Anda di halaman 1dari 2

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI Dosen : Nabiela Rizki Alifa, S.K.Pm., M.

SUNAN GUNUNG DJATI

FAKULTAS EKONOMI DAN Mata Kuliah : Ekonomi Makro

BISNIS ISLAM
Hari/Tanggal : Jumat, 18 November 2022
JL. AH, Nasution No. 105. Kota
Bandung
Nama : Devin Anugrah Asyhari
NIM : 1219240045

TUGAS MANDIRI 3

1. Analisis Aspek Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi merupakan kapasitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan untuk
melakukan kegiatan produksi. Selama periode perencanaan hal yang mempengaruhi dalam
kapasitas produksi yaitu kecepatan dan ketersediaan produksi.

Dimana kecepatan dalam produksi perorang rata-rata 0,13 jam per ton. Berdasarkan hasil dari
sebuah wawancara bahwa dalam kegiatan produksi perusahaan bisa memproduksi sebanyak
1.600 ton per bulan.

Untuk perhitungan kelebihan atau kekurangan kapasitas dilakukan dengan cara


membandingkan kapasitas tersedia dan kapasitas yang di perlukan.

Adapun faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi antara lain kecepatan produksi dan
ketersediaan jam kerja yang ada selama periode perencanaan.

2. Analisis Strategi Perencanaan Agregat

Strategi Perencanaan agregat (Agregat Planning) di analisis dengan menggunakan


software POM-QM for windows dan menerapkan tiga strategi, yaitu diantaranya :
▪ Chase Strategy – merupakan strategi perencanaan yang menetapkan produksi sama
dengan prediksi permintaan. Adapun biaya yang diperoleh menggunakan Chase
Strategy untuk Overtime ini, yaitu Total Cost yang harus dikeluarkan perusahaan
adalah sebesar Rp647.144.500.000,00.
▪ Level Schedulling Strategy – rencana agregat dimana tingkat produksi tetap sama
dari periode ke periode (produksinya konstan). Adapun biaya yang diperoleh
menggunakan chase strategy untuk Overtime ini, yaitu Total Cost yang harus
dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp647.138.000.000,00.
▪ Mixed Strategy – perencanaan antara ChaseSstrategy dan Level Scheduling
Strategy, untuk memperhitungkan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing
strategi dengan tujuan untuk mengurangi dampak negative dari Alternatif Pure
Strategy. Adapun biaya yang diperoleh menggunakan chase strategy untuk
Overtime ini, yaitu Total Cost yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar
Rp642.846.000.000,00.

Dapat dilihat bahwa Mixed Strategy merupakan alternatif yang sesuai dengan target
keinginan perusahaan, yaitu meminimalisasi biaya produksi.

Berikut beberapa faktor kekurangan dari strategi yang menghasilkan pengeluaran lebih besar,
diantaranya :

1. Kekurangan Chase Strategy pada biaya untuk memperbaiki tingkat keluaran


atau tingkat
angkatan kerja
2. Kekurangan Level Schedulling Strategy pada biaya persediaan yang tinggi,
meningkatknya
over time dan idle time, dan utilisasi sumber daya yang bervariasi

Dapat disimpulkan bahwa ketiga perencanaan ini dapat membantu menyelesaikan


perhitungan peramalan yang salah. Untuk penyelesaian masalah itu sendiri menggunakan
“Alternatif Over time” dimana Alternatif Overtime ini dilakukan untuk menjaga mutu dan
kualitas produk yang di produksi oleh perusahaan, sehingga perusahaan lebih memilih untuk
melemburkan karyawannya untuk memenuhi permintaan yang berlebih dan membayar gaji
karyawan yang dilemburkan lebih besar dari gaji karyawan pada waktu regular.

Anda mungkin juga menyukai