Anda di halaman 1dari 15

TEORI LEV SEMYONOVICH VYGOTSKY

DAN IMPLEMENTASINYA

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Isrotul Fitriah (13030174027)


Moch. Andy Ardianzah (13030174039)
Dwi Ayu Septiani (14030174007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
A. TINJAUAN SEJARAH LEV SEMYONOVICH VYGOTSKY

Lev Semyonovich Vygotsky dilahirkan di salah satu kota Tsarist,


Russia, pada 17 November 1896, dan berketurunan Yahudi. Ia tumbuh
besar di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Ayahnya
adalah seorang ekskutif bank, dan ibunya seorang guru.Sewaktu dia masih
muda, dia tertarik pada studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan
menjadi seorang penyair dan Filosof.
Memasuki usia 18 tahun, dia menulis suatu ulasan tentang
Shakespeare's Hamlet yang kemudian dimasukkan dalam satu dari
berbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia
memasuki sekolah kedokteran di
Universitas Moscow dan dalam waktu
yang tidak lama kemudian dia pindah ke
sekolah hukum sambil mengambil studi
kesusastraan pada salah satu universitas
swasta.Dia menjadi tertarik pada
psikologi pada umur 28 tahun.
Vygotsky mengajar kesusatraan di suatu
sekolah Propinsi sebelum memberi
kuliah psikologi pada suatu sekolah keguruan.Dia
dipercaya membawakan kuliah psikologi
walaupun secara formal tidak pernah mengambil
studi psikologi. Dari sinilah dia semakin tertarik dengan kajian psikologi
sehingga menulis disertasi mengenai “Psychology of Art” di Moscow
Institute of Psychology pada tahun 1925.
Dari tahun 1926 sampai 1930, Vygotsky bekerja dalam program
penelitian untuk menginvestigasi perkembangan dari fungsi kognitif yang
lebih tinggi dari memory logis, perhatian selektif, pembuatan keputusan,
dan pemahaman bahasa, dari bentuk awal fungsi psikologis primal. Pada
periode itu, Vygotsky bekerja kolaboratif bersama Alexander Luria and
Alexei Leontiev dalam membuat dan menyusun proposal penelitian yang
sekarang ini dikenal dengan pendekatan Vygotsky. Selama hidupnya
Vygotsky mendapat tekanan yang begitu besar dari pemegang kekuasaan
dan para penganut idelogi politik di Rusia untuk mengadaptasi dan
mengembangkan teorinya.Setelah dia meninggal pada tahun 1934 akibat
menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide dan teorinya

Teori Vygotsky | 126


diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh
mahasiswanya.
Kepeloporannya dalam meletakkan dasar tentang psikologi
perkembangan telah banyak mempengaruhi sekolah pendidikan di Rusia
yang kemudian teorinya berkembang dan dikenal luas di seluruh dunia
hingga saat ini.

B. TEORI VYGOTSKY
Teori Vygotsky sekarang masih menjadi kekuatan yang amat besar
dalam kajian psikologi perkembangan. Karya Vygotsky didasarkan pada
dua ide kunci. Pertama, Ia mengemukakan bahwa perkembangan
intelektual siswa dapat dipahami hanya dalam konteks budaya dan sejarah
pengalaman siswa. Kedua, Vygotsky mempercayai bahwa perkembangan
intelektual bergantung pada sistem tanda (sign system), dengan sistem-
sistem isyarat itulah individu tumbuh.Sistem tanda adalah simbol-simbol
yang secara budaya diciptakan untuk membantu seseorang berpikir,
berkomunikasi, dan memecahkan masalah, misalnya budaya bahasa,
sistem tulisan, dan sistem perhitungan.
Vygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam
pembelajaran.Lingkungan sekitar siswa meliputi orang-orang,
kebudayaan, termasuk pengalaman dalam lingkungan tersebut. Orang lain
merupakan bagian dari lingkungan, pemerolehan pengetahuan siswa
bermula dari lingkup sosial, antar orang, dan kemudian pada lingkup
individu sebagai peristiwa internalisasi. Menurut Vygotsky, interaksi
sosial adalah interaksi antara individu dengan orang lain yang merupakan
faktor terpenting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang.
Vygotsky memberikan pandangan berbeda dengan Piaget.Menurut
teori Piaget, perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap
dan lingkungan tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan
anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung
dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi
pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif
dilingkungan sekolah. Berbeda dengan Vygotsky yang menekankan pada
pembelajaran sosiokultural.Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif
berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya.
Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah
atau dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa

Teori Vygotsky | 127


bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah dipelajari disekolah
namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya.
Yang mendasari teori Vygotsky adalah pengamatan bahwa
perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di
dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak
itu lahir.Orang-orang inilah yang sangat berperan dalam membantu anak
belajar dengan menunjukkan benda-benda, dengan berbicara sambil
bermain, dengan membacakan ceritera, dengan mengajukan pertanyaan
dan sebagainya. Dengan kata lain, orang dewasa menjadi perantara bagi
anak dan dunia sekitarnya. Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat
melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika
anak hanya belajar sendiri.Konsep inilah yang disebut Vygotsky sebagai
Zone of Proximal Development (ZPD).
Menurut Vygotsky, pertama-tama anak melakukan segala sesuatu
dalam konteks sosial dengan orang lain dan bahasa membantu proses ini
dalam banyak hal. Lambat laun, anak semakin menjauhkan diri dari
ketergantungannya kepada orang dewasa dan menuju kemandirian
bertindak dan berpikir.

1. Konsep Sosiokultural

Teori Vygotsky memperlihatkan perkembangan manusia sebagai


sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan
budaya.Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan
mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran
menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, sistem
matematika, dan alat-alat ingatan.Ia juga menekankan bagaimana
perkembangan anak-anak dibantu dengan bimbingan dari orang-orang
yang sudah terampil di dalam bidang-bidang tersebut.
Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat penemuan
individual, sedangkan Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang
dewasa dan anak-anak lain dalam perkembangan anak. Menurut
Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti
kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian.
Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi
seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan masalah.
Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai “alat
kebudayaan” tempat individu hidup dan  alat-alat itu berasal dari budaya.

Teori Vygotsky | 128


Alat-alat itu diwariskan pada anak-anak oleh anggota-anggota kebudayaan
yang lebih tua  selama pengalaman pembelajaran yang dipandu.
Pengalaman dengan orang lain secara bertahap menjadi semakin
mendalam dan membentuk gambaran batin anak tentang dunia.
Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi bergerakantara
inter-psikologi (interpsychological) melalui interaksi sosial dan
intrapsikologi(intrapsychological) dalam benaknya. Internalisasi
dipandang sebagaitransformasi dari kegiatan eksternal ke internal.Ini
terjadi pada individu bergerakantara inter-psikologi (antar orang) dan
intra-psikologi (dalam diri individu).
Lingkungan sosial yang menguntungkan anak adalah orang dewasa
atau anak yang lebih mampu yang dapat memberi penjelasan tentang
segala sesuatu sesuai dengan nilai kebudayaan.Sebagai contoh, bila anak
menunjuk suatu objek, orang dewasa tidak hanya menjelaskan tentang
obyek tersebut, namun juga bagaimana anak harus berperilaku terhadap
objek tersebut (Rita, dkk, 2008:134). Vygotsky membedakan proses
mental menjadi 2, yaitu :
a. Elementary
Masa praverbal, yaitu selama anak belum menguasai verbal, pada
saat itu anak berhubungan dengan lingkungan menggunakan bahasa
tubuh.
b. Higher
Masa setelah anak dapat berbicara. Pada masa ini, nak akan
berhubungan dengan lingkungan secara verbal.

2. PerkembanganBahasa
Bagi Piaget, bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap
perkembangan yang cukup maju. Namun, bagi Vygotsky, bahasa
berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya
fungsi bahasa adalah komunikasi.Bahasa dan pemikiran berkembang
sendiri, tetapi selanjutnya anak mendalami bahasa dan belajar
menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah.
Vygotskymengemukakanbahwabahasaberperanpentingdalam proses
perkembangankognitifanak. Menurutnya pula, adahubungan yang
jelasantaraperkembanganbahasadanperkembangankognitif.Iamenyatakanb
ahwaadatigatahapperkembanganbahasa.
Tigatahapperkembangantersebutdideskripsikandalamtableberikut :

Teori Vygotsky | 129


TabelTahapPerkembanganBahasaVygotsky

Tahap Perkiraan Usia Deskripsi

Sosial Speech 0-3 tahun Bicara biasanya


(eksternal speech) dilakukan untuk
mengontrol tingkah
laku, dan untuk
mengekspresikan
pemikiran sederhana
seperti emosi

Egocentric speech 3-7 tahun Anak-anak lebih sering


berbicara dengan diri
mereka sendiri, mereka
membicarakan apa yang
mereka lakukan dan
mengapa mereka
melakukannya.

Inner speech Di atas 7 tahun Inner speech atau


sampai dewasa pembicaraan batin,
merupakan proses
hubungan antara pikiran
dan bahasa, pada tahap
ini setiap individu telah
sampai pada tipe fungsi
mental yang lebih
tinggi.

Selanjutnya, Vygotsky menentukan perbedaan antara fungsi mental


dasar dan fungsi mental lebih tinggi.Fungsi mental dasar adalah alami dan
tidak dipelajari, sedangkan fungsi mental lebih tinggi dipengaruhi dan
berkembang melalui belajar, seperti bahasa dan memori, pemikiran,
pemusatan perhatian dan lain-lain. Seseorang membutuhkan inner speech
dan budaya yang ditransmisikan melalui bahasa dan bantuan orang lain
yang lebih ahli untuk mengubah fungsi mental dasar menjadi fungsi
mental yang lebih tinggi.

Teori Vygotsky | 130


Vygotsky menuturkan bahwa bahasa berkembang dari interaksi sosial
dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah
komunikasi.Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya
anak mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk
membantu memecahkan masalah.Dalam tahap praoperasional, ketika anak
belajar menggunakan bahasa untuk menyelesaikan masalah, mereka
berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah.Sebaliknya, begitu
menginjak tahap operasional konkret, percakapan batiniah tidak terdengar
lagi.

3. ZonaPerkembanganTerdekatatauZone of Proximal Development

Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri


beberapa konsep melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya
bahwa anak akan jauh lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang
lain. Anak-anak tidak akan pernah mengembangkan pemikiran operasional
formal tanpa bantuan orang lain.
Pada satu sisi, Piaget menjelaskan proses perkembangan kognitif
sejalan dengan kemajuan anak-anak, dan dia menggambarkan bahwa 
anak-anak mampu melakukan sesuatu sendiri. Pada sisi lain, Vygotsky
mencari pengertian bagaimana anak-anak berkembang dengan melalui
proses belajar, dimana fungsi-fungsi kognitif belum matang, tetapi masih
dalam proses pematangan.
Vygotsky membedakan antara actual development (perkembangan
actual) dan potensial development (perkembangan potensial) pada
anak.Actual development ditentukan apakah seorang anak dapat
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru.Sedangkan
potensial development membedakan apakah seorang anak dapat
melakukan sesuatu, memecahkan masalah di bawah petunjuk orang
dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
Vygostsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of
Proximal Development (ZPD) yang merupakan dimensi sosio-kultural
yang penting sebagai dimensi psikologis.ZPD adalah jarak antara tingkat
perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial.Tingkat
perkembangan yang dimaksud terdiri atas empat tahap.
a. Pertama, more dependence to others stage, yakni tahapan di mana
kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-

