mempengaruhi keputusannya dalam melakukan pembelian. 
Tampilan fisik perusahaan tentunya berpengaruh terhadap suasana hati pengunjung. Tempat
usaha dengan desain interior yang menarik dan nyaman tentunya akan membuat konsumen
merasa betah berada di dalamnya. 
Perusahaan harus bisa menciptakan bukti fisik yang dapat memberikan suasana serta pengalaman
menyenangkan kepada konsumen. Bagaimanapun komponen visual merupakan hal penting
dalam strategi pemasaran dan dapat memberikan nilai tambah dalam pemasaran.
Menurut Lovelock terdapat empat alat ukur dalam mengelola bukti fisik, diantaranya yaitu:
a. An attention creating medium
Artinya perusahaan untuk menciptakan ciri khas dari brand yang dimilikinya agar dapat
dibedakan dengan kompetitor usaha lainnya dapat membuat tampilan fisik dengan semenarik dan
seunik mungkin.
b. A message creating medium
Merujuk pada simbol-simbol serta isyarat yang digunakan untuk disampaikan kepada konsumen
secara berulang dan intensif dengan tujuan untuk memberikan penekanan pada kekhususan
kualitas produk barang atau jasa yang ditawarkan. 
c. An effect creating medium
Misal seperti baju seragam yang sama, unik, berwarna cerah atau terang, motif serta bentuk
tertentu dan sebagainya. Menciptakan bukti fisik seperti ini dilakukan untuk menciptakan efek
berupa sesuatu selain produk dan jasa untuk ditawarkan kepada konsumen.

deepublishstore.com/.Karim Ridwan.7 Bauran Pemasaran: Pengertian dan Konsep.7


Agustus 2022. https://deepublishstore.com/materi/marketing-mix/

3. Macam-Macam Metode Penilaian Persediaan


Dalam ilmu akuntansi, terdapat tiga metode yang bisa Anda pakai untuk menghitung nilai
persediaan.
Di antaranya ada FIFO, LIFO, dan WAC (Weighted Average Cost). Berikut ini penjelasannya:
1. Metode FIFO (First In, First Out)
Metode penilaian persediaan yang satu ini mengasumsikan bahwa persediaan yang diproduksi
terlebih dahulu akan menjadi unit pertama yang dijual dan dipenuhi.
Fungsi dari penggunaan metode ini ialah memudahkan Anda untuk menentukan nilai inventaris
berdasarkan persediaan yang ada meskipun ada perubahan pada HPP.
Menurut metode penilaian First-In-First-Out (FIFO), barang-barang persediaan dijual dalam
urutan yang sama dengan pembelian atau pembuatannya.
Metode penilaian FIFO merupakan metode penilaian persediaan yang paling umum digunakan.
Itu karena sebagian besar perusahaan menjual produk mereka dalam urutan yang sama saat
mereka membelinya.
Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut ini:
Bisnis A membeli beberapa unit laptop pada waktu dan harga yang berbeda.
Pada transaksi atau pembelian pertama bisnis A membeli sepuluh unit laptop yang masing-
masing seharga Rp. 4.000.000
Kemudian, pada transaksi kedua, bisnis A membeli lagi lima laptop seharga Rp. 5.000.000 per
unitnya.
Pada akhir bulan, bisnis tersebut telah menjual sebanyak delapan laptop.
Dengan metode penilaian FIFO, penetapan biaya dihitung dari transaksi pertama, yakni saat
membeli sepuluh laptop seharga Rp. 4.000.000 per unit.
Jadi, cara menghitung nilai inventaris setelah menjual delapan laptop adalah sebagai berikut:
Saldo akuntansi untuk HPP = (8 laptop x Rp. 4.000.000) = Rp. 32.000.000
Dua laptop masih tersisa dari pembelian pertama, masing-masing seharga Rp. 4.000.000, serta
lima laptop dari pembelian kedua masing-masing seharga Rp. 5.000.000. Jadi:
Saldo akuntansi akun Persediaan = (2 laptop x Rp. 4.000.000) + (5 laptop x Rp. 5.000.000)
= Rp. 8.000.000 + Rp. 25.000.000
= Rp. 33.000.000

2. Metode LIFO (Last In, First Out)


Metode penilaian persediaan last-in-first-out (LIFO) justru merupakan kebalikan dari metode
penilaian FIFO.
Menurut metode LIFO, cara menghitung nilai inventaris adalah dari barang yang paling baru
dibeli atau diproduksi dijual terlebih dahulu.
Dengan LIFO, biaya produk terbaru yang dibeli atau diproduksi adalah yang pertama dihitung
sebagai barang yang terjual.
Menggunakan metode ini, biaya produk lama yang lebih rendah akan dilaporkan sebagai nilai
persediaan.
Melanjutkan dari contoh ilustrasi sebelumnya, jika menggunakan metode LIFO, maka cara
menghitungnya adalah sebagai berikut:
Saldo akuntansi untuk HPP = (8 laptop x Rp. 5.000.000) = Rp. 40.000.000
Dua laptop masih tersisa dari pembelian pertama, masing-masing seharga Rp. 4.000.000, serta
lima laptop dari pembelian kedua masing-masing seharga Rp. 5.000.000. Jadi:
Saldo akuntansi akun Persediaan = (2 laptop x Rp. 5.000.000) + (5 laptop x Rp. 4.000.000)
= Rp. 10.000.000 + Rp. 20.000.000
= Rp. 30.000.000

3. Metode WAC (Weighted Average Cost)


Dengan metode penilaian persediaan WAC, persediaan dan Harga Pokok Penjualan dihitung
berdasarkan harga rata-rata semua barang yang dibeli selama suatu periode.
Metode ini banyak digunakan oleh bisnis yang tidak memiliki begitu banyak variasi dalam
inventaris mereka.
Mari gunakan contoh ilustrasi sebelumnya bahwa bisnis A telah membeli total 15 unit laptop.
Yang mana pada transaksi pertama, ada sepuluh laptop dengan harga per unitnya adalah Rp.
4.000.000.
Sedangkan pada transaksi kedua, bisnis A membeli lagi 5 laptop dengan harga Rp. 5.000.000 per
unit.
Dengan begitu, rata-rata biayanya adalah sebagai berikut:
[(Jumlah laptop I x Rp. 4.000.000) + (Jumlah laptop II x Rp. 5.000.000)] ÷ Total Laptop
[(10 x Rp. 4.000.000) + (5 x Rp. 5.000.000)] ÷ 15
(Rp. 40.000.000 + Rp. 25.000.000) ÷ 15 = Rp. 4.300.000
Jadi, setelah berhasil menjual delapan unit laptop, maka nilai persediaannya adalah:
Saldo akuntansi akun Persediaan = Jumlah item yang tidak terjual x harga rata-rata
= 7 x Rp. 4.300.000
= Rp. 30.100.000

mekari.com/.Athallah Gatar Fath. Ketahui Apa Saja Metode Penilaian Persediaan Beserta
Perbedaannya.10 Januari 2022. https://mekari.com/blog/metode-penilaian-persediaan/

4. 5 Faktor Produksi dan Contoh Masing-Masing


Setelah mengetahui sekilas tentang pengertian faktor produksi, lantas apa saja sih hal-hal yang
mempengaruhi proses produksi? Setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi secara
mendasar, sebagai berikut. 
1. Faktor Tenaga Kerja (SDM)
Faktor produksi yang paling dasar keberhasilan adalah faktor tenaga kerja atau faktor Sumber
Daya Manusia. Proses produksi tidak akan dihasilkan jika tidak ada tenaga manusia. Apalagi jika
bentuk usaha nya adalah skala besar. 
Beberapa tahun terakhir, tidak dipungkiri banyak terobosan dan kecanggihan teknologi. Dimana
memproduksi barang dapat digantikan menggunakan mesin robot. Sehingga pihak perusahaan
tidak perlu membutuhkan SDM. Meskipun pihak perusahaan  tidak merekrut banyak orang, tetap
saja Sumber Daya Manusia tetap dibutuhkan untuk menjadi operator mesin robot itu sendiri. 
Misalnya seperti Karyawan yang bekerja sebagai HRD yang mengelola karyawan masuk keluar.
Atau bagian marketing yang fokus pada strategi dan analisis pasar.
Bahkan menurut Kominfo (2020), Indonesia membutuhkan sebanyak 129.465 pekerja yang
ahli di bidang digital. Artinya, banyak yang mulai digantikan dengan robot tetapi banyak juga
pekerjaan baru yang muncul dan menyerap tenaga kerja manusia.
2. Faktor Sumber Daya Alam (SDA)

Terutama untuk pelaku usaha yang membutuhkan bahan baku dari Sumber Daya Alam.
Mereka pasti akan bergantung. Coba bayangkan jika sumber daya alam tidak tersedia lagi,
maka proses produksi akan berhenti. 
Sementara kita tahu, sumber daya alam ada yang dapat dihasilkan secara continue. Namun ada
juga SDA yang tidak mampu mencukupi atau memenuhi permintaan akibat proses regenrasi
bahan dasarnya memakan waktu lebih lama dibandingkan permintaan atauppun proses
produksi. 
Contoh : Pabrik gerabah, yang mengandalkan bahan baku dari tanah liat. Saat tanah liat yang
disediakan alam semesta berkurang, maka proses produksi pun juga akan mengalami
keterlambatan. 
3. Faktor Modal

Faktor produksi yang ketiga masalah modal. Ada yang bilang modal uang tidak penting, yang
penting adalah modal dengkul. Saya rasa itu setengah benar dan setengah salah. Tergantung
dari konteks dan peruntukannya. 
Jika konteksnya adalah menghasilkan produk untuk dijual belikan, atas nama sendiri bukan
karena reseller ataupun dropship, maka modal uang itu penting. Bahkan pelaku usaha makanan
pinggir jalan yang kecil-kecilan sekalipun mereka butuh modal awal demi mendapatkan
keuntungan yang diharapkan. 
Sementara untuk mendapatkan modal uang itu sendiri pun sekarang ada banyak cara yang bisa
dilakukan. Mulai mengajukan pinjaman ke bank, menawarkan proposal kepada para investor,
dan bisa dengan hasil uang tabungan. 

Contoh : Anak orang kaya mudah jika ingin menjalankan usaha, karena uang mudah
didapatkan. Sementara bagi orang biasa akan kesulitan mendapatkan modal untuk merintis
usaha yang mengharuskan mengeluarkan modal uang.
Perlu diketahui juga, bahwa faktor produksi modal dapat berupa uang, mesin, dan gedung.
4. Faktor Kewirausahaan

Faktor produksi yang keempat adalah faktor kewirausahaan. Ternyata tidak semua orang
memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Tidak semua orang memiliki perspektif menjadi jiwa
kewirausahaan. Maka dari itu, jika kamu ingin menjalankan sebuah bisnis yang langgeng, perlu
sekali memahami dan mempelajari konsep kewirausahaan. 
Kewirausahaan tidak melulu berbicara tentang modal awal berupa uang. Tetapi juga berbicara
tentang mentalitas dalam menghadapi berbagai masalah. Termasuk bagaimana mengolah
perspektif dan sudut pandang terhadap peluang. 
Buat kamu yang merasa tidak memiliki jiwa kewirausahaan, kamu bisa mempelajari prinsip
dasarnya. Setidaknya dengan demikian kamu bisa menstimulus dan berlatih. Ingat, menjadi
orang sukses itu tidak selalu karena privilege keluarganya yang kaya. Tetapi juga karena
memiliki kemauan dan semangat untuk berubah. 
5. Faktor Teknologi Informasi

Faktor teknologi informasi menjadi menjadi rahasia kesuksesan di era sekarang. kenapa
demikian? Karena sekarang segala sesuatu bergantung pada teknologi. Tidak hanya dari segi
kesadaran masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi. 
Dalam segi kelancaran internal, faktor produksi juga banyak yang terintegrasi langsung dengan
teknologi. Apalagi untuk perusahaan besar, yang segala sesuatunya dilakukan menggunakan
robot dan bersifat komputer. 
Alasan kenapa harus menguasai teknologi informasi dalam proses produksi, karena lebih
memudahkan, menghemat waktu, menghemat tenaga atau menghemat beban biaya tenaga
kerja. Jadi saat proses produksi berjalan dan telah terprogram oleh teknologi, tenaga manusia
bisa langsung fokus pada manajemen. 
Itulah beberapa faktor produksi, baik dalam skala industri maupun skala kecil seperti
UKM/UMKM.  Dari beberapa ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor produksi
sebagai faktor penentu sebuah produk barang/jasa dapat disajikan secara efisien dan efektif.  

deepublishstore.com/.Abdhul Yusuf.Kenali 5 Faktor Produksi dan Penjelasannya.25


Februari 2022.https://deepublishstore.com/materi/faktor-produksi/

Anda mungkin juga menyukai