Anak usia dini (siswa muda) menggunakan banyak representasi berbeda untuk
membangun pemahaman baru dan mengekspresikan ide-ide matematika. Menyatakan ide dan
menghubungkan pernyataan tersebut dengan perumpamaan matematika terletak di inti
pemahaman matematika. Guru harus menganalisis representasi siswa dan berhati-hati
mendengarkan diskusi mereka untuk mendapatkan wawasan tentang pengembangan
pemikiran matematika dan memberikan dukungan untuk memungkinkan mereka
menghubungkan bahasa mereka ke bahasa matematika konvensional. Tujuan Standar
Komunikasi terkait erat dengan standar ini, dengan setiap bagian saling berkontribusi
dan mendukung sama lain.
Siswa usia dini merepresentasi ide dan prosedur metamatika mereka di banyak
cara. Mereka menggunakan benda-benda fisik seperti jari-jari mereka sendiri, bahasa
alami, gambar, diagram, gerakan fisik, dan simbol. Melalui interaksi dengan representasi
ini, siswa lain, dan guru, siswa mengembangkan gambaran mental mereka sendiri dari ide-ide
matematika. Mungkin representasi yang digunakan oleh anak-anak mungkin secara
tradisional tidak digunakan oleh orang dewasa, representasi siswa memberikan catatan tetang
upaya mereka untuk memahami matematika dan juga membuat pemahaman mereka juga
dapat dipahami orang lain..
Representasi membuat ide-ide matematika lebih kongkrit dan dapat untuk merefleksi.
Siswa dapat merepresentasikan ide dengan objek yang dapat dipindahkan dan disusun
kembali. Representasi konkret seperti meletakkan dasar untuk penggunaan simbol kemudian.
Representasi siswa sering kali berwawasan luas dan sering kali menyerupai representasi yang
lebih konvensional. Sebagai contoh, seorang siswa kelas dua bekerja dengan penempatan
nilai matematika dan balok base-sepuluh dapat mewakili 103. Siswa tersebut boleh menunjuk
balok-ba;ok dan mengetap kolom kosong, menjelaskan “seratus (tap) tiga” tap tersebut
membantu siswa menghubungkan nol dengan kolompuluhan yang kosong.
Catatan pelajaran berikut, diambil dari pengalaman kelas, menggambarkan bahwa apa
yang dilakukan dan dikatakan anak-anak ketika mereka menemukan jawaban dan
merepresentasikan pikiran mereka memberi informasi guru tentang pemahaman mereka
Ketika seorang guru kelas satu membaca Rooster’s Off to See the World (carle 1971),
siswa merepresentasikan tentang jumlah hewan yang pergi untuk melihat variasi alam
(lihat gambar 4.34). dua kucing, lalu tiga katak, empat kura-kura, dan lima ikan
bergabung dengan ayam jantan dengan total lima belas hewan. Untuk mengetahui
berapa banyak yang pergi dalam perjalanan, beberapa siswa menggambar binatang dan
memberi nomor. Dua siswa membuat model binatang dengan penghitung, dihitung, dan
menulis “15” di kertas mereka. Siswa lain menggunakan notasi yang lebih tradisional,
meskipun representasi mereka mengungkapkan cara berpikir yang berbeda. Seorang
siswa menyatakan jawabannya nol, karena semua binatang sudah pulang saat itu
menjadi gelap.
Namun, guru itu bingung oleh siswa yang jawabannya adalah 21 (lihat gambar 4.35).
guru meminta siswa untuk menjelaskan. Siswa menjawab bahwa dia telah
memperhatikan bahwa ada kunag-kunang dalam cerita dimana hewan memutuskan
untuk berbalik dan pulang. Dia tidak bisa menghitung berapa, tapi dia pikir ada enam
karena itu polanya, jadi dia menggambar binatang dan menambahkan. Guru bertanya
tentang daftar di kanan atas kertas siswa, dan dia menjawab bahwa dia telah membuat
penghitungan untuk menunjukkan berapa banyak, dan ada 21.
Gambar 4.35
Representasi membantu siswa mengenali sifat umum matematika dari situasi
yang berbeda. Siswa mungkin merepresentasi tiga skenario berikut ini dengan menulis 5–
3=2. Masalah pertama adalah menentukan jumlah objek yang tersisa setelah tiga objek
diambil dari koleksi 5. Masalah kedua adalah berapa tinggi menara lima kubus dari menara
tiga kubus?. Masalah ketiga menanyakan jumlah bola yang harus dimasukkan ke dalam
kotak jika ingin memiliki lima bola dan sudah ada 3 bola di dalam kotak. Siswa juga dapat
merepresentasi situasi sebagai 3+⎕=5 . Melihat kesamaan dalam cara merepresentasi
situasi yang berbeda adalah langkah penting menuju abstraksi.
Pada level ini guru perlu mendengarkan apa yang dikatakan siswa, dengan serius
mengamati aktivitas matematika mereka, menganalisis rekaman mereka, dan
merefleksikan implikasi dari pengamatan dan analisis. Menggunakan representasi
membantu siswa mengingat apa yang mereka lakukan dan menjelaskan alasan mereka.
Representasi memberikan catatan pemikiran siswa tentang bagaimana menunjukkan jawaban
dan prosesnya, dan guru membantu dalam merumuskan pertanyaan yang dapat membantu
siswa merefleksikan proses dan hasil mereka dan memajukan pemahaman mereka tentang
konsep dan prosedur.informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber ini memungkinkan
penilaian yang lebih jelas tentang apa yang siswa pahami dan ide matematika apa yang masih
berkembang.
Siswa harus didorong untuk membagikan representasi berbeda mereka untuk membantu
mereka mempertimbangkan perspektif dan cara lain untuk menjelaskan pemikiran mereka.
Guru dapat memodelkan cara-cara konvensional untuk merepresentasikan situasi matematika,
tetapi penting bagi siswa untuk menggunakan representasi yang bermakna bagi mereka.
Transisi ke notasi konvensional harus dihubungkan dengan metode dan pemikiran siswa.
Sebagai contoh, ketika siswa menggunakan balok-balok atau perhitungan mental untuk
menyelesaikan masalah seperti “tentukan jumlah dari 17 + 25,” mereka sering menambahkan
puluhan terlebih dahulu. Guru dapat menulis langkah penghubung untuk siswa sebagai
10+20=30, 7+5=12, dan 30+12=42. Siswa harus melihat metode mereka direkam baik-baik
secara horizontal maupun vertical dan harus mengembangkan cara mereka sendiri untuk
melacak pekerjaan mereka yang jelas bagi mereka (lihat gambar 4.37).
Gambar 4.37
Melalui diskusi kelas tentang cara siswa berpikir dan merekam, guru dapat meletakkan
dasar pemahaman bagi siswa tentang cara-cara konvensional mewakili proses penambahan
angka. Sama pentingnya, pekerjaan siswa dan percakapan tentang representasi mereka dapat
mengungkapkan sejauh mana mereka memahami penggunaan simbol.
Penting bagi guru menyadari dan mengajar siswa bahwa representasi apapun, tidak
hanya yang dibuat oleh siswa, harus mengalami banyak interpretasi (interpretasi adalah
proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat
menggunakan simbol-simbol yang sama). Gambar, bagan, grafik, dan diagram, misalnya
dapat dibaca dengan berbagai cara. Oleh karena itu, guru tdak boleh berasumsi bahwa siswa
memahami diagram atau persamaan dengan cara yang sama yang dilakukan orang dewasa.
Mengkomunikasikan makna yang dimaksudkan dan menggunakan representasi alternatif
dapat meningkatkan pemahamanoleh siswa dan guru.
Chapter 5
Standar Representasi untuk Kelas 3-5
Di kelas 3-5, siswa perlu untuk mengembangkan dan menggunakan berbagai variasi
representasi dari ide-ide matematika ke dalam model situasi masalah, untuk menginvestigasi
hubungan matematis, dan untuk membenarkan atau menyalahkan konjektur/dugaan. Mereka
seharusnya menggunakan representasi informal, seperti gambar, untuk menyoroti beragam
fitur masalah; mereka seharusnya menggunakan model fisik untuk merepresentasikan dan
memahami berbagai ide seperti perkalian dan menempatkan nilai. Mereka juga seharusnya
memelajari cara untuk menggunakan persamaan, bagan (chart), dan grafik untuk
menggambarkan modelnya dan memecahkan masalah. Representasi-representasi ini menjadi
alat untuk berpikir tentang menyelesaikan masalah. Representasi-representasi ini juga
membantu siswa untuk mengkomunikasikan pemikiran mereka ke orang lain. Siswa di kelas
ini akan menggunakan model eksternal – satu yang mereka bisa buat, ubah, dan periksa –
serta gambaran mental (as well as mental images.).
Apa yang terjadi terhadap luas dari sebuah persegi jika panjang dari sisi-
sisinya dikalikan dua?
Siswa yang merepresentasikan masalah dalam beberapa cara lebih bisa melihat
hubungan yang penting daripada mereka yang menganggap masalah tersebut tanpa
representasi. Respon awal dari siswa terhadap masalah tersebut adalah saat persegi yang baru
akan berukuran dua kali lipat daripada persegi pertama. Pemikirannya bisa jadi berhenti di
sini, tapi siswa lain mempertanyakan jawabannya, mendorongnya untuk berpikir lebih dalam
lagi. Dia memutuskan bahwa ia membutuhkan sebuah gambar untuk membantunya berpikir
tentang masalah tersebut. Gambarnya (lihat gambar 5.38) membantunya untuk
mempertimbangkan kompleksitas dari masalah tersebut dengan lebih berhati-hati dan
menunjukkan kepadanya bahwa persegi yang baru tidak hanya lebih besar tetapi juga empat
kali lebih besar daripada ukuran persegi sebelumnya. Itu juga cara untuk menunjukkan
jawabannya dan untuk membenarkannya kepada orang lain.
Gambar 5.38
Belajar untuk mencatat atau merepresentasikan pemikiran dengan cara yang terorganisir, baik
dalam memecahkan masalah dan berbagi solusi, merupakan kemampuan yang harus didapat oleh
siswa. Guru bisa dan harus menekankan pentingnya merepresentasikan ide-ide matematika dalam
berbagai cara. Memodelkan proses ini sebagai mereka bekerja (Modeling this process as they work
through) melalui sebuah masalah bersama dengan siswa sekelas merupakan salah satu cara untuk
menstimulasi siswa untuk menggunakan dan menalasisis representasi. Bicara tentang mengapa
beberapa representasi lebih efektif daripada yang lain dalam beberapa situasi memberikan arti penting
dalam proses pengajaran dan membantu aspek kritis siswa terhadap representasi mereka. Guru secara
strategis memilih representasi yang dikerjakan oleh siswa yang bisa berguna untuk berdiskusi
bersama oleh seluruh kelas. Contohnya, pikirkan pertanyaan berikut ini, di mana siswa kelas 3
mungkin mengeksplorasi seperti ini :
Apakah ada angka genap atau ganjil lainnya dalam tabel persamaan yang
ditampilkan dalam gambar 5.41? Jelaskan mengapa?
Siswa mungkin mulai membuat banyak contoh untuk merumuskan jawabannya, seperti
yang tergambar dalam gambar 5.40. Siswa lain mungkin menggunakan tabel persamaan
untuk mengatur jawaban mereka, seperti yang diilustrasikan dalam gambar 5.41. Mengatur
pekerjaan mereka dengan cara ini menonjolkan pola-pola yang dapat mendukung siswa
dalam berpikir lebih sistematis tentang masalah tersebut.
Gambar 5.40 gambar 5.41
Setiap representasi menunjukkan cara berpikir yang berbeda-beda tentang sebuah
masalah. Memberikan perhatian pada metode yang berbeda serta representasi berbeda-beda
dapat membantu siswa melihat kekuatan dari melihat masalah menggunakan perspektif yang
berbeda-beda. Mengamati bagaimana berbagai siswa memilih dan menggunakan representasi
juga memberikan informasi penilaian bagi guru tentang aspek apa yang siswa perhatikan dari
masalah tersebut dan bagaimana mereka menjawab tentang pola dan keteraturan yang
diungkap dalam representasi mereka.
Saat siswa bekerja dengan beragam jenis representasi, guru perlu memperhatikan
dengan cermat bagaimana mereka memahami dan menggunakan representasi tersebut.
Representasi tidak “menunjukkan” matematika kepada siswa. Sebaliknya, para siswa perlu
bekerja dengan menggunakan representasi yang ada secara ekstensif dalam berbagai konteks
seperti juga berpindah lintas representasi (Rather, the students need to work with each
representation extensively in many contexts as well as move between representations) untuk
memahami bagaimana mereka bisa menggunakan sebuah representasi untuk menjelaskan
model ide matematika dan hubungan yang ada.
Dengan mendengarkan secara cermat ide-ide dari siswa dan membantu mereka untuk
memilih dan mengatur representasi yang akan menunjukkan cara berpikir mereka, guru bisa
membantu siswa mengembangkan kecenderungan dan kemampuan mereka untuk
memodelkan masalah secara efektif, untuk memperjelas pemahaman mereka sendiri terhadap
suatu masalah, dan menggunakan representasi untuk berkomunikasi secara efektif satu sama
lain.
Chapter 6
Representasi adalah pusat pembelajaran matematika. Siswa dapat mengembangkan dan
memperdalam pemahaman mereka tentang konsep dan hubungan matematika saat mereka
membuat, membandingkan, dan menggunakan berbagai representasi. Representasi-seperti
objek fisik, gambar, bagan, grafik, dan simbol-juga membantu siswa mengomunikasikan
pemikiran mereka.
Siswa di kelas menengah memecahkan banyak masalah dimana mereka membuat dan
menggunakan representasi untuk mengatur dan merekam pemikiran mereka tentang ide-ide
matematika. Misalnya, mereka menggunakan representasi untuk mengembangkan atau
menrepkan pemahaman mereka tentang proporsionalitas ketika mereka membuat atau
menginterpretasikan skala gambar dari gambar atau model objek skala. Ketika mereka
menghubungkan gagasan kesamaan geometri dengan rasio numerik, dan ketika mereka
menggambar frekuensi relatif histogram untuk sekumpulan data. Sambil memecahkan
masalah yang menantang, siswa mungkin menggunakan standar representasi, tetapi mereka
juga dapat mengembangkan dan menggunakan representasi tidak standar yang bekerja
dengan baik untuk masalah tertentu.
Dari berbagai cara mungkin masalah ini diwakili, banyak siswa akan menemukan
representasi dalam gambar 6.41. dalam gambar ini, jika persegi panjang mewakili total $60.
Total ini harus termasuk harga makanan ditambah 25 persen lebih untuk pajak dan tip. Untuk
menunjukkan hubungan ini, bar di bagi menjadi lima bagian yang sama, di mana empat
mewakili harga makanan dan satu pajak dan tip. Karena ada lima bagian yang sama dan total
adalah $60, setiap bagian harus $12. Karena itu, total harga yang dapat dibelanjakan untuk
makanan adalah $48. Jenis representasi visual untuk jumlah numerik ini cukup mudah
diterapkan dan dapat digunakan untuk menyelesaikan banyak maslah yang melibatkan fraksi,
persen, rasio, dan proporsi. (see, e.g., some problems in Curriculum Development Institute of
Singapore 1997, or Bennett, Maier, and Nelson 1988). Sebagai contoh, representasi pada
gambar 6.41 juga dapat membantu siswa melihat dan memahami bahwa ketika suatu
kuantitas adalah 125 persen dari kuantitas kedua, maka yang kedua adalah 80 persen dari
yang pertama.
Gambar 6.41
Studi tentang fungsi linier, dengan pola dan hubungan yang terkait, adalah fokus utama
lain di kelas menengah.dengan mempertimbangkan masalah dalam berbagai konteks, siswa
harus terbiasa dengan berbagai representasi untuk hubungan linier, termasuk tabel, grafik,
dan persamaan. Siswa perlu belajar menggunakan representasi ini secara fleksibel dan tepat.
Dalam bagian “aljabar” bab ini, beberapa contoh di bahas terutama masalah “telepon selular”,
siswa dapat mengembangkan suatu representasi melalui repertoire.
Siswa juga perlu memeriksa hubungan antara representasi untuk fungsi linier.
Penggunaan kalkulator grafik atau perangkat lunak komputer yang sesuai sangat
memudahkan pemeriksaan semacam itu dan dapat memungkinkan siswa untuk melihat
hubungan seperti nilai k dalam persamaan y = kx dan kemiringan garis yang sesuai.
Siswa akan lebih mudah memecahkan berbagai masalah aljabar jika mereka dapat
dengan mudah menggunakan dari satu jenis representasi ke yang lain. Di kelas menengah,
siswa sering mulai dengan tabel data numerik untuk memeriksa pola yang mendasari fungsi
linier, tetapi mereka juga harus belajar untuk merepresentasikan data tersebut dalam bentuk
grafik atau persamaan ketika mereka ingin menggambarkan hubungan umum linier. Siswa
juga harus menjadi fleksibel dalam mengenali bentuk persamaan dan ekspresi linear yang
setara. Fleksibilitas ini dapat muncul ketika siswa mendapatkan pengalaman dengan berbagai
cara untuk mewakili masalah yang dikontekstualisasikan. Sebagai contoh, pertimbangkan
masalah berikut, yang diadaptasi dari Ferrini Mundy, Lappan, dan Phillips (1997):
Beberapa siswa akan memecahkan masalah ini dengan menggunakan tabel untuk
mencatat nilai untuk berbagai panjang dan lebar kolam persegi panjang dan untuk jumlah
ubin yang sesuai di perbatasan. Dari tabel, mereka dapat melihat generalisasi dan kemudian
mengekspresikannya sebagai persamaan, seperti yang disarankan dalam respon dan pekerjaan
yang menyertainya ditunjukkan pada Gambar 6.42.
Saya menggambar beberapa gambar dan melihat pola ini. Anda membutuhkan
ubin L + 2 di bagian atas dan nomor yang sama di bagian bawah. Dan Anda
juga membutuhkan ubin W di sebelah kiri dan ubin W di sebelah kanan. Jadi
secara keseluruhan, jumlah ubin yang dibutuhkan adalah T = 2 (L + 2) + 2W.
Ketiga respons ini berbeda dalam hal pertimbangan fitur geometris (visual) tertentu.
Misalnya, dalam dua solusi pertama, batas ubin terkait dengan perimeter persegi panjang
besar yang terdiri dari ubin dan kolam tetapi dengan dekomposisi yang berbeda dari
perimeter. Sebaliknya, respons ketiga menganggap area persegi panjang besar dan
menurunkan jumlah ubin sebagai area perbatasan, yang sah karena ubin adalah unit kuadrat.
Guru memainkan peran penting dalam membantu siswa mengembangkan makna untuk
bentuk penting representasi. Sebagai contoh, siswa kelas menengah membutuhkan banyak
pengalaman untuk mengembangkan pemahaman yang kuat tentang gagasan variabel yang
sangat kompleks. Guru dapat membantu siswa beralih dari pemahaman variabel yang terbatas
sebagai pengganti untuk satu angka ke gagasan variabel sebagai representasi untuk berbagai
nilai yang mungkin dengan memberikan pengalaman yang menggunakan ekspresi variabel
untuk menggambarkan data numerik (Demana dan Leitzel 1988).
Tipe representasi baru lainnya yang mungkin ingin diperkenalkan oleh para guru
kepada siswa mereka adalah persamaan SEKARANG-SELANJUTNYA, yang dapat
digunakan untuk mendefinisikan hubungan antar variabel secara iteratif. Persamaan NEXT =
SEKARANG + 10 akan berarti bahwa setiap istilah dalam suatu pola ditemukan dengan
menambahkan 10 ke istilah sebelumnya. Bentuk notasi ini dapat digunakan sebagai alternatif
untuk bentuk persamaan dari istilah umum ketika hubungan rekursif sedang disorot. Data
pada gambar 6.44 dapat direpresentasikan dalam bentuk yang diringkas baik sebagai y = 10x
(di mana x harus menjadi bilangan bulat) dan sebagai BERIKUTNYA = SEKARANG + 10.
Dengan demikian guru memiliki peran penting dalam membantu siswa kelas menengah
mengembangkan kepercayaan diri dan kompetensi baik dalam menciptakan representasi
mereka sendiri ketika mereka diperlukan untuk memecahkan masalah yang menantang dan
dalam memilih secara fleksibel dan tepat dari repertoar ekstensif representasi konvensional.
Baik membantu siswa menggunakan representasi yang mereka ciptakan sendiri atau
memperkenalkannya ke bentuk konvensional, guru harus membantu siswa menggunakan
representasi secara bermakna. Dengan mendorong siswa untuk membahas grafik, gambar,
atau simbol yang mereka gunakan dalam pekerjaan mereka, guru dapat memantau kelancaran
perkembangan mereka dengan representasi. Ketika siswa melihat bagaimana orang lain
menafsirkan apa yang telah mereka tulis dan bagaimana orang lain mewakili ide yang sama,
mereka dapat mengevaluasi representasi dengan cermat dan mengenali karakteristik yang
membuat representasi fleksibel, sesuai, dan bermanfaat. Melalui proses seperti itu, sebagian
besar siswa akan menghargai kesederhanaan dan efektivitas bentuk representasi konvensional
dan peran representasi dalam memungkinkan komunikasi dengan orang lain.
Siswa kelas menengah memiliki peluang untuk menyelesaikan masalah yang relatif
besar, memotivasi, dan signifikan yang melibatkan pemodelan. (tulisan disamping warna
hijau hal 284)
Chapter 7
Representasi pada kelas 9-12
Jika matematika adalah "ilmu pola" (Steen 1988), representasi adalah cara dimana pola-
pola tersebut dicatat dan dianalisis. Sebagai siswa menjadi canggih secara matematis, mereka
berkembang semakin meningkat dalam representasi matematika dan pengetahuan tentang bag
aimana menggunakannya secara produktif. Pengetahuan ini termasuk memilih representasi sp
esifik(khusus untuk mendapatkan wawasan atau mencapai tujuan tertentu.
Pentingnya representasi dapat dilihat di setiap bagian bab ini. Jika jumlah besar atau
kecil dinyatakan dalam notasi ilmiah, their magnitudes are easier to compare and they can
more readily be used in computations. Representasi meresap dalam aljabar. Grafik
menyampaikan jenis informasi tertentu secara visual, sedangkan ekspresi simbolik mungkin
lebih mudah untuk memanipulasi, menganalisis, dan mentransformasikannya. Pemodelan
matematika membutuhkan representasi, seperti yang diilustrasikan dalam “masalah dosis
obat” dan dalam masalah “pipe offset”. Penggunaan matriks untuk mewakili transformasi
dalam bidang menggambarkan bagaimana operasi geometris dapat direpresentasikan secara
visual namun juga dapat menerima secara simbolik representasi dan manipulasi dengan cara
yang membantu siswa memahami mereka. Berbagai metode untuk merepresentasikan
kumpulan data lebih lanjut mendemonstrasikan pentingnya topik ini.
Berbagai macam representasi dapat dilihat pada contoh di bab ini. Dengan
menggunakan berbagai representasi untuk "menghitung persegi panjang" masalah di bagian
“Pemecahan Masalah”, siswa dapat menemukan perbedaan solusi dan membandingkannya.
Penggunaan simbolisme aljabar untuk menjelaskan sebuah fenomena grafis yang mencolok
adalah pusat dari “string traversing tiles " tugas di bagian" Komunikasi ". Representasi
memfasilitasi alasan dan alat pembuktian: mereka digunakan untuk memeriksa statistic
hubungan dan untuk menetapkan validitas of a builder’s shortcut. Mereka berada di inti
komunikasi dan mendukung pengembangan pemahaman dalam karya Marta dan Nancy di
masalah "string traversing tiles" . Meskipun pada satu tingkat cerita tentang kelas Mr.
Robinson adalah tentang koneksi, pada tingkat lain adalah tentang representasi: satu
kelompok siswa menempatkan koordinat yang “membuat segalanya mudah,” kelas
mendapatkan wawasan dari representasi dinamis dari objek geometris, dan siswa
menghasilkan bukti dalam koordinat dan geometri Euclid. Pelajaran utama dari kisah itu
adalah bahwa representasi yang berbeda mendukung pula cara berpikir dan memanipulasi
objek matematika yang berbeda. Sebuah Objek dapat lebih dipahami jika dilihat melalui
multiple lenses.
Di kelas 9-12, pengetahuan siswa dan penggunaan representasi harus diperluas dalam
ruang lingkup dan kompleksitas. Ketika mereka mempelajari konten baru, misalnya, siswa
akan menemukan banyak representasi baru untuk konsep matematika. Mereka harus dapat
mengkonversi secara fleksibel representasi ini. Sebagian besar kekuatan matematika berasal
dari kemampuan untuk melihat dan mengoperasikan objek dari perspektif yang berbeda.
Di sekolah dasar, siswa paling sering menggunakan representasi untuk alasan tentang
objek dan tindakan yang dapat mereka rasakan secara langsung. Di kelas menengah, siswa
semakin banyak membuat dan menggunakan representasi matematis untuk objek yang tidak
dirasakan secara langsung, seperti angka atau angka rasional. Di sekolah menengah, siswa
bekerja dengan entitas yang semakin abstrak seperti fungsi, matriks, dan persamaan. Dengan
menggunakan berbagai representasi dari objek-objek ini, siswa harus dapat mengenali
struktur matematika umum di berbagai konteks yang berbeda. Misalnya, jumlah bilangan asli
n ganjil, luas kebun persegi, dan jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang dimulai saat
istirahat dan berakselerasi dengan laju konstan dapat direpresentasikan dengan fungsi bentuk
f (x) = ax2 . Fakta bahwa situasi ini dapat diwakili oleh kelas fungsi yang sama menyiratkan
bahwa mereka sama dalam beberapa cara matematika dasar. Di sekolah menengah siswa siap
untuk melihat kesamaan dalam struktur yang mendasari objek matematika yang tampak
berbeda secara kontekstual tetapi representasinya terlihat sangat mirip.
Siswa sekolah menengah harus dapat membuat dan menafsirkan model fenomena yang
lebih kompleks, diambil dari konteks yang lebih luas, dengan mengidentifikasi fitur-fitur
penting dari suatu situasi dan dengan menemukan representasi yang menangkap hubungan
matematika antara fitur-fitur tersebut. Mereka harus mengenali, misalnya, bahwa fenomena
dengan fitur periodik sering dimodelkan paling bagus dengan fungsi trigonometri dan bahwa
pertumbuhan populasi cenderung eksponensial, atau logistik. Mereka akan belajar untuk
menggambarkan beberapa fenomena dunia nyata dengan representasi berulang dan rekursif.
Perhatikan grafik konsentrasi CO2 di atmosfer sebagai fungsi waktu dan garis lintang
selama periode dari 1986 hingga 1991 (lihat gbr. 7.39) (Sarmiento 1993). Guru dapat
menggunakan contoh seperti ini untuk membantu siswa memahami dan menafsirkan
beberapa aspek representasi. Siswa dapat mendiskusikan trends perubahan konsentrasi CO2
sebagai fungsi waktu serta lintang. Melakukan hal itu akan menarik pengetahuan mereka
tentang kelas fungsi dan kemampuan mereka untuk menafsirkan grafik tiga dimensi. Mereka
harus dapat melihat peningkatan linear sekitar waktu, ditambah dengan fluktuasi sinusoidal
dengan musim. Berfokus pada perubahan karakter grafik sebagai fungsi garis lintang, siswa
harus memperhatikan bahwa amplitudo fungsi sinusoidal berkurang dari utara ke selatan.
Siswa dapat menguji apakah trends yang mereka amati dalam grafik sesuai dengan karya
teoretis terkini tentang konsentrasi CO2 di atmosfer. Sebagai contoh, penulis artikel
mengaitkan fluktuasi sinusoidal dengan variasi musiman dalam jumlah fotosintesis yang
terjadi di biosfer terestrial. Siswa dapat mendiskusikan perbedaan amplitudo lintas musim di
belahan bumi utara dan selatan.
Teknologi elektronik menyediakan akses ke masalah dan metode yang hingga saat ini
sulit dijelajahi secara bermakna di sekolah menengah. Agar dapat menggunakan teknologi
secara efektif, siswa perlu menjadi terbiasa dengan representasi yang biasa digunakan dalam
pengaturan teknologi. Misalnya, menyelesaikan persamaan atau mengalikan matriks
menggunakan sistem aljabar komputer membutuhkan pembelajaran untuk memasukkan dan
menafsirkan informasi dalam format yang digunakan oleh sistem. Banyak alat perangkat
lunak yang dapat digunakan siswa mencakup ikon dan simbol khusus yang membawa makna
tertentu atau diperlukan untuk mengoperasikan alat tersebut; siswa perlu belajar tentang
representasi ini dan membedakannya dari objek matematika yang mereka manipulasi.
Seperti dalam semua instruksi, yang penting adalah apa yang dilihat, didengar, dan
dipahami siswa. Seringkali, siswa menafsirkan apa yang guru anggap luar biasa presentasi
jelas dengan cara yang sangat berbeda dari yang dimaksudkan oleh guru mereka (Confrey
1990; Smith, diSessa, dan Roschelle 1993). Atau mereka dapat menciptakan representasi
konten yang istimewa (may consider wonderfully lucid presentations) dan memiliki makna
pribadi tetapi tidak terlihat sama sekali seperti representasi matematika konvensional
(Confrey, 1991; Hall et al. 1989). Bagian dari peran guru adalah untuk membantu siswa
menghubungkan gambar pribadi mereka dengan representasi yang lebih konvensional. Satu
jendela yang sangat berguna dalam pemikiran siswa adalah representasi yang dihasilkan
siswa. Untuk menggambarkan hal ini, pertimbangkan masalah berikut (diadaptasi dari
Hughes-Hallett et al. [1994, p. 6]) yang mungkin disajikan ke kelas 10:
Sebuah penerbangan dari Bandara SeaTac dekat Seattle, Washington, Bagian dari peran guru adalah untuk
ke LAX Airport di Los Angeles harus mengelilingi LAX beberapa membantu siswa menghubungkan
kali sebelum diizinkan mendarat. gambar pribadi mereka dengan
representasi konvensional.
Plot grafik jarak pesawat dari Seattle dengan waktu dari saat lepas
landas hingga mendarat.
Siswa dapat bekerja secara individu atau berpasangan untuk menghasilkan grafik jarak-
terhadap-waktu untuk masalah ini, dan guru dapat meminta mereka untuk mempresentasikan
dan mempertahankan grafik itu ke teman sekelas mereka. Grafik yang dihasilkan oleh kelas
ini, atau mungkin oleh siswa di kelas lain, dapat diberikan untuk kritik dan komentar yang
cermat. Ketika mereka melakukan kritik, siswa mendapatkan sejumlah besar praktik dalam
mengkomunikasikan matematika serta dalam membangun dan meningkatkan representasi,
dan guru mendapatkan informasi yang dapat membantu dalam penilaian. Salah satu
representasi dari penerbangan yang mungkin dihasilkan siswa ditunjukkan pada Gambar
7.40.
Gambar 7.40 Representasi yang mungkin dimiliki siswa menghasilkan jarak pesawat dari
titik lepas landas terhadap waktu dari lepas landas ke pendaratan
Gambar 7.41 Representasi yang lebih akurat tentang jarak pesawat dari titik take-off
terhadap waktu dari takeoff hingga mendarat
Matematika adalah salah satu prestasi budaya terbesar umat manusia. Ini adalah
"bahasa sains," menyediakan sarana yang dengannya dunia di sekitar kita dapat
diwakili dan dipahami. Representasi matematika yang dipelajari siswa sekolah
menengah memberi mereka kesempatan untuk memahami kekuatan dan keindahan
matematika dan memperlengkapi mereka untuk menggunakan representasi dalam
kehidupan pribadi mereka, di tempat kerja, dan dalam studi lebih lanjut.