Anda di halaman 1dari 12

TEORI GARDNER TENTANG

KECERDASAN MAJEMUK

Presentation begins >>>


Latar Belakang
Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua
hal yang bisa digunakan manusia. Gardner (2003) tidak memandang kecerdasan manusia berdasarkan
skor tes standar semata, namun kecerdasan adalah sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang terjadi dalam kehidupan manusia, kemampuan untuk menghasilkan persoalan baru untuk
diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau untuk menawarkan jasa yang akan
menimbulkan penhargaan dalam budaya seseorang. Definisi tersebut menegaskan hakekat teorinya
(Campbell, dkk, 2006).
Sumber kecerdasan ditentukan oleh tiga hal yaitu genetis, asupan makanan, dan
lingkungan. Tetapi, pada akhirnya, ketiga sumber kekuatan kecerdasan tersebut bermuara di sekolah.
Penemuan kekuatan kecerdasan siswa menjadi tanggung jawab moral sekolah. Peran sekolah seharusnya
seperti detektif pencari minat, bakat, dan kekuatan kecerdasan siswa. Sebagaimana perbedaan pada pola
genetis setiap siswa, maka perbedaan kemunculan kekuatan siswa pun berbeda satu sama lain.
Biografi dan Aktivitas Intelektual howard Gardner

Gardner, memiliki nama lengkap Howard Gardner, dia


adalah seorang psikolog perkembangan dan ahli
Gardner bersekolah di Wyoming Seminary
pendidikan. Dia lahir pada tanggal 11 Juli 1943 dan
Kingston (Ladislaus Naisaban 2004: 158). Setelah
dibesarkan di Scranton, sebuah kota ukuran
menyelesaikan studinya di sekolah tersebut, pada
menengah/sedang bekas pertambangan batubara di
tahun 1961 dia melanjutkan studinya ke Harvard
Timur Laut Pennsylvania, Amerika Serikat (Ladislaus
University, tempat di mana sekarang dia
Naisaban 2004: 158-162 ). Kedua orang tuanya, Ralph
mengabdikan diri. Di universitas tersebut dia
dan Hilde Gardner, termasuk pengungsi yang
mempelajari sejarah sebagai persiapan untuk
melarikan diri dari kekejaman Nazi Jerman dan
karier di bidang hukum, khususnya pengacara.
kemudian menetap di Amerika Serikat pada tanggal 9
Selain itu, dia juga banyak belajar tentang
November 1938.
sosiologi dan psikologi.
SEJARAH KECERDASAN
MAJEMUK
Menurut Gadner, kecerdasan manusia juga harus dinilai
berdasarkan:

● Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang


terjadi hidup.
● Kemampuan menemukan persoalanpersoalan baru
untuk diselesaikan atau dicari solusinya.
● Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.
Gardner Mendefinisikan Kecerdasan Manusia Yang Tak Terbatas, Yang Diantaranya
Dapat Menjadi Delapan Kecerdasan, Yaitu :

 Kecerdasan linguistik (bahasa)


 Kecerdasan logika-matematika
 Kecerdasan visual-spasial
 Kecerdasan gerak tubuh
 Kecerdasan musical
 Kecerdasan kecerdasan interpersonal
 Kecerdasan intrapersonal
 Kecerdasan naturalis
 Kecerdasan spiritual
Pengertian Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan Majemuk adalah kemampuan memecahkan masalah dan
menciptakan produk yang bernilai budaya (anak yang bisa
menghasilkan sesuatu dan bisa dinikmati di dalamnya kehidupan
manusia). Secara umum kecerdasan ini diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam berpikir, bertindak dan bertingkah
laku sesuai dengan apa yang dihadapi. Menurut Gardner, kecerdasan
seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika,
kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial,
kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, dan kecerdasan. Naturalis.
Jenis Jenis Kecerdasan Majemuk
Berikut ini 9 macam kecerdasan yang telah dipaparkan oleh Gardner, yaitu:

 Keceerdasan Linguistik
 Kecerdasan Logis Matematis
 Kecerdasan Visual & Spasialis
 Keceerdasan Antar Pribadi
 Kecerdasan Interpersonal
 Kecerdasan Kinestik
 Kecerdasan Naturalis
 Kecerdasan Eksistensial
Ciri-ciri Kecerdasan Majemuk
Setiap kecerdasan di atas memiliki ciri khasnya masing-masing, yaitu:

 Kepekaan terhadap bahasa dan kata-kata (Kecerdasan Verbal-Linguistik)


 Kepekaan anak terhadap pola abstrak dan pola matematika (kecerdasan logismatematis)
 Kepekaan terhadap kondisi dan situasi ruang dan spasial tertentu (kecerdasan spasialvisual)
 Menjalankan berbagai aktivitas fisik yang berorientasi mengolah tubuh (kecerdasan Kinestetik-
jasmani)
 Kepekaan terhadap nada, tempo, dan irama musik (kecerdasan musikal)
 Kepekaan terhadap diri dan kesadaran dirinya (kepekaan Intrapersonal)
 Kepekaan terhadap hubungan diri dengan lingkungan sosialnya (kepekaan interpersonal)
 Kepekaan terhadap berbagai bagian di lingkungan alam (kepekaan naturalis)
Strategi Pembelajaran Di Sekolah Menggunakan Kecerdasan Majemuk Dengan:
Penalaran, Eksperimen, Ingatan Yang Baik & Rajin Membaca.
Manfaat Multiples Intelligence di Dalam Proses
Pembelajaran
Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences), mencoba untuk mengubah pandangan bahwa
kecerdasan seseorang hanya terdiri dari kemampuan Logika (matematika)dan bahasa. Multiple
Intelligences memberikan pandangan bahwa terdapat 12 sembilan macam kecerdasan yang dimiliki
oleh setiap orang. Yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya adalah komposisi atau
dominasi dari kecerdasan tersebut. Teori ini mampu menjembatani proses pengajaran yang
membosankan menjadi suatu pengalaman belajar yang menyenangkan dan anak tidak hanya dijejali
oleh teori semata. Mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa teori yang mereka terima memang dapat
ditemui di dalam kehidupan nyata dan dapat mereka alami sendiri sehingga mereka memiliki kesan
yang mendalam. Selain itu proses pendidikan dapat mengakomodir setiap kebutuhan anak dan sesuai
dengan keunikannya masing-masing.
Peran Guru Dalam Pembelajaran

Guru Sebagai Guru Sebagai Guru Sebagai Guru Sebagai


Sumber Belajar Fasilitator Pengelola Pembimbing

Jadi, semua peran-peran di atas merupakan


peran yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Jadi, guru bukan hanya sekedar
Guru Sebagai Guru Sebagai
menyampaikan materi tapi mencakup seluruh
Motivator Evaluator
aspek kebutuhan anak didik.
kesimpulan
Sistem pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI) bertujuan untuk mengupayakan serta
mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) dalam hal pencapaian
kompetensi tertentu sesuai standart kurikulum yang telah di tentukan. Gardner berpendapat bahwasannya
tidak ada anak bodoh ataupun pintar. Yang ada, hanyalah anak yang menonjol dalam salah satu atau juga
dari beberapa jenis kecerdasan. Dengan demikian, pelaksanaan dalam melakukan penilaian dan
penstimulasian kecerdasan anak, orang tua serta guru harus dilakukan secara jeli dan cermat, dengan cara
merancang sebuah metode khusus yang sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai