Anda di halaman 1dari 18

TEORI KOGNITIF MENURUT JEAN PIAGET

A. Pendahuluan
Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu
dari mulai masa konsepsi sampai meninggal. Kajian utamanya adalah menguji
meneliti, apakah yang dimaksud dengan perkembangan, dan mengapa
perkembangan itu terjadi, dengan tujuan memberikan gambaran tentang tingkah
laku anak, serta mengidentifikasi faktor penyebab dan proses yang melahirkan
perubahan tingkah laku dari suatu perkembangan keperkembangan berikutnya. 1
Ada beberapa tokoh yang mempopulerkan teori perkembangan diantaranya:
Psiko analisa Sigmund Freud, Erik H. Erikson, psiko belajar Robert R. Sears dan
teori kognitif Jean Piaget. Dalam makalah ini penulis membatasi kajian hanya pada
teori kognitif Jean Piaget yang mana teori tersebut mulai marak diperbincangkan
dalam kajian Psikologi, Teori pemrosesan informasi dan teori kontruktivisme.
Pengertian perkembangan
Term perkembangan dalam psikologi umum berkenaan dengan perubahan
langsung yang terjadi pada diri manusia (hewan) dari masa pertumbuhan hingga
kematian, tapi term ini tidak digunakan dalam segala bentuk perubahan, hanya
lebih pada hal-hal yang tampak rapi dan tetap layak dalam waktu yang cukup
lama. Perubahan sementara disebabkan oleh sakit yang singkat, misalnya-tidak
dipertimbangkan sebagai bagian dari perkembangan. Ahli psikologi juga membuat
pertimbangan nilai dalam menentukan perubahan mana yang memenuhi syarat
sebuah perkembangan.
Perkembangan manusia bisa dibagi dalam beberapa aspek yang berbeda-
perkembangan fisik, seperti yang terjadi pada perubahan tubuh kita,
perkembangan personal, sebuah term yang biasanya digunakan untuk perubahan
dalam pribadi individu. Perkembangan social, berkenaan dengan perubahan cara

1
Dra. Netty Hartati dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), h. 13

1
individu ketika berinteraksi dengan yang lain. Perkembangan kognitif, berkenaan
dengan perubahan dalam berfikir.2
B. Pengertian teori kognitif
Cognition (kognisi, pengenalan, kesadaran, pengertian): satu konsep umum
yang mencakup semua bentuk pengenalan termasuk di dalamnya ialah mengamati,
melihat memperhatikan, memberikan, membayangkan, memperkirakan, berfikir,
mempertimbangkan, menduga dan menilai. 3
Istilah kognitif mulai banyak dikemukakan ketika teori-teori J. Piaget banyak
ditulis dan dibicarakan lagi pada kira-kira permulaan tahun 60-an. Pengertian
kognisi meliputi aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui
sesuatu. J. Piaget sendiri mengemukakan bahwa perkembangan kognitif bukan
hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja,
melainkan interaksi antara keduanya.
Jadi bisa dikatakan kognisi adalah perbuatan atau penyesuaian terhadap obyek-
obyek yang ada di lingkungannya, yang merupakan proses interaksi yang dinamis.
C. Teori perkembangan kognitif Piaget
1. Biografi Jean Piaget (1896-1980)
Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ayahnya
adalah seorang ahli sejarah dengan spesialisasi sejarah abad pertengahan.
Ibunya adalah seorang yang dinamis, inteligen, dan agamis. Sejak kecil
Piaget sudah menunjukkan bakat-bakatnya sebagai seorang ilmuwan. 4
2
Nita E. Woolfolk, Educational Psychologi Seventh Edition, (USA: Viacom Company,
1980), h. 24
3
JP. Chaplin, Penj. Dr. Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2002), h.90
4
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, Dasar dan TeoriPerkembangan Anak, (Jakarta:
Gunung Mullia, 2003), h. 137-138. pada umur 10 tahun ia sudah bisa menulis artikel ilmiah
di majalah Journal of Natural History of Neuchatel, mengenai biologi. Berdasarkan tulisan
ini, Piaget ditawari sebagai dewan kurator museum, tetapi dibatalkan karena penulisnya
masih duduk di bangku sekolah menengah. Menurut Ginsburg dan Opper, perkembangan
pemikiran Piaget banyak dipengaruhi oleh Samuel Cornut, bapak pelindungnya seorang ahli
dari Swiss. Cornut melihat bahwa Piaget selama masa remaja sudah terlalu memusatkan
pikirannya pada biologi, yang menurut Cornut mmbuat pikiran Piaget jadi sempit. Oleh
karena itu, Cornut ingin mempengaruhinya dengan memperkenalkan pada filsafat,
khususnya karya Bergson. Buku-buku yang ditawarkannya memperluas pandangan dan
minat Piaget terhadap bidang filsafat, keagamaan dan logika. Dalam memperbandingkan
filsafat dan ilmu pengetahuan, Piaget sampai pada kesadaran bahwa pendekatan filsafat

2
Ketika bekerja bersama D. Theophile Simon di laboratorium Binet
dengan mengembangkan test penalaran. Dari pengalaman membuat test
tersebut, Piaget mendapatkan tiga pemikiran penting yang mempengaruhi
cara berpikirnya di kemudian hari, prtama, Piaget lebih tertarik pada anak-
anak yang jawabannya salah daripada yang jawabannya yang benar. Kedua,
Piaget menemukan suatu metode yang berbeda untuk mempelajari
intelegensi. Ketiga, Piaget berpikir bahwa pemikiran logika abstrak mungkin
relevan untuk memahami pemikiran anak.
Bersama dengan istrinya, Piaget meneliti ketiga anaknya sendiri yang
lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931 dalam meneruskan penelitiannya
dalam bidang perkembangan kognitif anak. Hasil pengamatannya
dipublikasikan dalam The origins of Intelligence in Children dan The
Construction of Reallity in the Child pada bab tentang tahap sensorimotor.5
2. Beberapa konsep dalam teori Piaget
Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar memudahkan
pembaca dalam memahami teori perkembangan Kognitif Piaget:
1. Inteligensi6
itu terlalu spekulatif dan ilmu pengetahuan terlalu faktual. Maka yang dibutuhkan adalah
hubungan antara keduanya, sebuah filsafat yang eksperimental. Pada tahun 1916 Piaget
menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bidang Biologi di universitas Neuchatel, pada
tahun 1918 ia mendapat gelar Ph.D dalam bidang Ilmu Hewan, dua tahun kemudian ia
menyelesaikan disertasi mengenai moluska dan memperoleh gelar doctor Filsafat. Setelah
menyelesaikan formal, ia memutuskan untuk mendalami Psikologi. Ia pergi ke Zurich untuk
bekerja di labotarium Psikologi dan klinik Bleuler, disitulah ia berkenalan dengan
Psikoanalisa Freud, Jung dan beberapa psikolog yang lain. Ia menerbitkan karangan tentang
hubungan antara psikoanalisa dan psikilogi anak. Pada tahun 1919, ia pergi ke Paris bekerja
di Universitas Sarbonne dan setelah itu di Institut Rousseau di Jenewa. Pada tahun 1925 ia
diangkat menjadi pengajar filsafat dan pada tahun 1929, ia diangkat menjadi Profesor
dalam "scientific Thought" di Jenewa. Pada tahun 1940, ia menjadi Direktur laboratorium
Psikologi di Universitas Jenewa dan menjadi editor dari Archieves de Psychologie dan
Revue Swiss de Psychologie. Ia pun pernah terpilih menjadi ketua Swiss Society for
Psychologie. Piaget meninggal pada tanggal 16 septtembeer 1980 di Jenewa, dengan
meninggalkan puluhan buku selama pengabdiannya 60 tahun demi kemajuan pengetahuan.
Sarlito W. Suwarno, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi, (Jakarta:
Bulan Bintang, 2002), h. 101-103. Lihat Dr. Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif
Jean Piaget, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), h. 11-12
5
Dr. Paul Suparno teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, h. 15
6
Cleparade dan Stern mendefinisikan intelegensi sebagai suatu adaptasi mental
pada lingkungan baru (Piaget, 1981). Gardner menjelaskan inteligensi sebagai kemampuan
untuk memecahkan persolan-persoalan atau menghasilkan produk. Menurut Jean Piaget,

3
2. Organisasi7
3. Skema8
4. Asimilasi9
5. Akomodasi10
6. Ekuilibrasi11
7. Adaptasi12
8. Pengetahuan Figurative dan Operatif13
inteligensi dalam arti ini merupakan alat atau cara yang memungkinkan individu mencapai
keseimbangan atau beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya, tidak ada intelegensi
yang sudah jadi. Intelegensi mengalami perkembangan dalam langkah-langkah intelektual.
Bagi Piaget, intelegensi mencakup adaptasi biologis, ekuilibrium antara individu dan
lingkungan, perkembangan yang gradual, kegiatan mental, dan kompetensi. Menurut
Ginsburg dan Opper, Piaget mempunyai dua minat: biologi dan epistomologi.
7
Organisasi menunjuk pada tendensi semua spesies untuk mengadakan sistematisasi
dan mengorganisasi proses-proses mereka dalam suatu system yang koheren, baik secara
fisis maupun psikologi.
8
Skema adalah suatu struktur mental di mana ia secara intelektual beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan
kognitif seseorang. Skema seseorang akan terus menerus berkembang.
9
Asimilasi adalah proses kognituf dimana seseorang mengintegrasikan persepsi,
konsep, atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya
10
Akomodasi terjadi ketika menghadapi rangsangan atau pengalaman baru,
seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu dengan skema yang ia
miliki. Hal ini teerjadi karena pengalaman yang baru itu sama sekali tidak cocok dengan
skema yang telah ada. Dalam keadaan seperti ini, seseorang bisa membuat dua hal: 1)
membentuk skema baru yang dapat ccocok dengan rangsangan baru. 2) memodifikasi
skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Jadi akomodasi bisa dikatan
sebagai pembentukan skema baru atau mengubah skema lama.
11
Ekuilibrasi adalah pengaturan mekanis (mechanical self-regulation) yang perlu
untuk mengatur kesetimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi membuat
seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya (skema). Bila
terjadi ketidaksetimbangan, seseorang dipacu untuk mencari keseimbangan yang baru
dengan asimilasi atau akomodasi
12
Semua organisme dilahirkan dengan satu kecenderungan untuk beradaptasi
(menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Cara beradaptasi tiap individu pun berbeda satu
sama lain. Adaptasi terjadi dalam sutu proses asimilasi dan akomodasi (dua hal ini
merupakan fungsi terpenting seorang anak agar dapat beradaptasi dengan
lingkungannya)lihat Melvin Manis, An Introduction to Cognitive Psychology, ( Publishing
Company, 1971), h. 153. Di satu pihak, seseorang menyatukan atau mengasimilasikan
gambaran akan realitas luar dalam struktur psikologisnya (skema) yang sudah dimiliki untuk
dicocokan dengan lingkungan, namun di sisi lain, orang harus merubah skema itu dalam
berhubungan dengan lingkungannya.
13
Piaget membedakan antara pengetahuan figurative dan pengetahuan operatif.
Pengetahuan figuratif didapatkan dari gambaran langsung seseorang terhadap obyek yang
dipelajari. pengetahuan operatif didapatkan karena orang itu mengadakan operasi
terhadap obyek yng dipelajari

4
3. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Jean piaget menemukan sebuah penggambaran model (bentuk)
bagaimana manusia mengusahakan membuat pengertian dari dunia
mereka dengan mengumpulkan dan mengorganisasi informasi (Piaget,
1954, 1963, 1970) kita akan mencermati ide-ide Piaget dengan teliti,
karena mereka menyediakan sebuah penjelasan atas perkembangan
pemikiran dari masa kecil sampai masa dewasa.
Menurut Piaget (1954), beberapa cara (kerangka) berfikir yang
sangat simpel bagi orang dewasa tidak sesimpel bagi anak kecil.
Terkadang kita semua butuh untuk melakukan pengajaran sebuah
konsep untuk seorang murid berupa sedikit fakta-fakta dasar sebagai
dasar (latarbelakang). Pada kesempatan lain, bagaimanapun, seluruh
fakta-fakta dasar di dunia tidak berguna. Secara sederhana murid
tidaklah siap untuk memahami konsep. Dengan beberapa murid, kita
bisa berdiskusi tentang sebab-sebab umum terjadinya perang saudara
dan kemudian tanyakan kenapa mereka berfikir perang saudara
Amerika berkobar pada 1861. bahkan latih murid merespon "kapan itu
1861?"tak pelak lagi konsep mereka tentang waktu itu berbeda dengan
apa yang kita pikirkan, mereka mungkin berfikir, misalnya, mereka
suatu hari akan mengejar saudara kandung yang seumur, atau mereka
akan bingung masa lalu dan masa depan.14
Secara garis besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap: tahap sensorimotor,
tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal.
Tabel I. empat tahap perkembangan kognitif Piaget
Tahap Umur Ciri pokok perkembangan
Sensorimotor 0-2 Tahun  berdasarkan tindakan
 langkah demi langkah
Praoperasi 2-7 Tahun Penggunaan Symbol / Bahasa
Tanda
 Konsep intuitif
Operasi Konkret 8-11 Tahun  Pakai aturan jelas/logis
 Reversible dan kekekalan
Operasi Formal 11 tahun ke atas  Hipotesis
 Abstrak
 Deduktif dan induktif
 Logis dan Probabilitas
1. Tahap Sensorimotor

Nita E. Woolfolk, Educational Psychologi Seventh Edition, (USA: Viacom


14

Company, 1980), h. 27

5
Tahap sensorimotor adalah tahap paling awal yang terjadi pada bayi
lahir sampai sekitar dua tahun. Pada tahap ini, intelegensi anak lebih
didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti
melihat, meraba, menjamah, membau dan lain-lain. Pada tahap ini anak
belum mempunyai bahasa symbol untuk mengungkapkan sesuatu.15
Pada tahap ini, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang dari
periode "belum mempunyai gagasan" menjadi "sudah mepunyai gagasan".
Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak tentang
ruang dan waktu yang juga belum terkordinasi dengan baik.
Konsep anak tentang kausalitas juga berkembang dari "belum
mempunyai konsep" menjadi "sudah mempunyai konsep". Konsep kausalitas
juga berkembang sejalan dengan perkembangan konsep ruang dan waktu
anak.
Bagi Jean Piaget, pengertian dan pengetahuan anak mengenai dunia
semesta adalah suatu proses yang berkembang dan bukan sesuatu yang
sudah jadi sejak awal.
Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini
menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap perkembangan
kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi
dan akomodasi terhadap skema-skema anak karena adanya masukan,
rangsangan dan kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru.16
 Periode-periode sensorimotor
Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode:
Periode 1: Refleks ( umur 0-1 bulan)
Periode 2: kebiasaan (umur 1-4 bulan)
Periode 3: reproduksi kejadian yang menarik (umur 4-8 bulan)
Periode 4: koordinasi skemata ( umur 8-12 bulan)
Periode 5: Eksperimen (umur 12-18 Bulan)
Periode 6: Representasi (umur 18-24 bulan)
Periode Ciri perkembangan Konsep benda Konsep ruang Konsep kausalitas
kognitif umum
1 Refleks * Refleks Belum ada Fragmentasi, -Egosentris

15
Melvin Manis…, h. 155
16
Dr. Paul Suparno,…h.27

6
(umur 0-1 pembedaan terpecah -tak ada kausalitas
bulan)
2 Kebiasaan *Kebiasaan -belum ada Mulai ada -belum ada
(umur 1-4 -koordinasi tangan pembedaan koordinasi ruang pembedaan
bulan) dan mulut gerakan diri dan gerakan diri dan
-ikuti benda yang benda luar obyek luar
bergerak dan suara -pembedaan awal -kausalitas belum
-imitasi awal berkembang
3 Reproduksi *ulangi hal-hal yang -mulai ada Ada koordinasi Dirinya sebagai
kejadian menarik -antisipasi letak ruang penyebab semua
menarik 9 umur -koordinasi tangan benda yang kejadian
4-8 bulan) dan mata bergerak
-perbedaan sarana -klasifikasi benda
dan tujuan awal
-pengertian dan
pemahaman awal
4 Koordinasi *perbedaan sarana -permanensi Konsep ruang ada, Awal kausalitas dari
skemaata (umur dan tujuan benda tetapi masih luar
8-12 bulan) -menemukan sarana -mencari benda- berpusat pada
baru benda yang dirinya
-koordinasi skemata tersembunyi
5 Eksperimen (12- *penemuansarana -permanensi Sadar akan Diri sebagai benda
18 bulan) baru benda hubungan antara di antara benda-
-adaptasi pada situasi -tahu pemindahan benda-benda benda lain, sebagai
baru benda dalam ruang, obyek tindakan
-keingintahuan besar antarbenda dan
dirinya
6 Representasi *representasi symbol -lengkap Sadar akan Sebab akibat
mulai -tahu benda yang gerakan disadari
-koordinasi internal tidak tampak
-meniru model yang
baru atau yang tidak
ada disitu
2. Tahap pra Operasi
Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotic,
yaitu penggunaan symbol atau tanda untuk menyatakan suatu obyek yang
saat itu tidak berada bersama subyek. Cara berpikir simbolik ini
diungkapkan dengan penggunaan bahasa pada masa anak mulai berumur
dua tahun, dan juga dicirikan dengan pemikiran intuitif pada anak.
Piaget membagi perkembangan kognitif tahap pra operasi dalam dua
bagian:
1. umur 2-4 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolik.
2. umur 4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif.
a. pemikiran simbolik atau semiotic

7
Pada umur 2 tahun, seorang anak mulai menggunakan symbol atau
tanda untuk mempresentasikan suatu benda yang tidak tampak di
hadapannya. Ia dapat menggambarkan suatu benda tau kejadian yang
sudah lalu. Fungsi semiotic atau penggunaan symbol secara jelas
tampak dalam lima gejala:
1) imitasi tidak langsung17
2) permainan simbolik18
3) menggambar19
4) gambaran mental20
5) bahasa ucapan21
Dalam gejala di atas, unsur imitasi sangat menonjol dan menjadi
dasar untuk kelima gejala tersebut.
Piaget membedakan antar symbol dan tanda dengan indeks dan sinyal.
Dalam pengertian "symbol" dan "tanda" dengan "indeks" dan "sinyal".
Dalam pengertian symbol dan tanda, dibedakan antara obyek yang
ditandakan dengan tandanya sendiri. Misalnya anak bermain pasar-
pasaran dengan uang dari daun, "daun" disini sebagai tanda, sedangkan
uang adalah yang ditandakan. Dalam kenyataan uang dan daun tidak lah
sama. Dalam pengertian "indeks" dan "sinyal", tidak dibedakan antara
tanda dan obyek yang ditandakan. Pemikiran simbolik adalah, yaitu

17
pada tahap ini, anak seringkali mulai dapat bermain kue-kuean sendiri, ia dapat
bermain pasar-pasaran sendiri. Kue dan barang-barang pasar tersebut adalah hasil imitasi
anak tersebut sewaktu menngikuti ibunya ke pasar. Lihat juga Melvin Manis,…h. 157
18
pada tahap ini anak sudah mulai bermain mobil-mobilan dengan balok-balok kayu
kecil. Ia akan memberikan nama bagian-bagian mobilan seperti nama bagian mobil yang
sebenarnya.
19
Pada tahap ini, anak mulai suka menggambar sesuatu dengan pensil atau alat
tulis lain. Pada awalnya, gambar anak tentang sesuatu tidaklah tampak jelas, namun lama
kelamaan akan nampak jelas dan paling tidak, orang lain dapat mulai mengerti apa yang
digambarkan.
20
Penggambaran secara pikiran suatu obyek atau pengalaman yang lampau, ini lebih
merupakan suatu persepsi.
21
Pada tahap ini, anak mulai menggunakan bahasa ucapan. Anak menggunakan
suara sebagai representasi benda atau kejadian.

8
pemikiran dengan menggunakan symbol atau tanda, berkembang
sewaktu seorang anak mulai menirukan sesuatu.22
b. Bahasa
1).Perkembangan bahasa
Menurut Piaget, perkembangan bahasa pada tahap praoperasi
merupakan transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi social.
Waktu seorang anak masih kecil, ia berbicara secara lebih egosentris,
yakni berbicara denngan dirinya sendiri. Anak tidak berniat berbicara
dengan orang lain. Tetapi pada umur 6 atau 7 tahun, anak mulai lebih
komunikatif dengan teman-temannya.
2).Penggunaan bahasa
Ginsburg dan Opper (1988) membedakan antara penggunaan
bahasa anak yang nonkomunikatif dan komunikatif. Ada tiga macam
penggunaan bahasa yang nonkomunikatif. Pertama, anak menirukan
apa saja yang ia dengar. Ia menirukan orang lain tanpa sadar. Kedua,
anak berbicara sendirian (monolog)23 ketika bermain. Ketiga,
monolog di antara teman-temannya.
Penggunaan bahasa yang lain adalah komunikatif. Seorang anak
mulai mencoba berhubungan dengan orang lain. Misalnya, anak
mencoba menjelaskan bagaimana permainan berfungsi atau kadang
mengkritik teman lain. Mereka selain berbicara dan menanggapi apa
yang dikatakan temannya, meskipun masih sering miskomunikasi. 24
3).Bahasa dan Pemikiran

22
Dr. Paul Suparno,…h. 49-53. lihat juga Melvin Manis,…h. 157-160
23
Piaget mengartikan bahasa monolog dengan dua hal: pertama, pemenuhan
harapan anak yang tidak terjadi. Kedua, petunjuk bahwa kata dan tindakan anak belum
terbedakan secara penuh.
24
meskipun bahasa ini komunikatif, namun masih bersifat egosentris seperti bahasa
nonkomunikatif, hal ini tampak dari beberapa unsur dalam bahasa anak. Pertama, seorang
anak pada umur ini tidak mencoba untuk memberkan bukti pada orang lain atas apa yang
diucapkannya. Kedua, anak tidak sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pemikiran yang
berbeda dengan dirinnya. Ketiga, anak tidak mengandaikan titik pandang orang lain.
Keempat, urutan cerita anak masih kacau. Kelima, kausalitas dalaam bahasa anak masih
kacau. Keenam, anak kadang-kadang melupakan pokok ceritanya, lalu tiba-tiba mengganti
pembicaraan. Lihat Dr. Paul Suparno, h. 56

9
Dengan adanya bahasa, pemikiran seorang anak semakin
diperluas. Dibanding dengan pemikiran sensorimotor yang selalu
tergantung pada kecepatan seorang melakukan tindakan motoris,
pemikiran yang menggunakan bahasa jauh lebih cepat dan luas.
Piaget menuliskan tiga perbedaan tingkah laku berdasarkan
sensorimotor dan bahasa representasional:25
4).Penalaran anak pada umur 2-4 tahun
Ada tiga macam penalaran dalam tahap pra operasi ini (Ginsburg
dan Opper, 1988).
1) penalaran merupakan ingatan singkat yang pernah dialami,
seorang anak mempunyai penalaran seperti yang pernah
dialaminya secara nyata.
2) Keinginan anak dapat mengacaukan jalan pikiran
3) Transduktif (campuran antara deduktif dan induktif)
c. pemikiran Intuitif
Menurut Piaget (1981), pemikiran anak pada umur 4 tahun sampai 7
tahun berkembang dari tahap simbolik dan prakonseptual ke permulaan
operasional. Tetapi, perkembangan itu belum penuh karena anak masih
mengalami operasi yang tidak lengkap dengan suatu bentuk pemikiran
yang semi-simbolik atau penalaran intuitif yang tidak logis. 26
3. Tahap operasi Konkret
Tahap operasi konkret dicirikan denga perkembangan system
pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis. Anak sudah
memperkembangkan operasi-operasi logis. Dikatakan bahwa ciri utama
pemikiran operasi konkret adalah adanya transformasi reversible dan
sistem kekekalan (Piaget dan Inhelder, 1969). Pada tahap ini, anak mampu
untuk mengurutkan (seriasi) dan mengklasifikasikan obyek
25
Pertama, urutan dari sensorimotor dibatasi oleh kecepatan tindakan
sensorimotor, sehingga membuat inteligensi sensorimotor sangat lambat. Bahasa membuat
representasi lebih cepat. Kedua, adaptasi sensorimotor dibatasi dengan tindakan langsung
seorang anak, sedangkan bahasa memungkinkan pemikiran dan adaptasi ke jarak yang lebih
jauh dari tindakan sekarang. Ketiga, inteligensi sensorimotor maju setapak demi setapak,
sedangkan pemikiran dengan bahasa memungkinkan seorang anak memecahkan banyak
unsur dalam suatu organisasi. Lihat Dr. Paul suparno, h. 58
26
ciri-ciri pemikiran yang lain diantaranya adalah:pemikiran egosentris, adaptasi
yang tidak disertai gambaran akurat, reversibilitas belum terbentuk, pengertian kekekalan
belum lengkap,klasifikai figurative, relasi ordinal dan kausalitas

10
a. Transformasi reversibel
Pada tahap ini, seorang anak sudah mulai mengerti proses
transformasi (perubahan). Ia dapat mengerti setiap langkah proses
transformasi. Anak tidak melihat setiap langkah perubahan sebagai yang
berdiri sendiri, tetapi sebagai kesatuan.
b. Sistem kekekalan
Pada tahap ini, seorang anak sudah dapat mengerti adanya konsep
kekekalan obyek. Piaget meneliti adanya bermacam-macam tahap
perkembangan pengertian kekekalan. Pertama, kekekalan bilangan.
Kedua, kekekalan substansi. Ketiga, konservasi panjang. Keempat,
kekekalan luas. Kelima, kekekalan berat. Keenam, kekekalan volume. .27
4. Tahap Operasi Formal
Tahap operasi formal (formal operation) merupakaan tahap terakhir
dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Ini terjadi pada umur sekitar
11 atau 12 tahun ke atas. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat
berfikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan
proposisi-propisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari
apa yang dapat diamati saat itu (Piaget dan Inhelder, 1969; Piaget, 1981).
Tahap pokok pada tahap operasi formal adalah pemikiran deduktif
hipotesis, induktif saintifik, dan abstraktif reflektif. Perkembangan
pemikiran pada tahap ini sudah sama dengan pemikiran orang dewasa
secara kualitatif. Perbedaan dengan pemikiran orang dewasa hanya terletak
pada kuantitas.
a. Pemikiran deduktif hipotesis
Pemikian deduktif adalah pemikiran yang menarik kesimpulan yang
spesifik dari sesuattu yang umum. Kesimpulan benar hanya bila premis-
premis yang dipakai dalam pengambilan keputusan benar (Wadsworth).
Anak dapat menarik kesimpulan yang penting dari kebenaran yang masih

ciri-ciri pemikiran operasi konkret yang lain: adaptasi dengan gambaran yang
27

menyeluruh, melihat dari berbagai macam segi, seriasi, klasifikasi, bilangan, ruang waktu
dan kecepatan, kausalitas, probabilitas, penalaran, egosentrisme dan sosialisme.

11
berupa kemungkinan (hipotesis), yang membentuk pemikiran deduktif
hipotesis atau formal.28
b.pemikiran induktif saintifik
pemikiran induktif adalah pengambilan kesimpulan yang lebih umum
berdasarkan kejadian-kejadian yang khusus. Pada tahap ini, anak sudah
mulai dapat membuat hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan
variable control, mencatat hasil dan menarik kesimpulan. 29
c. pemikiran abstraksi reflektif
Menurut Wadsworth, abstraksi ini adalah abstraksi yang diperlukan
untuk memperoleh pengetahuan matematis-logis, yaitu suatu abstraksi
tidak langsung terhadap obyek itu sendiri.
d. skema-skema operasi formal
Pada umur 11 atau 12 tahun, skema operasi formal seorang remaja
sudah terbentuk. Termasuk skema-skema ini adalah pengertian-
pengertian proporsional, system referensi ganda, pemahaman
ekuilibrium hidrostatis dan bentuk-bentuk probabilitas tertentu.30
D. Teori pemrosesan informasi
Teori pemrosesan informasi adalah teori tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuaan atau
informasi dari pikiran (otak).
1. Macam-macam pengertian:
a. Alat indra (sensory register) adalah penerima seejumlah informasi
penglihatan, pendengaran, perabaan, penghidu dan pencecap.
b. Persepsi (perception) adalah interpretasi pribadi terhadapa sesuatu
rangsangan.

28
Ditandai dengan contoh: system kombinatoris, kombinasi obyek-obyek dan
proposisi.
29
beberapa contoh lainnya disebutkan oleh J. Piaget: elastisitas, pendulum
30
menurut Ginsburg dan Opper, ciri-ciri pemikiran yang lain adalah:1) remaja lebih
mengutamakan posibilitas daripada realitas, 2) remaja mempertimbangkan segala macam
kombinasi dari unsur-unsurnya, 3)pemikiran remaja mencapai suatu kedudukan ekuilibrium
yang maju, 4) Remaja lebih fleksibel ketika menghadapi persoalan. 5) Remaja terkadang
egosentris dalam pemikirannya. Lihat Dr. Paul Suparno,…h, 100

12
c. Psikologi Gestalt (Gestalt Psychology) adalah aliran psikologi dari
Jerman yang memandang keseluruhan lebih bermakana dari pada
bagian-bagiannya.
d. Closure adalah kecendrungan mental untuk mengorganisasikan
persepsinnya.
e. Figure-ground relationship adalah penerimaan bagian yang terpilih dari
suatu stimulus sebagai figure dari bagian yang lain sebagai
latarbelakang (background).
f. Perhatian (attention) adalah proses pemusatan pada rangsangan
dengan mengabaikaan rangsangan yang lain.
g. Ingatan Jangka-Pendek (Short-Term memory) adalah komponen memori
dimana sejumlah terbatas dari informasi dapat disimpan untuk
beberapa detik.
h. Ingatan-Jangka Panjang (Long-Term Memory) adalah komponen memori
dimana sejumlah besar memori dapat disimpan untuk priode waktu
yang lama. Ada 3 bagiaan:
1) Episcodic memory, yaitu suatu bagian dari memori jangka
panjang yang menyimpan gambaran dari pengalaman pribadi
kita.
2) Semantic memory, yaitu suatu bagian dari memorri jangka
panjang yang menyimpan fakta-fakta dan pengetahuan umum
seperti konsep, prinsip, atau hukum dan bagaimana
menggunakannya.
3) Procedural memory, yaitu suatu bagian dari memori jangka
panjang yang menyimpan informasi tentang bagaimana
menggunakan sesuatu.
i Rehearsal adalah proses pemeliharan suatu item dalam memori jangka
pendek melalui pengulangan.
2. Taraf-Taraf Pemrosesaan dan Model-Model Pemrosesan Informasi.
a. Teori Taraf-taraf Pemrosesan adalah penjelasan memori yang
menghubungkan ingatan dari suatu rangsangan denngan jumlah

13
penrosecsan mental yang diterimannya. Teori ini menunjukkan bahwa
semakin banyak yang diperhatikaan dari detil suatu rangsangan, akan
semakin banyak pula proses mental yang dilakukaan, dan semakin
banyak pula yang diingat.
b. Teori Dual Code dari Memori adalah teori yang menyatakan bahwa
informasi yang dikodekan ke dalam dua macam, Visual dan Verbal akan
diingat lebih baik dari pada yang dikodekan dalam hanya satu cara.
c. Transfer-Appropriate Processing adalah suatu teori yang menyatakan
bahwa memori akan lebih kuat dan lebih lama jika yang dilakukan sama
dengan yang dipelajari.
d. Transfer adalah aplikasi dari pengetahuan atau keterampilan ke konteks
yang berbeda dari saat pengetahuan dan keterampilan tersebut
diperoleh.
e. Paralel Distributed Processing adalah suatu model yang didasarkan atas
pemikiran bahwa informasi diproses secra simultan dalam pencatat
pengindraan, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
(contoh: saat membaca tidak hanya mengingat bunyi huruf tetapi juga
mengingat makna kata).
3. Mengingat dan Lupa
a. Lupa terjadi karena informasi dalam ingatan jangka pendek tidak
ditransfer ke ingatan jangka panjang.
b. Interference adalah suatu proses yang terjadi ketikaa ingatan dari suatu
informasi ditambah oleh kehadiran informasi lain dalam memori.
c. Inhibition and Faacilitation
1) Retroactive Inhibition adalah penularan kemampuan mengingat
informasi yang telah dipelajari sebelumnya yang disebabkan
oleh belajar informasi baru. Contoh: Sulit mengingat huruf b
setelah belajar huruf d karena kedua huruf tersebut hampir
sama.
2) Proactive Inhibition adalah penurunan kemampuaan mempelajari
informasi baru karena dihambat oleh pengetahuan yang sudah

14
ada. Contoh: Orang Indonesia akan mengalami kesulitan
mengemudikan mobil di Amerika Serikat karena perbedan jalur
melintas.
3) Proactive Faacilitation adalah pengangkatan kemampuan belajar
informasi baru karena informasi yang telah diperoleh
sebelumnya. Contoh: Orang akan lebih mudah belajar
mengendari sepeda motor karena pernah belajar mengendari
sepeda.
4) Retroactive Faacilitation adalah peningkatan pemahaman
informasi yang telah dipelajari sebelumnya karena memperoleh
informasi baru. Contoh: Orang akan semakin memahami bahasa
daerahnya karena mempelajari bahasa nasionalnya.
4. Implementasi Teori ke dalam Praktik
a. Primacy Effect adalah kecendrungan untuk lebih mengingat apa yang
tertera pada bagian awal
b. Recency effect adalah kecenderungan untuk lebih mengingat apa yang
tertera pada bagian akhir. Implikasinya guru hendaknya
mengorganisasikan pelajaran dengan cara menyajikan konsep-konsep
baru di awal pelajaran, dan membuat rangkuman di akhir pelajaran.
5. Melakukan Praktik
a. Massed Practice: teknik untuk menghafalkan fakta atau keterampilan
berulang-ulang dalam periode waktu yang dikonsentrasikan.
b. Distributed Practice: teknik menghafalkan sesuatu yang dipelajari
diulang pada interval waktu tertentu.
c. Part and Whole Learning: menguasai materi baru dengan
mempelajarinya satu bagian atau subskill pada suatu waktu.
d. Automaticity: proses mempelajari sesuatu agar dapat digunakan secara
otomatis dengan sedikit usaha mental.
e. Over learning: metode peningkatan retense dengan mempraktekkan
pengetahuan baru atau perilaku penguasaan tercapai.

15
f. Enachment: proses belajar yang individu secara fisik melakukan tugas-
tugas.
6. mengerjakaan Strategi Mengingat
a. Verbal Learning: belajar kata atau fakta di bawah kondisi yang berbeda-
beda.
1) Paired-Associate Learning: suatu tugas yang melibatkan dua item
yang terkait dalam suatu pasangan sehingga kalau diperhatikan yang
satu dapat mengingat yang lain.
2) serial Learning: suatu tugas untuk mengingat suatu daftar items.
3) Free-Recall Learning: suatu tugas untuk mengingat suatu daftar
items dengan urutan sesukanya.
b. Paired Associate Learning
1) Imagery: penggunaan imajinasi mental untuk meningkatkan memori.
2) Stimulus Selection
3) Stimulus Coding
4) Keyword Mnemonics: "Jeembaatan Keledaai" (contoh: 'Lipatan ba-ju-
ku : x, :, +, -)
c. Seriaal and Free-Recall Leaarning
1) The Loci Method: straategi untuk mengingat daftar melalui
penggambaran items di local yang sudah dikenal.
2) The pegword method:
7. Apa yang Menjadikaan Informasi Penuh Makna?
a. Uses af Rote Learning: mengingat faktaa-fakta atau asosiasi (contoh:
daftar perkalian).
b. meaningful Learning: Pemrosesan mental dari informasi baru dengan
mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari)
c. Inert knowledge
d. schema Theory.
System pemrosesan informasi: informasi diserap dalam register sensor
dimana persepsi mempertimbangkan informasi mana yang harus ditahan untuk bisa
digunakan selanjutnya. Sepenuhnya, pemrosesan informasi menjadi bagian memori

16

Executive control processes


panjang (untuk disimpan) dan bisa diaktifkan ketika kita ingin menggunakan
memori tersebut. Pemrosesan informasi itu meliputi: pertama, Encoding: tempat
bermuara dan representasi informasi, kedua, Storage: menyimpan informasi,
ketiga, retrieval: mendapatkan informasi kembali ketika dibutuhkan. Seluruh
system dikendalikan oleh proses control yang bertugas untuk mempertimbangkan
bagaimana, kapan informasi itu keluar-masuk system.31 Untuk lebih jelasnya bisa
kita lihat pada gambar:

Sensori working Long


memori memory term
memory

E. Teori konstruktivisme
Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah
bentukan (konstruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan akan sesuatu benda,
bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan benda
tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuknya, seseorang
tidak akan mempunyai pengetahuan. Oleh karena itu, Piaget menyatakan secara
ekstrem bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap
tahu bila murid tidak mengolah dan membentuknya sendiri.
Proses pembentukan pengetahuan terjadi apabila seorang mengubah atau
mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam berhadapan dengan tantangan,
rangsangaan, atau persoalan. Jadi pembentukan pengetahuan ditentukan oleh

31
Nita E. Woolfolk,…h. 274

17
kegiatan atau keaktifan seseorang itu sendiri ketika berhadapan dengan persoalan,
bahan atau lingkungan baru. Namun, ini tidak berarti bahwa orang lain atau
lingkungan social lain tidak mempunyai peranan.
Teori Piaget seringkali disebut konstruktivisme personal karena lebih
menekankan keaktifan pribadi seseorang dalam mengkonstruksikan
pengetahuannya.32
Jadi, secara umum teori pengetahuan Piaget disebut teori konstruktivisme.
Dimana pengetahuan dibentuk sendiri oleh oranng yang menggeluti obyek.
Referensi
JP. Chaplin, Penj. Dr. Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2002)
Dra. Netty Hartati dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004)
Nita E. Woolfolk, Educational Psychologi Seventh Edition, (USA: Viacom
Company, 1980)
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, Dasar dan TeoriPerkembangan Anak, (Jakarta:
Gunung Mullia, 2003)
Dr. Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Yogyakarta:
Kanisius, 2001)
Sarlito W. Suwarno, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh
Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2002)
Melvin Manis, An Introduction to Cognitive Psychology, ( Publishing
Company, 1971)

32
Dr. Paul Suparno, h. 123

18

Anda mungkin juga menyukai