POKOK PEMBAHASAN : Surah Al-Ma’idah 11 Nah atas substansi ini sudah menjadi barang
tentu bagi kita umat muslim ini bersiap-siap dalam
ياايهاالذين امنوااذكروانعمت هللا عليكم اذ menghadapi serangan umat lain sebagaimana disebut
dalam ayat diatas tadi.
هم قوم ان يبسطوااليكم ايديهم فكف
Lalu hal-hal apa sajakah yang musti kita
ايديهم عنكم ج واتقوهللاقلى وعلى هللا siapkan……?
Dan akibat real yang muncul dari itu semua ان الذين قلواربناهللا ثم استقامواتتنزل عليهم الملىكه
diantaranya telah disinyalir dalam ayat diatas
bahwasanya umat islam ini akan diserang oleh umat lain
االتخافواوالتحزنواوابشرواباالجنة التي كنتم
dari segala aspek kehidupan, yang besifat keduniawian توعدون
seperti ekonomi, politik dan lain sebagainya. Dan dari
sudut keuhrowian diantaranya mengenai keyakinan Sesungguhnya orang-orang yan berkata, “Tuhan
tauhid ,dan akhlak serta budaya umat Islam kami adalah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka para
Nah hadirin yang dimuliakan Allah SWT malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), “Janganlah kamu merasa
Oleh Sebab itu sebagai umat yang sebenarnya
takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
besar tapi sudah dianggap kecil, umat yang sebenarnya
bergembiralah kamu dengan (memperoleh)
kuat tapi sudah dianggap lemah, umat yang sebenarnya
surga yang telah dijanjikan kepadamu”.
kaya tapi sudah dianggap miskin oleh umat lain……. Satu
fakta bahwasanya umat Islam menempati urutan Dengan ayat diatas sudahlah jelas bahwasanya
pertama dari segi kuantitas. Tapi sayang urutan ketiga yang menjadi penentu dari keimanan umat Muhammad
dari segi kualitas. Dibanding dengan umat-umat lain… adalah apa yang menguasainya apakah nafsu atau akal.
Nah hadirin dalam sebuah riwayat dijelskan mengenai التصديق بالجنان والقول باللسان والعمل باالركان
nafsu dan akal. Pada saat itu nafsu dan akal dipanggil
menghadap Allah ‘Azza WaJalla. Kemudian nafsu dan “Membenarkan dengan hati dan mengucapkan
akal ini ditanya satu persatu. Yang lebih dahulu ditanya dengan lisan dan mengerjakan dengan anggota badan”
akal :
Jelas bapak……?
Akal,……! Siapa Aku dan siapa kamu.( kata Allah)
Jelas ibuk……….?
Kemudian dengan jawaban pasti akal menjawab: Aku
hamba-Mu yang lemah, dan Engkau adalah Tuhanku Itu yang pertama. Kemudian yang ke
yang Maha Perkasa dan hanya kepada-Mu lah aku taat 2. I L M U
dan menyembah. Kemudian lolos lah si akal
Yang kedua adalah Ilmu, kata ilmu baik yang
Tiba giliran nafsu : Nafsu,……! Siapa kamu dan berupa makrifat (khusus) maupun Nakirah (umum)
siapa Aku (kata Allah). Dengan santai nafsu berkata aku disebut berulang-ulang hampir sekitar 100 (seratus) kali.
adalah aku dan Kamu adalah Kamu. You You Me Me… Dengan begitu cocoklah dengan sabda Rasulullah SAW :
begitu kata nafsu. Sehingga dengan sebab itu nafsu
dihukum dan pendek cerita nafsu baru benar dalam طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة
menjawab pertanyaan dari Allah setelah yang ke-3
kalinya. Agamapun menganjurkan kita untuk pandai,
apa sebabnya ….? Sebelumnya Allah peringatkan dalam
Tapi nafsu itu penting surah Al-A’raf 199
keberadaannya. Coba aja seorang خذالعفووامربالمعروف واعرض عن الجاهلين
pengantin baru si isteri meler aja pada
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
suami dan suami meler aja pada si ma’ruf serta jangan pedulikan orang-orang yang
isteri tidak merapat maka niscaya kita bodoh”
tak akan jadi. Betul ibu….? Syukur saja kalau posisi kita sebagai yang tidak
memperdulikan, bagaimana halnya jika kita sebagai
Betul bapak ….? yang tidak diperdulikan ……
Nah hadirin lalu bagaiman agar kita tidak menjadi orang Dan juga perbedaan diantara orang berilmu
beriman tapi tindakan kita berdasarkan nafsu. dengan orang berharta diantaranya :
Bagaimana implimentasinya ? Orang berilmu dia yang dijaga oleh ilmunya,
sebaliknya oarang berharta yang harus menjaga
Jadi jendral ,jadilah jendral yang beriman . Yang
hartanya, contohnya ,,,,,…. Punya ankot (engkel) 10
Insya Allah niscaya tidak gebuki ulama. Jadi pejabat,
belum pulang 1 mondar mandir sana sini.
jadilah pejabat yang beriman, yang insya Allah tidak
sikut kiri-sikut kanan dalam mengemban amanah Kedua, diakhirat kelak nanti pertanyaan yang
rakyat. Jadi petani, jadilah petani yang beriman, yang ditujukan kepada orang berilmu hanyalah apakah
insya Allah tidak menggarap tanah hak orang lain, jadi ilmumu kamu gunakan dijalan yang benar atau dengan
pengusha , jadilah pengusaha yang beriman , yang insya kata lain apakah ilmumu kamu amalkan dan
Allah tidak mengurangi timbangan.jadi dengan iman bermanfaat,….? Tapi lebih rumit lagi pertanyaan kpd
kita berbuat, dengan iman kita berfikir dan dengan iman orang berharta, dari mana kau memperoleh hartamu ,…
kita mengambil keputusan.sesuai dengan konskuensi apakah dari jalan halal atau haram,… dan kemanakah
iman ya’ni ; kau belanjakan hartamu,.. apakah kau gunakan untuk
kepentigan agama dan kemaslahatan umat atau hanya masalah dengan perhitungan ngapain repot lansung
sekadar untuk berfoya-foya,…. Jadi jelas tanggung clek clek clek selesai langsung pakai kalkulator, nah
jawab dan resiko orang berilmu lebih sedikit dibanding kalau kita terus memanjakan pikiran kita seperti itu
dengan orang kaya,…. lama kelamaan ibarat pisau pikiran kitapun akan
menjadi berkarat.
Terlebih lagi kita yang hidup di zaman gonjang
ganjing yang penuh dengan persaingan hidup Betul pak…………….?
3. KETRAMPILAN