Anda di halaman 1dari 29

Chapter 4

Rrepresntation standart for Grades Pre-K-2


Program poengajaran dari Pre-K hingga kelas 12 harus memungkinkan semua siswa
untuk—
 Membuat dan menggunakan representasi untuk mengatur, merekam, dan berkomunikasi
ide matematika.
 Pilih, terapkan, dan terjemahkan diantara representasi matematika ke dalam pemecahan
masalah.
 Gunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikan fisik, sosial, dan
fenomena matematika.

Anak usia dini (siswa muda) menggunakan banyak representasi berbeda untuk
membangun pemahaman baru dan mengekspresikan ide-ide matematika. Menyatakan ide dan
menghubungkan pernyataan tersebut dengan perumpamaan matematika terletak di inti
pemahaman matematika. Guru harus menganalisis representasi siswa dan berhati-hati
mendengarkan diskusi mereka untuk mendapatkan wawasan tentang pengembangan
pemikiran matematika dan memberikan dukungan untuk memungkinkan mereka
menghubungkan bahasa mereka ke bahasa matematika konvensional. Tujuan Standar
Komunikasi terkait erat dengan standar ini, dengan setiap bagian saling berkontribusi
dan mendukung sama lain.

Siswa pada Pre-K-2 reprentasi mereka tentang pemikiran, pemahaman, ide-ide


matematika melalui lisan dan bahasa tertulis, gerakan fisik, gambar, dan temuan dan
simbol konvensional (Edward, Gandini, dan Forman 1993). Representasi ini adalah
metode untuk berkomunikasi dan juga alat yang baik untuk berpikir. Proses
menghubungkan representasi yang berbeda, salah satunya teknologi, memperdalam
pemahaman siswa tentang matematika karena koneksi yang mereka buat antara ide dan cara
ide-ide itu bisa diungkapkan (and the ways the ideas can be expressed). Guru dapat
memperoleh wawasan tentang berpikir siswa dan pemahaman mereka tentang konsep-konsep
matematika dengan memeriksa, menanyakan, dan menafsirkan representasi mereka.
Meskipun aspek yang mencolok dari perkembangan matematika anak-anak di Pre-K-2 tahun
adalah pertumbuhan mereka dalam menggunakan simbol matematika standart, para guru
pada tingkat ini harus mendorong siswa untuk menggunakan banyak representasi, dan mereka
harus menilai tingkat pemahaman matematika yang di berikan oleh representasi tersebut.
What should representation look like in prekindergarten through grade 2?
Bagaimana seharusnya representasi di Pre-K-2?

Siswa usia dini merepresentasi ide dan prosedur metamatika mereka di banyak
cara. Mereka menggunakan benda-benda fisik seperti jari-jari mereka sendiri, bahasa
alami, gambar, diagram, gerakan fisik, dan simbol. Melalui interaksi dengan representasi
ini, siswa lain, dan guru, siswa mengembangkan gambaran mental mereka sendiri dari ide-ide
matematika. Mungkin representasi yang digunakan oleh anak-anak mungkin secara
tradisional tidak digunakan oleh orang dewasa, representasi siswa memberikan catatan tetang
upaya mereka untuk memahami matematika dan juga membuat pemahaman mereka juga
dapat dipahami orang lain..

Representasi membuat ide-ide matematika lebih kongkrit dan dapat untuk merefleksi.
Siswa dapat merepresentasikan ide dengan objek yang dapat dipindahkan dan disusun
kembali. Representasi konkret seperti meletakkan dasar untuk penggunaan simbol kemudian.
Representasi siswa sering kali berwawasan luas dan sering kali menyerupai representasi yang
lebih konvensional. Sebagai contoh, seorang siswa kelas dua bekerja dengan penempatan
nilai matematika dan balok base-sepuluh dapat mewakili 103. Siswa tersebut boleh menunjuk
balok-ba;ok dan mengetap kolom kosong, menjelaskan “seratus (tap) tiga” tap tersebut
membantu siswa menghubungkan nol dengan kolompuluhan yang kosong.

Catatan pelajaran berikut, diambil dari pengalaman kelas, menggambarkan bahwa apa
yang dilakukan dan dikatakan anak-anak ketika mereka menemukan jawaban dan
merepresentasikan pikiran mereka memberi informasi guru tentang pemahaman mereka

Ketika seorang guru kelas satu membaca Rooster’s Off to See the World (carle 1971),
siswa merepresentasikan tentang jumlah hewan yang pergi untuk melihat variasi alam
(lihat gambar 4.34). dua kucing, lalu tiga katak, empat kura-kura, dan lima ikan
bergabung dengan ayam jantan dengan total lima belas hewan. Untuk mengetahui
berapa banyak yang pergi dalam perjalanan, beberapa siswa menggambar binatang dan
memberi nomor. Dua siswa membuat model binatang dengan penghitung, dihitung, dan
menulis “15” di kertas mereka. Siswa lain menggunakan notasi yang lebih tradisional,
meskipun representasi mereka mengungkapkan cara berpikir yang berbeda. Seorang
siswa menyatakan jawabannya nol, karena semua binatang sudah pulang saat itu
menjadi gelap.
Namun, guru itu bingung oleh siswa yang jawabannya adalah 21 (lihat gambar 4.35).
guru meminta siswa untuk menjelaskan. Siswa menjawab bahwa dia telah
memperhatikan bahwa ada kunag-kunang dalam cerita dimana hewan memutuskan
untuk berbalik dan pulang. Dia tidak bisa menghitung berapa, tapi dia pikir ada enam
karena itu polanya, jadi dia menggambar binatang dan menambahkan. Guru bertanya
tentang daftar di kanan atas kertas siswa, dan dia menjawab bahwa dia telah membuat
penghitungan untuk menunjukkan berapa banyak, dan ada 21.
Gambar 4.35
Representasi membantu siswa mengenali sifat umum matematika dari situasi
yang berbeda. Siswa mungkin merepresentasi tiga skenario berikut ini dengan menulis 5–
3=2. Masalah pertama adalah menentukan jumlah objek yang tersisa setelah tiga objek
diambil dari koleksi 5. Masalah kedua adalah berapa tinggi menara lima kubus dari menara
tiga kubus?. Masalah ketiga menanyakan jumlah bola yang harus dimasukkan ke dalam
kotak jika ingin memiliki lima bola dan sudah ada 3 bola di dalam kotak. Siswa juga dapat
merepresentasi situasi sebagai 3+⎕=5 . Melihat kesamaan dalam cara merepresentasi
situasi yang berbeda adalah langkah penting menuju abstraksi.

Siswa menggunakan representasi untuk mengatur pikiran mereka. Representasi


dapat membawa beberapa beban mengingat dengan membiarkan siswa mencatat langkah-
langkah perantara dalam suatu proses. Sebagai contoh, seorang siswa mencoba menemukan
jumlah roda dalam empat sepeda dan tiga becak yang ditunjukkan oleh gambar 4.36. di baris
pertama, siswa merepresentasi jumlah roda pada sepeda dan yang kedua, jumlah roda pada
becak. Dengan demikian siswa dapat menghitung jumlah secara terpisah dan
menambahkannya bersama-sama. Representasi berfungsi sebagai pengganti untuk pemikiran
yang belum diinternalisasi (adalah upaya untuk menanamkan suatu hal baik itu sikap,
perilaku).
Gambar 4.36

Memahami dan menggunakan konsep dan prosedur matematika adalah ditingkatkan


ketika siswa dapat menerjemahkan antara representasi yang berbeda dari ide yang sama.
Dalam melakukan itu, siswa menghargai bahwa beberapa representasi memandang fitur
masalah dengan cara yang lebih baik atau membuatnya lebih mudah untuk memahami sifat-
sifat tertentu. Misalnya, seorang siswa merepresentasi tiga kelompok untuk empat kotak
sebagai susunan dan menggunakan penghitungan lompatan (skip-counting) (4,8,12),
penambahan berulang (4+4+4), dan bahasa lisan untuk menggambarkan representasi tiga
baris sebagai empat kotak adalah meletakkan dasar untuk memahami perkalian dan sifat-
sifatnya serta bidang persegi panjang.
What should be the teacher’s role in developing representation in prekindergarten
through grade 2?
Apa yang seharusnya menjadi peran guru dalam pengembangan representasi di Pre-K-
2?
Tanggungjawab utama guru adalah menciptakan lingkungan belajar yang
mendorong siswa menggunakan berbagai representasi, didukung, dan diterima oleh teman-
teman mereka dan orang dewasa. Guru harus membimbing siswa untuk mengembangkan
dan menggunakan banyak representasi secara efektif. Dengan demikian, siswa akan
mengembangkan persepsi mereka sendiri, membuat bukti sendiri, menyusun proses analisis
mereka sendiri, dan menjadi percaya diri dan kompeten dalam penggunaan matematika
mereka.

Pada level ini guru perlu mendengarkan apa yang dikatakan siswa, dengan serius
mengamati aktivitas matematika mereka, menganalisis rekaman mereka, dan
merefleksikan implikasi dari pengamatan dan analisis. Menggunakan representasi
membantu siswa mengingat apa yang mereka lakukan dan menjelaskan alasan mereka.
Representasi memberikan catatan pemikiran siswa tentang bagaimana menunjukkan jawaban
dan prosesnya, dan guru membantu dalam merumuskan pertanyaan yang dapat membantu
siswa merefleksikan proses dan hasil mereka dan memajukan pemahaman mereka tentang
konsep dan prosedur.informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber ini memungkinkan
penilaian yang lebih jelas tentang apa yang siswa pahami dan ide matematika apa yang masih
berkembang.

Siswa harus didorong untuk membagikan representasi berbeda mereka untuk membantu
mereka mempertimbangkan perspektif dan cara lain untuk menjelaskan pemikiran mereka.
Guru dapat memodelkan cara-cara konvensional untuk merepresentasikan situasi matematika,
tetapi penting bagi siswa untuk menggunakan representasi yang bermakna bagi mereka.
Transisi ke notasi konvensional harus dihubungkan dengan metode dan pemikiran siswa.
Sebagai contoh, ketika siswa menggunakan balok-balok atau perhitungan mental untuk
menyelesaikan masalah seperti “tentukan jumlah dari 17 + 25,” mereka sering menambahkan
puluhan terlebih dahulu. Guru dapat menulis langkah penghubung untuk siswa sebagai
10+20=30, 7+5=12, dan 30+12=42. Siswa harus melihat metode mereka direkam baik-baik
secara horizontal maupun vertical dan harus mengembangkan cara mereka sendiri untuk
melacak pekerjaan mereka yang jelas bagi mereka (lihat gambar 4.37).
Gambar 4.37

Melalui diskusi kelas tentang cara siswa berpikir dan merekam, guru dapat meletakkan
dasar pemahaman bagi siswa tentang cara-cara konvensional mewakili proses penambahan
angka. Sama pentingnya, pekerjaan siswa dan percakapan tentang representasi mereka dapat
mengungkapkan sejauh mana mereka memahami penggunaan simbol.

Pekerjaan tertulis sering tidak mengungkapkan seluruh pemikiran siswa, sebagai


berikut kisah tentang Armando menunjukkan :
Armando tidak menunjukkan tanda untuk mencoret angka apapun atau menulis “1” kecil
untuk representasi “meminjam” dengan pengurangan kertas dan pensil, tetapi ia secara
konsisten menulis jawaban yang benar (lihat gambar 4.38). ketikaguru memeriksa,
Armando menjelaskan bahwa dia telah belajar di rumah cara yang berbeda untuk
mengurangi. Guru memintanya untuk menjelaskan metodenya. “dari 8 sampai 14 – itu 6,
dan kita perlu menambah 1 ke 2 karena kita menggunakan 14 bukan 4”. Dia menulis 6 di
tempat unit dan berlanjut, “dari 3 ke 7 adalah 4,” dan dia menulis 4 di kolom puluhan.
Guru mengulangi bagian kedua dari metode ini, menekankan nilai tersebut: “jadi, anda
tambahkan 10 ke 20 lalu kurangi 70-30.” Merealisasikan metode tersebut bergantung
pada sifat yang baru saja didisukusikan di kelas, bilangan yang sama dapat di tambahkan
pada keduanya selisih dan hasilnya tidak berubah, dia mengajak kelas untuk berbicara
tentang proses yang Armando gunakan. Setelah berdiskusi, seorang siswa menjelaskan,
“kamu menambahkan 10 sampai 74 karena kamu benar-benar melakukan 14-8, dan
kamu juga menambahkan 10 sampai 28 karena kamu melakukan 70-30. Jadi jawabannya
sama.”
Guru harus membantu siswa bahwa representasi adalah alat untuk memodelkan dan
mengartikan kejadian yang bersifat matematis yang ditemukan dalam konteks yang berbeda.
Guru harus membantu siswa mewakili aspek situasi dalam istilah matematika, mungkin
dengan menggunakan lebih dari satu representasi. Teknologi dapat membantu siswa yang
tertantang oleh komunikasi lisan atau tulis untuk menemukan kesuksesan yang lebih baik.
Skema pemrosesan yang diperlukandalam beberapa program komputer dapat membantu
siswa dalam menunjukkan apa yang mereka ketahui. Sebagai contoh, ketika seorang siswa
mengubah representasi angka dengan blok basis-sepuluh di layar, komputer menunjukkan
bagaimana simbol yang sesuai berubah. (for example, when a student changes the
representation of a number with base-ten blocks on the screen, the computer shows how the
corresponding symbols change).

Penting bagi guru menyadari dan mengajar siswa bahwa representasi apapun, tidak
hanya yang dibuat oleh siswa, harus mengalami banyak interpretasi (interpretasi adalah
proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat
menggunakan simbol-simbol yang sama). Gambar, bagan, grafik, dan diagram, misalnya
dapat dibaca dengan berbagai cara. Oleh karena itu, guru tdak boleh berasumsi bahwa siswa
memahami diagram atau persamaan dengan cara yang sama yang dilakukan orang dewasa.
Mengkomunikasikan makna yang dimaksudkan dan menggunakan representasi alternatif
dapat meningkatkan pemahamanoleh siswa dan guru.
Chapter 5
Standar Representasi untuk Kelas 3-5
Di kelas 3-5, siswa perlu untuk mengembangkan dan menggunakan berbagai variasi
representasi dari ide-ide matematika ke dalam model situasi masalah, untuk menginvestigasi
hubungan matematis, dan untuk membenarkan atau menyalahkan konjektur/dugaan. Mereka
seharusnya menggunakan representasi informal, seperti gambar, untuk menyoroti beragam
fitur masalah; mereka seharusnya menggunakan model fisik untuk merepresentasikan dan
memahami berbagai ide seperti perkalian dan menempatkan nilai. Mereka juga seharusnya
memelajari cara untuk menggunakan persamaan, bagan (chart), dan grafik untuk
menggambarkan modelnya dan memecahkan masalah. Representasi-representasi ini menjadi
alat untuk berpikir tentang menyelesaikan masalah. Representasi-representasi ini juga
membantu siswa untuk mengkomunikasikan pemikiran mereka ke orang lain. Siswa di kelas
ini akan menggunakan model eksternal – satu yang mereka bisa buat, ubah, dan periksa –
serta gambaran mental (as well as mental images.).

What should representation look like in grades 3–5?


Seperti apa seharusnya representasi di kelas 3–5?
Siswa di kelas 3-5 seharusnya terus mengembangkan kebiasaan mereka dalam
merepresentasikan masalah dan ide-ide untuk mendukung dan memperluas alasan mereka.
Representasi semacam itu membantu untuk menggambarkan, memperjelas, atau memperluas
sebuah ide matematika dengan berfokus pada fitur/komponen esensial. Siswa
merepresentasikan ide mereka ketika mereka membuat tabel data tentang pola-pola cuaca,
ketika mereka menjelaskannya dalam kata-kata atau dengan gambar fitur-fitur dari dari
sebuah objek seperti silinder, atau ketika mereka menerjemahkan aspek dari sebuah masalah
ke dalam sebuah persamaan. Representasi yang baik memenuhi dua peran : mereka adalah
alat untuk berpikir dan instrumen untuk berkomunikasi. Pikirkan masalah berikut :

Apa yang terjadi terhadap luas dari sebuah persegi jika panjang dari sisi-
sisinya dikalikan dua?

Siswa yang merepresentasikan masalah dalam beberapa cara lebih bisa melihat
hubungan yang penting daripada mereka yang menganggap masalah tersebut tanpa
representasi. Respon awal dari siswa terhadap masalah tersebut adalah saat persegi yang baru
akan berukuran dua kali lipat daripada persegi pertama. Pemikirannya bisa jadi berhenti di
sini, tapi siswa lain mempertanyakan jawabannya, mendorongnya untuk berpikir lebih dalam
lagi. Dia memutuskan bahwa ia membutuhkan sebuah gambar untuk membantunya berpikir
tentang masalah tersebut. Gambarnya (lihat gambar 5.38) membantunya untuk
mempertimbangkan kompleksitas dari masalah tersebut dengan lebih berhati-hati dan
menunjukkan kepadanya bahwa persegi yang baru tidak hanya lebih besar tetapi juga empat
kali lebih besar daripada ukuran persegi sebelumnya. Itu juga cara untuk menunjukkan
jawabannya dan untuk membenarkannya kepada orang lain.
Gambar 5.38

Siswa seharusnya sudah memelajari tentang menggunakan banyak simbolik dan


representasi grafis (contohnya seperti bilangan, tanda persamaan, dan grafik) di kelas dasar.
Di kelas 3-5, siswa seharusnya membuat representasi yang lebih detail dan akurat daripada
yang diharapkan di kelas dasar. Pengulangan mereka terhadap simbol, alat, dan notasi
konvensional seharusnya meluas dan secara jelas berkaitan ke dalam konsep-konsep yang di
mana mereka telah jelajahi sebelumnya. Contohnya, dalam merepresentasikan hubungan
aljabar dan numerik, siswa seharusnya mulai merasa nyaman menggunakan persamaan dan
memahami tanda persamaan (equal signs) sebagai titik keseimbangan dalam sebuah
persamaan (equations). Banyak siswa yang hanya melihat persamaan dengan ekspresi
aritmatik di sisi kiri persamaan dan sebuah jawaban (call) untuk jawaban numerik di sisi
kanan, seperti dalam 6x30 =_, bukan memahami bahwa persamaan tersebut mungkin
memiliki beberapa simbol lain di setiap sisi, seperti pada 2x5x6 = 3x4x5.
Siswa di kelas 3-5 seharusnya terbiasa dengan perangkat teknologis seperti perangkat
lunak geometri dinamis dan spreadsheets (halaman kerja untuk latihan, biasanya di Excel).
Mereka seharusnya belajar menyusun sebuah spreadsheet sederhana (lihat gambar 5.39) dan
menggunakannya untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah, memeriksa data, dan
menyelidiki pola. Contohnya, seorang siswa kelas 4 harus bisa melacak suhu harian dan
lainnya dari cuaca sepanjang tahun dan memikirkan pertanyaan-pertanyaan seperti ini : Bulan
manakah yang paling dingin? Apa yang harus kita katakan kepada seorang pengunjung
mengenai cuaca di bulan Oktober? Setelah dua bulan, mereka mungkin mengalami kesulitan
dalam mengatur dan menyusun data yang mereka kumpulkan. Dengan memasukkan data
tersebut ke dalam spreadsheet, mereka dapat dengan mudah melihat dan menyeleksi data
yang mereka inginkan, membandingkannya dengan kolom-kolom yang lain, atau membuat
grafik dari beberapa aspek yang sama dalam data tersebut. Mereka dapat dengan mudah
menemukan suhu rata-rata untuk bulan Februari atau menghitung total jumlah curah hujan
yang turun di bulan April. Di Januari, jika siswa-siwa di kelas memerhatikan bahwa suhu saja
tidak lagi memberikan mereka informasi yang cukup, mereka bisa menambahkan kolom lain
(dalam spreadsheet tersebut) untuk dinginnya suhu pada angin berhembus untuk
mendapatkan ringkasan yang lebih akurat terhadap cuaca yang mereka alami.

Belajar untuk menafsirkan, menggunakan, dan mengonstruksi representasi-representasi


yang bermanfaat membutuhkan perhatian yang cermat dan pertimbangan di dalam kelas.
Mengajarkan bentuk-bentuk representasi (Seperti grafik dan persamaan) sebagai pengajaran
akhir (hanya diajarkan sekali) sangatlah tidak produktif (representation (e.g., graphs or
equations) as ends in themselves is not productive). Sebaliknya, represntasi harus
digambarkan sebagai alat yang berguna untuk membangun pemahaman, untuk
mengkomunikasikan informasi, dan untuk menjelaskan jawaban (Greeno dan Hall, 1997).
Siswa harus menjadi fleksibel dalam memilih dan membuat representasi – standar atau
nonstandar, model-model fisik ata gambaran mental – yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Mereka seharusnya juga memiliki banyak kesempatan untuk mempertimbangkan
kelebihan dan keterbatasan dari representasi yang mereka gunakan.
Gambar 5.39
What should be the teacher’s role in developing representation in grades 3–5?
Apa yang seharusnya peran guru dalam mengembangkan representasi di kelas 3-5?

Belajar untuk mencatat atau merepresentasikan pemikiran dengan cara yang terorganisir, baik
dalam memecahkan masalah dan berbagi solusi, merupakan kemampuan yang harus didapat oleh
siswa. Guru bisa dan harus menekankan pentingnya merepresentasikan ide-ide matematika dalam
berbagai cara. Memodelkan proses ini sebagai mereka bekerja (Modeling this process as they work
through) melalui sebuah masalah bersama dengan siswa sekelas merupakan salah satu cara untuk
menstimulasi siswa untuk menggunakan dan menalasisis representasi. Bicara tentang mengapa
beberapa representasi lebih efektif daripada yang lain dalam beberapa situasi memberikan arti penting
dalam proses pengajaran dan membantu aspek kritis siswa terhadap representasi mereka. Guru secara
strategis memilih representasi yang dikerjakan oleh siswa yang bisa berguna untuk berdiskusi
bersama oleh seluruh kelas. Contohnya, pikirkan pertanyaan berikut ini, di mana siswa kelas 3
mungkin mengeksplorasi seperti ini :

Apakah ada angka genap atau ganjil lainnya dalam tabel persamaan yang
ditampilkan dalam gambar 5.41? Jelaskan mengapa?

Siswa mungkin mulai membuat banyak contoh untuk merumuskan jawabannya, seperti
yang tergambar dalam gambar 5.40. Siswa lain mungkin menggunakan tabel persamaan
untuk mengatur jawaban mereka, seperti yang diilustrasikan dalam gambar 5.41. Mengatur
pekerjaan mereka dengan cara ini menonjolkan pola-pola yang dapat mendukung siswa
dalam berpikir lebih sistematis tentang masalah tersebut.
Gambar 5.40 gambar 5.41
Setiap representasi menunjukkan cara berpikir yang berbeda-beda tentang sebuah
masalah. Memberikan perhatian pada metode yang berbeda serta representasi berbeda-beda
dapat membantu siswa melihat kekuatan dari melihat masalah menggunakan perspektif yang
berbeda-beda. Mengamati bagaimana berbagai siswa memilih dan menggunakan representasi
juga memberikan informasi penilaian bagi guru tentang aspek apa yang siswa perhatikan dari
masalah tersebut dan bagaimana mereka menjawab tentang pola dan keteraturan yang
diungkap dalam representasi mereka.

Saat siswa mendiskusikan ide-ide mereka dan mulai mengembangkan dugaan-dugaan


berdasarkan representasi dari masalah tersebut, guru mungkin ingin mewakili pemikiran
mereka dengan cara yang lain untuk mendukung dan memperluas ide-ide mereka.
Contohnya, ketika siswa menyadari bahwa bilangan genap dikalikan dengan bilangan genap
selalu menghasilkan bilangan genap juga, guru mungkin mencatat ide ini sebagai “genap x
genap = genap”. Representasi ini berfungsi sebagai ringkasan pemikiran siswa. Representasi
ini menyajikan sebuah cara untuk mencatat generalisasi dan mungkin membantu siswa untuk
mencari generalisasi lainnya dalam tipe yang sama.

Beberapa siswa mungkin membutuhkan bantuan dalam merepresentasikan masalah.


Sekalipun dalam masalah segi empat (gambar 5.38), siswa dengan cepat menggunakan
representasi yang efektif dalam menunjukkan mana hubungan yang dinilai penting, masih
banyak siswa yang membutuhkan bantuan dalam membentuk gambaran, grafik, tabel, dan
representasi lainnya. Jika mereka memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan,
mengembangkan, membandingkan, dan menganalisis berbagai bentuk representasi, siswa
akan mampu dalam menentukan apa yang mereka butuhkan untuk masalah-masalah tertentu.

Saat siswa bekerja dengan beragam jenis representasi, guru perlu memperhatikan
dengan cermat bagaimana mereka memahami dan menggunakan representasi tersebut.
Representasi tidak “menunjukkan” matematika kepada siswa. Sebaliknya, para siswa perlu
bekerja dengan menggunakan representasi yang ada secara ekstensif dalam berbagai konteks
seperti juga berpindah lintas representasi (Rather, the students need to work with each
representation extensively in many contexts as well as move between representations) untuk
memahami bagaimana mereka bisa menggunakan sebuah representasi untuk menjelaskan
model ide matematika dan hubungan yang ada.
Dengan mendengarkan secara cermat ide-ide dari siswa dan membantu mereka untuk
memilih dan mengatur representasi yang akan menunjukkan cara berpikir mereka, guru bisa
membantu siswa mengembangkan kecenderungan dan kemampuan mereka untuk
memodelkan masalah secara efektif, untuk memperjelas pemahaman mereka sendiri terhadap
suatu masalah, dan menggunakan representasi untuk berkomunikasi secara efektif satu sama
lain.
Chapter 6
Representasi adalah pusat pembelajaran matematika. Siswa dapat mengembangkan dan
memperdalam pemahaman mereka tentang konsep dan hubungan matematika saat mereka
membuat, membandingkan, dan menggunakan berbagai representasi. Representasi-seperti
objek fisik, gambar, bagan, grafik, dan simbol-juga membantu siswa mengomunikasikan
pemikiran mereka.

Representasi ada dimana-mana dalam kurikulum matematika kelas menengah yang


disusulkan di sisni. Studi tentang proporsionalitas dan hubungan linier saling terkait baik
dengan belajar siswa untuk menggunakan variabel secara fleksibel untuk mewakili yang tidak
diketahui dan dengan pembelajaran menggunakan tabel, grafik, dan persamaan sebagai alat
untuk merepresentasi dan analisis mereka. Siswa kelas menengah yang diajarkan dengan
standarnini akan belajar untuk mengenali, membandingkan, dan menggunakan berbagai
bentuk representasi untuk pecahan, desimal, persen, dan bilangan bulat. Mereka juga akan
belajar untuk mengguanakan bentuk representasional seperti notasi ilmiah eksponensial dan
ketika bekerja dengan besar dan kecil angka dan menggunakan berbagai alat grafis untuk
mewakili dan menganalisis kumpulan data.

Seperti apa seharusnya representasi di kelas 6 sampai 8?

Siswa di kelas menengah memecahkan banyak masalah dimana mereka membuat dan
menggunakan representasi untuk mengatur dan merekam pemikiran mereka tentang ide-ide
matematika. Misalnya, mereka menggunakan representasi untuk mengembangkan atau
menrepkan pemahaman mereka tentang proporsionalitas ketika mereka membuat atau
menginterpretasikan skala gambar dari gambar atau model objek skala. Ketika mereka
menghubungkan gagasan kesamaan geometri dengan rasio numerik, dan ketika mereka
menggambar frekuensi relatif histogram untuk sekumpulan data. Sambil memecahkan
masalah yang menantang, siswa mungkin menggunakan standar representasi, tetapi mereka
juga dapat mengembangkan dan menggunakan representasi tidak standar yang bekerja
dengan baik untuk masalah tertentu.

Ketika memecahkan masalah yang melibatkan proporsionalitas, siswa dapat membuat


representasi yang memadukan informasi visual dan numerik untuk menggambarkan
hubungan antar jumlah. Pertimbangkan masalah berikut:
Toko percetakan memiliki printer yang hanya menggunakan katrid hitam,
merah, dan biru. Semua katrid mencetak jumlah halaman yang sama. Katrid
hitam diganti 4x lebih sering daripada yang merah. Dan selama waktu dimana
3 katrid merah perlu diganti, 5 katrid biru juga perlu diganti.
1. Berapa bagian dari perceakan berwarna hitam?
2. Berapa persen dari pencetakan berwarna biru?
3. Dalam sebulan, 60 katrik hitam digunakan. Berapa jumlah total katrid
merah dan biru yang digunakan pada bulan iru?

Siswa dapat menggunakan berbagai pendekatan untuk mewakili dan memecahkan


masalah ini, termasuk bentuk representasi standar dan tidak standart. Beberapa siswa akan
merasa wajar untuk mengembangkan dan menggunakan model diskrit seperti yang di
tunjukkan pada gambar 6.40. dengan representasi seperti itu, siswa dapat menggabungkan
informasi dari dua rasio dalam pernyataan masalah. Mereka dapat melihat bahwa dalam
setiap rangkaian 20 katrid yang digunakan di Copy Cat, 12 berwarna hitam, 3 berwarna
merah, dan 5 berwarna biru. Mereka dapat menyimpulkan bahwa 12/20 (atau 6/10, 3/5, atau
0,6) dari pencetakan berwarna hitam, yang menjawab pertanyaan pertama. Untuk menjawab
pertanyaan kedua, seorang siswa mungkin membayangkan mengulangi rangkaian 20 kali ini
untuk memastikan bahwa copy cat menggunakan 25 katrid biru di setiap 100 yang digunakan.
Dengan demikian, 25 persen dari pencetakan berwarna biru. Untuk menjawab pertanyaan
ketiga, siswa dapat mencatat bahwa satu set 60 katrid hitam terdiri dari 5 set 12 katrid dan
bahwa total 8 katrid merah dan biru digunakan pada waktu 12 katrid hitam digunakan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa 40 katrid merah dan biru- 15 merah dan 25 biru-
digunakan pada waktu yang diperlukan untuk menggunakan 60 katrid hitam.
Gambar 6.40
Kekuatan repesentasi yang memadukan informasi visual dan numerik dapat dipahamai
dalam menyelesaikan banyak masalah yang melibatkan rasio, proporsi, dan persen.
Perhtaikan masalah berikut:
Sekelompok siswa memiliki $60 untuk dihabiskan untuk makan malam.
Mereka tahu bahwa total biaya, setelah menambahkan pajak dan tip, akan
menjadi 25 persen dari harga makanan yang ditunjukkan pada menu. Berapa
banyak yang bisa mereka belanjakan untuk makanan sehingga total biaya
menjadi $60?.

Dari berbagai cara mungkin masalah ini diwakili, banyak siswa akan menemukan
representasi dalam gambar 6.41. dalam gambar ini, jika persegi panjang mewakili total $60.
Total ini harus termasuk harga makanan ditambah 25 persen lebih untuk pajak dan tip. Untuk
menunjukkan hubungan ini, bar di bagi menjadi lima bagian yang sama, di mana empat
mewakili harga makanan dan satu pajak dan tip. Karena ada lima bagian yang sama dan total
adalah $60, setiap bagian harus $12. Karena itu, total harga yang dapat dibelanjakan untuk
makanan adalah $48. Jenis representasi visual untuk jumlah numerik ini cukup mudah
diterapkan dan dapat digunakan untuk menyelesaikan banyak maslah yang melibatkan fraksi,
persen, rasio, dan proporsi. (see, e.g., some problems in Curriculum Development Institute of
Singapore 1997, or Bennett, Maier, and Nelson 1988). Sebagai contoh, representasi pada
gambar 6.41 juga dapat membantu siswa melihat dan memahami bahwa ketika suatu
kuantitas adalah 125 persen dari kuantitas kedua, maka yang kedua adalah 80 persen dari
yang pertama.
Gambar 6.41

Studi tentang fungsi linier, dengan pola dan hubungan yang terkait, adalah fokus utama
lain di kelas menengah.dengan mempertimbangkan masalah dalam berbagai konteks, siswa
harus terbiasa dengan berbagai representasi untuk hubungan linier, termasuk tabel, grafik,
dan persamaan. Siswa perlu belajar menggunakan representasi ini secara fleksibel dan tepat.
Dalam bagian “aljabar” bab ini, beberapa contoh di bahas terutama masalah “telepon selular”,
siswa dapat mengembangkan suatu representasi melalui repertoire.
Siswa juga perlu memeriksa hubungan antara representasi untuk fungsi linier.
Penggunaan kalkulator grafik atau perangkat lunak komputer yang sesuai sangat
memudahkan pemeriksaan semacam itu dan dapat memungkinkan siswa untuk melihat
hubungan seperti nilai k dalam persamaan y = kx dan kemiringan garis yang sesuai.

Siswa akan lebih mudah memecahkan berbagai masalah aljabar jika mereka dapat
dengan mudah menggunakan dari satu jenis representasi ke yang lain. Di kelas menengah,
siswa sering mulai dengan tabel data numerik untuk memeriksa pola yang mendasari fungsi
linier, tetapi mereka juga harus belajar untuk merepresentasikan data tersebut dalam bentuk
grafik atau persamaan ketika mereka ingin menggambarkan hubungan umum linier. Siswa
juga harus menjadi fleksibel dalam mengenali bentuk persamaan dan ekspresi linear yang
setara. Fleksibilitas ini dapat muncul ketika siswa mendapatkan pengalaman dengan berbagai
cara untuk mewakili masalah yang dikontekstualisasikan. Sebagai contoh, pertimbangkan
masalah berikut, yang diadaptasi dari Ferrini Mundy, Lappan, dan Phillips (1997):

Kolam persegi panjang harus dikelilingi oleh


perbatasan ubin-keramik. Perbatasan akan
menjadi satu ubin lebar di sekitar. Jelaskan
dengan kata-kata, dengan angka atau tabel,
secara visual, dan dengan simbol jumlah ubin
yang akan dibutuhkan untuk kumpulan
berbagai panjang dan lebar.

Beberapa siswa akan memecahkan masalah ini dengan menggunakan tabel untuk
mencatat nilai untuk berbagai panjang dan lebar kolam persegi panjang dan untuk jumlah
ubin yang sesuai di perbatasan. Dari tabel, mereka dapat melihat generalisasi dan kemudian
mengekspresikannya sebagai persamaan, seperti yang disarankan dalam respon dan pekerjaan
yang menyertainya ditunjukkan pada Gambar 6.42.

Rumus untuk jumlah ubin adalah T = 2 (L + W) + 4. Saya membuat tabel


dengan kolom untuk L, W, dan T. Saya menggambar beberapa gambar. Lalu
saya menghitung ubin untuk foto-foto itu, mengisi angka-angka di tabel, dan
mencari pola. Mudah! Anda selalu menambahkan panjang ke lebar,
menggandakan jawaban itu, dan kemudian menambahkan 4.
Gambar 6.42
Siswa lain mungkin beralasan tentang situasi secara geometris (atau visual) daripada
numerik. Berikut adalah tiga kemungkinan tanggapan siswa lainnya:

Saya menggambar beberapa gambar dan melihat pola ini. Anda membutuhkan
ubin L + 2 di bagian atas dan nomor yang sama di bagian bawah. Dan Anda
juga membutuhkan ubin W di sebelah kiri dan ubin W di sebelah kanan. Jadi
secara keseluruhan, jumlah ubin yang dibutuhkan adalah T = 2 (L + 2) + 2W.

Saya membayangkannya di kepala saya. Pertama, letakkan satu ubin di setiap


sudut kolam. Maka Anda hanya perlu ubin L di bagian atas dan bawah, dan
ubin W di setiap sisi. Jadi secara keseluruhan, jumlah ubin yang dibutuhkan
adalah 4 + 2L + 2W.

Anda dapat menemukan jumlah ubin yang dibutuhkan dengan menemukan


area seluruh persegi panjang (kolam ditambah batas ubin) dan kemudian
mengurangi area kolam. Area kolam dan dek bersama adalah (L + 2) (W + 2).
Area kolam sendiri adalah LW. Jadi secara keseluruhan, jumlah ubin yang
dibutuhkan adalah (L + 2 (W + 2) - LW.

Ketiga respons ini berbeda dalam hal pertimbangan fitur geometris (visual) tertentu.
Misalnya, dalam dua solusi pertama, batas ubin terkait dengan perimeter persegi panjang
besar yang terdiri dari ubin dan kolam tetapi dengan dekomposisi yang berbeda dari
perimeter. Sebaliknya, respons ketiga menganggap area persegi panjang besar dan
menurunkan jumlah ubin sebagai area perbatasan, yang sah karena ubin adalah unit kuadrat.

Dengan mengerjakan masalah seperti masalah “kumpulan ubin”, siswa mendapatkan


pengalaman dalam menghubungkan representasi simbolik dari situasi dan hubungan dengan
representasi lain, seperti tabel dan grafik. Mereka juga melihat bahwa beberapa ekspresi
simbolis yang tampaknya berbeda sering dapat digunakan untuk mewakili hubungan yang
sama antara jumlah atau variabel dalam suatu situasi. Pengamatan terakhir mengatur
panggung bagi siswa untuk memahami ekspresi simbolik yang setara sebagai bentuk
simbolik berbeda yang mewakili hubungan yang sama. Dalam masalah “kumpulan ubin”,
misalnya, kelas dapat mendiskusikan mengapa empat ekspresi yang diperoleh untuk jumlah
ubin harus sama. Mereka kemudian dapat memeriksa cara untuk menunjukkan kesetaraan
secara simbolis. Misalnya, mereka dapat mengamati dari sketsa mereka bahwa menambahkan
dua panjang menjadi dua lebar (2L + 2W) sebenarnya sama dengan menambahkan panjang
dan lebar dan kemudian menggandakan: 2 (L + W). Mereka harus mengenali representasi
gambar ini untuk sifat distribusi multiplikasi atas penambahan — alat yang berguna dalam
menulis ulang ekspresi variabel dan memecahkan persamaan. Dengan cara ini, guru mungkin
dapat mengembangkan pendekatan untuk manipulasi simbol aljabar yang bermakna bagi
siswa.
Akhirnya, penting bagi siswa kelas menengah untuk menggunakan repertoar
representasi matematis mereka untuk menyelesaikan masalah berskala besar, memotivasi,
dan signifikan yang melibatkan pemodelan fenomena fisik, sosial, atau matematika. Tujuan
dari pemodelan matematika semacam ini adalah agar siswa memperoleh pengalaman dalam
menggunakan matematika yang mereka ketahui dan penghargaan atas kegunaannya untuk
memahami dan memecahkan masalah yang diterapkan. Misalnya, siswa mungkin
memutuskan untuk menyelidiki masalah yang terkait dengan pembuangan dan daur ulang
sampah dengan mengumpulkan data tentang volume kertas yang dibuang di ruang kelas atau
rumah mereka selama beberapa minggu atau bulan. Setelah mengorganisasi data mereka
menggunakan grafik, tabel, atau grafik, siswa dapat memikirkan representasi mana yang
paling berguna untuk menerangi keteraturan dalam data. Dari pengamatan mereka, para siswa
mungkin dapat menawarkan perkiraan volume dan jenis kertas yang dibenarkan secara
cermat di seluruh sekolah, distrik sekolah, atau kota mereka dalam satu minggu, bulan, atau
tahun. Menggambar dari apa yang telah mereka pelajari dalam studi sains dan sosial, mereka
kemudian dapat membuat rekomendasi untuk mengurangi aliran kertas ke tempat
pembuangan sampah atau tempat pembakaran sampah.

Apa yang seharusnya menjadi peran guru dalam mengembangkan keterwakilan


di kelas 6 hingga 8?
Guru matematika membantu siswa belajar menggunakan representasi secara fleksibel
dan tepat dengan mendorong mereka ketika mereka membuat dan menggunakan representasi
untuk mendukung pemikiran dan komunikasi mereka. Guru membantu siswa
mengembangkan fasilitas dengan representasi dari mendengarkan, bertanya, dan melakukan
upaya tulus untuk memahami apa yang mereka coba komunikasikan dengan gambar atau
tulisan mereka, terutama ketika idiosinkratis (individual, istimewa, khas, khusus, partikular,
spesifik, tersendiri, unik), representasi tidak konvensional terlibat. Para guru perlu
menggunakan penilaian profesional yang baik ketika memutuskan kapan dan bagaimana
membantu siswa bergerak menuju representasi konvensional. Meskipun menggunakan
bentuk representasi konvensional memiliki banyak keuntungan, memperkenalkan
representasi sebelum siswa dapat menggunakannya secara bermakna dapat menjadi
kontraproduktif.

Guru memainkan peran penting dalam membantu siswa mengembangkan makna untuk
bentuk penting representasi. Sebagai contoh, siswa kelas menengah membutuhkan banyak
pengalaman untuk mengembangkan pemahaman yang kuat tentang gagasan variabel yang
sangat kompleks. Guru dapat membantu siswa beralih dari pemahaman variabel yang terbatas
sebagai pengganti untuk satu angka ke gagasan variabel sebagai representasi untuk berbagai
nilai yang mungkin dengan memberikan pengalaman yang menggunakan ekspresi variabel
untuk menggambarkan data numerik (Demana dan Leitzel 1988).

Guru perlu memberi siswa pengalaman dalam menggunakan berbagai representasi


visual dan memperkenalkan mereka ke bentuk representasi baru yang berguna untuk
memecahkan jenis masalah tertentu. Grafik vertex-edge, misalnya, dapat digunakan untuk
mewakili hubungan abstrak di antara orang-orang atau objek dalam berbagai macam situasi.
Ambillah situasi di mana beberapa siswa mungkin bekerja dalam kelompok yang berbeda
(untuk tinjauan matematika, penelitian sejarah, dan proyek sains) atau terlibat dalam berbagai
kegiatan (tim basket dan band). Setiap kelompok ingin mengatur waktu pertemuan yang
berbeda untuk mengakomodasi siswa yang terlibat dalam lebih dari satu kelompok. Untuk
membantu memecahkan masalah penjadwalan ini, seorang guru mungkin menyarankan agar
siswa membuat grafik di mana simpul mewakili kelompok dan keunggulan antara dua
kelompok menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang merupakan anggota dari kedua
kelompok. Gambar 6.43 menunjukkan grafik vertex-edge yang mungkin melibatkan lima
kelompok, di mana suatu sisi mewakili suatu hubungan — keanggotaan bersama. Grafik ini
menggambarkan bahwa tidak ada siswa yang berpartisipasi dalam kelompok ulasan
matematika dan kelompok penelitian sejarah (misalnya, tidak ada sisi yang bergabung dengan
simpul tersebut) dan bahwa setidaknya satu siswa berpartisipasi dalam kelompok ulasan
matematika dan latihan band (misalnya, ada tepi di antara simpul-simpul itu). Informasi
dalam grafik ini dapat mengidentifikasi potensi konflik penjadwalan sehingga mereka dapat
dihindari dengan menjadwalkan semua kegiatan yang terhubung pada waktu yang berbeda.

Tipe representasi baru lainnya yang mungkin ingin diperkenalkan oleh para guru
kepada siswa mereka adalah persamaan SEKARANG-SELANJUTNYA, yang dapat
digunakan untuk mendefinisikan hubungan antar variabel secara iteratif. Persamaan NEXT =
SEKARANG + 10 akan berarti bahwa setiap istilah dalam suatu pola ditemukan dengan
menambahkan 10 ke istilah sebelumnya. Bentuk notasi ini dapat digunakan sebagai alternatif
untuk bentuk persamaan dari istilah umum ketika hubungan rekursif sedang disorot. Data
pada gambar 6.44 dapat direpresentasikan dalam bentuk yang diringkas baik sebagai y = 10x
(di mana x harus menjadi bilangan bulat) dan sebagai BERIKUTNYA = SEKARANG + 10.
Dengan demikian guru memiliki peran penting dalam membantu siswa kelas menengah
mengembangkan kepercayaan diri dan kompetensi baik dalam menciptakan representasi
mereka sendiri ketika mereka diperlukan untuk memecahkan masalah yang menantang dan
dalam memilih secara fleksibel dan tepat dari repertoar ekstensif representasi konvensional.
Baik membantu siswa menggunakan representasi yang mereka ciptakan sendiri atau
memperkenalkannya ke bentuk konvensional, guru harus membantu siswa menggunakan
representasi secara bermakna. Dengan mendorong siswa untuk membahas grafik, gambar,
atau simbol yang mereka gunakan dalam pekerjaan mereka, guru dapat memantau kelancaran
perkembangan mereka dengan representasi. Ketika siswa melihat bagaimana orang lain
menafsirkan apa yang telah mereka tulis dan bagaimana orang lain mewakili ide yang sama,
mereka dapat mengevaluasi representasi dengan cermat dan mengenali karakteristik yang
membuat representasi fleksibel, sesuai, dan bermanfaat. Melalui proses seperti itu, sebagian
besar siswa akan menghargai kesederhanaan dan efektivitas bentuk representasi konvensional
dan peran representasi dalam memungkinkan komunikasi dengan orang lain.

Siswa kelas menengah memiliki peluang untuk menyelesaikan masalah yang relatif
besar, memotivasi, dan signifikan yang melibatkan pemodelan. (tulisan disamping warna
hijau hal 284)
Chapter 7
Representasi pada kelas 9-12
Jika matematika adalah "ilmu pola" (Steen 1988), representasi adalah cara dimana pola-
pola tersebut dicatat dan dianalisis. Sebagai siswa menjadi canggih secara matematis, mereka
berkembang semakin meningkat dalam representasi matematika dan pengetahuan tentang bag
aimana menggunakannya secara produktif. Pengetahuan ini termasuk memilih representasi sp
esifik(khusus untuk mendapatkan wawasan atau mencapai tujuan tertentu.
Pentingnya representasi dapat dilihat di setiap bagian bab ini. Jika jumlah besar atau
kecil dinyatakan dalam notasi ilmiah, their magnitudes are easier to compare and they can
more readily be used in computations. Representasi meresap dalam aljabar. Grafik
menyampaikan jenis informasi tertentu secara visual, sedangkan ekspresi simbolik mungkin
lebih mudah untuk memanipulasi, menganalisis, dan mentransformasikannya. Pemodelan
matematika membutuhkan representasi, seperti yang diilustrasikan dalam “masalah dosis
obat” dan dalam masalah “pipe offset”. Penggunaan matriks untuk mewakili transformasi
dalam bidang menggambarkan bagaimana operasi geometris dapat direpresentasikan secara
visual namun juga dapat menerima secara simbolik representasi dan manipulasi dengan cara
yang membantu siswa memahami mereka. Berbagai metode untuk merepresentasikan
kumpulan data lebih lanjut mendemonstrasikan pentingnya topik ini.
Berbagai macam representasi dapat dilihat pada contoh di bab ini. Dengan
menggunakan berbagai representasi untuk "menghitung persegi panjang" masalah di bagian
“Pemecahan Masalah”, siswa dapat menemukan perbedaan solusi dan membandingkannya.
Penggunaan simbolisme aljabar untuk menjelaskan sebuah fenomena grafis yang mencolok
adalah pusat dari “string traversing tiles " tugas di bagian" Komunikasi ". Representasi
memfasilitasi alasan dan alat pembuktian: mereka digunakan untuk memeriksa statistic
hubungan dan untuk menetapkan validitas of a builder’s shortcut. Mereka berada di inti
komunikasi dan mendukung pengembangan pemahaman dalam karya Marta dan Nancy di
masalah "string traversing tiles" . Meskipun pada satu tingkat cerita tentang kelas Mr.
Robinson adalah tentang koneksi, pada tingkat lain adalah tentang representasi: satu
kelompok siswa menempatkan koordinat yang “membuat segalanya mudah,” kelas
mendapatkan wawasan dari representasi dinamis dari objek geometris, dan siswa
menghasilkan bukti dalam koordinat dan geometri Euclid. Pelajaran utama dari kisah itu
adalah bahwa representasi yang berbeda mendukung pula cara berpikir dan memanipulasi
objek matematika yang berbeda. Sebuah Objek dapat lebih dipahami jika dilihat melalui
multiple lenses.

Seperti apa representasi seharusnya di kelas 9 sampai 12?


Representasi yang berbeda mendukung berbagai cara
memikirkan dan memanipulasi objek matematika

Di kelas 9-12, pengetahuan siswa dan penggunaan representasi harus diperluas dalam
ruang lingkup dan kompleksitas. Ketika mereka mempelajari konten baru, misalnya, siswa
akan menemukan banyak representasi baru untuk konsep matematika. Mereka harus dapat
mengkonversi secara fleksibel representasi ini. Sebagian besar kekuatan matematika berasal
dari kemampuan untuk melihat dan mengoperasikan objek dari perspektif yang berbeda.

Di sekolah dasar, siswa paling sering menggunakan representasi untuk alasan tentang
objek dan tindakan yang dapat mereka rasakan secara langsung. Di kelas menengah, siswa
semakin banyak membuat dan menggunakan representasi matematis untuk objek yang tidak
dirasakan secara langsung, seperti angka atau angka rasional. Di sekolah menengah, siswa
bekerja dengan entitas yang semakin abstrak seperti fungsi, matriks, dan persamaan. Dengan
menggunakan berbagai representasi dari objek-objek ini, siswa harus dapat mengenali
struktur matematika umum di berbagai konteks yang berbeda. Misalnya, jumlah bilangan asli
n ganjil, luas kebun persegi, dan jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang dimulai saat
istirahat dan berakselerasi dengan laju konstan dapat direpresentasikan dengan fungsi bentuk
f (x) = ax2 . Fakta bahwa situasi ini dapat diwakili oleh kelas fungsi yang sama menyiratkan
bahwa mereka sama dalam beberapa cara matematika dasar. Di sekolah menengah siswa siap
untuk melihat kesamaan dalam struktur yang mendasari objek matematika yang tampak
berbeda secara kontekstual tetapi representasinya terlihat sangat mirip.

Siswa sekolah menengah harus dapat membuat dan menafsirkan model fenomena yang
lebih kompleks, diambil dari konteks yang lebih luas, dengan mengidentifikasi fitur-fitur
penting dari suatu situasi dan dengan menemukan representasi yang menangkap hubungan
matematika antara fitur-fitur tersebut. Mereka harus mengenali, misalnya, bahwa fenomena
dengan fitur periodik sering dimodelkan paling bagus dengan fungsi trigonometri dan bahwa
pertumbuhan populasi cenderung eksponensial, atau logistik. Mereka akan belajar untuk
menggambarkan beberapa fenomena dunia nyata dengan representasi berulang dan rekursif.