Teori Vygotsky | 131


teman sebayanya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari
sinilah muncul model pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dalam
mengembangkan kognisi anak secara konstruktif.
b. Kedua, less dependence external assistence stage, di mana kinerja anak
tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi
lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya
sendiri.
c. Ketiga, Internalization and automatization stage, di mana kinerja anak
sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. Kasadaran akan pentingnya
pengembangan diri dapat muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan
arahan yang lebih besar dari pihak lain. Walaupun demikian, anak pada
tahap ini belum mencapai kematangan yang sesungguhnya dan masih
mencari identitas diri dalam upaya mencapai kapasitas diri yang
matang.
d. Keempat, De-automatization stage, di mana kinerja anak mampu
mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan
secara berulang-ulang, bolak-balik, recursion. Pada tahap ini, keluarlah
apa yang disebut dengan de automatisation sebagai puncak dari kinerja
sesungguhnya.
Untuk mendeskripsikan bagaimana anak berkembang dari tahap
kapasitasnya mulai berfungsi hingga masa perkembangan lanjutan, dapat
dilihat sebagai berikut :

Gambar : Tahapan Perkembangan

Ketika
siswa

mengerjakan pekerjaanya di sekolah sendiri, perkembangan mereka


kemungkinan akan berjalan lambat. Untuk memaksimalkan
perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang lebih

Teori Vygotsky | 132


terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan
masalah yang lebih kompleks.Melalui perubahan yang berturut-turut
dalam berbicara dan bersikap, siswa mendiskusikan pengertian barunya
dengan temannya kemudian mencocokkan dan mendalami kemudian
menggunakannya. Sebuah konsekuensi pada proses ini adalah bahwa
siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulasi).
Vygostsky adalah seorang ilmuan yang menekankan pada pentingnya
memperhatikan konstruksi sosial. Menurut dia, seluruh perkembangan dan
prilaku manusia selalu ada proses kesesuaian antara prilakunya dengan
konstruksi social (process of approriation by behavior). Appropriation
berarti kesesuaian prilaku dengan konstruksi sosial yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat.Oleh karena itu teorinya dikenal dengan istilah
social constructivist.
Vygostsky juga mengemukakan adanya scaffolded instruction,
pembelajaran yang mengikuti lompatan-lompatan, yang dia bagi ke dalam
tiga prinsip utama, yaitu holistik yang artinya harus bermakna, harus
dalam konteks sosial tertentu, harus memiliki peluang untuk berubah dan
terkait antara tingkat yang satu dengan tingkat berikutnya. Jika ketiga hal
ini dapat diwujudkan, maka hal itulah yang disebut dengan pembelajaran
yang menggunakan pendekatan timbal balik atau dikenal dengan istilah
Reciprocal Teaching Approach.

4. KonsepScaffolding
Satu ide kunci yang diturunkan dari gagasan pembelajaran social
Vygotsky adalah perancahan atau scaffolding. Perancahan mengacu
pada bantuan yang diberikan oleh teman sebaya atau orang lain yang lebih
kompeten. Scaffolding adalah memberikan bantuan yang besar kepada
seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian
mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak
tersebut untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri dan mengambil alih
tanggung jawab pekerjaan itu. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa
petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah kedalam bentuk lain
yang memungkinkan siswa dapat mandiri.

C. IMPLIKASI TEORI VYGOTSKY DALAM PEMBELAJARAN


Terdapat empat prinsip kunci dalam teori vygotsky yang memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran, yaitu:

Teori Vygotsky | 133


1. Pertama adalah penekanaanya pada hakikat sosial. Siswa belajar
melalaui interaksi dengan orang dewasa ataupun teman sebaya yang
lebih mampu. Interaksi sosial dalam pembelajaran Matematika jangan
hanya dibatasi dalam bentuk kegiatan interaktif di kelas, tetapi juga
mencakup interaksi siswa dengan konteks sosial budaya yang dekat
dengan kehidupan siswa sehari-hari. Pembelajaran Matematika di kelas
perlu menghadirkan masalah-masalah kontekstual tersebut, karena
kegiatan yang melibatkan masalah-masalah ini menjadi bermakna
secara sosial bagi siswa. Bahkan dalam pendekatan pendidikan
Matematika realistik, masalah kontekstual semacam itu dijadikan titik
pangkal (starting point) bagi proses pembelajaran Matematika.
2. Prinsip kedua adalah Zona Perkembangan Terdekat atau Zone of
Proximal Development. Anak-anak belajar dalam zona perkembangan
terdekat mereka pada saat mereka terlibat dalam tugas-tugas yang tidak
dapat mereka selesaikan sendiri tetapi dapat menyelesaikanya bila
dibantu oleh teman sebaya mereka atau orang dewasa. Sebagai misal,
apabila seorang siswa tidak dapat menemukan sendiri mean dari suatu
data kelompok tetapi dapat menemukanya dengan bantuan gurunya,
maka menemukan mean ini boleh jadi berada dalam zona
perkembangan terdekatnya. Pada saat anak-anak sedang bekerja sama
(bekerja kooperatif), kemungkinan sekali ada tingkat kinerja salah
seorang anggota kelompok pada suatu tugas tertentu berada pada
tingkat kognitif sedikit lebih tinggi dari tingkat dari tingkat kinerja anak
tersebut, ini berarti tugas tersebut tepat berada di dalam zona
perkembangan terdekat anak tersebut. Tugas guru adalah menciptakan
suatu lingkungan pembelajaran interaktif dan memberikan tuntunan
bagi para siswa dalam ZPD masing-masing, sehingga masing-masing
dari mereka dapat mencapai taraf kemampuan potensial. ZPD sifatnya
sangat khas untuk setiap individu. Kekhasan ini timbul karena variasi
jarak antara taraf kemampuan aktual dan taraf kemampuan potensial.
Hal ini semakin menegaskan perlunya perhatian guru Matematika
terhadap para siswa secara individual. Di lain pihak, ZPD juga
memperlihatkan peranan teman sebaya yang lebih mampu bagi proses
belajar siswa. Segi ini memberikan dukungan bagi pentingnya
pembelajaran Matematika secara kolaboratif. Dengan demikian, kelas
dengan siswa yang bervariasi kemampuan matematikanya masih perlu

Teori Vygotsky | 134


dipertahankan, tetapi seiring dengan itu perhatian individual tetap
diperlukan.
3. Prinsip selanjutnya adalah pemagangan kognitif. Istilah ini mengacu
kepada proses dengan mana seseorang yang sedang belajar secara tahap
demi tahap memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan seorang
pakar, pakar itu bisa berupa orang dewasa, orang yang lebih tua, atau
kawan sebaya yang telah menguasai permasalahanya. Mengajar siswa
di kelas adalah suatu bentuk pemagangan. Dianjurkan juga untuk
melakukan pentransferan model pengajaran dan pembelajaran yang
efektif ke dalam aktivitas sehari-hari di kelas, baik dengan cara
melibatkan siswa dalam tugas-tugas kompleks maupun membantu
mereka mengatasi tugas-tugas tersebut. Dalam melakukan
pembelajaran dapat juga dilakukan dengan pembentukan kelompok
pembelajaran kooperatif heterogen dimana siswa yang lebih pandai
membantu siswa yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas-tugas
kompleks yang diberikan.

Prinsip yang terakhir adalah scaffholding atau mediated learning.


Interpretasi terkini terhadap ide-ide vygotsky adalah siswa seharusnya
diberikan tugas-tugas kompleks, sulit dan realistic dan kemudian diberikan
bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Vygotsky
lebih menekankan pemberian bantuan penuh kepada anak dalam tahap-
tahap awal pembelajaran yang kemudian berangsur-angsur dikurangi dan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Prinsip kunci ini
digunakan untuk menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti
proyek, simulasi, eksplorasi di masyarakat , menulis untuk dipresentasikan
ke pendengar yang sesungguhnya dan tugas-tugas autentik yang lain.

PenerapanTeoriVygotskydalamPembelajaranMatematikaModel
PembelajaranKonstruktivisdalamMatematika
Setelah guru memberikankasusdenganmemberbeberapacontoh,
siswadapatmengamati, membandingkan, mengenalkarakteristik,
danberusahamenyerapberbagaiinformasi yang
terkandungdalamkasustersebutuntukdigunakandalammenarikkesimpulan.
Hal inimerupakanbagiankegiatan yang
pentingdalampembelajaranmatematika yang

Teori Vygotsky | 135


beracuankonstruktivisme.Melaluipengamatanpadakasus-kasustersebut,
siswamemperoleh “pengalaman” yang diserap di
benaksiswa.Dengandemikianterjadiaktivitasaktifsiswadalammengkonstruk
matematikamelalui proses asimilasidanakomodasi.
Contoh 1: guru memberikan LKS
tentangsifatkomutatifdanasosiatifpadapenjumlahanmatriks
Diketahui 3 matriks:
2 1 , B= −1 4 d an C= 5 1
 A= (0 −5 ) ( 3 1 ) (
−2 10 )
(Siswamengamatibeberapamatrikstersebut)
 Tentukanhasilpenjumlahandari
A+ B=… B+ A=…
B+C=… C+ B=…
C+ A=… A+C=…
A+ ( B+C )=… ( A+ B ) +C=…
A+ ( C +B )=… ( A+C ) +B=…
B+ ( A +C )=… ( B+ A ) +C=…
(siswamembandingkanhasil yang
adapadakelompokkiridankelompokkanan)
 Kesimpulanapa yang kamuperoleh?
(setelahsiswamengamati,
membandingkandanmengumpulkaninformasi,
siswadapatmenariksuatukesimpulantentangsifatpenjumlahanmat
riks)

Contoh 2: contohdalamkegiatanpembelajaranmatematika

Contoh dalam pembelajaran, jika seseorang siswa membuat suatu


kesalahan dalam mengerjakan sebuah soal, sebaiknya guru tidak langsung
memberitahukan di mana letak kesalahan tersebut. Sebagai contoh, jika
seseorang siswa menyatakan bahwa untuk sebarang bilangan real x dan y
berlaku ( x− y )2=x 2− y 2. Guru tidak perlu langsung menyatakan bahwa itu
salah. Lebih baik guru memberi pernyataan yang sifatnya menuntun,
misalnya: “apakah (5−3)2 =52−32?”.
Dengan menjawab pertanyaan, siswa akan bisa menemukan sendiri
letak kesalahannya yang ia buat pada pernyataan semula. Dari contoh ini
kiranya jelas bahwa guru bisa membantu siswa dengan cara memilih

Teori Vygotsky | 136


pendekatan pembelajaran yang sesuai, agar proses konstruksi pengetahuan
dalam pikiran siswa bisa berlangsung secara optimal. Pertanyaan yang
diajukan guru tersebut untuk menuntun siswa supaya pada akhirnya siswa
bisa menemukan sendiri letak kesalahan yang ia buat, merupakan contoh
scaffolding (tuntunan atau dukungan yang dinamis) dari guru pada siswa.
Guru kiranya bisa memanfaatkan baik teori Piaget maupun teori
Vygotsky dalam upaya untuk melakukan proses pembelajaran yang
efektif. Di satu pihak, guru perlu mengupayakan supaya siswa berusaha
agar bisa mengembangkan diri masing-masing secara maksimal, yaitu
mengembangkan kemampuan berpikir dan bekerja secara independen
(sesuai dengan teori Piaget), di lain pihak, guru perlu juga mengupayakan
supaya tiap-tiap siswa juga aktif berinteraksi dengan siswa-siswa lain dan
orang-orang lain di lingkungan masing-masing (sesuai dengan teori
Vygotsky). Jika kedua hal itu dilakukan, perkembangan kognitif tiap-tiap
siswa akan bisa terjadi secara optimal.

KelebihandanKelemahanTeoriVygotsky

KelebihanTeoriVygotsky

1. Anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona


perkembangan proximalnya atau potensinya melalui belajar dan
berkembang
2. Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk
mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada kemampuan
intramental
3. Anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan
pengetahuan deklaratif yang telah dipelajarinya dengan pengetahuan
prosedural yang dapat dilakukan untuk tugas-tugas atau pemecahan
masalah.
4. Memberikankesempatan yang lebihpadasiswauntuksalingberinteraksi.

KekuranganTeoriVygotsky
Vygotskyterlalu menekankanpadakolaborasidanbimbingan yang
mengakibatkanbeberapaanakmenjadimalasdanmengharapkanbantuansaatm
erekaseharusnyamelakukansendiri.

Kesimpulan

Teori Vygotsky | 137


Dari pembahasanteoriVygotskydapatditarikbeberapakesimpulan:
1. Pembelajaranberfokuspadapesertadidik, memberperhatianpada proses
berpikiratau proses mental danbukansekedarpadahasilbelajar.
2. Mengutamakanperanpesertadidikdalamberinisiatifsendiridanketerlibat
anaktifdalamkegiatanpembelajaran di dalamkelas,
penyajianpengetahuanjadi(readymade)tidakmendapatpenekanan,
melainkananakdidorongmenemukansendiripengetahuanitumelaluiinter
aksispontandengankeadaannya.
3. Memaklumiakanadanyaperbedaan individual
dalamhalkemajuanperkembangan.
4. Menekankanpadapengajarantop-down yang
berartibahwasiswamulaidengandiberikanmasalah-masalah yang
kompleksuntukdipecahkandanselanjutnyamemecahkanataumenemuka
n (denganbantuan guru dalambentuk scaffolding) keterampilan-
keterampilandasar yang diperlukan.
5. Pembelajaranbermaknabagipesertadidik,
konsepbaruatauinformasibaru yang
akandisampaikanharusdikaitkandengankonsep-konsep yang
telahadapadastrukturkognitifdanterkaitdengankenyataanhidup yang
dialamipesertadidik.

Padapenerapanpembelajarandenganteorisosio-kultural, guru
berfungsisebagai motivator yang memberikanrangsangan agar
siswaaktifdanmemilikigairahuntukberpikir, fasilitator yang
membantumenunjukkanjalankeluarbilasiswamenemukanhambatandalam
proses berpikir, manager yang mengelolahsumberbelajar,
sertasebagairewarder yang memberikanpenghargaanpadaprestasi yang
dicapaisiswa, sehinggamampumeningkatkanmotivasi yang
lebihtinggidaridalamdirisiswa. Padaintinya, siswalah yang
dapatmenyelesaikanpermasalahannyasendiriuntukmembangunilmupengeta
huan.

Teori Vygotsky | 138


DAFTAR PUSTAKA

Nur, Muhammad. 1998. Pendekatan-pendekatanKonstruktivisdalampembelajaran.


Surabaya: Unipres.

Nursalim, Mochamad. 2007. PsikologiPendidikan. Surabaya: Unipres

https://bk2009.files.wordpress.com/.../teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.
Diunduhpada 12 Oktober 2015

https://masbied.files.wordpress.com/2011/05/modul-matematika-teori-belajar-
vygotsky.pdf. Diunduhpada 12 Oktober 2015

http://www.slideshare.net/rahmahsalsabila92/makalah-40023782. Diunduhpada 12
Oktober 2015

Teori Vygotsky | 139

Anda mungkin juga menyukai