Anda di halaman 1dari 3

Self Theraphy

Nama : Lazuardi Imani M

Nim : 180701074

Kelas : Sore

Semester :5

Life Story

Pada tanggal 6 April 1995 saya lahir dan mengalami masa anak-anak yang penuh
kasih sayang sebelum memasuki lingkungan sekolah, dan pada masa itu merupakan
masa dimana orang tua saya baru pertama kali memiliki seorang anak, saya merupakan
seorang anak pertama. Pada saat saya sering diajak pergi liburan. setiap pagi saya sering
diajak jalan-jalan oleh ayah saya. Selang 3 tahun setelah saya lahir, saya memiliki adik
pertama dan selang 2 tahun saya memiliki adik yag ke 2. Pada saati itu saya merasa
lebih akrab degan ayah mungkin hal tersebut dikarenakan saya seding diajak keluar oleh
ayah saya setiap pagi, dan saya merasa tidak lebih akrab dengan ibu saya, karena ibu
saya adalah seorang yang tempramen, dan suka memarahi anak anaknya. Hingga pada
saat usia 6 tahun, setiap malan saya selalu menunggu ayah pulang ke rumah, hingga
saya tidak mau tidur sebelum ayah pulang. Suatu ketika saya pernah bertengkar dengan
sepupu saya, dan entah mengapa saya dipukuli oleh ibu saya dan saya merasa sama
sekali tidak dibela oleh orang tua saya, hingga kakek dan nenek saya pada saat itu
mengajak saya agar tidak di pukuli lagi oleh ibu saya. Pada masa sekolah saya bukan
termasuk anak yang cerdas, saya sering mendapatkan nilai jelek, hingga saya pernah
menyembunyikan kertas ujian dengan nilai jelek tersebut, karena saya takut ibu saya
tahu, dan pasti memukuli saya, dan itu pasti tidak lama, hingga ibu saya mengetahui
lembar ujian tersebut. Saya merasa kurang mendapat perhatian karena saya merasa iri
pada adik saya karena memiliki mainan baru, dan pada saat itu ketika liburan saya
pernah tidak diajak liburan tetapi adik saya diajak, hal itu membuat saya seedih dan
saya sering melakukan self harm pada masa sekolah dasar. Pada saat itu saya sering
membenturkan kepala pada saat keinginan saya tidak dituruti bahkan pada saat merasa
sedih sekalipun, yang mana kebiiasaan itu terbawa hingga saat saya lulus SMA, dan
kejadian yang paling parah saya pernah memukul cermin dan kaca akuarium.

Dalam hubungan pertemanan say pada saat sekolah dasar berdampak pada diri
saya yang sering bertengkar dengan teman saya, hal itu sering terjadi karena saya sering
dibully bahkan oleh saudara sepupu saya yang juga teman sekelas sekolah dasar. Hal ini
membuat diri saya merasa kurang percaya diri di masa sekolah hingga di masa SMP dan
SMA. Pada usia SMP saya merupakan seorang yang pendiam, dan terkadang merasa
ingin menjadi teman saya yang keren, meski kenyataannya tidak bisa, karena
klingkungan teman saya yang mayoritas anak orang kaya. Hingga memasuki SMA saya
merupakan seorang anak yang lebih pendiam, bahkan pada lawan jenis. Pada saat itu
saya juga merupakan anak biasa, tidak terlalu berprestasi. Menjelang lulus SMA orang
tua sempat pisah (talak), dan hal tersebut merupakan pengalaman yang sangat buruk.
Sering melihat orang tua bertengkar membuat pikiran saya stres, hingga membuat saya
lebih sering melakukan selfharm, sengan cara memecahkan kaca. Dan pada saat itu saya
mulai mengenal rokok dan saya merokok hingga pada saat ini. Dan pada saati itu saya
menjadi tidak akrab dengan ayah, dan saya menjadi lebih dekat, namun tidak terlau
dekat dengan ibu. Saya lebih sering melihat ibu menangis, dan hal trsebut sangat
menyakiti hati saya. Namun selang 4-6 bulan orang tua saya rujuk pada saat pergi Haji.
Dan kemudian saya lulus SMA dan kuliah di UINSA pada tahun 2013.

Pada masa Kuliah juga saya bukan termasuk mahasiswa yang berprestasi. Dan
juga pada saat itu saya memiliki teman kos yang hingga pada saat ini sering
berhubungan. Saya mulai berani berkencan yaitu pada saat masa kuliah, namun pada
saat itu saya belum berani mengungkapkan, bahkan meminta untuk menjadi pasangan,
dan kemudian sseorang perempuan yang saya sukai itu menjadi milik orang lain, namun
perasaan tersebut masih terbawa hingga semester 6. Nilai kuliah tiap semester semakin
menurun hingga membuat saya down dan memutuskkan untuk cuti dan mencari kerja di
semester 7. Hal yang membuat saya sangat terpuruk adalah pada saat melihat teman
teman kampus saya lulus dan melihat perempuan yang saya sukai itu menikah dengan
teman kknnya pada tahun 2018. Maka pada saat itu saya merasa seperti orang yang
sangat tidak berguna terutama bagi orang tua, dan memiliki banyak rasa penyesalan
dalam diri saya, hingga dalam kehidupan sehari hari saya menjadi seorang yang
pemurung. hingga orang tua tetap menyuruh saya untuk tetap kuliah. Maka dari itu saya
memberanikan diri untuk kuliah meskipun dalan usia saya yang pada saat itu tergolong
terlalu tua. Pada saat itu saya mencoba untuk memaksakan diri untuk bangkit meskipun
saya masih terbayang-bayang oleh masa lalu yang kelam. Pada saat itu juga saya berniat
untuk merubah nasib hingga saat ini saya menjalani kuliah jurusan psikologi di UMG.

Pada titik ini saya menjalani perkuliahan semester 5 yang juga saya rasa berat.
Namun cara saya untuk tetap melanjutkan perkuliahan adalah dengan mengingatkan
pada diri saya sendiri bahwa saya sudah berjalan sejauh ini dan saya harus menghargai
langkah diri saya sendiri dengan cara tidak menyerah, agar kejadian kelam dimasa lalu
tidak terulang lagi.

Anda mungkin juga menyukai