Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN KARAKTER

DAN IMPLEMENTASINYA

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Anggraini Dyah Novitasari (13030174013)


Siti Iswarini (13030174014)
Malikatun Ngilman Nafiah (13030174038)
Kurniawati Laela Octiani (14030174035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
A. PENDIDIKAN KARAKTER
 Makna Pendidikan
Ada berbagai pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh
sejumlah pakar pendidikan. Menurut Hasan Langgulung pendidikan
(education) dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin educare
berarti memasukkan sesuatu (1994: 4). Dalam konteks ini, makna
pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai tertentu ke dalam kepribadian
anak didik atau siswa.
Selain itu, Driyarkara dalam jurnal yang ditulis Ali Muhtadi
(2010: 32), mengemukakan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah
usaha untuk memanusiakan manusia. Pada konteks tersebut
pendidikan tidak dapat diartikan sekedar membantu pertumbuhan secara
fisik saja, tetapi juga keseluruhan perkembangan pribadi manusia
dalam konteks lingkungan yang memiliki peradaban. Sedangkan menurut
Yahya Khan (2010: 1) pendidikan merupakan sebuah proses yang
menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, menata, dan
mengarahkan. Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai
macam potensi yang ada dalam diri manusia agar dapat berkembang
dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan juga lingkungannya.
Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama. Khursyid Ahmad mendefinisikan pendidikan dalam Principles
Of Islamic Education(1974) sebagai latihan mental fisik dan moral
yang bertujuan membentuk manusia laki-laki dan perempuan yang
berbudaya tinggi (beradab), cakap dalam melaksanakan kewajibannya
sebagai manusia yang baik dan warga negara yang beradab. Sedangkan
berdasarkan UU RI No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, bertakwa dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya
Al-Qur’an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
dan penggunaan pengamalan disertai tuntunan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan antar kerukunan umat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan
di atas, maka pendidikan adalah proses (usaha) bimbingan secara

Pendidikan Karakter | 180


sistematis dibawah seorang pendidik menuju kearah pembentukan
kepribadian yang mulia, yaitu terbentuknya manusia beriman dan
bertaqwa serta memiliki kemampuan yang teraktualisasikan dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitarnya secara
positif dan dinamis.
 Makna Karakter
Ada berbagai pengertian karakter yang diungkapkan oleh sejumlah
pakar pendidikan di antaranya sebagai berikut :
1. Hasan Alwi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.Karakter di sini
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan. Karakter atau watak dapat dikembangkan oleh faktor-
faktor pembawaan dan faktor-faktor eksogen seperti alam sekitar,
pendidikan, dan pengaruh dari luar pada umumnya.
2. J.P. Chaplin, dalam Kamus Lengkap Psikologis
Karakter atau watak adalah ciri khas seseorang sehingga menyebabkan
ia berbeda dengan orang lain secara keseluruhan. Chaplin mengatakan
bahwa karakter atau tabiat adalah “kualitas atau sifat yang tetap
terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk
mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu obyek atau kejadian”
3. Sedangkan menurut Muchlas Samani, karakter dimaknakan sebagai
cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat.
4. Menurut Megawangi dalam buku Darmiyati (2004: 110)
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai sebuah usaha untuk
mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak
dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya.
Berdasarkan pengertian diatas, secara umum karakter atau watak
adalah ciri khas seseorang sehingga menyebabkan ia berbeda dengan
orang lain secara keseluruhan. Atau karakter adalah sebuah pola, baik itu
fikiran, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan
sangat kuat dan sulit untuk dihilangkan.

Pendidikan Karakter | 181


 Makna Pendidikan Karakter
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 4), pendidikan
karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter
bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan
karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan
warganegara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Sedangkan
menurut Koesoema, pendidikan karakter merupakan nilai-nilai dasar
yang harus dihayati jika sebuah masyarakat mau hidup dan bekerja
sama secara damai. Nilai-nilai seperti kebijaksanaan, penghormatan
terhadap yang lain, tanggung jawab pribadi, perasaan senasib,
sependeritaan, pemecahan konflik secara damai, merupakan nilai-nilai
yang semestinya diutamakan dalam pendidikan karakter (2007: 250).
Menurut D. Yahya Khan, M.Pd. pendidikan karakter adalah sebuah
proses pendidikan yang mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan
perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama
sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka
untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dengan kata lain pendidikan karakter mengajarkan anak didik berfikir
cerdas, dan mengaktivasi otak tengah secara alami.
Sedangkan menurut Muchlas pendidikan karakter sebagai istilah
payung (umbrella term) yang digunakan untuk mendeskripsikan
pembelajaran anak-anak dengan sesuatu cara yang dapat membantu
mereka mengembangkan berbagai hal terkait dengan moral.
Pendidikan karakter di sini yang dimaksud adalah pendidikan dengan
proses membiasakan anak melatih sifat-sifat baik yang ada dalam
dirinya sehingga proses tersebut dapat menjadi kebiasaan dalam diri
anak. Dalam pendidikan karakter tidak hanya bertujuan untuk
mencerdaskan anak dalam aspek kognitif saja, akan tetapi juga
melibatkan emosi dan spiritual, tidak sekedar memenuhi otak anak
dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga dengan mendidik akhlak anak
yang dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung
jawab dan respek terhadap lingkungan sekitarnya.

Pendidikan Karakter | 182


B. FUNGSI PENDIDIKAN KARAKTER
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 7) fungsi
pendidikan karakter adalah:
1. Pengembangan, artinya pengembangan potensi peserta didik untuk
menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah
memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan
karakter bangsa;
2. Perbaikan, artinya memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang
lebih bermartabat; dan
3. Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang bermartabat.

C. TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER


Tujuan pendidikan karakter adalah
1. Mengembangkan potansi kalbu/nurani afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa.
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan.
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity)

D. JENIS-JENIS PENDIDIKAN KARAKTER


Ada empat jenis karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakan
dalam proses pendidikan, yaitu:
1. Pendidikan karakter berbasis nilaireligius
Jenis pendidikan karakter ini menekankan akan pentingnya rasa
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan dan seluruh ciptaan-Nya.

Pendidikan Karakter | 183


2. Pendidikan karakter berbasis nilai budaya
Jenis pendidikan karakter ini menekankan budi pekerti, pancasila,
apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin
bangsa.
3. Pendidikan karakter berbasis lingkungan
Jenis pendidikan karakter ini menekankan akan pentingnya rasa
toleransi, kedamaian, dan kesatuan, untuk membangun kehidupan
bersama yang damai dan menyenangkan.
4. Pendidikan karakter berbasis potensi diri
Pendidikan karakter berbasis potensi diri adalah sikap pribadi yang
merupakan hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang
diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Jenis pendidikan
karakter ini menekankan akan pentingnya rasa kemandirian dan
tanggung jawab, kujujuran/amanah, dermawan, suka menolong,
pekerja keras, percaya diri, baik, dan rendah hati, untuk membangun
sebuah pribadi yang kuat. Dalam pelaksanaan proses pendidikan
karakter berbasis potensi diri, seorang guru tidak hanya
menyampaikan materi pengajaran tetapi sebagi inspirator, inisiator,
fasilitator, mediator, supervisor, evaluator, teman, sekaligus
pembimbing, lebih matang, pengasuh dan sepenuh hati dengan cinta
dan kasih sayang.

E. METODE PENDIDIKAN KARAKTER


Doni A. Kusuma mengatakan ada 5 (lima) metode pendidikan
karakter (dalam penerapan di lembaga sekolah) yaitu
1. Mengajarkan.
Pemahaman konseptual tetap dibutuhkan sebagai bekal
konsep-konsep nilai yang kemudian menjadi rujukan bagi perwujudan
karakter tertentu.Mengajarkan karakter berarti memberikan
pemahaman pada peserta didik tentang struktur nilai tertentu,
keutamaan, dan maslahatnya.Mengajarkan nilai memiliki dua
manfaat, pertama, memberikan pengetahuan konseptual baru, kedua,
menjadi pembanding atas pengetahuan yang telah dimiliki oleh
peserta didik. Oleh karena itu, proses mengajarkan tidaklah monolog,
melainkan melibatkan peran serta peserta didik
2. Keteladanan.