Perhatikan grafik konsentrasi CO2 di atmosfer sebagai fungsi waktu dan garis lintang
selama periode dari 1986 hingga 1991 (lihat gbr. 7.39) (Sarmiento 1993). Guru dapat
menggunakan contoh seperti ini untuk membantu siswa memahami dan menafsirkan
beberapa aspek representasi. Siswa dapat mendiskusikan trends perubahan konsentrasi CO2
sebagai fungsi waktu serta lintang. Melakukan hal itu akan menarik pengetahuan mereka
tentang kelas fungsi dan kemampuan mereka untuk menafsirkan grafik tiga dimensi. Mereka
harus dapat melihat peningkatan linear sekitar waktu, ditambah dengan fluktuasi sinusoidal
dengan musim. Berfokus pada perubahan karakter grafik sebagai fungsi garis lintang, siswa
harus memperhatikan bahwa amplitudo fungsi sinusoidal berkurang dari utara ke selatan.
Siswa dapat menguji apakah trends yang mereka amati dalam grafik sesuai dengan karya
teoretis terkini tentang konsentrasi CO2 di atmosfer. Sebagai contoh, penulis artikel
mengaitkan fluktuasi sinusoidal dengan variasi musiman dalam jumlah fotosintesis yang
terjadi di biosfer terestrial. Siswa dapat mendiskusikan perbedaan amplitudo lintas musim di
belahan bumi utara dan selatan.
Teknologi elektronik menyediakan akses ke masalah dan metode yang hingga saat ini
sulit dijelajahi secara bermakna di sekolah menengah. Agar dapat menggunakan teknologi
secara efektif, siswa perlu menjadi terbiasa dengan representasi yang biasa digunakan dalam
pengaturan teknologi. Misalnya, menyelesaikan persamaan atau mengalikan matriks
menggunakan sistem aljabar komputer membutuhkan pembelajaran untuk memasukkan dan
menafsirkan informasi dalam format yang digunakan oleh sistem. Banyak alat perangkat
lunak yang dapat digunakan siswa mencakup ikon dan simbol khusus yang membawa makna
tertentu atau diperlukan untuk mengoperasikan alat tersebut; siswa perlu belajar tentang
representasi ini dan membedakannya dari objek matematika yang mereka manipulasi.

Apa yang seharusnya menjadi peran guru dalam pengembangan representasi di


kelas 9 hingga 12?

Bagian penting dari pembelajaran matematika adalah belajar menggunakan bahasa,


konvensi, dan representasi matematika. Guru harus memperkenalkan siswa ke representasi
matematika konvensional dan membantu mereka menggunakan representasi tersebut secara
efektif dengan membangun pribadi siswa dan keistimewaan representasi jika diperlukan.
Penting bagi guru untuk menyoroti cara-cara di mana representasi yang berbeda dari objek
yang sama dapat menyampaikan informasi yang berbeda dan untuk menekankan pentingnya
memilih representasi yang sesuai dengan tugas-tugas matematika tertentu yang ada
(Yerushalmy dan Schwartz 1993; Moschkovich, Schoenfeld, dan Arcavi 1993) . Misalnya,
tabel nilai sering berguna untuk referensi cepat, tetapi mereka memberikan sedikit informasi
tentang sifat fungsi yang diwakili.Pertimbangkan tabel di bagian "Aljabar" dalam bab ini
yang memberikan jumlah menit pada siang hari di Chicago setiap hari untuk tahun
2000.Nilai-nilai dalam tabel menunjukkan bahwa fungsi awalnya meningkat dan kemudian
menjadi menurun. Pengetahuan tentang konteks grafik nilai-nilai tersebut menunjukkan
bahwa perilaku itu sebenarnya periodik. Demikian pula, representasi fungsi aljabar dan grafis
dapat memberikan informasi yang berbeda. Beberapa sifat global dari fungsi, seperti perilaku
asimptotik atau laju pertumbuhan suatu fungsi, seringkali paling mudah terlihat dari grafik.
Tetapi informasi tentang aspek-aspek spesifik suatu fungsi nilai eksak dari f (π) atau nilai
eksak dari x di mana f (x) memiliki maksimum atau minimum paling baik ditentukan dengan
menggunakan representasi aljabar dari fungsi tersebut. Misalkan g (x) diberikan oleh
persamaan g (x) = f (x) + 1, untuk semua x. Definisi analitik dari f (x) dan g (x) dapat
menawarkan cara paling efektif untuk menghitung nilai spesifik dari f (x) dan g (x), tetapi
grafik fungsi menunjukkan bahwa "bentuk" dari g (x) persis sama dengan f (x) bahwa grafik
g (x) diperoleh dengan menerjemahkan grafik f (x) satu unit ke atas.

Seperti dalam semua instruksi, yang penting adalah apa yang dilihat, didengar, dan
dipahami siswa. Seringkali, siswa menafsirkan apa yang guru anggap luar biasa presentasi
jelas dengan cara yang sangat berbeda dari yang dimaksudkan oleh guru mereka (Confrey
1990; Smith, diSessa, dan Roschelle 1993). Atau mereka dapat menciptakan representasi
konten yang istimewa (may consider wonderfully lucid presentations) dan memiliki makna
pribadi tetapi tidak terlihat sama sekali seperti representasi matematika konvensional
(Confrey, 1991; Hall et al. 1989). Bagian dari peran guru adalah untuk membantu siswa
menghubungkan gambar pribadi mereka dengan representasi yang lebih konvensional. Satu
jendela yang sangat berguna dalam pemikiran siswa adalah representasi yang dihasilkan
siswa. Untuk menggambarkan hal ini, pertimbangkan masalah berikut (diadaptasi dari
Hughes-Hallett et al. [1994, p. 6]) yang mungkin disajikan ke kelas 10:

Sebuah penerbangan dari Bandara SeaTac dekat Seattle, Washington, Bagian dari peran guru adalah untuk
ke LAX Airport di Los Angeles harus mengelilingi LAX beberapa membantu siswa menghubungkan
kali sebelum diizinkan mendarat. gambar pribadi mereka dengan
representasi konvensional.
Plot grafik jarak pesawat dari Seattle dengan waktu dari saat lepas
landas hingga mendarat.
Siswa dapat bekerja secara individu atau berpasangan untuk menghasilkan grafik jarak-
terhadap-waktu untuk masalah ini, dan guru dapat meminta mereka untuk mempresentasikan
dan mempertahankan grafik itu ke teman sekelas mereka. Grafik yang dihasilkan oleh kelas
ini, atau mungkin oleh siswa di kelas lain, dapat diberikan untuk kritik dan komentar yang
cermat. Ketika mereka melakukan kritik, siswa mendapatkan sejumlah besar praktik dalam
mengkomunikasikan matematika serta dalam membangun dan meningkatkan representasi,
dan guru mendapatkan informasi yang dapat membantu dalam penilaian. Salah satu
representasi dari penerbangan yang mungkin dihasilkan siswa ditunjukkan pada Gambar
7.40.

Gambar 7.40 Representasi yang mungkin dimiliki siswa menghasilkan jarak pesawat dari
titik lepas landas terhadap waktu dari lepas landas ke pendaratan

Representasi ini menunjukkan sejumlah kesalahpahaman yang menarik dan tidak


jarang, di mana fitur harfiah cerita (pesawat terbang pada ketinggian konstan atau berputar-
putar di sekitar bandara) dikonversi secara tidak tepat menjadi fitur grafik (Dugdale 1993;
Leinhardt, Zaslavsky, dan Stein 1990). Representasi jenis ini dapat memancing percakapan
kelas yang menarik, mengungkapkan apa yang siswa benar-benar mengerti tentang grafik.
This revelation menempatkan guru pada posisi yang lebih baik untuk menggerakkan kelas
menuju representasi yang lebih akurat, seperti digambarkan dalam Gambar 7.41.

Gambar 7.41 Representasi yang lebih akurat tentang jarak pesawat dari titik take-off
terhadap waktu dari takeoff hingga mendarat
Matematika adalah salah satu prestasi budaya terbesar umat manusia. Ini adalah
"bahasa sains," menyediakan sarana yang dengannya dunia di sekitar kita dapat
diwakili dan dipahami. Representasi matematika yang dipelajari siswa sekolah
menengah memberi mereka kesempatan untuk memahami kekuatan dan keindahan
matematika dan memperlengkapi mereka untuk menggunakan representasi dalam
kehidupan pribadi mereka, di tempat kerja, dan dalam studi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai