IMPLEMENTASINYA
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Teori Piaget | 2
pemikiran anak secara lebih mendalam.Metode inilah yang dikembangkan
Piaget dalam studinya tentang perkembangan kognitif anak.Ketiga, Piaget
berpikir bahwa pemikiran logika abstrak mungkin relevan untuk
mememahami pemikiran anak.Menurutnya, operasi-operasi logika yang
ada dalam pemikiran deduksi berkaitan dengan struktur mental tertentu
dalam diri anak. Ia mencoba untuk menemukan bagaimana pemikiran
sangat berkaitan dengan logika. Ciri pemikiran deduksi logis (abstrak dan
hipotesis) ini menjadi salah satu ukuran tertinggi Piaget dalam
menentukan tahap-tahap perkembangan kognitif anak.
Pada tahun 1921, Piaget diangkat sebagai direktur penelitian di
Institut Jean-Jacques Rousseu di Geneva. Di situ ia memperoleh
kesempatan untuk mempelajari pemikiran anak. Hasil penelitiannya
banyak dipublikasikan pada tahun 1923-1931.
Selama penelitian, Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan
antara proses pemikiran anak dengan orang dewasa. Ia yakin bahwa anak
bukan merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa. Anak bukan
hanya berpikir kurang efisien dari orang dewasa, melainkan berpikir
secara berbeda dengan orang dewasa.Itulah sebabnya mengapa Piaget
yakin bahwa ada tahap perkembangan kognitif yang berbeda dari anak
sampai menjadi dewasa.Piaget juga mencoba menemukan penyebab
perkembangan kognitif.
Pada tahun 1920-1930, Piaget meneruskan penelitiannya dalam
bidang perkembangan kognitif anak. Bersama dengan istrinya, ia meneliti
ketiga anaknya sendiri yang lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931. Hasil
pengamatan terhadap anak-anaknya ini dipublikasikan dalam The
Original of Intelligence in Children dan the Consruction of Reality tentang
tahap sensorimotor.Studinya tentang masa kanak-kanak meyakinkan
Piaget bahwa pengertian dibentuk dari tindakan anak dan bukan dari
bahasa anak.Teori Piaget tentang perkembangan kognitif dapat dipahami
dari sudut mengapa dan bagaimana kemampuan mental berubah dari
waktu ke waktu.Penjelasannya tentang perubahan perkembangan
mengasumsikan bahwa anak merupakan suatu organisme aktif. Menurut
Piaget, perkembangan sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan
interaksi aktif anak dengan lingkungan. Piaget memandang perkembangan
intelektual anak, atau kemampuan kognitif, terjadi melalui empat tahap
yang berbeda. Tiap tahap diisyarati dengan munculnya kemampuan dan
cara baru dalam memproses informasi.
Teori Piaget | 3
Pada tahun 1940-an, Piaget tertarik untuk meneliti persepsi psikologi
Gestalt.Ia memperluas pengertian persepsi tidak hanya sebagai suatu
proses tersendiri, tetapi juga berhubungan dengan inteligensi.Sejak tahun
1943, Piaget dengan teman-temannya menerbitkan banyak buku dan
laporan tentang persepsi.Puncaknya adalah buku The Mechanism of
Perception pada tahun 1961.Buku ini menjelaskan tentang struktur,
proses, serta relasi antara pesepsi dengan inteligensi seseorang.Atas
anjuran Einstein, pada tahun 1940 Piaget meneliti tentang pengertian anak
tentang waktu, kecepatan, dan gerak. Sebagai hasil penelitian tersebut, ia
mempublikasikan dua buku, The Child’s Conception of Time dan
TheChild’s of Movement and Speed.
Sesudah perang dunia kedua, penghargaan akan karya Piaget mulai
tersebar ke seluruh dunia. Ia menerima gelar kehormatan dari banyak
Universitas, seperti Universitas Harvard di Cambridge, Universitas
Sorbonne di Paris, dan beberapa Universitas di Belgia dan Brasilia.
Pada tahun 1950, Piaget banyak meneliti dan menulis tentang
perkembangan inteligensi manusia.Ia juga mangaplikasikan hasil
penemuan psikologis tersebut dalam persoalan epistemology. Ditahun
yang sama, ia mempublikasikan seri epistemology genetic. Buku ini
merupakan sintesis pemikirannya akan beberapa aspek pengetahuan,
termasuk matematika, fisika, psikologi, sosiologi, biologi, dan logika. Di
antara tahun 1950-1960, Piaget banyak mempublikasikan bukunya
terutama berisi tentang perkembangan kognitif.Hingga pada tahun 1969,
Piaget menerbitkan “The Psychology of the Child” yang diperuntukkan
bagi kalangan umum yang ingin mengetahui pemikirannya.Ini adalah
semacam ringkasan teori Piaget tentang perkembangan intelektual dan
persepsi. Pada tahun yang sama, ia juga menerbitkan “Mental Imaginary
in theChild”. Buku ini menjelaskan perkembangan gambaran mental dan
hubungannya dengan perkembangan inteligensi. Pada tahun 1967, ia
mempublikasikan “Biology and Knowledge”,sebuah buku yang berkaitan
dengan hubungan antara faktor biologi dengan proses kognitif. Piaget
pensiun dari Institut Rousseau pada tahun 1971. Meskipun demikian, ia
tetap aktif menulis dan menerbitkan banyak buku. Piaget meninggal pada
tanggal 16 September 1980 di Geneva.
Teori Piaget | 4
B. TEORI JEAN PIAGET
Teori Piaget | 5
individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri
dengan lingkungan baru sehingga pengertian orang itu akan
berkembang.
Akomodasi adalah cara seseorang menghadapi rangsangan
atau pengalaman baru yang tidak dapat ia asimilasikan
dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru
itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang
telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan
akomodasi. Akomodasi tejadi untuk membentuk skema baru
yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi
skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan
(equilibrium)antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi
seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka
terjadilah ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat
ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur kognitif
yang ada akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru.
Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang
keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-
equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada
pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Menurut Piaget pembelajaran tergantung pada proses ini. Apabila
kesetimbangan terganggu, anak-anak memiliki kesempatan untuk tumbuh
dan berkembang.Pada akhirnya, secara kualitatif cara-cara berpikir baru
tentang dunia muncul, dan anak-anak maju ke arah suatu tahap
perkembangan baru.Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan
manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan.
Sementara itu, ia juga yakin bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya,
khususnya berargumentasi dan berdiskusi, membantu memperjelas
pemikiran. Penelitian mutahir telah menekankan pentingnya
menghadapkan siswa dengan pengalaman atau data yang tidak cocok
dengan teori-teori terkini sebagai alat untuk memajukan perkembangan
kognitif mereka (Chin dan Brewer, 1993).
Teori Piaget | 6
Contoh penerapan dalam pembelajaran matematika yang meliputi
skemata, akomodasi dan asimilasi:
a. Contoh I
Skemata: Siswa diajak untuk menemukan rumus volume limas, dan
rumus tersebut adalah
1
volume limas= ×luas alas ×tinggi
3
Teori Piaget | 7
dari gambar tersebut kita dapat menentukan volume kerucut kecil. Tapi
dalam kasus ini kita butuh mencari jari-jari kerucut kecil atau dengan
kata lain kita harus menentukan nilai x.
8 x
=
24 12
12× 8
x= =4 cm
24
Jadi, volume kerucut kecil adalah
1
V = × π r 2 ×t
3
1 22
¿ × × 4 2 ×8
3 7
¿ 134,095 cm 3
Jika siswa diberikan soal seperti ini maka ia akan membentuk skema
baru yang cocok dengan soal yang baru atau memodifikasi skema yang
telah ada sehingga cocok dengan soal tersebut.
b. Contoh II
Skemata:Siswa diberikan skema tentang integral substitusi yaitu
r 1 r +1
∫ ( u ( x ) ) u' ( x ) dx= r +1 ( u ( x ) ) + c dimana c adalah konstanta dan
r ≠−1
Teori Piaget | 8
Asimilasi: Siswa diberikan soal yang mana soal tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan skema yang sudah ia dapat
sebelumnya.
10
Tentukan hasil dari ∫ ( 2 x+ 3 ) ( x2 +3 x ) dx=…
Jawab:
Misal u=x2 +3 x
du=( 2 x +3 ) dx
Sehingga diperoleh:
10 du
∫ ( 2 x+ 3 ) ( x2 +3 x ) dx=∫ ( 2 x +3 ) u10
( 2 x +3 )
¿ ∫ u10 du
10 1 2 10
∫ ( 2 x+ 3 ) ( x2 +3 x ) dx=
11
( x + 3 x ) +c
Teori Piaget | 9
Jadi, jika siswa diberikan soal seperti ini maka ia akan membentuk
skema baru yang cocok dengan soal yang baru atau memodifikasi
skema yang telah ada sehingga cocok dengan soal tersebut.
Teori Piaget | 10
Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
Teori Piaget | 11
lama.
Teori Piaget | 12
sensorimotor.Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-
cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal,
tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya.Pada
periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensorimotor
ke intelegensi representatif.Secara mental, seorang anak mulai
dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat
menyelesaikan suatu persoalan dengan gambaran tersebut.Konsep
benda pada tahap ini sudah maju, representasi ini membiarkan
anak untuk mencari dan menemukan objek-objek yang
tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan
gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal
bila benda itu tidak kelihatan lagi.
Karakteristik anak yang berada pada tahap sensorimotor adalah
sebagai berikut:
a) Permanensi obyek, yaitu bahwa benda terus ada meskipun mereka
tidak melihat atau mendengarnya.
b) Berfikir melalui perbuatan (gerak).
c) Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks
sampai ia dapat berjalan dan bicara.
d) Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya.
e) Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
Teori Piaget | 13
perubahan sifat-sifat lain (misal panjang).
Beberapa aspek pemikiran pra operasi membantu menjelaskan
kekeliruan pada tugas-tugas konservasi salah satunya sentrasi.Sentrasi
adalah menaruh perhatian hanya pada satu aspek dari suatu objek atau
suatu situasi.
Pemikiran anak pra sekolah juga dapat bercirikan sebagai tak dapat
balik (irreversible).Menurut Piaget, reversibilitas merupakan aspek
sangat penting dari berpikir; reversibilitas berarti kemampuan
seseorang mengubah arah berpikir sehingga orang itu dapat kembali ke
titik awal.
Karakteristik lain dari pemikiran anak pra operasi adalah
memusatkan pada keadaan-keadaan statis yang teramati.
Tahap pra operasional ini dapat dibedakan atas dua
bagian.Pertama, tahap pra konseptual (2-4 tahun), dimana representasi
suatu objek dinyatakan dengan bahasa, gambar dan permainan
khayalan.Kedua, tahap intuitif (4-7 tahun).Pada tahap ini representasi
suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada
penalaran.
Karakteristik anak pada tahap pra operasional adalah sebagai
berikut:
a) Egosentris. Anak dapat mengaitkan pengalaman yang ada di
lingkungan bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan
karenanya ia menjadi egois. Anak tidak rela bila barang miliknya
dipegang oleh orang lain.
b) Irreversible. Anak belum memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran
“yang dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih bersifat
irreversible. Contoh, jika mereka mendapati soal matematika
4 +3=7, maka mereka menganggap bahwa pengertian soal itu
berbeda dengan 7−3=4.
c) Sentrasi. Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek
atau situasi sekaligus, dan belum mampu bernalar (reasoning)
secara individu dan deduktif.
d) Anak masih kurang dalam penguasaan prinsip konservasi yaitu,
konsep bahwa sifat tertentu dari suatu objek tetap tinggal sama
tidak terpengaruh oleh perubahan sifat lain.
Teori Piaget | 14
e) Menjelang akhir tahap ini, anak mampu memberi alasan mengenai
apa yang mereka percayai. Anak dapat mengklasifikasikan objek
ke dalam kelompok yang hanya mempunyai satu sifat tertentu dan
telah mulai mengerti konsep yang konkrit.
a. Seriasi
Proses seriasi adalah proses menyusun obyek-obyek dalam tatanan
berurutan menurut satu aspek. Menurut Piaget, bila seorang anak
telah dapat membuat suatu seriasi maka ia tidak akan mengalami
banyak kesulitan untuk membuat seriasi selanjutnuya.
Pengaplikasian terhadap pembelajaran matematika, yaitu anak
dengan kemampan seriasi ini dapat mengurutkan bilangan yang
diberikan secara acak dari yang terkecil ke yang terbesar atau
sebaliknya.
b. Klasifikasi
Menurut Piaget, bila anak yang berumur 3 tahun dan 12 tahun
Teori Piaget | 15
diberi bermacam-macam objek dan disuruh membuat klasifikasi
yang serupa menjadi satu, maka akan ada beberapa kemungkinan
yang terjadi. Anak yang berumur 3 tahun akan menyusun objek-
objek yang dilihatnya mempunyai kesamaan. Misal anak
mengumpulkan lingkaran putih dengan lingkaran merah karena
sama-sama lingkaran.Tetapi, ia lalu menambah segitiga putih ke
lingkaran putih karena sama-sama putih. Akibatnya klasifikasi
menjadi campur aduk.Anak yang lebih dewasa akan
mengelompokkan objek-objek itu secara lebih terstruktur atau
lebih sistematis (Paul Suparno, 2011).
c. Transitifitas
Transitifitas adalah suatu keterampilan yang dipelajari selama
tahap perkembangan kognitif operasi konkret dimana individu
dapat secara mental menyusun dan membandingkan obyek-
obyek.Misalnya dikatakan Andi lebih tinggi dari Bintang dan
Bintang lebih tinggi dari Citra.Anak pada tahap praoperasional
tidak bisa melihat bahwa sebenarnya Andi lebih tinggi dari
Citra.Tetapi pada anak yang sudah memiliki kemampuan
transitifitas bisa melihat hal itu.
Pengaplikasian dalam pembelajara matematika, anak yang sudah
memiliki kemampuan transitifitas dapat dikenalkan dengan materi
pertidaksamaan. Melalui pendekatan seperti contoh diatas, anak
dapat dikenalkan dengan simbol pertidaksamaan yaitu simbol “(<)
kurang dari dan (>) lebih dari”.
d. Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang atau jumlah benda-benda
adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari
objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi
cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu
bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di
gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Dalam
pembelajaran matematika misalnya anak ditunjukkan gelas berisi
air 50ml. kemudian air tersebut dituangkan ke dalam cangkir yang
berbeda ukuran.Ketika mereka ditanya, “berapa volume air dalam
cangkir?” Anak dengan kemampuan konservasi akan melihat
Teori Piaget | 16
bahwa volume air tetap yaitu 50ml.
e. Reversibilitas
Reversibilitas ialah kemampuan untuk melakukan operasi mental
dan kemudian membalikkan pemikiran itu untuk kembali ke titik
awal. Jika diberikan 10 + 5 = 15, anak yang sudah memiliki
kemampuan reversibilitas dapat memahami bahwa 15 – 5 = 10.
f.Desentris
Anak-anak pada tahap operasi konkret juga sedang bergerak dari
pemikiran egosentris ke desentris atau pemikiran obyektif.
