Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSIP DASAR DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Etika Bisnis Perbankan Syariah
Dosen Pengampu: Bapak Riza Rizki Faozan Syakur, S.H., M.E.

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Agmilia Devi Safira NIM 2205036002
2. Alifatul Afwah NIM 2205036022
3. Finny Safitri NIM 2205036019

KELAS A2
PRODI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT., atas berkat rahmat, karunia, dan hidayah-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini berjudul “Prinsip Dasar Dalam Ekonomi Islam” yang disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis Perbankan Syariah. Penyusun mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis Perbankan Syariah, yaitu
Bapak Riza Rizki Faozan Syakur, S.H., M.E. yang sudah membantu dan memberikan
arahan, sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu.

Penyusun menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan


makalah ini. Oleh karena itu, penyusun berharap kepada pembaca agar memberikan kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan makalah sebagaimana mestinya.

Penyusun mengucapkan terima kasih dan akhir kata penyusun berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang.

Semarang, 8 Maret 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................................. 2
Daftar isi .......................................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Prinsip Dasar Syirkah Dalam Sistem Ekonomi Islam ................................... 6
B. Akad-Akad Syirkah Dalam Bisnis Islam...................................................... 10
C. Hal yang Membatalkan Syirkah .................................................................. 10
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya umat muslim yang belum mengetahui bagaimana seharusnya


menjalankan syirkah atau perkongsian dalam memenuhi kebutuhan hidup di dunia ini
yang sesuai dengan tuntunan syari’at. Hal ini menyebabkan kami untuk membuat
sebuah makalah yang berjudul tentang “syirkah” guna untuk memberikan sebuah
pemahaman kepada para pembaca makalah ini. Pada zaman sekarang ini banyak
orang-orang muslim yang menjalankan sistem syirkah atau perkongsian dengan
mengikuti tata cara orang eropa atu barat yang belum tentu sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh syari’at.

Secara umum, prinsip syirkah atau bagi hasil dalam perbankan syariah dapat
dilakukan dalam empat akad utama, yaitu al-musyârakah, al-mudhârabah, al-
muzâra’ah dan al-musâqah. Namun dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai al-
musyârakah atau syirkah saja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Prinsip Dasar Syirkah Dalam Sistem Ekonomi Islam?


2. Apa Saja Akad-Akad Syirkah dalam Bisnis Islam ?
3. Apa Saja yang Membatalkan Syirkah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Prinsip Dasar Syirkah Dalam Sistem Ekonomi Islam


2. Untuk Mengetahui Akad-Akad Syirkah dalam Bisnis Islam
3. Untuk Mengetahui apa Saja yang Membatalkan Syirkah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Dasar Syirkah Dalam Sistem Ekonomi Islam


a) Pengertian Syirkah

Syirkah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi (amal dan expertise)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan.

Kata Syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il madhi),
yasyraku (fi’il mudhari’), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar);
artinya menjadi sekutu atau serikat. Menurut arti asli bahasa Arab (makna
etimologis), syirkah berarti mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian rupa
sehingga tidak dapat lagi dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya. Adapun
menurut makna syariat, syirkah adalah suatu akad antara dua pihak atau lebih, yang
bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Syirkah adalah kerja sama antara dua orang
atau lebih dalam bidang usaha atau modal yang masing-masing dari harta yang
melakukan syirkah tersebut berbaur menjadi satu tanpa ada perbedaan satu dengan
yang lainnya yang keuntungan dan kerugiannya di tanggung bersama sesuai
kesepakatan yang telah di laksanakan.

b) Dasar Hukum Syirkah

Syirkah hukumnya diperbolehkan atau disyari’atkan berdasarkan Al-Qur’an,


Al-Hadits dan ijma’ (konsensus) kaum muslimin. Dan berikut ini kami sebutkan
dalilnya :