Pendidikan Karakter | 184


Manusia lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat.
Keteladanan menepati posisi yang sangat penting. Guru harus terlebih
dahulu memiliki karakter yang hendak diajarkan. Peserta didik akan
meniru apa yang dilakukan gurunya yang dikatakan sang guru.
Keteladanan tidak hanya bersumber dari guru, melainkan juga dari
seluruh manusia yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut.Selain
itu, keteladanan juga bersumber dari orang tua, sahabat, kerabat, dan
siapapun yang sering berhubungan dengan peserta didik.Pada titik ini,
pendidikan karakter membutuhkan lingkungan pendidikan yang utuh
dan saling mengajarkan karakter.
3. Menentukan prioritas.
Penentuan prioritas yang jelas harus ditentukan agar proses
evaluasi atas berhasil tidak nya pendidikan karakter dapat menjadi
jelas. Tanpa prioritas, pendidikan karakter tidak dapat terfokus
sehingga tidak dapat dinilai berhasil atau tidak berhasil.Pendidikan
karakter menghimpun kumpulan nilai yang dianggap penting bagi
pelaksanaan dan realisasi visi lembaga.Oleh karena itu, lembaga
pendidikan memiliki kewajiban.Pertama, menentukan tuntutan
standar yang akan ditawarkan pada peserta didik. Kedua, semua
pribadi yang terlibat dalam lembaga pendidikan harus memahami
secara jelas nilaiapa yang akan ditekankan pada lembaga pendidikan
karakter ketiga. Jika lembaga ingin menentukan perilaku standar yang
menjadi ciri khas lembaga maka karakter lembaga itu harus dipahami
oleh anak didik, orang tua dan masyarakat.
4. Praksis Prioritas.
Unsur lain yang sangat penting setelah penentuan prioritas
karakter adalah bukti dilaksanakan prioritas karakter tersebut.
Lembaga pendidikan harus mampu membuat verifikasi sejauh mana
prioritas yang telah ditentukan telah dapat direalisasikan dalam
lingkungan pendidikan melalui berbagai unsur yang ada dalam
lembaga pendidikan itu.
5. Refleksi.
Refleksi berarti dipantulkan ke dalam diri.Apa yang telah
dialami masih tetap terpisah dengan kesadaran diri sebelum ia
dikaitkan dan dipantulkan dengan isi kesadaran seseorang. Refleksi
juga dapat disebut sebagai proses bercerminpada peristiwa atau

Pendidikan Karakter | 185


konsep yang telah dialami seperti menyadari perbuatan salah yang
telah dilakukan.

F. NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER


Secara umum nilai-nilai karakter atau budi pekerti ini
menggambarkan sikap dan perilaku dalam hubungan dengan Tuhan, diri
sendiri, masyarakat dan alam sekitar.Mengutip pendapat Lickona,
pendidikan karakter secara psikologis harus mencakup dimensi penalaran
berlandasan moral (moralreasoning), perasaan berlandasan moral (moral
feeling), dan perilaku berasaskan moral(moral behavior).Nilai-nilai
karakter bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan
nasional. Sesuai dengan hasil kajian puskur, nilai karakter yang
diimplementasikan di sekolah meliputi:
No Nilai Deskripsi
Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
1. Religius toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
2. Jujur
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,
3. Toleransi
dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
4. Disiplin dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
5. Kerja Keras
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
6. Kreatif
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
No Nilai Deskripsi
yang telah dimiliki.

Pendidikan Karakter | 186


Sikap dan perilaku yang tidak mudah
7. Mandiri tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
8. Demokratis
orang lain.

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk


Rasa Ingin mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
9.
Tahu sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
Semangat
10. menempatkan kepentingan bangsa dan negara
Kebangsaan
di atas kepentingan diri dan kelompoknya
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
Cinta Tanah
11. penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
Air
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
Menghargai untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
12.
Prestasi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
Bersahabat/Ko
13. berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
muniktif
orang lain.
Sikap, perkataan, dan tindakan yang
14. Cinta Damai menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
Gemar
15. berbagai bacaan yang memberikan kebajikan
Membaca
bagi dirinya.
Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
16.
Lingkungan mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
No Nilai Deskripsi
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.

Pendidikan Karakter | 187


Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
17. Peduli Sosial bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
Tanggungjawa
18. seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
b
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber: Kemendiknas (2010: 9-10)

G. STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER


Dalam pengimplementasian pendidikan karakter terdapat faktor-
faktor penghambat dalam pelaksanaannyayaitu faktor internal dan faktor
eksternal.Faktor internal meliputi tingkat pemahaman siswa dan rasa
malas, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan.Untuk
mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut maka diperlukan strategi
yang tepat dalam pelaksanaan pendidikan karakter.
Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan
merupakan satu kesatuan dari program manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah yang terimplementasikan dalam pengembangan,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan
pendidikan.Strategi tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif di
sekolah sebagai langkah menuju terbentuknya akhlak mulia dalam diri
setiap siswa, ada tiga tahapan strategi yang harus dilakukan. Hal ini
diperlukan agar peserta didik yang terlibat dalam sistem pendidikan
tersebut dapat memahami, merasakan, menghayati, dan mengamalkan
(mengerjakan) nilai-nilai kebijakan (moral), tiga tahapan atau komponen
tersebut diantaranya,
a. Moral Knowing/ Learning to Know
Learning to Knowmerupakan langkah awal dalam pendidikan
karakter. Dalam tahapan ini tujuan diorientasikan pada penguasaan
pengetahuan tentang nilai-nilai.Disini siswa diharapkan mampu untuk
membedakan antara akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai-nilai
universal lainnya. Berangkat dari hal tersebut maka dimensi-dimensi
yang termasuk dalam moral knowing yang akan mengisi ranah
kognitif peserta didik adalah kesadaran moral (moral awareness),
pengetahuan tentang nlai-nilai moral (knowing moral values),

Pendidikan Karakter | 188


penentuan sudut pandang (perspektif taking), logika moral (moral
reasoning), keberanian mengambil sikap (decision making), dan
pengenalan diri (self knowledge).
b. Moral Loving/ Moral Feeling
Tahapan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan
menguatkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak
mulia (aspek emosi).Dalam tahapan ini, yang menjadi sasaran guru
adalah dimensi emosional siswa.Untuk mencapai tahap ini guru bisa
memasukinya dengan kisah-kisah yang menyentuh hati, modeling
atau kontemplasi.Melalui tahap ini, siswa diharapkan mampu menilai
dirinya sendiri, membiasakan bersikap baik, dan bersikap empati
kepada siapapun.
c. Moral Doing / Learning to do
Moral Doing merupakan perbuatan atau tindakan moral yang
merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya.
Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan
yang baik, maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu
kompetensi, keinginan, dan kebiasaan. Moral Doing merupakan
puncak dari keberhasilan pendidikan karakter kepada siswa dimana
siswa mampu mempraktikkan nilai-nilai akhlak mulia itu dalam
perilakunya sehari-hari.Siswa semakin berperilaku ramah, sopan
dalam berbicara, hormat kepada guru dan orang tua, penyayang, jujur
dalam segala tindakan baik ucapan maupun perbuatan, bersikap
disiplin dalam belajar, cinta dan kasih sayang, adil, murah hati, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, teladan dari guru dan semua warga
sekolah menjadi hal yang sangat penting

Dari ketiga tahapan atau komponen yang dijelaskan diatas, jelas


bahwa, keseimbangan antara komponen satu dengan komponen lainnya,
yaituMoral Knowing, Moral Feeling,dan Moral Action merupakan hal
yang penting. Hal ini dipertegas lagi melalui ungkapan Lickona, yang
menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik (components
of good character), yaitu Moral Knowing atau pengetahuan tentang moral,
Moral Feeling atau perasaan tentang moral, dan Moral Action atau
perbuatan moral. Hal itu diperlukan agar anak mampu memahami,
merasakan dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan.

Pendidikan Karakter | 189


H. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pelaksanaan pendidikan karakter bangsa sangat penting karena
pelaksanaan pendidikan karakter bangsa pada pembelajaran diharapkan
dapat mengurangi penyebab berbagai masalah karakter dan budaya
bangsa.Dunia pendidikan diharapkan mampu menjadi solusi dari
permasalahan tersebut karena pendidikan membangun dan mencetak
generasi bangsa yang lebih baik.Pendidikan karakter bukan suatu mata
pelajaran tersendiri melainkan terintegrasi dalam setiap mata pelajaran,
termasuk mata pelajaran matematika.Matematika merupakan tulang
punggung pendidikan karakter karena di dalam mata pelajaran matematika
pada dasarnya terdapat nilai-nilai karakter.Nilai karakter yang dapat
dikembangkan diantaranya nilai disiplin, jujur, dan tanggung jawab.
Karakter disiplin dapat terbentuk dalam mempelajari matematika
karena dalam matematika peserta didik diharapkan mengetahui dan
mengenal suatu keteraturan pola, memahami aturan-aturan dan konsep-
konsep yang telah disepakati.Dengan mempelajari matematika diharapkan
seseorang lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupan.
Matematika selalu membutuhkan pembuktian.Karakter yang
terbentuk seseorang dalam menanggapi isu-isu tidak hanya diterima secara
mentah-mentah, namun di analisis dan dicari terlebih dahulu kebenaran
dari isu tersebut.Kepribadian yang terbentuk adalah seseorang yang selalu
dapat dipercaya baik dalam perkataan, perbuatan maupun tindakan.
Kebiasaan disiplin dalam bernalar yang terbentuk dalam mempelajari
matematika melahirkan suatu sikap tanggung jawab.Beberapa nilai
tersebut hanya sebagian kecil dari nilai-nilai pendidikan karakter bangsa
pada pembelajaran matematika. .
Karakter pada Pembelajaran Matematika
No Nilai Karakter Indikator
1 Berpikir logis, 1) Memaparkan pendapat didasarkan
kritis, reatif, dan pada fakta empirik
inovatif 2) Menunjukkan kekuatan dan
kelemahansuatu permasalahan
No Nilai Karakter Indikator
3) Memberikan pemikiran alternatif
pada permasalahan yang dihadapi
4) Memaparkan cara atau hasil baru dan

Pendidikan Karakter | 190


mutakhir dari apa yang telah dimiliki
5) Memberikan gagasan dengan cara-
cara yang asli atau bukan klise
2 Kerja keras 1) Menyelesaikan semua tugas dengan
baik dan tepat waktu
2) Tidak putus asa dalam menghadapi
masalah
3) Tidak mudah menyerah dalam
menghadapi masalah
3 Keingintahuan 1) Menanyakan segala sesuatu yang
belum diketahui
2) Mengamati perubahan-perubahan dari
hal-hal atau kejadian
3) Berupaya mencari sumber belajar
tentang konsep atau masalah yang
dipelajari /dijumpai
4) Berupaya untuk mencari masalah
yang lebih menantang
5) Aktif dalam mencari informasi
4 Kemandirian 1) Memiliki keyakinan untuk
menyelesaikan masalah yang
dihadapi
2) Memiliki keyakinan akan
kemampuan dirinya
3) Mencatat hal-hal penting yang terkait
dengan materi pelajaran matematika
4) Mencari strategi untuk mengatasi
kesulitan tersebut dengan
pemikirannya sendiri
5) Mempunyai kemampuan untuk
mengatur belajarnya sendiri

Indikator
No Nilai Karakter
6) Memiliki perilaku yang dapat
menentukan tujuan belajar, sumber
belajar, materi yang dipelajari, dan
bagaimana mempelajarinya
5. Percaya diri 1) Menguasai materi prasyarat untuk

Pendidikan Karakter | 191


menyelesaikan materi berikutnya
2) Mempunyai inisiatif
3) Memiliki keyakinan dapat
menyelesaikan masalah yang
dihadapi
4) Tidak menunjukkan keragu-
raguandalam melakukan sesuatu
5) Menunjukkan keberanian
menyampaikan pendapat saat
berdiskusi di kelas
6) Tidak mengeluh saat menyelesaikan
masalah yang diberikan guru
6 Kereligiusan 1) Mengagumi kebesaran Tuhan melalui
berbagai model matematika
2) Mengagumi kebesaran Tuhan karena
kemampuan dirinya untuk hidup
sebagai anggota masyarakat
3) Mengagumi kekuasaan Tuhan yang
telah mencipta kan berbagai alam
semesta
4) Mengagumi kebesaran Tuhan karena
adanya agama sebagai sumber
keteraturan hidup masyarakat
7 Kejujuran 1) Tidak menyontek ataupun menjadi
plagiat dalam mengerjakan setiap
tugas
2) Mengemukakan rasa senang atau
tidak senang terhadap pelajaran
3) Menyatakan sikap terhadap suatu
materi diskusi kelas
No Nilai Karakter Indikator
4) Mengemukakan pendapat tanpa ragu
tentang suatu pokok diskusi
5) Menyelesaikan masalah dilakukan
sesuai dengan kemampuannya sendiri

Pendidikan Karakter | 192


8 Kecerdasan 1) Pikiran dan perilaku yang berupa
reaksi yang cermat, tepat dan
cepat/akurat terhadap pengalaman
baru
2) Cermat, tepat dan cepat/tangkas
menyelesaikan masalah
3) Mampu menerapkan pengetahuan
yang diperolehnya terhadap hal-hal
yang baru
9 Ketangguhan 1) Sikap dan perilaku pantang menyerah
/tidak mudah putus asa dalam
mengahadapi berbagai kesulitan
dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran
2) Kokoh mempertahankan
pendapatnya
3) Mampu mengatasi berbagai masalah
menjadi tugasnya atau apa yang
diinginkannya
4) Berpendirian kuat untuk
mempertahankan hati nuraninya
5) Tidak mudah berubah sikap dalam
menghadapi masalah
10 Kedemokratisan 1) Memilih ketua kelompok
berdasarkan suara terbanyak
2) Mendukung hasil kesepakatan
3) Mengemukakan pikiran tentang
idenya
4) Memberi kesempatan orang lain
untuk mengemukakan pendapat
sesuai dengan cara masing-masing
No Nilai Karakter Indikator
11 Kepedulian 1) Sikap simpati dan empati bagi orang
lain atau kelompok yang kurang
beruntung
2) Memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuannya terhadap orang lain
yang mempunyai masalah

Pendidikan Karakter | 193


3) Membantu teman lain menyelesaikan
masalah dalam segala situasi
4) Memberikan bimbingan teman lain
yang menemui masalah

Contoh Kegiatan Pembelajaran Matematika yang Mengintegrasikan


Nilai-Nilai Karakter
No Nilai Karakter Kegiatan Pembelajaran
1 Berpikir logis, 1) Melakukan kegiatan
kritis, kreatif, investigasi/penelitian
dan inovatif 2) Menyelesaikan persoalan pemecahan
masalah
3) Menyelesaikan persoalan open-ended
untuk memberikan pemikiran alternatif
pemecahannya
4) Melakukan kegiatan laboratorium
untuk mengumpul kan fakta empirik
sebagai dasar pengambilan ke simpulan
5) Melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan
dengan persoalan kontekstual dengan
berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif
6) Melakukan analisis dari masalah yang
dihadapi
2 Kerja Keras 1) Menyelesaikan tugas di dalam kelas,
tugas pekerjaan rumah, tugas terstruktur

No Nilai Karakter Kegiatan Pembelajaran


2) Menyelesaikan tugas sesuai batas
waktu yang ditetapkan
3) Menyelesaikan tugas proyek
4) Tidak berhenti menyelesaikan masalah
sebelum selesai
5) Melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan
dengan persoalan kontekstual dengan
nilai kerja keras

Pendidikan Karakter | 194


3 Keingintahuan 1) Melakukan kegiatan tanya jawab saat
kegiatan apersepsi
2) Melakukan kegiatan tanya jawab pada
kegiatan diskusi
3) Menugaskan peserta didik membuat
pertanyaan (mengunakan metode
problem posing )
4) Menugaskan peserta didik mencari
sumber belajar
5) Melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan
dengan persoalan kontekstual dengan
nilai keingintahuan
4 Kemandirian 1) Melakukan penilaian secara individu
2) Menyelesaikan sendiri tugas yang
menjadi tanggung jawabnya
3) Melakukan kegiatan penyelidikan
untuk penemuan konsep
4) Melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan
dengan persoalan kontekstual dengan
nilai kemandirian
5) Aktif dalam melakukan refleksi
6) Tidak ada keragu-raguan
menyampaikan pendapat saat berdiskusi
di kelas
No Nilai Karakter Kegiatan Pembelajaran
7) Dengan rela menyelesaikan sendiri
masalah yang diberikan guru
5 Percaya diri 1) Melakukan tanya jawab saat apersepsi
tentang materi prasyarat
2) Mengajukan pertanyaan dan pernyataan
atas suatu masalah
3) Menyelesaikan masalah yang dihadapi
4) Melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan
dengan persoalan kontekstual dengan
nilai percaya diri

Pendidikan Karakter | 195


6 Kereligiusan 1) Menyiapkan peserta didik dimulai
dengan berdoa apabila jam pertama,
absensi, kebersihan kelas, dst
2)Mengagumi kebesaran Tuhan melalui
penyampaian materi matematika secara
kontekstual yang terkait dengan dunia
peserta didik dan materi, misalnya
adanya keteratuan bentuk geometri,
keteratuan dan lain sebagainya
7 Kejujuran 1) Mengerjakan soal ujia secara individu
tanpa menyontek

2) Mengerjakan tugas pekerjaan rumah


secara individu dan tidak menjadi
plagiat dalam mengerjakan setiap tugas
3) Melakukan kegiatan refleksi sehingga
peserta didik dapat mengemukakan rasa
senang atau tidak senang terhadap
pelajaran

4) Melakukan kegiatan diskusi agar peserta


didik dapat mengemukakan pendapat
tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi

No Nilai Karakter Indikator


5) Melakukan tanya jawab berkaitan materi
matematika dan keterkaitan dengan
persoalan kontekstual dengan nilai
kejujuran
8 Kecerdasan 1) Memberikan latihan/soal pemecahan
masalah
2) Melakukan kegiatan penemuan
3) Melakukan tanya jawab berkaitan materi
matematika dan keterkaitan dengan
persoalan kontekstual dengan nilai
kecerdasan
9 Ketangguhan 1) Sikap dan perilaku pantang menyerah
/tidak mudah putus asa dalam

Pendidikan Karakter | 196


mengahadapi berbagai kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
1) Mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
berbagai situasi
2) Menyelesaikan berbagai masalah yang
menjadi tugasnya atau apa yang
diinginkannya
3) Mempertahankan pendapatnya dalam
kelompok diskusi atau aktivitas lain

2) Mampu mengatasi berbagai masalah


menjadi tugasnya atau apa yang
diinginkan nya
3) Berpendirian kuat untuk
mempertahankan hati nuraninya
4) Tidak mudah berubah sikap dalam
menghadapi masalah

5) Melakukan tanya jawab berkaitan materi


matematika dan keterkaitan dengan
persoalan kontekstual dengan nilai
ketangguhan
No Nilai Karakter Indikator
10 Kedemokratisan 1) Memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk memilih ketua kelompok
saat kegiatan diskusi
2) Memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk menyampaikan hasil
diskusi kelompok
3) Memberi kesempatan pada peserta didik
ntuk mengemukakan pendapat sesuai
dengan cara masing-masing saat
kegiatan diskusi
4) Memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk menyampaikan hasil
diskusi kelompok

5) Melakukan tanya jawab berkaitan materi

Pendidikan Karakter | 197


matematika dan keterkaitan dengan
persoalan kontekstual dengan nilai
kedemokratisan
6) Menghargai pendapat orang lain yang
sedikit berbeda atau berbeda sama
sekali dengan dirinya
11 Kepedulian 1) Memberikan tanggapan atas pertanyaan
yang disampaikan teman lain
2) Memberikan kesempatan pendapat
teman lain saat kegiatan tanya jawab
3) Memberikan bantuan terhadap teman
sesuai dengan kemampuannya terhadap
teman lain yang memiliki masalah
4) Memberikan penghargaan pada kegiatan
diskusi saat teman lain menyelesaikan
masalah
5) Melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan
dengan persoalan kontekstual dengan
nilai kepedulian

Contoh pengimplementasian pendidikan karakter dalam membuat


langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran materi bilangan bulat kelas VII
A. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.(Nilai Religius)
2. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali pengertian
pola dan dapat menentukan suatu bentuk dari dari susunan bangun
, ,,,,,,,, , ,,,, ,..., ... (apersepsi).
3. Siswa mengamati tayangan foto yang memuat pola yang ada di
alam sebagai contoh

Pendidikan Karakter | 198


Putik Bunga Daun Kaktus Rumah Lebah
Matahari Pakis
4. Guru memotivasi siswa dengan bertanya: dapatkah kalian
menemukan adanya pola di alam selain yang telah ditayangkan?
Guru diharapkan mengkaitkan contoh yang diberikan dengan
keagungan Tuhan terhadap ciptaanNya.(Nilai Religius)
5. Peserta didik diberi permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari yang terkait pola barisan seperti berikut:
pernahkah kalian menjumpai “pemandu sorak” melakukan atraksi
dalam suatu pertandingan olahraga seperti gambar berikut:

Bagaimana caranya menentukan banyaknya pemandu sorak, bila


susunan yang diinginkan menjadi lima tingkatan? (Nilai Kritis)
6. Guru menegaskan tujuan yang akan dipelajari hari ini.
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan Inti (100 menit)
Mengamati
1. Peserta didik mengamati gambar yang ada pada LKS.
Menanya
2. Peserta didik menanyakan pola/ keteraturan yang ada dalam
gambar.(Nilai Rasa Ingin Tahu)
3. Peserta didik menanyakan cara yang mudah dalam menentukan
bangun/bilangan yang ditanyakan.(Nilai Rasa Ingin Tahu)
Mengeksplorasi
4. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk mencermati
pola-pola yang ada pada LKS (terlampir) langkah 1 s/d 5.
5. Peserta didik bekerja berkelompok untuk mencermati
permasalahan terkait pola seperti yang tertera pada buku teks
halaman 117.

Pendidikan Karakter | 199


Mengasosiasi
6. Berdasarkan langkah 4 dan 5 peserta didik menyimpulkan pola
yang ada pada LKS.(Nilai Kritis)
7. Untuk mengetahui pemahaman materi yang dipelajari, peserta
didik mengerjakan langkah 6 pada LKS.
Mengomunikasi
8. Salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kegiatan sebelumnya.(Nilai Percaya Diri dan Komunikatif)
9. Peserta didik memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi
tanya jawab untuk mengkonfirmasi, melengkapi informasi
ataupun tanggapan lainnya.

Kegiatan Penutup (10 menit)


10. Peserta didik bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan
mengenai pola bilangan bulatdan pola bilangan segitiga.
11. Setiap kelompok diberikan perolehan penghargaan berkaitan
dengan aktivitas kelompok.
12. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa
bersama-sama.(Nilai Religius)

Lembar Kerja Siswa (LKS) 1


Pokok Bahasan : Pola Bilangan Bulat
Hari/Tanggal : ............................/.......................................
Alokasi Waktu : 35 menit
Kelas : VII .....
No Kelompok/Nama : ........./....................................

1. Amati banyaknya persegi pada gambar berikut

2. Tuliskan banyaknya persegi pada tiap-tiap bangun


Jawab:

Pendidikan Karakter | 200


3. Dapatkah kalian menemukan pola keteraturan? Dengan pola
tersebut gambarkan bangun berikutnya.

4. Tanpa menggambar dapatkah kalian menentukan banyaknya


persegi untuk bangun berikutnya?
Jawab:

Catatan :
Urutan bilangan di atas yang kalian temukan disebut dengan barisan bilangan

5. Menurut pendapat kalian apa yang dimaksud dengan barisan


bilangan?
Jawab:

6. Tentukan 4 bilangan berikutnya pada masing-masing barisan


bilangan berikut:
a. 3,5,8 , ..., ... ,... , ... ,. .
b. 2 , 4 , 6 , ... ,... , ... ,.. .
c. 1,1,2,3,5,8,13 , ... ,... , ... ,.. .
d. 1 ×2 ,2 ×3 ,3 × 4 , 4 × 5 ,5 × 6 ,... , ... ,.. .
1 1 1
e. 1 , , , , ⋯ , ⋯ , ⋯ , ⋯
2 3 4
1 2 3 4
f. , , , , ⋯ , ⋯ , ⋯ , ⋯
2 3 4 5

Pendidikan Karakter | 201


DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi. Bandung:


Alfabeta.
Samani, Muchlas, Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan
Karakter.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pendidikan Karakter | 202

Anda mungkin juga menyukai