Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AQSAM DALAM AL-QUR’AN


Makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
ILMU MA’ANIL AL-QURAN
Dosen Pengampu
Ahmady.,S.Th.,M.Hum.

Kelompok 3
Dedek Suchi Fatyucha (2019080120)
Fathul Huda Januar (2019080095)
Muhammad Teguh Prasetyo ( 2019080038)

PROGRAM STUDI ILMU TAFSIR DAN AL-QUR’AN


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang karena-Nya lah kita masih diberikan kesehatan dan
kesempatan untuk menjalankan segala kegiatan kita di ranah dunia yang sementara ini. Juga
karena rahmat-Nya kita selalu hidup dalam keridhoan-Nya. Tak lupa pula marilah kita selalu
limpahkan sholawat serta salam kita kepada Nabi Muhammad SAW yang karena beliaulah
kita senantiasa bisa menikmati indahnya beragama Allah yaitu Islam yang ajaran-Nya dibawa
olehnya dan disebarkan kepada kita semua.

Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada dosen kami yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga kami dapat lebih jauh mempelajari materi yang diberikan kepada
kami dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih kepada para pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersaji
dengan baik.

Kami pun memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini nantinya terdapat
kesalahan cetak yang luput dari pandangan kami ataupun kesalahan dalam menuliskan nama
–nama pihak yang terkait dengan materi pembahasan kami, maka dari itu kritik dan saran
selalu kami butuhkan untuk dijadkan sebaga motivasi dan introspeksi dalam kemajuan
penulisan makalah kami selanjutnya.

Cukup sekian hal yang dapat disampaikan oleh kami sebagai ungkapan terimakasih
kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin.

Wonosobo, 20 Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................3
1.2 Rumusan Penulisan........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Aqsamul Qur’an..........................................................................................5
2.2 Huruf-Huruf Qasam......................................................................................................5
2.3 Unsur yang Membentuk Qasam dalam Al-qur’an......................................................6
2.4 Muqsam dalam Al-qur’an.............................................................................................9
2.5 Macam-macam Qasam................................................................................................11
2.6 Tujuan dan Faedah Qasam dalam Al-Qur’an...........................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap
cahayanya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tidak ternoda kejahatan akan
segera menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha
mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hanya sepintas kilas. Sedangkan jiwa
yang tertutup awan kejahilan dan diliputi gelapnya kebatilan tidak tergoncang hatinya kecuali
dengan pukulan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat lagi kokoh, sehingga dengan
demikian barulah tergoncang keingkarannya itu.

Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memberi penegasan akan sebuah


penyataan. Penegasan itu berbentuk pernyataan ”sumpah” yang langsung difirmankan oleh
Allah SWT. Sumpah dalam konotasi bahasa al-Qur’an disebut qasam. Qasam (sumpah)
dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan
bukti yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.

1.2 Rumusan Penulisan

Dalam menyusun dan menulis makalah ini, kami merumuskan beberapa hal yang
akan kami bahas dalam makalah ini. Rumusan ini menjadi acuan kami dalam membuat
susunan pembahasan agar materi yang kami bahas tidak tercampur dengan materi dari poin
lain. Adapun rumusan penulisan pembahasan yang akan kami bahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :

a. Apa pengertian dari Aqsamul Qur’an ?


b. Apa saja yang termasuk huruf-huruf qasam ?
c. Apa saja unsur-unsur yang membentuk qasam dalam Al-qur’an ?
d. Apa yang dimaksud dengan muqsam ?
e. Apa saja macam-macam qasam ?
f. Apa tujuan dan faedah mengetahui qasam dalam Al-qur’an ?

3
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari disusun dan ditulisnya makalah ini yang terutama adalah untuk memenuhi
tugas yang telah diberikan dosen pengampuh kami kepada kami. Untuk itulah makalah ini
tersaji untuk itu.

Namun, disamping sebagai pemenuhan nilai, makalah ini pun bertujuan untuk
memberikan pengetahuan lebih mendalam akan Qasam dalam Al-qur’an yang dimana
kebanyakan pembahasan mengenai hal ini belum banyak dibahas oleh sebagaian orang
karena materi yang tersedia untuk dijadikan referensi sangatlah terbatas. Hal inilah yang
menjadi tujuan kami yang lain selain untuk pemenuhan tugas juga untuk mempermudah para
pembaca sekalian untuk dapat mencari referensi yang tentang materi Qasam ini yang dapat
membantu dan mempermudah mencari pengetahuan akan Aqsam atau Qasam dalam Al-
qur’an.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat dijadikannya sebagai bahan
bagi rujukan atau referensi pengetahuan tentang mempelajari Ulumul Qur’an yang dimana
materi Aqsamul Qur’an menjadi bagian dari pembahasan mengenai ilmu-ilmu Al-qur’an.
Selain itu, materi pembahasan ini pula dapat menembah pengetahuan bagi yang berkenan
untuk membaca dan menyimak dengan seksama apa yang telah kami susun dan tulis dalam
makalah ini dam semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Manfaat lainnya, materi dalam makalah ini dapat juga dijadikan pengamalan dalam
kehidupan sehari-hari tentang pemahaman beragama yang baik dan sesuai ajaran Allah SWT
mengenai sumpah-Nya dan bagaimana etika kita untuk menggunakan sumpah ini dalam
kehidupan kita saat ini.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqsamul Qur’an