Pemikiran desentris memungkinkan anak-anak melihat bahwa
orang lain dapat memiliki persepsi berbeda dengan persepsi
mereka.
g. Inklusi Kelas
Suatu keterampilan yang dipelajari selama tahap perkembangan
kognitif operasi konkret dimana individu dapat berpikir secara
menyeluruh tentang keseluruhan kelas obyek dan hubungan antara
kelas-kelas subordinatnya.Misalnya, di dalam suatu himpunan
bilangan bulat termuat bilangan asli, bilangan prima, dan bilangan
cacah.
Teori Piaget | 17
adanya sekarang ini. Meskipun demikian, pertumbuhan intelektual
dapat terus terjadi melampaui remaja. Menurut Piaget, fondasi telah
diletakkan, dan tidak ada struktur baru yang perlu dikembangkan; apa
yang diperlukan tinggal menambahkan pengetahuan dan
pengembangan skema-skema yang lebih kompleks. Sementara itu,
beberapa peneliti (misalnya Byrnes,1988; Commons, Richards, &
Kuhn,1982) telah mengkaji keyakinan Piaget bahwa tahap operasi
formal merupakan tahap final.Pada tahap ini sudah disertakan operasi
logis Piaget yang meliputi klasifikasi, seriasi, perkalian logis,
kompensasi.proporsi, probabilitas, dan korelasi (Jaime A. Loengson
dan Auxencia A. Limjap, 2003).
b. Formal akhir
Students under this category are able to demonstrate a global
understanding of the problem, employ a cognitive schema which
facilitates the understanding of problem structure, choose and
utilize the appropriate solution strategies, and succesfully attain
the correct answer.
Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini definisi formal
akhir adalah tahap dimana siswa telah mampu untuk
mendemonstrasikan masalah, memakai sebuah skema kognitif
Teori Piaget | 18
yang memudahkan untuk memahami masalah struktur, memilih
dan menggunakan solusi strategi yang tepat dan mencapai
jawaban yang benar.
b. Pemikiran Induktif-Saintifik
Pemikiran induktif adalah pengambilan kesimpulan yang lebih
umum berdasarkan kejadian-kejadian yang khusus.Pemikiran ini
disebut juga dengan metode ilmiah.Pada tahap pemikiran ini, anak
sudah mulai dapat membuat hipotesis, menentukan eksperimen,
menentukan variabel kontrol, mencatat hasil, dan menarik
kesimpulan. Disamping itu mereka sudah dapat memikirkan
sejumlah variabel yang berbeda pada waktu yang sama.
c. Pemikiran Abstraksi-Reflektif
Menurut Piaget, pemikiran analogi dapat juga
diklasifikasikan sebagai abstraksi reflektif karena pemikiran itu
tidak dapat disimpulkan dari pengalaman.
Dari uraian diatas, dapat diringkas dan disajikan dalam tabel seperti
Teori Piaget | 19
berikut ini:
TABEL TAHAP-TAHAP
PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
2. Teori Pengetahuan
Teori Piaget | 20
Berdasarkan pengalamannya sejak masa kanak-kanak, Piaget
berkesimpulan bahwa setiap makhluk hidup memang perlu beradaptasi
dengan lingkungannya untuk dapat melestarikan kehidupannya.Manusia
adalah makhluk hidup, maka manusia juga harus beradaptasi dengan
lingkungannya.Berdasarkan hal ini, Piaget beranggapan bahwa
perkembangan pemikiran manusia mirip dengan perkembangan biologis,
yaitu perlu beradaptasi dengan lingkungannya.Piaget sendiri menyatakan
bahwa teori pengetahuan adalah teori adaptasi pikiran ke dalam suatu
realitas, seperti organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya.
Teori Piaget | 21
secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas
melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.
Dalam pandangan ini, anak-anak mengonstruksi pengetahuan dengan
secara terus-menerus mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi/skema baru (Anderson, 1989).
Teori Piaget | 22
1. Pembelajaran di tingkat Sekolah Menengah Pertama
Pada tingkat ini siswa berada pada tahap operasi formal yang
memungkinkan anak telah dapat berpikir tentang konsep-konsep
abstrak.Keterampilan seperti pemikiran logis, penalaran deduktif, dan
perencanaan yang sistematisjuga muncul pada tahap ini.Dalam
pembelajaran guru dapat memberikan permasalahan yang kompleks
dan siswa dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
melakukan operasi mental tanpa alat peraga.
Misal dalam pembelajaran persamaan kuadrat, guru dapat memberikan
skema persamaan kuadrat yaitu:
ax 2 +bx +c=0
Kemudian guru memberikan soal dengan tujuan agar siswa dapat
mengasimilasi soal dengan skema yang sudah diberikan.
Tentukan akar-akar persamaan kuadrat berikut ini:
a. x 2+ 3 x −4=0 ⟺ ( x−1 ) ( x + 4 ) =0
⟺ x=1 dan x=−4
2
b. 2 x −7 x+3=0 ⇔ ( 2 x−1 ) ( x−3 )=0
1
⟺ x= dan x=3
2
Guru memberikan soal lain yang memungkinkan siswa akan membuat
skema baru atau memodifikasi skema yang sudah ia peroleh.
Tentukan akar-akar persamaan berikut ini:
a. ( x 2−1)2+2 x 2−10=0
b. x 3−4 x 2−2 x +9=0
Jawaban:
a. ( x 2−1)2+2 x 2−10=0
⟺ ( x 4 −2 x 2 +1 ) +2 x 2−10=0
⟺ x 4−9=0
⟺ ( x 2−3 ) ( x 2−3 ) =0
⟺ x 2=3 ⟺ x=± √3
b. x 3−4 x 2−2 x +9=0 ⟺ ( x+1 ) ( x−2 ) ( x−3)=0
⟺ x=−1 dan x=2 dan x =3
Teori Piaget | 23
memungkinkan siswa telah dapat berpikir tentang konsep-konsep
abstrak (konsep lebih abstrak dibanding saat siswa masih
SMP).Keterampilan seperti pemikiran logis, penalaran deduktif, dan
perencanaan yang sistematisjuga muncul pada tahap ini.Dalam
pembelajaran guru dapat memberikan permasalahan yang kompleks
dan siswa dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
melakukan operasi mental tanpa alat peraga.
Misal dalam pembelajaran limit suatu fungsi, guru memberikan skema
limit trigonometri
sin x x
lim =1 , lim =1
x →0 x x →0 sin x
tan x x
lim =1 , lim =1
x →0 x x → 0 tan x
sin ax a tan ax a
lim = , lim =
x →0 tan bx b x → 0 sin bx b
sin2 3 x
lim =…
x →0 2 x tan 4 x
Jawab:
sin 4 x 4 1
lim = =
x →0 tan 8 x 8 2
sin2 3 x sin 3 x sin3 x 3 3 9
lim =lim . lim = . =
x →0 2 x tan 4 x x→ 0 2 x x →0 tan 4 x 2 4 8
Teori Piaget | 24
Jawab:
sin x +sin 3 x 2 sin 2 x . cos x 2sin 2 x cos x
lim =¿ lim =¿ lim . lim ¿¿
x →0 2 x cos x x →0 2 x cos x x→0 2 x x → 0 cos x
¿ 2.1 .1=2
DAFTAR PUSTAKA
Dahar Ratna Willis. Prof. Dr. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK.
. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer.
Bandung: JICA UPI.
Hidayat, Rifky, et al. 2014. Psikologi Pembelajaran Matematika. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Nur Mohamad. Prof. Dr. 1998. Teori-Teori Perkembangan. Surabaya:
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surabaya.
Paul Suparno. Prof. 2003. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget.
Yogyakarta: Kanisius.
Sardiman, AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rapgrapindo Persada.
Shinta, Dyah, et al. 2014. Psikologi Pembelajaran Matematika. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Teori Piaget | 25