Anda di halaman 1dari 9

 

IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN MENURUT HOWARD


GARDNER (PENDIDIKAN SEBAGAI PENGEMBANG BERBAGAI
POTENSI KECERDASAN)

Howard Gardner adalah seseorang ahli psikologi perkembangan dan professor

 pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard   University Amerika Serikat. Howard

Gardner dilahirkan pada tanggal 11 Juli 1943 di Scaranton,


Scaranton,   Pennsylv
 Pennsylvania,
ania, Amerika Serikat.

Gardner dan keluarganya tinggal di 


di  wilayah pertambangan batubara di timur laut Pennsylvania,

Amerika Serikat. Kedua orang tuanya Ralph dan Hilde Gardner, termasuk pengungsi yang

melarikan diri dari kekejaman Nazi Jerman dan kemudian menetap di Amerika Serikat pada

tanggal 9 November 1938.

Proyek zero adalah kelompok penelitian yang bertujuan memperkuat pendidikan seni.

Proyek ini didirikan Nelson Goodmen. Proyek ini telah menjadi pusat kegiatan intelektual

Gardner, tempat berkembangnya ide-ide sekaligus komunitas intelektualnya. Pada awalnya,

di proyek tersebut kognisi dalam bidang seni menuju penelitian tentang proses belajar,

 pemikiran dan kreativitasny


kreativitasnyaa pada berbagai displin ilmu, kelompok usia, serta lingkungan

 pendidikan. Bahkan
Bahkan di proyek
proyek itulah Dia men
menemukan
emukan teori Multple
teori Multple Intelligences
Intelligences..

 Multiple intellignces adalah istilah yang digunakan oleh Howard 


Howard  Gardner untuk

menunjukan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki banyak kecerdasan. Teori ini

kemudian dikembangkan dan diperkenalkan pada tahun 1983 dalam bukunya yang berjudul

 Frame of mind , yang telah diterjemahkan ke dalam dua belas bahasa. Selanjutnya pada tahun

1993 Dia mempublikasikan bukunya yang berjudul Multiple


M ultiple intelligences: The 
The  theory ini

 pracitle, sebagai penyempurnaan atas buku yang terbit 


terbit   sebelumnya, setelah banyak

melakukan penelitian tentang implikasi sekaligus aplikasi teori kecerdasan majemuk di dunia
 

 pendidikan di Amerika Serikat. Teori tersebut disempurnakan lagi dengan terbitnya buku

 Multiple Intelligences
Intelligences Reframed   pada tahun 2000 ( Ladislaus Nasiban, 2004 :159). Bahkan

wacana mengenai  Multiple Intelligences


Intelligences   di perluas kembali di dalam bukunya Multiple
Multiple

 Intelligences: New Horizontal 


Horizontal  yang
 yang terbit pada tahun 2007.

Menurut Efendi, ketika menghantarka edisi ke-10 dari  From of Minds


Minds   (1983), Gardner

menegaskan bahwa sembari menulis 


menulis  Frames of Minds,
Minds, ia 
ia  memandang karya tersebut sebagai

kontribusinya terhadap disiplin psikologi perkembangan yang digelutinya. Dengan karya tersebut,

Gardner hendak memperluas konsepsi kecerdasan, dari hanya menyangkut the


the   result of paper

and pencil test, menjadi pengertian yang lebih luas yang 


yang  menyangkut pengetahuan tentang

otak manusia dan kepakaannya terhadap ragam budayanya (sensitivity to the disersity of

human cultures)

Gardner mempunyai visi alternatif yang didasarkan pada pandangan mengenai pikiran

yang berbeda secara radikal dan visi yang menghasilkan pandangan mengenai sekolah yang amat

 berbeda. Ini adalah pandangan pluralistik mengenai pikiran, mengak


mengakui
ui banyak segi pemaham
pemahaman
an

 berbeda dan berdiri


berdiri sendiri, m
menerima
enerima bahwa
bahwa orang mempunyai
mempunyai kekuatan
kekuatan mema
memahami
hami berbeda d
dan
an

gaya pemahaman yang kontras. Dia memperkenalkan konsep mengenai sekolah yang berpusat

 pada individual dan menerima


menerima pandangan
pandangan multi dimensi dari inteligensi. Model
Model untuk sekolah ini

sebagian didasarkan pada penemuan dari ilmu pengetahuan yang bahkan belum ada di masa

Binet, yakni ilmu pengetahuan kognitif (pengetahuan mengenai pikiran) dan neuroscience
neuroscience  

(pengetahuan mengenai otak). Hasilnya, penemuan mutakhir dalam neuroscience


neuroscience   semakin

membuktikan bahwa bagian-bagian tertentu otak bertanggung jawab dalam menata jenis

inteligensi manusia.
 

Menurut Gardner, sebuah refleksi menyatakan


menyatakan bahwa setiap individu akan mencapai level

kemampuan yang tinggi dalam sebuah bidang tertentu. Oleh karena itu, sudah seharusnya

kecerdasan memiliki defenisi istilah yang lebih layak, karena jelas bahwa metode penaksiran

kecerdasan melalui tes-tes IQ tidak cukup baik untuk menghargai potensi-potensi atau prestasi-

 prestasi seseorang.
seseorang. Kehadiran te
teori
ori kecerdasan
kecerdasan majemuk ini adalah
adalah untuk menentang
menentang pandangan-

 pandangan klasik
klasik mengenai
mengenai kecerdasan
kecerdasan yang secara eksplisit
eksplisit atau implisit telah
telah menyihir ma
manusia
nusia

melalui psikologi dan teks-teks pendidikan. Kemudian untuk mempermudah identifikasi sisi-sisi

 baru dari teori ini.

Gardner tidak memandang inteligensi manusia berdasarkan skor tes standar semata,

namun memiliki (1) Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan

manusia; (2) Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan;

(3) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan

 penghargaan dalam budaya seseorang. Jadi, inteligens


inteligensii adalah kemampuan untuk

memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam

dan dalam situasi yang nyata. Howard Gardner, menjelaskan bahwa intellegensi bukan

merupak suatu kondtruk unit tunggal namun merupakan konstruk sejumlah kemampuan yang

masing-masing dapat berdiri sendiri.

Inteligensi tidak terlepas dari proses berpikir manusia. Proses berpikir yang sangat terkait

dengan kekuatan inteligensi setiap manusia dan pengoptimalan penggunaan fitrah manusia.Setiap

anak memiliki kecerdasan dan kemampuan berbeda dalam memahami sebuah mata pelajaran.

Seorang pendidik tidaklah boleh memaksakan siswanya untuk memahami setiap pelajaran dengan

 pemahaman
 pemahaman yang sama dan sem
sempurna
purna dengan satu ta
takaran
karan kecerd
kecerdasan,
asan, sebab kea
keadaan
daan anak da
dalam
lam

satu kelas berbeda-beda. Dengan segala macam keadaan siswa, kewajiban seorang pendidik

adalah mengakui keberadaannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya.Seorang pendidik

harus mengakui dan harus menghargai bakat dan hasil karya siswa-siswanya.Teori kecerdasan
 

majemuk mungkin lebih tepat digunakan oleh para pendidik untuk mendampingi siswa-siswanya

dalam belajar.Tetapi pada umumnya, batasan kurikulum pemerintah perlu diikuti.Buku-buku

 pedoman standar pembela


pembelajaran
jaran seringkali hanya menjadi peanduan kurikulum atau acuan yang

kaku bagi guru, guru menerima dan merealisasikan secara mentah-mentah tanpa harus

mengembangkannya kembali. Bagaiman pun, setiap guru memiliki kesempatan untuk

memutuskan cara terbaik demi mencapai tujuan dan target dalam pembelajaran.
 bekerjasamaa memutuskan
 bekerjasam

Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran maupun mengembangkan atau memutuskan

tema pada suatu materi pembelajaran, guru dapat menciptakan


menciptakan pengelaman-pengelaman pada

 proses pembelajaran siswa dan menggunak


menggunakan
an metode-metode yang dapat menghantarka
menghantarkan
n

kepada tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai.Dengan kecerdasan perspektif Howard

Gardner (multiple
(multiple intelligences).
intelligences). Guru dapat merencanakan rangkaian pengelaman dan
kegiatan yang memungkinkan semua anak menggunakan kecerdasaan terkuat mereka dalam

 belajar.

Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah proses komunikasi dua arah antara

 pendidik dan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajara


pembelajaran
n dengan pengenalan terhadap

kecerdasan majemuk yang dimiliki peserta didik sebagai landasan dalam pemilihan strategi

 pembelajaran. hal
hal ini diduku
didukung
ng oleh pendap
pendapat
at Gardner bahwa aplikasi
aplikasi kecerdasan majemuk di

dalam kelas dilakukan dengan penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga

mampu menstimulasi semua kecerdasan peserta didik untuk berkembang dalam waktu yang

 bersamaan hingga
hingga peserta didik menemu
menemukan
kan sendiri kecerdasan yang menonj
menonjol
ol dalam diriny
dirinya.
a.

Pembelajaran ini berbeda dengan konsep pembelajaran lain karena mengedepankan aspek

variasi pemakaian strategi penyampaian materi dengan tujuan menstimulasi perkembangan

kecenderungan kecerdasan majemuk peserta didik.


 

Pembelajaran dengan teori multiple intelligences perlu


intelligences perlu dipersiapkan sebaik-baiknya.

Satu hal yang harus diingat adalah bahwa teori kecerdasan majemuk bukan saja merupakan

konsep kecerdasan yang ada pada diri masing-masing individu, tetapi juga merupakan strategi

 pembelajaran yang
yang ampuh untu
untuk
k menjadika
menjadikan
n siswa keluar sebag
sebagai
ai juara pada jenis kecerdasan
kecerdasan

tertentudan sebagai seorang pendidik sangat diperlukan untukmerancang sebelum melakukan

 pengajaranagarpembelajaran
 pengajaranagarpembelajaran bisa berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, sebab

 pada dasarnya setiap individu memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dari

delapan kecerdasan yang ada.

Langkah pertama yang harus ditempuh pendidik dalam menerapkan pembelajaran

 berbasis kecerdasan majemuk adal


adalah
ah mengenal karateristik
karateristik pesert
pesertaa didik, utaman
utamanya
ya pada jenis

kecerdasan mana yang mereka ungguli. Cara untuk mengenal kecerdasan majemuk peserta

didik dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya sebagai berikut:

1. Tes 

Tes merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seorang pendidik agar dapat

mengetahui kecenderungan
kecenderungan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh peserta didik.Tes tersebut

dapat berisi sejumlah pernyataan yang berisi karakteristik sejumlah kecerdasan


majemuk.Peserta didik memberi tanda pada karakteristik yang sesuai dengan karakteristik

keseharian mereka. Tes bukanlah satu-satunya cara untuk menentukan pada kecerdasan apa

seorang peserta didik itu dikatakan unggul, namun penggunaan tes sebagai langkah

 pengenalan kecerdasan majemuk penting untuk menegaskan kecenderun


kecenderungan
gan kecerdasan

 peserta didik, disampin


disamping
g langkah-langkah lain seperti percobaan aplikasi kecerdasan

majemuk di kelas, observasi perilaku di dalam kelas, observasi perilaku di luar kelas, dan

 portofolio peserta didik.


didik.
 

2. Mengamati kegiatan siswa di kelas

Pendidik dapat mengetahui kecenderungan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh

 peserta didik dengan


dengan mengamati p
perilaku
erilaku peserta didik di dalam kelas.Perilaku
kelas.Perilaku tersebut secara

tidak sadar seringkali menunjukkan kecenderungan kecerdasan majemuk peserta didik.Guru

dapat mengamati siswa selama di kelas, apa yang mereka buat dalam belajar dan mengerjakan

tugas di kelas, apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai dalam mendalami suatu

 pelajaran yang sedang dihadapi, apa yang mereka ungkapkan dalam menjawab dan

menanggapii uraian pendidik.


menanggap

3. Observasi kegiatan siswa di luar kelas 

Selain melalui observasi perilaku di dalam kelas, pendidik juga dapat mengetahui

kecenderungan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh peserta didik dengan mengamati

 perilaku peserta didik di luar kelas.Perilak


kelas.Perilaku
u peserta didik sebelum masuk kelas, saat istirahat,

dan usai kelas berakhir seringkali menunjukkan kecenderungan kecerdasan majemuk yang

mereka milikiDengan mengamati tingkah laku selama di waktu bebas guru bisa mendapatkan

masukan kira-kira kecerdasan mana yang menonjol pada siswa.Semua masukan ini akan

disatukan dengan tes tertulis untuk lebih menyakinkan kecerdasam siswa

4. Portofolio peserta didik

Portofolio peserta didik Pendidik dapat mengetahui kecenderungan kecerdasan

majemuk yang dimiliki oleh peserta didik dengan mengamati dokumen-dokumen yang

dimiliki peserta didik dari pembelajaran sebelumnya.Dokumen yang dimaksud dapat berupa

hasil pekerjaan atau prestasi yang dicapai peserta didik. Kelima langkah di atas, tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Metode tes perlu ditindaklanjuti dengan observasi dan percobaan
 

mengajar agar pemahaman terhadap kecenderungan kecerdasan majemuk peserta didik tidak

 bersifat final.Demikian pula penggunaan


penggunaan metode portofolio
portofolio tidak bisa dipisahkan dari metode

tes dan observasi agar data yang diperolah pendidik bersifat valid dan objektif.Untuk

membantu meneliti kecerdasan siswa, guru dapat juga mengumpulkan semua dokumen yang

 pernah dibuat siswa.Tentu saja dokumen yang paling penting adalah rapor nilai siswa, nilai

apa saja yang menonjol dan nilai apa saja yang kurang. Dari nilai-nilai yang sangat bagus,

kiranya dapat diketahui kecerdasaan apa yang kuat dalam diri siswa.

Strategi pembelajaran kecerdasan majemuk pada praktiknya adalah memacu

kecerdasan yang menonjol dari diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan

kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau mengoptimalkan

kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap siswa untuk mencapai kompetensi tertentu yang

dituntut oleh sebuah kurikulum. Dengan demikian penggunaan strategi pembelajaran

kecerdasan majemuk tetap berada pada posisi yang menguntungkan bagi siswa yang

menggunakannya. Satu hal yang pasti, siswa akan keluar sebagai individu yang memiliki jati

diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari delapan jenis kecerdasan yang

dimilikinya.Penggunaan strategi-strategi tersebut tidak dapat berdiri sendiri tetapi

dikombinasikan satu sama lain agar dapat memfasilitasi kecenderungan kecerdasan majemuk

 peserta didik dan pada kegiatan inti pembelaja


pembelajaran,
ran, tidak mungkin termuat pengemban
pengembangan
gan 8

kecerdasan. Pendidik perlu membatasi minimal 3 kombinasi strategi kecerdasan yang

disesuaikan dengan materi pelajaran agar lebih fokus dan terarah.Satu hal yang harus diingat

adalah bahwa teori kecerdasan majemuk bukan saja merupakan konsep kecerdasan yang ada

 pada diri masing-masing individu, tetapi juga merupakan strategi pembelajaran yang ampuh

untuk menjadikan siswa keluar sebagai juara pada jenis kecerdasan tertentu.
 

Kesimpulan.

Kecerdasan konsep kecerdasan itu merupakan suatu teori yang digagas oleh Howard

Gardner untuk mengungkapkan banyaknya kecerdasan yang dimiliki oleh setiap

individu.Menurutnya,
individu.Menurutnya, ada 8 jenis inteligensi, yakni linguistik, logis-matematis, spasial, musik,
gerak-badani, interpersonal  , intrapersonal,
, intrapersonal, naturalis atau lingkungan. Dua inteligensi pertama,

 biasanya dianggap sebagai satu-satunya faktor serba mencakup (overall


( overall single factor ) ukuran

inteligensi konvensional yang biasa disebut IQ .  Gardnerpun menyebut inteligensi


IQ.

intrapersonal dan interpersonal sebagai bentuk inteligensi yang populer disebut sebagai

inteligensi emosional atau  Emotional Quotient   (EQ. Penggunaan istilah EQ dan SQ ini

tidaklah sepenuhnya tepat dan terkesan latah


latah   mengikuti popularitas IQ yang lebih dulu

dikenal orang. Inteligensi manusia yang dinyatakan dalam bentuk quotient , dihitung

 berdasarkan perbandingan
perbandingan antara ting
tingkat
kat kemampuan
kemampuan mental ((mental
mental age)
age) dengan tingkat usia

(chronological   age
age),
), merentang mulai dari kemampuan dengan kategori Ideot sampai   dengan

Genius.Kedelapankecerdasantersebutperludikembangkansecaramaksimal sejakusiadini, minimal

sejak usia sekolah dasar agar bermanfaat bagi individu yang bersangkutan.  
 

REFERENSI.

Howard Gardner,2003, Kecerdasan Majemuk :  Teori dalam Praktek,  terj. 

Alexander Sindoro, Batam: Interaksa.

Hoerr, Thomas, 2007.. Buku


 Buku Kerja Multiple Intelligences: Pengalaman New City 
City 

School diSt. Louis, Missouri, AS dalam Menghargai Aneka Kecerdasan Anak, terj. Ary

 Nailandari, Bandung:
Bandung: Kaifa

Joy A. Palmer, 2006, “ Pemikir Paling Berpengaru


Berpengaruh
h Terhadap Dunia Pendidikan 
Pendidikan 

 Modern”” Yogyakarta : IRCiSod 


 Modern IRCiSod 

Linda Campbell, 2006, et.al., Metode Praktis Pembelajara


Pembelajaran
n Berbasis Multiple
Multiple  
 Intelligences, terj. Tim Intuisi, (Depok: Intuisi Press)

Paul suparno, 2004, teori intelligences ganda dan aplikasinya di sekolah,:


sekolah,:

yogyakrta , penerbit kanistius.

Anda mungkin juga menyukai