Menurut bahasa, aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam yang berarti al-hilf
dan al-yamin yakni, sumpah. Sedangkan menurut istilah aqsam dapat diartikan sebagai
ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu pesan dengan
menggunakan kata-kata qasam.

Menurut Manna’ Khalil Al-Qattan, beliau menjelaskan definisi qasam yaitu ungkapan
yang berarti mengikat hati untuk menghindari atau melakukan sesuatu yang dinilai penting
oleh pengucap sumpah.1

2.2 Huruf-Huruf Qasam

1. Wawu (‫) و‬

Seperti firman Allah dalam surat Adz-Dzariyaat ayat 23 yang berbunyi:

Artinya:”Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah
benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan”. (QS. Adz-Dzariyaat: 23).

Dengan masuknya huruf wawu – sebagai huruf qasam – maka ’amil (pelaku)nya
wajib dihapuskan. Dan setelah wawu harus diikuti dengan isim dlahir.

2. Ba’ ( ‫) ب‬

Seperti dalam firman Allah dalam surat A-Qiyaamah ayat 1 yang berbunyi:

Artinya:”Aku bersumpah demi hari kiamat”. (QS. Al-Qiyaamah: 1)

Maka dengan masuknya huruf Ba’ ini boleh disebutkan ’amil-nya sebagaimana
contoh di atas, dan boleh juga menghapusnya, sebagaimana firman Allah dalam surat Shaad
ayat 82 tentang Iblis yang bersumpah untuk menyesatkan manusia:

1
Asep Usman Ismail, Pengantar Kajian Al Qur’an (Jakarta: PT Pustaka AlHusna Baru, 2004), 52

5
Artinya:”Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka
semuanya. (QS. Shaad: 82).

Setelah huruf Ba’ boleh diikuti isim dlahir sebagaimana telah dicontohkan di atas, dan
boleh juga diikuti oleh isim dlamir.

3. Ta’ ( ‫)ت‬

Seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 56:

Artinya:”Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui


(kekuasaannya), satu bahagian dari rezki yang Telah kami berikan kepada mereka. demi
Allah, Sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang Telah kamu ada-adakan”. (QS.
An-Nahl: 56).

Dengan masuknya huruf Ta’ ini, ’amil (pelaku)-nya harus dihapuskan dan tidak bisa
diikuti sesudahnya kecuali isim jalalah (nama Allah), yaitu ‫ هللا‬atau ‫رب‬.
ّ

Pada dasarnya, kebanyakan al-muqsam bih (sesuatu yang dijadikan dasar atau
landasan sumpah) itu disebutkan, sebagaimana pada contoh-contoh terdahulu. Dan kadang-
kadang dihapus dengan ‘amil (pelaku)-nya.

2.3 Unsur yang Membentuk Qasam dalam Al-qur’an

          Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, muqsam bih dan muqsam ‘alaih.
1. Adat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan qasam,2baik dalam bentuk
fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebagai pengganti fi’il qasam.3 Contoh qasam
dengan memakai kata kerja, misalnya firman Allah SWT:

        Artinya: “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-
sungguh: “Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian), bahkan
(pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat 38)

2
Hasan Mansur, Rahasia Sumpah Allah Dalam Al Qur’an  ( Jakarta: Khazanah Baru, 2002), 8.
3
Asep, Pengantar., 54

6
 Adat qasam yang banyak dipakai dalah wawu, sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai.” (QS. At-Tin: 1-2)

       Sedangkan khusus lafadz al-jalalah yang digunakan untuk pengganti fi’il qasam adalah
huruf ta seperti dalam firman Allah SWT:

      Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-
berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.” (QS. Al-Anbiya [21]:57)

2. Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam al-Qur’an
ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah), dan ada kalanya dengan
menggunakan nam-nama ciptaanNya.4 Qasam dengan menggunakan nama Allah dalam al-
Qur’an hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu:

a. QS. Adz-dzariyat ayat 43 d. QS. Maryam ayat 68


b. QS. Yunus ayat 53 e. QS. Al-Hijr ayat 92
c. QS. At-Taghabun ayat 17 f. QS. An-Nisa ayat 65
g. QS. Al-Ma’arij ayat 40

Misalnya firman Allah SWT:

       Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu: “Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?
Katakanlah: “Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali
tidak bisa luput (daripadanya)”.(QSYunus ayat 53)

Selain pada tujuh tempat dia tas, Allah memakai qasam dengan nama-nama ciptannya
seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya: “Maka aku bersumpah dengantempat beredarnya bintang-bintang”. (QS. Al-


Waqi’ah: 75).

3. Al-muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam.5 Muqsam ‘alaih merupakan suatu
pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari qasam. Di dalam

4
Asep, Pengantar., 56.
5
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2008), 354.

7
Qur’an terdapat dua muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara tegas. Jenis yang pertama
terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut:

       Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.dan awan yang
mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan (malaikat-malaikat)
yang membagi-bagi urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan
Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.” (QS. Adz-Dzariyat: 1-6)

Jenis kedua muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan/dibuang karena alasan
sebagai berikut:

Pertama, di dalam muqsam bih nya sudah terkandung makna muqsam ‘alaih.
Kedua, qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami dari redaksi ayat
dalam surat yang terdapat dalam al-Qur’an. Contoh jenis ini dapat dilihat mislanya dalam
ayat yang berbunyi:

Artinya: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi
(gelap).” (QS. Ad-Dhuha: 1-2).

Ada pula yang dimaksud dengan Hal Ihwal dalam Muqsam ‘Alaih yaitu, Hal ihwal adalah
hal-hal yang berkaitan dengan qasam. Diantara hal ihwal tersebut yaitu :

1. Tujuan qasam adalah untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam ‘alaih (jawab
qasam, pernyataan yang karenanya qasam diucapkan). Karena itu, muqsam ‘alaih
haruslah berupa hal-hal yang layak didatangkan qasam baginya, seperti hal-hal goib
dan tersembunyi jika qasam itu dimaksudkan untuk menetapkan keberadaannya.
2. Jawab qasam itu pada umumnya disebutkan. Namun terkadang ada juga yang
dihilangkan, sebagaimana jawab “LAU” (jika) sering dibuang. Penghilangan seperti
ini merupakan salah satu uslub paling baik, sebab menunjukkan kebesaran dan
keagungan. Jawab qasam terkadang dihilangkan karena sudah ditunjukkan oleh
perkataan yang disebutkan sesudahnya.
3. Fi’il madi musbat mutasarrif yang tidak di dahului ma’mulnya apabila menjadi jawab
qasam, harus disertai dengan “lam” dan “qad”. Dan salah satu keduanya ini tidak
boleh dihilangkan kecuali kalimat terlalu panjang.
4. Allah bersumpah atas (untuk menetapkan) pokok-pokok keimanan yang wajib
diketahui makhluk. Dalam hal ini terkadang bersumpah untuk menjelaskan tauhid,

8
terkadang untuk menegaskn bahwa qur’an itu hak, terkadang untuk menjelaskan
bahwa rasul itu benar, terkadang untuk menjelaskan balasan, janji dan ancaman, dan
terkadang juga untuk menerangkan keadaan manusia. Siapa saja yang meneliti dengan
cermat qasam-qasam dalam al-qur’an, tentu ia akan memperoleh berbagai macam
pengetahuan yang tidak sedikit.

Qasam itu ada kalanya dalam jumlah khobariyah, dan inilah yang paling banyak terdapat
dalam al-qur’an. Jumlah khabariyah adalah kalimat berita, yang bersifat informatif.

2.4 Muqsam dalam Al-qur’an

Al-muqsam (yang mengucapkan sumpah) dalam al-Quran, diantaranya adalah :

1) Allah SWT

Misalnya terdapat pada Q.S. 56 :75-76

“Maka Aku bersumpah dengan masa Turunnya bagian-bagian Al-Quran. Sesungguhnya


sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu Mengetahui.”

2) Rasulullah SAW

Berupa perintah terhadapnya supaya bersumpah, misalnya terdapat pada Q.S. Yunus (10) :
53, yang berbunyi :

“Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah:
"Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa
luput (daripadanya)".

3) Penghuni syurga

Sumpah penghuni surge ini ditujukan kepada penghuni neraka yang dulu ketika di dunia
adalah temannya, misalnya terdapat pada QS. Ash-Shaffat (37) : 56 yang berbunyi :

“Ia Berkata (pula): "Demi Allah, Sesungguhnya kamu benar-benar hampir


mencelakakanku”

9
4) Orang Atheis

Misalnya terdapat pada QS. Al-Nahl (16) : 38 yang berbunyi :

“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-


sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian),
bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui, (an-Nahl, 16: 38)

5) Orang-orang munafik, misalnya:

“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa


Sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu,
akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu).”(at-Taubah, 9: 56)

6) Orang-orang musyrik mekkah

“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika
datang kepada mereka sesuatu mu jizat, Pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah:
"Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu Hanya berada di sisi Allah". dan apakah yang
memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman.”(al-
An’am, 6: 109)

7) Orang-orang kafir, misalnya:

“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; Sesungguhnya
jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih
mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). tatkala datang kepada mereka
pemberi peringatan, Maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali
jauhnya mereka dari (kebenaran),”(faatir, 35: 42)

8) Para penyihir fir’aun, misalnya:

“Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka dan berkata: "Demi
kekuasaan Fir’aun, Sesungguhnya kami benar-benar akan menang". ( Q.S. Asy-Syu’ara, 26:
44)

10
9) Saudara-saudara Yusuf AS, misalnya:

“Saudara-saudara Yusuf menjawab "Demi Allah Sesungguhnya kamu mengetahui bahwa


kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan kami bukanlah para
pencuri ". (QS. Yusuf, 12: 73)

2.5 Macam-macam Qasam

     Qasam itu adakalanya dzhahir dan adakalanya mudmar.


a. Zhahir, ialah sumpah di dlamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih.6 Dan diantaranya
ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya, karena dicukupkan
dengan huruf jar berupa ba, wawu, dan ta. Seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat
menyesali (dirinya sendiri).” (QS. Al-Qiyamah: 1-2).

b. Mudhmar ialah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih,
tetapi ia ditunjukkan oleh “lam taukid” yang masuk ke dalam jawab qasam, seperti firman
Allah:

Artinya: “ Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan
dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan
hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
urusan yang patut diutamakan.”

2.6 Tujuan dan Faedah Qasam dalam Al-Qur’an


A. Tujuan

Menurut Abu Al-Qasim Al-Qushairi bahwa tujuan qasam adalah memperkuat sebuah
pernyataan.7 Menurut Manna’ Khalil Al-Qattan tujuan qasam adalah untuk mengukuhkan dan
mewujudkan muqsam ‘alaih (berita yang dikuatkan dengan sumpah).8

B. Faedah
6
Abdul, Ulumul., 358.
7
Ahmad Shams Madyan, Peta Pembelajaran Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 165.
8
 Manna’, Studi., 418.

11
a.       Tauhid, yaitu untuk meyakinkan sesuatu yang masih diragukan oleh pandangan.
b.      Tahkik, yaitu untuk membuktikan kesesuaian sehingga orang tidak dapat menolaknya
dan akan mempercayainya.9

9
Ahmad Syadali, Ulumul., 50.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah dibahas, kita dapat menyimpulkan Aqsamul Qur’an adalah
salah satu kajian dalam Ulumul Qur’an yang membahas tentang pengertian, unsur-unsur,
bentuk-bentuk, tujuan, serta tujuan dan manfaat (faedah) sumpah-sumpah Allah, dalam
menegaskan suatu pernyataan tertentu, yang terdapat di dalam Al-Qur’an, dimana sumpah-
sumpah dalam Al-Qur’an itu menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai Muqsam bih.

Aqsamul Qur’an mempunyai tujuan untuk memberikan penegasan atas suatu informasi
yang disampaikan dalam Al-Qur’an atau untunuk memperkuat informasi kepada orang lain
yang mungkin sdang mengingkari suatu kebenarannya, sehingga informasi itu dapat
diterimanya dengan penuh keyakinan.

3.2 Saran

Dalam mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur’an, terutama dalam pembahasan di bidang qasam,


masih jarang literatur yang memuat dan membahas tentang masalah Qasam ini. Kurangnya
literatur tersebut menjadi kendala utama dalam pembahasan materi ini. Karenanya, kami
menyusun makalah ini agar sedikitnya menanbah literatur materi pembahasan Qasam
meskipun materi yang kami susun hanya sedikit dan terbatas pula. Untuk itu, kami
menyarankan kepada para penerjemah bahasa arab, untuk lebih sering menerbitkan buku
terjemahan tentang Ulumul Qur’an sehingga mahasiswa maupun masyarakat tidak akan
merasa tabu dengan hal yang dinamakan Qasam.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Al-Qattan,Manna’ Khalil.2013.Studi Ilmu-Ilmu Qur’an.Surabaya:Litera Antar Nusa


 Djalal, Abdul. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, 2008.
 Ismail, Asep Usman. Pengantar Kajian Al Qur’an. Jakarta: PT Pustaka AlHusna
 Baru, 2004.
 Madyan, Ahmad Shams. Peta Pembelajaran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka
 Pelajar, 2008.
 Mansur, Hasan. Rahasia Sumpah Allah Dalam Al-Qur’an. Jakarta: Khazanah Baru,
2002.
 Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi’i. Ulumul Qur’an II. Bandung: CVPustaka Setia,
2000.

14

Anda mungkin juga menyukai