Anda di halaman 1dari 2

kala itu, rabu 13 Maret 2002 terbaring di Tak kuat berjalan hingga kedalam rumah,

pelataran rumah tetangga sembari melepas lelah yang akhirnya ku putuskan untuk kembali duduk sejenak di
menghinggapi tubuh ini. Datang dengan raut wajah yang teras toko yang berada tepat di depan rumah, pikiranku
serius dari kejauhan terus mempercepat langkahnya pun seketika melayang membayangkan kondisi suamiku,
menuju keberadaanku, ya benar saja dia adalah salah dalam hati ini tiada henti doa-doa terus ku panjatkan
seorang tetangga yang rumahnya tidak jauh dari semoga tak ada masalah serius yang terjadi kepada
rumahku, dengan nafas yang masih terputus-putus suamiku Ya Allah... hanya kepada-Mu lah hamba
entah karena kelelahan berlari atau terbawa suasana di memohon, berikanlah keselamatan kepada suami
pun mengabarkan kepadaku Ibu..... suami ibu hamba. Hal yang manusiawi saya pikir bagi siapa saja
kecelakaan di jalan dan sekarang sedang pingsan...!!!. yang mendengar suaminya mengalami kecelakaan di
Mendengar kabar suamiku yang tak sadarkan diri, rasa perjalanan demi mencari nafkah untuk keluarga
dingin seolah langsung menghinggapi sekujur tubuh ini, tercinta dalam pikirannya akan dihinggapi rasa khawatir
pikiranku sempat kosong sejenak karena tidak bisa yang berkecamuk dalam jiwa, seolah waktu tak terasa
membayangkan bagaimana keadaan suamiku yang kini terus berjalan sementara aku terus berada dalam
tengah tak sadarkan diri akibat kecelakaan. Entah lamunanku membayangkan kondisi suamiku, tetes-tetes
karena kaget atau masih syok mendengar kabar itu, air mata sudah tak terbendung lagi terus mengalir
hanya sekedar untuk bangkit dan berjalan dari duduk membasahi pipi ini.
pun lutut ini terasa tak kuat, dengan langkah yang
Seolah doa yang baru saja kupanjatkan langsung
sedikit gemetar bersamaan dengan degup jantung ini
diijabah oleh Allah SWT, dari seberang jalan sana
yang semakin terasa melemah ku langkahkan kaki ini
terlihat beberapa orang datang menuju rumahku, ya
menuju rumah.
benar saja itu suamiku yang diantara oleh tetangga
yang kebetulan saat itu berada di tempat kejadian.
Entah haru dan bahagia yang kurasakan melihat sang
suami akhirnya tiba dirumah dalam keadaan baik-baik
saja. Dengan langkah yang sedikit terpingkal, perlahan
suamiku menaiki berugak yang berada di halaman rumah
kami, dengan segera aku pun beranjak dari tempat
dudukku dan menghampirinya. Melihat dari dekat
ternyata kecelakaan yang dialami suamiku tidak begitu
parah, hanya saja dia mengalami keseleo pada bagian
leher kanan, dengan sigap aku pun segera mengambilkan
segelas air untuk suamiku.

Melihat wajahku yang mungkin baginya terlihat


masih gugup dan terlihat khawatir, suamiku pun
mencoba meyakinkanku bahwa dirinya baik-baik saja
dengan menampilkan senyuman di bibirnya. Sekedar
untuk

Anda mungkin juga menyukai