GARDNER
DAN IMPLEMENTASINYA
Disusun Oleh:
Kelompok 9
3. Kecerdasan Intrapersonal
Merujuk pada kemampuan untuk membangun anggapan yang tepat
pada seseorang dan untuk menggunakan sejenis pengetahuan dalam
merencanakan dan mengarahkan hidup seseorang. Pekerjaan yang
cocok untuk kecerdasan ini adalah sebagai teolog, psikolog, filsuf.
Inteligensi intrapersonal adalah pengenalan diri. Seseorang dengan
tingkat inteligensi intrapersonal yang tinggi mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya, kehendak dan ketakutannya, dan bisa bertindak
berdasarkan pengetahuannya mengenai ini dalam cara yang sesuai.
Inteligensi intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara
adaptasi berdasar pengenalan diri itu. Termasuk dalam inteligensi ini
adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri. Orang lain punya
kesadaran diri akan gagasan-gagasannya, dan mempunyai kemampuan
untuk mengambil keputusan pribadi. Ia sadar akan tujuan hidupnya. Ia
dapat mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan sangat
tenang. Salah seorang genius besar di wilayah ini adalah Sigmund
Freud (psikoanalis).
Peserta didik yang menonjol dalam inteligensi ini, sering terlihat
diam, lebih suka bermenung di kelas. Ia lebih suka bekerja sendiri. Bila
pendidik memberikan tugas bebas, peserta didik ini kadang diam lama
merenungkan tugas itu sebelum mengerjakan sendiri. Pendidik yang
tidak tahu, sering memarahi peserta didik ini karena ia nampak tidak
mendengarkan dan hanya melamun. Padahal ia sebenarnya sedang
berpikir.
4. Kecerdasan Interpersonal
Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk memahami orang
lain: apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja,
5. Kecerdasan Musik
Kepekaan terhadap nada, melodi dan irama. Orang yang
menunjukkan kecerdasan ini adalah composer, dirigen, musisi, kritikus,
pengarang musik dan pendengar musik. Inteligensi musikal adalah
kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang,
membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Inteligensi ini
meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang
didengar, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi;
kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu,
musik, dan nyanyian. Tokoh-tokoh yang menonjol seperti Erwin
Gutawa, Melly Goeslaw, Mozart, Beethoven, Elton John.
Peserta didik yang mempunyai inteligensi musikal tinggi kentara
dalam penampilannya bila sedang bernyanyi di kelas, juga dalam tugas-
tugas yang berkaitan dengan musik. Mereka biasanya bernyanyi dengan
baik, dapat memainkan suatu alat musik bila ada, mudah mempelajari
not dan lagu. Dan yang menarik, peserta didik ini akan mudah
mempelajari suatu mata pelajaran lain bila mata pelajaran itu
diterangkan dengan suatu lagu atau musik.
7. Kecerdasan Kinestetik
Menurut Gardner (dalam Paul Suparno, 2008) inteligensi kinestetik
adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan atau kemampuan
mengendalikan dan meningkatkan fisiknya. Seperti ada pada aktor,
atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Dalam inteligensi ini termasuk
keterampilan koordinasi dan fleksibilitas tubuh. Beberapa tokoh
tersebut sering dimasukkan dalam mereka yang berinteligensi gerak-
badani atau kecerdasan kinestetik tinggi, yaitu Taufik Hidayat, Ade
Rai, Christine Hakim, Tiger Woods, Charlie Chaplin.
Peserta didik yang mempunyai kecerdasan kinestetik biasanya suka
menari, olahraga, dan suka bergerak. Peserta didik ini biasanya tidak
suka diam. Ia selalu ingin menggerakkan tubuhnya, bila waktu luang
dan tidak ada pelajaran, peserta didik ini langsung keluyuran.
Kemudian sesuai dengan perkembangan penelitiannya, pada tahun
1998, Howard Gardner memasukkan kecerdasan yang ke delapan yaitu
kecerdasan alami (naturalis).
9. Kecerdasan Eksistensial
Gardner pada tahun 2000 menambahkan satu intelegensi lagi, yaitu
intelegensi eksistensial. Intelegensi ini lebih menyangkut kepekaan dan
kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam
eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas menerima
keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan
mencari jawaban yang terdalam. Intelegensi ini tampaknya sangat
berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensial yang selalu
mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup
manusia. Filsuf-filsuf seperti Sokrates, Plato, Thomas Aquinas,
Descaretes termasuk mempunyai intelegensi eksistensial tinggi.
Kecerdasan eksistensial berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk menempatkan diri dalam lingkup yang terjauh. Kecerdasan
eksistensial juga berkaitan dengan kemampuan merasakan,
memimpikan, dan menjadi pemikir menyangkut hal-hal yang besar.
Peserta didik yang memiliki kecerdasan eksistensial biasanya
cenderung memiliki kesadaran akan hakikat sesuatu dan menanyakan
berbagai hal yang mungkin tidak dipikirkan oleh anak sebayanya.
Cara :
Cara :
1 1
3. Siswa dibantu untuk menuliskan pecahan itu dalam simbol : 1, ,
2 4
. Siswa dibantu memberi nama pecahan tersebut : satu, setengah,
seperempat (matematis-logis).
4. Siswa diminta bermain berkelompok, misalnya 8 siswa
perkelompok. Mintalah setiap kelompok dibagi menjadi 2 sama
besar. Kemudian guru bertanya berapa jumlah siswa dalam setiap
kelompok? Lalu siswa diminta untuk menuliskannya dalam bentuk
8 8
simbol angka = 4. Demikian seterusnya, lalu dibagi 4 menjadi
2 4
= 2. (kinestetik badani dan matematis logis).
5. Menyanyikan lagu dengan tema pecahan atau pembagian (musikal)
Cara :
Gambar 4 lingkaran
Alat : Koin.
Cara :
JENIS KECENDERUNGAN /
METODE BELAJAR
KECERDASAN
KEGEMARAN
Gemar : Membaca, menulis, mendengar
Membaca
Bercerita
Bermain kata
Matematis-
Tanya-jawab
Logis
Menjawab teka-teki
Logis
Spasial Menggambar
Berimajinasi
Membuat sketsa
Berlari
Melompat
Meraba
Memberi isyarat
bersenandung
Interpersonal Berorganisasi
Bergaul
Menjadi mediator
Meditasi
Imajinasi
Membuat rencana
Merenung
Menjaga lingkungan
http://aguswuryanto.files.wordpress.com/2010/10/kecerdasan-beragam.pdf
diakses tanggal 17 Oktober 2015