‫ض‬ ٍ ‫ع ٰلى بَ ْع‬


َ ‫ض ُه ْم‬ُ ‫ط ۤاءِ لَيَ ْب ِغ ْي بَ ْع‬َ َ‫اج ٖۗه َوا َِّن َكثِي ًْرا ِمنَ ْال ُخل‬ ِ َ‫س َؤا ِل نَ ْع َجتِكَ ا ِٰلى نِع‬
ُ ِ‫ظلَ َمكَ ب‬َ ْ‫قَا َل لَقَد‬
َ ‫ت َوقَ ِل ْي ٌل َّما هُ ٖۗ ْم َو‬
َ ‫ظ َّن دَ ٗاودُ اَنَّ َما فَتَنّٰهُ فَا ْستَ ْغف ََر َربَّهٗ َوخ ََّر َرا ِكعًا َّواَن‬
‫َاب‬ ّٰ ‫عمِ لُوا ال‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬ َ ‫ا ََِّّل الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو‬

5
Dia (Dawud) berkata, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan
meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang
banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah
mereka yang begitu.” Dan Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia
memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat. (sad :
24)

Ayat di atas menunjukkan perkenanan dan pengakuan Allah akan adanya


perserikatan dalam kepemilikan harta yang terjadi atas dasar akad (transaksi).

c) Jenis-jenis Syirkah

Syirkah terdiri dari dua jenis, yaitu syirkah al-milk dan syirkah al-‘uqud.
Syirkah al-milk adalah kepemilikan bersama dan keberadaannya muncul apabila
dua atau lebih orang secara kebetulan memperoleh kepemilikan bersama atas suatu
kekayaan, syirkah ini tercipta karena warisan dan/atau wasiat. Sedangkan syirkah
al-‘uqud adalah syirkah yang dianggap kemitraan yang sesungguhnya karena para
pihak yang bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat suatu
perjanjian, syirkah ini tercipta dengan cara kesepakatan, tiap orang dari mereka
memberikan modal dan sepakat berbagi untung dan rugi.

Syirkah milk juga dibagi menjadi menjadi dua yaitu:1

❖ Syirkah milk jabr, ialah berkumpulnya dua orang atau lebih dalam pemilikan
suatu benda secara paksa
❖ Syirkah milk al-ikhtiyar, ialah ibarat kesepakatan dua orang atau lebih untuk
menyerahkan harta mereka masing-masing supaya memperoleh hasil dengan
cara mengelola harta itu, bagi setiap yang berserikat memperoleh bagian yang
ditentukan dari keuntungan.

Syirkah milk tercipta karena warisan, wasiat atau kondisi lain yang
mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah

1
Sohari Sahrani, Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, h. 181

6
ini, kepemilikan dua orang atau lebih terbagi dalam dua aset nyata dan berbagi
dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.
Misalnya: Si A dan si B diberi wasiat atau hadiah berupa sebuah mobil oleh
seseorang dan keduanya menerimanya, atau membelinya dengan uang keduanya,
atau mendapatkannya dari hasil warisan, maka mereka berdua berserikat dalam
kepemilikan mobil tersebut.

Menurut An-Nabhani, syirkah uqud terdiri dari lima macam, diantaranya


yaitu:

a. Syirkah al-inan adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk memasukkan
bagian tertentu dari modal yang akan diperdagangkan dengan ketentuan
keuntungan dibagi di antara para anggota sesuai dengan kesepakatan bersama,
sedangkan modal masing-masing harus sama.
b. Syirkah a’maal adalah bentuk kerja sama antara dua orang yang seprofesi untuk
menerima pekerjaan secara bersama-sama dan berbagi keuntungan dari
pekerjaan itu.
c. Syirkah wujuh adalah persekutuan dua orang atau lebih dengan modal harta dari
pihak luar untuk mengelola modal bersama-sama tersebut dengan membagi
keuntungan sesuai dengan kesepakatan, Syirkah ini berdasarkan kepercayaan
yang bersifat kredibilitas.
d. Syirkah Mudharabah, dimana persekutuan dua orang atau lebih satu
berkontribusi lewat amal dan yang lain lewat modal.
e. Syirkah mufawadha adalah gabungan dari beberapa macam syirkah (Syirkah
inan, syirkah abdan, dan syirkah wujuh).

d) Prinsip-prinsip Syirkah

Prinsip bagi hasil didasari oleh;

➢ Prinsip at-ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama di antara

anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran:

7
َٰٓ ٰ ۟ ُ‫ٰيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
۟ ُّ‫وا ََّل تُحِ ل‬
َ ‫ْى َو ََّل ٱ ْلقَلَئِدَ َو ََّلَٰٓ َءآَٰ ِمينَ ٱ ْلبَيْتَ ٱ ْل َح َر‬
َ‫ام يَ ْبتَغُون‬ َ ‫ام َو ََّل ٱ ْل َهد‬
َ ‫ش ْه َر ٱ ْل َح َر‬ ِ َّ ‫ش ٰعََٰٓئ َِر ٱ‬
َّ ‫ّلل َو ََّل ٱل‬ َ ‫وا‬

‫ع ِن ٱ ْل َمس ِْج ِد ٱ ْل َح َر ِام‬ َ ‫شنَـَٔا ُن قَ ْو ٍم أَن‬


َ ‫صدُّو ُك ْم‬ ۟ ‫طا د‬
َ ‫ُوا ۚ َو ََّل َي ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬ ْ ‫فَض ًًْل ِمن َّر ِب ِه ْم َو ِرض ٰ َْونًا ۚ َو ِإذَا َحلَ ْلت ُ ْم فَٱ‬
َ ‫ص‬

ِ ‫شدِيدُ ٱ ْل ِعقَا‬
‫ب‬ َ َّ ‫ّلل ۖ ِإ َّن ٱ‬
َ ‫ّلل‬ ۟ ُ‫علَى ٱ ْ ِْلثْ ِم َوٱ ْلعُد ٰ َْو ِن ۚ َوٱتَّق‬
َ َّ ‫وا ٱ‬ ۟ ُ‫علَى ٱ ْل ِب ِر َوٱلتَّ ْق َو ٰى ۖ َو ََّل ت َ َع َاون‬
َ ‫وا‬ ۟ ُ‫ُوا ۘ َوت َ َع َاون‬
َ ‫وا‬ ۟ ‫أَن تَ ْعتَد‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar

Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan

(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan

jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang

mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah

menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali

kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu

dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah

kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah : 2)

➢ Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya


menganggur yang tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi
masyarakat umum, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Quran:

َ ُ‫اض ِم ْن ُك ْم ٖۗ َو ََّل تَ ْقتُلُ َْٰٓوا ا َ ْنف‬


ٖۗ ‫س ُك ْم‬ ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َٰٓ َّ ‫ٰ َٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ََّل ت َأ ْ ُكلُ َْٰٓوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ا‬
َ ‫َِّل ا َ ْن ت َ ُك ْونَ تِ َج‬
َ ً ‫ارة‬

‫ّٰللا َكانَ بِ ُك ْم َرحِ ْي ًما‬


َ ّٰ ‫ا َِّن‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.

8
Menurut Muhammad Budi Setiawan, prinsip-prinsip Islam dalam
muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi syariah (pihak terkait)
adalah:

1) Tidak mencari rezeki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara
mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram.
2) Tidak menzalimi dan tidak dizalimi
3) Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4) Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
5) Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar).
➢ Prinsip bagi hasil (Profit and Lost Sharing Principle) dalam pelaksanaannya
merupakan bentuk dari perjanjian kerja sama antara pemodal (investor) dan
pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, di
mana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika
mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal
perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung
bersama sesuai porsi masing-masing.

Di dalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha


harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya
penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan
bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Taradhin) di masing-
masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.

B. Akad-Akad Syirkah dalam Bisnis Islam

Berdasarkan pendapat madzhab Hanafi syirkah akad (uqud) terbagi menjadi


5 bagian yakni:

• Syirkah Inan

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dalam permodalan untuk
melakukan sesuatu usaha Bersama dengan cara membagi untung atau rugi sesuai

9
dengan jumlah modal masing-masing. Namun apabila porsi masing-masing pihak
baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil berbeda sesuai dengan kesepakatan
mereka, semua ulama memperbolehkannya. Syirkah ini tidak syaratkan nilai modal,
wewenang dan keuntungan dapat didasarkan kepada penyertaan persentase modal
masing-masing, tetapi dapat pula atas dasar organisasi. Hal ini diperkenankan karena
adanya kemungkinan tambahan kerja atau penanggungan risiko setiap pihak.2

Berdasarkan pendapat Taqiyuddin an-Nabbni, perseroan ‘inan ialah


perseroan antara dua badan usaha dengan harta masing-masing dengan kata lain, dua
orang mengerjakan perseroan dengan harta masing-masing guna Bersama-sama
mengelola dengan tenaga kerja mereka, kemudian keuntungan dibagi antara mereka.
Maka persoalan ini disebut perseroan ‘inan karena setiap pihak sama-sama ikut
mengelola.3

• Syirkah Mufawwadhah

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha
dengan persyaratan sebagai berikut:

a) Modalnya harus sama banyak. Bila ada di antara anggota perserikatan modalnya
lebih besar, maka syirkah itu tidak sah.
b) Mempunyai kesamaan wewenang dalam bertindak yang ada kaitannya dengan
hukum. Dengan demikian, anak yang belum dewasa/baligh, tidak sah dalam
anggota perikatan.
c) Mempunyai kesamaan dalam hal agama. Dengan demikian, tidak sah berserikat
antara orang Muslim dengan non-Muslim.
d) Masing-masing anggota mempunyai hak untuk bertindak atas nama syirkah
(kerja sama).

• Syirkah Wujuh

2
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnag, terj. Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung: Al Ma’arif, 1988), Cet.
Ke-2, hlm. 176.
3
Taqiyyuddin, An-Nabhani, Sistem Ekonomi Islam, terj. Hafidz Abd. Rahman. (Jakarta: HTI
Press, 2004), hlm. 155.

10
Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih untuk membeli sesuatu tanpa
modal, tetapi hanya modal kepercayaan dan keuntungan dibagi antara sesama
mereka.4 Dapat dikatakan syirkah wujuh dilaksanakan dua orang atau lebih yang
tidak memiliki modal sama sekali, mereka mengerjakan sesuatu pembelian dengan
cara kredit dan menjualnya secara kontan, kemudian untung dibagi Bersama. Syirkah
ini ialah perseroan antara dua orang atau lebih dengan modal dari pihak luar dari
orang (badan) tersebut.5

Berdasarkan pendapat madzhab Hanafi, Hambali dan Zaidiah syirkah ini


diperbolehkan oleh syara’ karena syirkah ini merupakan syirkah al-uqud yang
memuat atau menerima perwakilan baik kebutuhan menjual dan membeli, juga
karena modal syirkah ini telah sering dilakukan dan terjadi di kalangan insan tanpa
adanya perselisihan.

Berdasarkan pendapat madzhab Maliki, Syafi’i, Imamiyah, Al-Laits, Abu


Sulaiman dan Abu Tsauri syirkah ini hukumnya batal, karena unsur syirkah ini
dengan modal dan pekerjaan. Sedangkan dalam modal syirkah ini sama sekali tidak
ditemukan dua unsur tersebut, Lagi pula bisa jadi ada penipuan di dalamnya.

• Syirkah Abdan

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha
atau pekerjaan. Selanjutnya hasil dari usaha tersebut dibagi antar sesama mereka
berdasarkan perjanjian, seperti pemborong bangunan, jalan, listrik, dan lain-lain.6
Dengan kata lain mereka mengerjakan perseroan dalam pekerjaan dengan tenaga
mereka sendiri baik pekerjaan melewati pikiran atau fisik. Seperti pekerjaan antara
insinyur dengan tukang batu, dokter dengan pemburu sedangkan keuntungannya
yang didapatkan akan dibagi di antara mereka.
• Syirkah Mudharabah
Yaitu, persetujuan seseorang sebagai pemilik modal (investor) menyerahkan
sejumlah modal kepada pihak pengelola (mudhârib) dalam suatu perdagangan

4
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Prenadamedia, 2012), hlm. 224.
5
Ibnu Rusdy, Biyatu’I Mujtahid, terj. M.A. Abdulrahman, (Semarang: Asy-Syifa, 1990), Cet. Ke-
3, hlm. 271.
6
Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), hlm.
101.

11
tertentu yang keuntungannya dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Adapun
kerugiannya ditanggung oleh pemilik modal saja.
Menurut jumhur ulama (Hanafiyah, malikiyah, Syafi’iah, Zahiriyah, dan
Syiah Imamiyah) tidak memasukkan transaksi mudharabah sebagai salah satu bentuk
perserikatan, karena mudharabah menurut mereka merupaka akad tersendiri dalam
bentuk kerja sama yang lain yang tidak dinamakan dengan perserikatan.
Syarat-syarat mudârabah antara lain:

✓ modal harus dinyatakan dengan jelas mengenai jumlahnya


✓ modal harus diserahkan kepada mudârib untuk memungkinkannya melakukan
usaha
✓ modal harus dalam bentuk tunai bukan utang
✓ pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam persentase dari keuntungan yang
mungkin dihasilkan nanti
✓ kesepakatan ratio persentase harus dicapai melalui negosiasi dan dituangkan
dalam kontrak
✓ pembagian keuntungan baru dapat dilakukan setelah mudârib mengembalikan
seluruh atau sebagian modal kepada shahib a-mâl

C. Hal-Hal yang Membatalkan Syirkah


▪ pembatalan oleh salah seorang anggota serikat. Hal tersebut dikarenakan akad
syirkah merupakan akad yang jâiz dan ghair lâzim, sehingga memungkinkan
untuk di-fasakh.
▪ meninggalnya salah seorang anggota serikat.
▪ murtadnya salah seorang anggota serikat dan berpindah domisilinya ke darul
harb. Hal ini disamakan dengan kematian.
▪ gilanya peserta yang terus-menerus, karena gila menghilangkan status wakil dari
wakâlah, sedangkan syirkah mengandung unsur wakâlah.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Syirkah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam bidang usaha
atau modal yang masing-masing dari harta yang melakukan syirkah tersebut
berbaur menjadi satu tanpa ada perbedaan satu dengan yang lainnya yang
keuntungan dan kerugiannya di tanggung bersama sesuai kesepakatan yang telah
di laksanakan. Mengenai landasan hukum tentang syirkah ini terdapat dalam al-
qur’an, sunnah dan ijma.

Macam-macam syirkah ada dua macam yakni syirkah milk dan syirkah
‘uqud. Adapun yang membatalkan syirkah salah satunya ada pembatalan oleh
salah seorang anggota serikat. Hal tersebut dikarenakan akad syirkah merupakan
akad yang jâiz dan ghair lâzim, sehingga memungkinkan untuk di-fasakh.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, ke depannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih
dipertanggung jawabkan. Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih
banyak membaca buku yang berkaitan Syirkah agar lebih memahami hal tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA
Abdad, Zaidi Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam, (Bandung: Angkasa,
2003), hlm. 101.

Abdul Manan, 2007. Beberapa Masalah Hukum dalam Praktik Ekonomi Syariah, Jakarta.

Moh. Fizal, 2017. Syirkah Prinsip Bagi Hasil pada Pembiayaan Bank Syariah

Ibnu Rusdy, Biyatu’I Mujtahid, terj. M.A. Abdulrahman, (Semarang: Asy-Syifa, 1990),
Cet. Ke-3, hlm. 271.
Taqiyyuddin, An-Nabhani, Sistem Ekonomi Islam, terj. Hafidz Abd. Rahman. (Jakarta:
HTI Press, 2004), hlm. 155.
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Prenadamedia, 2012), hlm. 224.

Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muamalah dari Klasik hingga Kontemporer Teori dan
Praktik, (Malang: UIN-Maliki Malang Press, 2018), hlm. 77.
A. Syafi’I Jafri, Fiqh Muamalah, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hlm. 109-114.
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnag, terj. Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung: Al Ma’arif, 1988),
Cet. Ke-2, hlm. 176.

14

Anda mungkin juga menyukai