Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adinda Aulia Zahara

Kelas : 1A Manajemen
Nim : 1219240004

UAS ILMU TAUHID

1. Bagaiamana cara dan ciri orang beriman kepada qada dan qadar? Kemudian bisakah takdir
berubah oleh manusia contohnya seerti apa dan tulis ayat qurannya
2. Apa hikmah dan fungsi beriman kepada qada dan qadar? Serta Bagaimana implementasi
dalam kehiduan sehari-hari.
3. Apa yang dimaksud dengan syirik? contohnya 2. Tulis ayat quran yang menyatakan bahwa
syirik merupakan dosa besar, keudian Bagaimana cara menghindarinya
4. Bagaimana hubungan antara Tauhid dengan Ekonomi dan Bisnis dalam Islam ? dan
Bagaimana prinsip dan cara membangun Ekonomi dan Bisnis dalam Islam
5. Bagaimana pandangan Islam mengenai Produksi, Distribusi dan Konsumsi

Jawaban :
1.Cara dan ciri Orang Yang Beriman Kepada Qada dan Qadar
Seorang muslim yang yakin kepada ketentuan Allah SWT pasti akan mempunyai tingkat
ketaatan yang tinggi. Cara dan ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar:
-Selalu sadar dan menerima kenyataan.
-Senantiasa bersabar.
-Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
-Bersikap optimis, bukan pesimis.
-Senantiasa bersikap tawakal.
Takdir muallaq masih bisa berubah jika manusia berusaha mengubahnya. Misalnya seseorang
yang miskin bisa menjadi kaya, ingin pintar, dan lain sebagainya. Semua itu harus melewati
proses usaha yang keras untuk mencapai semuanya.
Allah SWT dalam Al Qur'an Surah Ar-Ra'd Ayat 11 berfirman:

ٍ ‫ِإ َّن هَّللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّرُوا َما بَِأ ْنفُ ِس ِه ْم ۗ َوِإ َذا َأ َرا َد هَّللا ُ بِقَوْ ٍم سُو ًءا فَاَل َم َر َّد لَهُ ۚ َو َما لَهُ ْم ِم ْن دُونِ ِه ِم ْن َو‬
‫ال‬
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia.

2. 1.Termasuk orang beriman


2. Lebih banyak bersyukur
3. Terhindar dari sifat sombong
4. Selalu berharap kepada Allah
5. Memiliki Jiwa yang tenang

Jika seseorang memahami konsep qada dan qadar, maka ia tidak akan pasrah pada takdir,
namun terus berikhtiar jika ingin meraih tujuan dan keinginannya
Tidak boleh sombong jika sudah mencapai suatu prestasi atau pencapaian. Segala hal yang
terjadi karena campur tangan dan izin Allah SWT. Tidak boleh putus asa, serta senantiasa
berprasangka baik pada Allah SWT. Berusaha menyusun usaha dan strategi, khususnya,
dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dan efisien. Jika memperoleh rezeki, seorang
muslim patut bersyukur. Sementara itu, jika mengalami musibah, ia bersabar.

3. Syirik adalah menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan selain-Nya dalam hal


ibadah, seperti berdoa, beristighatsah, bernadzar, shalat, puasa, atau mempersembahkan
hewan sembelihan kepada berhala-berhala maupun selainnya.
Misalnya, menyembelih hewan yang dipersembahkan kepada Syaikh al-Badawi dan ‘Idrus,
shalat yang dipersembahkan kepada si fulan, dan meminta pertolongan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Abdul Qadir, ‘Idrus di Yaman, orang-orang yang
sudah mati ataupun orang yang tidak berada di tempatnya. Semua perbuatan ini disebut
kesyirikan.
Ayat tentang syirik (1)

َ‫ض فِ َرا ًشا َوال َّس َما َء بِنَا ًء َوَأ ْن َز َل ِمن‬ َ ْ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُونَ * الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم اَأْلر‬
َ‫ت ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَاَل تَجْ َعلُوا هَّلِل ِ َأ ْندَادًا َوَأ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
ِ ‫ال َّس َما ِء َما ًء فََأ ْخ َر َج بِ ِه ِمنَ الثَّ َم َرا‬
Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa. (21) (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan
dan langit sebagai atap bagimu, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu
dengan (hujan) itu Dia hasilkan buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah
kamu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah sedang kamu mengetahui. (22) – (Q.S Al-
Baqarah: 21-22)
Ayat tentang syirik (2)

ِ ‫ضنَا بَ ْعضًا َأرْ بَابًا ِم ْن د‬


‫ُون‬ ُ ‫ب تَ َعالَوْ ا ِإلَى َكلِ َم ٍة َس َوا ٍء بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم َأاَّل نَ ْعبُ َد ِإاَّل هَّللا َ َواَل نُ ْش ِركَ بِ ِه َش ْيًئا َواَل يَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
ِ ‫قُلْ يَا َأ ْه َل ْال ِكتَا‬
َ‫هَّللا ِ فَِإ ْن تَ َولَّوْ ا فَقُولُوا ا ْشهَدُوا بَِأنَّا ُم ْسلِ ُمون‬
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab, marilah kita menuju kepada satu kalimat
(pegangan) yang sama antara kami dan kamu, yaitu bahwa kita tidak menyembah selain
Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan kita tidak menjadikan
satu sama lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah
(kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.” – (Q.S Ali
Imran: 64)
Cara menghindari syirik
1. Mengenali Allah lebih dalam lagi
2. Melaksanakan Perintah Allah
3. Memperbanyak Mengingat Allah
4. Menunaikan Sholat
5. Menjauhi Hal-Hal Berbau Syirik

4. Tauhid bisa di katakan berkaitan dengan prinsip ekonomi islam, di karnakan tauhid adalah
sistem pertama yang di gunakan sebagai tolak ukur untuk menjalankan sebuah prinsip
ekonomi. Salah satu sebagai contohnya pengambilan keuntungan, di bank biasa atau bank
konvensional pengambilan keuntungan di jalankan dengan sistem bunga, sedangkan di bank
syariah sistem pengambilan keuntungannya menggunakan sistem ekonomi islam, yaitu sistem
bagi hasil. Dengan demikian, setiap pengelolaan sumber daya dan setiap cara dan usaha
mencari rezeki harus sesuai dengan aturan Allah. Demikian pula membelanjakannya seperti
spending, investasi dan tabungan harus sesuai dengan syari’ah Allah. Inilah implikasi dari
konsep tauhid atau teologi ekonomi Islam.
Selanjutnya konsep tauhid ini mengajarkan bahwa segala sesuatu bertitik tolak dari Allah,
bertujuan akhir kepada Allah, menggunakan sarana dan sumber daya sesuai syariat Allah.
Aktivitas ekonomi, seperti produksi, distribusi, konsumsi, ekspor – impor bertitik tolak dari
tauhid ( keilahian ) dan dalam koridor syariah yang bertujuan untuk menciptakan falah guna
mencapai ridha Allah.

Pengertian prinsip dan praktik ekonomi Islam adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan prinsip dan aturan-aturan syariat Islam yang harus dipatuhi dalam praktik kegiatan
ekonomi. Mulai dari transaksi jual-beli, tukar-menukar barang, hingga persoalan hutang-
piutang. Berikut adalah Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam islam yang senantiasa ada
dalam aturan islam.
- Tidak Menimbulkan Kesenjangan Sosial
- Tidak Bergantung Kepada Nasib yang Tidak Jelas
- Mencari dan Mengelola Apa yang Ada di Muka Bumi
- Larangan Ekonomi Riba
- Transaksi Keuangan yang Jelas dan Tercatat
- Keadilan dan Keseimbangan dalam Berniaga
Cara membangun Ekonomi dan Bisnis dalam Islam
-Meluruskan Niat
-Mencari Produk atau Usaha yang Jelas Kehalalalannya
-Mencari Partner yang Satu Visi
-Menentukan Strategi yang Tepat
-Mengatur keuangan secara baik dan Amanah

5. Produksi dari segi pandang islami, suatu aktivitas atau pekerjaan yang berkaitan dengan
pengambilan manfaat atas segala partikel di alam semesta ini, agar dapat memenuhi
kebutuhan diri sendiri pada khususnya dan kebutuhan umat pada umumnya.
Dr. Muhammad Rawwas Qalahji memberikan padangan kata “produksi” dalam bahasa Arab
dengan kata al-intaj yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau
mengadakan sesuatu) atau khidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min ‘anashir al-
intaj dhamina itharu zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut
adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang
terbatas sebagai seorang muslim, ada batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam
melakukan suatu produksi. Diantaranya, hendaknya proses tersebut dilakukan dengan baik
dan sempurna (ihsan), meluruskan niat, profesional, istiqomah dan harus menghargai waktu

Islam sangat mendukung pertukaran barang dan menganggapnya produktif dan mendukung
para pedagang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian dari karunia Allah Swt., dan
membolehkan orang memiliki modal untuk berdagang, tapi ia tetap berusaha agar pertukaran
barang itu berjalan atas etika dan prinsipnya.
Etika distribusi dalam islam :
Selalu menghiasi amal dengan niat ibadah dan ikhlas.
Transparan dan kondisi barangnya halal serta tidak membahayakan.
Adil dan tidak mengerjakan hal-hal yang dilarang dalam Islam
Islam sebagai agama yang komprehensif telah mengatur segala hal terkait kemaslahatan
manusia, termasuk di dalamnya pola serta aturan interaksi ekonomi, mulai dari produksi,
distribusi serta konsumsi. Sebab dalam ajaran Islam, seorang muslim harus
mempertanggungjawabkan tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya, selanjutnya
untuk apa harta itu dibelanjakan Rasulullah Saw. bersabda, “Mulailah berinfak untuk dirimu.
Jika berlebih maka berikanlah untuk keluargamu. Jika cukup untuk keluargamu tapi masih
berlebih maka berikanlah pada kerabatmu. Jika masih berlebih maka seterusnya dan
seterusnya.”  (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai