Anda di halaman 1dari 11

Manajemen Mutu Pendidikan dan Meningkatkan Efektivitas Sekolah

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah: Pengelolaan Pendidikan
Dosen: Sari, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Shania Salsabillah J 1182040119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG 2021
KATA PENGANTAR

 Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Pengelolaan Pendidikan, yang
mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi
yang diberikan dosen pengampu.
Makalah yang berjudul tentang “Manajemen Mutu Pendidikan dan Meningkatkan
Efektivitas Sekolah”. Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian
pembahasan makalah ini. Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami
sebagai penyusun mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka
kami terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Bandung, 9 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Manajemen lembaga pendidikan islam. 2
B. Manajemen peningkatan mutu sekolah. 2
C. Efektivitas sekolah. 4
D. Indikator efektivitas sekolah. 5
BAB III
KESIMPULAN 7
DAFTAR PUSTAKA 8

ii
A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan Islam harus dapat menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga
pendidikan yang mampu bersaing di era global yang akan banyak diminati oleh pengguna
lembaga pendidikan karena mampu merespon tuntutan dan kebutuhan masyarakat secara luas.
Untuk itu, lembaga pendidikan Islam harus secepatnya berbenah diri menjadi lembaga
pendidikan unggul dan efektif serta mampu menunjukkan karakter Islaminya dalam merespons
perkembangan pendidikan dan tuntutan pengguna pendidikan khususnya pendidikan Islam. Agar
menjadi pendidikan yang unggul dan berdaya saing tinggi serta diminati oleh masyarakat,
lembaga pendidikan Islam  harus mulai berbenah diri yang berorientasi pada kebutuhan dan
tuntutan dunia global tanpa menghilangkan eksistensi dan karakteristik Islaminya. Maka dalam
makalah ini penulis mencoba memaparkan beberapa langkah-langkah dan solusi dalam rangka
merespons tuntutan dan kebutuhan lembaga pendidikan Islam akan literatur tentang manajemen
mutu pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen lembaga pendidikan islam?
2. Bagaimana Manajemen peningkatan mutu sekolah?
3. Apa itu efektivitas sekolah?
4. Bagaimana indicator efektivitas sekolah?

C. Tujuan penulisan
1. Meengetahui manajemen lembaga pendidikan islam.
2. Mengetahui Manajemen peningkatan mutu sekolah.
3. Mengetahui efektivitas sekolah.
4. Mengetahui indicator efektivitas sekolah.

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
1.      Konsep Manajemen Secara Umum
Manajemen berasal dari kata manage atau managiare yang berarti melatih kuda dalam
melangkahkan kakinya. Mengapa kuda? Sebab, kuda mempunyai daya kemampuan yang hebat.
Dalam pengertian manajemen terkandung dua kegiatan, yaitu fikir (mind) dan kegiatan tindak
laku (action). Sedangkan dilihat dari bahasa Inggris, kata manajemen merupakan kata kerja to
manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola yang bersinonim dengan
kata to hand yang berarti mengurus; to control yang berarti memeriksa; dan to guide
(memimpin). Jadi, menurut asal kata dan leksika, kata manajemen memiliki arti sebagai
pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing.
2.      Konsep Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses penataan kelembagaan pendidikan
yang melibatkan sumber daya manusia dan nonmanusia dalam menggerakkannya untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses penataan ini akan melibatkan
pelaksanana beberapa fungsi manajemen yang oleh pakar manajemen pendidikan sering disebut
sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling). Empat proses ini
digambarkan dalam bentuk siklus karena adanya keterkaitan antara proses yang pertama dan
berikutnya. Begitu juga setelah pelaksanaan controlling  akan mendaptakan feedback yang bisa
dijadikan sebagai masukan atau dasar untuk membuat planning baru. 
B. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah/Madrasah            
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan atau kompetensi. Baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang
dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, yang secara menyeluruh disebut sebagai
kecakapan hidup (life skill). Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan bermutu, baik
quality in fact maupun quality in perception (Sudrajat, 2005: 17). Untuk dapat meningkatkan
mutu pendidikan, madrasah harus dapat melaksanakan pengelolaan yang didasarkan pada
peningkatan mutu pendidikan madrasah. Aplikasi manajemen peningkatan mutu pendidikan
terhadap sekolah maupun madrasah didasarkan atas pemikiran bahwa para administrator dan
manager pendidikan perlu menemukan kerangka kerja yang muncul dari dalam lembaga. Dalam

5
meningkatkan mutu pendidikan, Benner (1992) mengidentifikasi prinsip-prinsip mendasar
tentang mutu, yaitu (1) definisi kualitas lebih mengacu pada konsumen, bukan pada pemasok, (2)
konsumen adalah seorang yang memperoleh produk atau layanan, seperti mereka yang secara
internal dan eksternal terkait dengan organisasi dan bukannya “pembeli” atau “pembayar”, (3)
mutu harus mencakupi persyaratan kebutuhan dan standar. (4) mutu dicapai dengan mencegah
kerja yang tidak memenuhi standar,   bukannya dengan melacak kegagalan, melainkan dengan
peningkatan layanan dan produk yang terus-menerus, (5) peningkatan mutu dikendalikan oleh
manajemen tingkat senior, tetapi semua yang terlibat di dalam organisasi harus ikut bertanggung
jawab, mutu harus dibangun dalamsetiap proses, (6) mutu diukur melalui proses statistik,
anggaran mutu adalah anggaran biaya yang tidak disesuaikan dengan tuntutan persyaratan
sehingga terjadi “kesenjangan” antara penyerahan barang, (7) alat yang paling ampuh untuk
menjamin terjadinya mutu adalah kerja sama (tim) yang efektif, dan (8) pendidikan dan pelatihan
merupakan hal yang fundamental terhadap organisasi yang bermutu. Peningkatan mutu harus
bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara terus-menerus dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasinya guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan
peserta didik dan masyarakat. Dalam menajemen peningkatan mutu terkandung upaya : (1)
mengendalikan proses yang berlangsung di lembaga pendidikan, baik kurikuler maupun
administrasi, (2) melibatkan proses diagnosis dan proses tindakan untuk menindaklanjuti
diagnosis, (3) peningkatan mutu harus didasarkan atas data dan fakta, baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif, (4) peningkatan mutu harus dilasanakan secara terus-menerus dan
berkesinambungan, (5) peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur
yang ada di lembaga pendidikan, dan (6) peningkatan mutu memiliki tujuan yang menyatakan
bahwa sekolah atau madrasah dapat memberikan kepuasan kepada peserta didik, orangtua, dan
masyarakat (Mantja, 2002:30).[8] Membahas konsep manajemen lembaga pendidikan Islam
akan timbul beberapa asumsi pemahaman tentang penyelenggaraan lembaga pendidikan Islam
itu sendiri. Hal ini disebabkan lembaga pendidikan Islam mempunyai karakteristik tersendiri
sesuai dengan core value yang dikembangkan. Nilai-nilai inti yang menjadi ajaran Islam inilah
yang akan mewarnai proses pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan Islam. Perilaku
menajerial dalam mengelola lembaga pendidikan Islam harus senantiasa didasarkan pada ajaran-
ajaran Islam yang bersunber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits serta praktik-praktik keteladanan
yang diberikan oleh para ulama dan pemimpin Islam. Penjelasan tentang konsep manajemen

6
lembaga pendidikan Islam sangat di pengaruhi oleh beberapa asumsi yang mendasari dalam
sistem pengelolaannya. Asumsi-asumsi yang di maksud antara lain : (1) teori-teori yang digali
dari sumber dan khazanah ke-Islaman; (2) teori-teori yang manajemen yang dikembangkan
dalam dunia bisnis dan pendidikan secara umum yang ada pada saat ini; (3) teori-teori
manajemen yang telah berkembang dalam dunia bisnis dan pendidikan secara umum dengan
menjadikan Islam sebagi nilai untuk memandu dalam proses penelenggaraan pendidikannya.
Ketiga asumsi tersebut, yang perlu di perhatikan adalah bagaimana kita dapat mengelola
lembaga pendididkan Islam dengan baik sehingga menjadi bermutu dan berkualitas sesuai
dengan visi dan misi yang ingin dicapai. Manajemen disini pada hakikatnya  merupakan kegiatan
yang dilaksanakan untuk menata lembaga pendidikan Islam dengan melibatkan seluruh sumber
daya manusia dan nonmanusia dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
C.Efektivtas sekolah
Pengertian efektivitas secara umum menurut  Hidayat (1986) yang menjelaskan
bahwa : “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai,
makin tinggi efektifitasnya”. Sedangkan pengertian efektivitas sekolah menurut Taylor adalah
sekolah yang sumber dayanya diorganisasikan dan dimanfaatkan untuk menjamin semua siswa,
tanpa memandang ras, jenis kelamin, maupun status sosial-ekonomi. Sehingga dapat
mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah. Sekolah harus mengengoptimalan
pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana termuat di kurikulum. Kurikulum terdapat
pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Efektivitas sekolah sering dihubungkan dengan school efficiency ( efisiensi sekolah).
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya
untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
Secara konseptualisasi efektivitas sekolah mempunyai 6 (enam) elemen diantaranya yaitu:
1.        What criteria (apa criteria)
2.        Effective for whom ( efektivitas untuk siapa)
3.        Who to define ( definisi untuk siapa)
4.        How to evaluate ( bagaimana mengevaluasinya)

7
5.        When to evaluate (kapan dievaluasi)
6.        Under what environmental constraints (di bawah kendala lingkungan apa)
Dari ke enam elemen tersebut mempunyai permasalahan yang sering muncul karena ada
beberapa hal tampak tidak sesuai dengan standar elemen yang diterima oleh semua sudut
konstitusi evaluasi.
Sebuah sekolah merupakan suatu organisasi yang berada di dalam konteks social yang berubah
dan kompleks. Semua itu dibatasi oleh sumber daya yang terbatas serta melibatkan konstitusi
yang beragam diantaranya otoritas pendidikan, administrasi sekolah, para guru, peserta didik,
orang tua, pembayaran pajak, pendidikan, dan public. (Cheng, 1993).
D. Indikator efektivitas sekolah
Penilaian efektivitas sekolah perlu dilakukan dengan cara mengkaji bagaimana seluruh
komponen sekolah itu berinteraksi satu sama lain secara terpadu dalam mendukung keberhasilan
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, efektivitas sekolah dalam penelitian ini diidentifikasi
melalui beberapa indikator sebagai berikut:
No Indikator Sub Indikator
1. Supporting input          Dukungan orang tua dan
masyarakat
         Lingkungan belajar yang sehat
         Dukungan yang efektif dari system
pendidikan
         Kelengkapan buku dan sumber
belajar
2. Enabling conditions          Kepemimpinan yang efektif
         Tenaga guru yang kompeten,
fleksibilitas, dan otonomi
         Waktu di sekolah yang lama
3. School climate          Harapan siswa yang tinggi
         Sikap guru yang efektif
         Keteraturan yang disiplin
         Kurikulum yang terorganisasi
         System reward dan insentif bagi

8
siswa dan guru
4. Teaching – learning          Tuntutan waktu belajar yang tinggi
process          Strategi mengajar yang bervariasi
         Pekerjaan rumah yang sering,
penilaian dan umpan balik yang
sering
         Partisipasi (kehadiran,
penyelesaian studi, dan kelanjutan
studi.

9
5.
BAB III
KESIMPULAN

1. Manajemen merupakan kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur,


melaksanakan dan mengelola yang bersinonim dengan kata to hand yang berarti
mengurus; to control yang berarti memeriksa; dan to guide (memimpin). Jadi, menurut
asal kata dan leksika, kata manajemen memiliki arti sebagai pengurusan, pengendalian,
memimpin atau membimbing.
2. Manajemen pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses penataan kelembagaan
pendidikan yang melibatkan sumber daya manusia dan nonmanusia dalam
menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
3. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan atau kompetensi. Baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan,
yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, yang secara menyeluruh disebut
sebagai kecakapan hidup (life skill).
4. Penilaian efektivitas sekolah perlu dilakukan dengan cara mengkaji bagaimana seluruh
komponen sekolah itu berinteraksi satu sama lain secara terpadu dalam mendukung
keberhasilan pendidikan di sekolah.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/meningkatkan-efektivitas-sekolah.html?m=1
https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/manajemen-mutu-pendidikan.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai