Pengasuhan Anak
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2021
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta
alam atas segala rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
laporan ini dengan sebaik-baiknya,
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi kita
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
islamiyah, dari jalan yg gelap gulita menuju jalan yang terang benerang yakni agama
islam sehingga kita dapat merasakan manis iman dan indahnya islam.
Penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada teman - teman satu tim
yang telah mendukung penyelesaian makalah sebagai tugas kuliah, kepada Dosen
yang memberi pengarahan dan Perpustakaan yan menyediakan Sumber Informasi
untuk kami. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa pengajian ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
makalah ini.
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................3
LANDASAN TEORI....................................................................................................3
2.1. Penyesuaian Diri dalam Pernikahan...............................................................3
2.1.1. Aspek Penyesuaian Diri dalam Pernikahan................................................5
2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Dalam Pernikahan............8
2.1.3. Kepuasan dalam Pernikahan.......................................................................9
2.2. Parenting atau Pengasuhan Anak.................................................................11
2.2.1. Parenting Education bagi Orang Tua........................................................12
2.2.2. Dampak Parenting atau Pengasuhan Anak Menurut Para Tokoh.............15
BAB III.......................................................................................................................19
PENUTUP..................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penulisan
Penulis menyusun masalah ini dengan harapan akan bermanfaat bagi
penulis dan pembaca:
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
mengendalikan emosi tidak sembarangan untuk bertindak dan melakukan hal-
hal yang tidak diinginkan), mekanisme pertahanan diri yang minimal (suami
maupun istri yang mampu menghadapi setiap persoalan tidak memunculkan
konflik baru dengan melibatkan pasangannya terhadap masalah yang dihadapi),
frustrasi personal yang minimal (suami maupun istri yang mampu menerima
setiap kejadian yang terjadi dengan baik tidak akan stres tanpa sebab dan
meluapkan amarah pada orang di sekitarnya), pertimbangan rasional dan
kemampuan mengarahkan diri (suami maupun istri yang mampu mengarahkan
tindakan-tindakannya pada hal yang positif akan menjauhi dari konflik maupun
frustrasi yang akan terjadi), kemampuan untuk belajar (suami maupun istri
yang memiliki motivasi untuk belajar dari kesalahan-kesalahan akan membuat
suami maupun istri bersikap lebih baik), memanfaatkan pengalaman masa lalu
(suami maupun istri yang mampu mengeksplor pengalaman masa lalunya akan
memudahkan suami maupun istri untuk menghadapi setiap tantangan yang
terjadi pada dirinya), sikap realistis dan objektif (suami maupun istri yang
menyadari setiap keterbatasan dalam dirinya tidak akan memaksakan pasangan
atau lingkungan sekitarnya seperti yang ia kehendaki).
4
memersepsikan setiap perubahan dalam dirinya maupun dengan pasangan
sebagai sesuatu yang baik dan patut diterima (Mappiare, 1983).
1. Penyesuaian Pasangan
5
c. Kesamaan Latar Belakang. Semakin sama latar belakang suami istri,
akan semakin mudah bagi suami dan istri untuk saling menyesuaikan
diri. Sebaliknya semakin berbeda pandangan hidup antara suami dan
istri maka akan semakin sulit bagi mereka untuk melakukan
penyesuaian diri.
d. Minat dan Kepentingan bersama. Minat dan kepentingan yang sama
tentang suatu hal yang dilakukan oleh suami istri cenderung
membawa penyesuaian yang baik bagi mereka, dibandingkan dengan
pasangan yang memiliki minat dan kepentingan yang berbeda akan
mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian dengan pasangan.
e. Kesamaan Nilai. Pasangan yang dapat menyesuaikan diri dengan baik
mereka mempunyai nilai yang kurang lebih sama dibandingkan
dengan suami atau istri yang memiliki penyesuaian diri yang buruk
dengan pasangannya, karena latar belakang yang sama akan
menghasilkan nilai yang sama pula.
f. Konsep Peran. Setiap pasangan mempunyai konsep yang pasti
mengenai bagaimana seharusnya peran seorang suami dan istri, atau
setiap orang mengharapkan pasangannya memainkan peran. Jika
harapan terhadap peran tidak terpenuhi, akan mengakibatkan konflik
dan penyesuaian diri yang buruk.
g. Perubahan dalam Pola hidup. Penyesuaian terhadap pasangan berarti
mengorganisasikan pola kehidupan, mengubah persahabatan dan
kegiatan-kegiatan sosial, serta mengubah persyaratan pekerjaan,
terutama bagi seorang istri. Penyesuaian- penyesuaian ini sering kali
diikuti oleh konflik emosional
2. Penyesuaian seksual
6
penyesuaian ini dan cenderung kurang mampu untuk mengendalikan
emosi.
3. Penyesuaian keuangan
7
istri harus mempelajari dan menyesuaikan diri bila tidak ingin memiliki
hubungan yang tegang dengan sanak saudara mereka.
Penyesuaian ini dapat dinilai dari hubungan dengan mertua, ipar dan
keluarga besar pasangan yang meliputi penerimaan, menghormati dan
menghargai keberadaan keluarga pasangan.
Pada masa ini, suami istri akan mengalami stres atau ketegangan
apabila anak pertama lahir pada tahun pertama perkawinan, sebelum
pasangan suami istri memiliki waktu cukup untuk melakukan penyesuaian
satu sama lain atau untuk mengatur keuangannya dalam kondisi
memuaskan.
2. Kondisi Keuangan
3. Harapan Perkawinan
8
4. Jumlah Anak
Apabila suami istri setuju mengenai jumlah anak yang ideal dan
mereka memiliki anak sebanyak yang mereka harapkan maka proses
penyesuaian perkawinan akan jauh lebih baik.
Faktor ini termasuk penting karena hal ini akan menjadikan individu
untuk belajar memainkan peran tertentu yang dapat dimanfaatkan dalam
situasi perkawinan. Semakin mirip situasi baru dengan situasi lama, maka
akan semakin baik pula penyesuaian perkawinan mereka.
1. Komunikasi
2. Perilaku Asertif
9
Perilaku asertif mencakup kemampuan individu untuk
mengungkapkan pendapat, pikiran dan keinginan serta aspirasi. Individu
yang mampu berperilaku secara asertif dalam perkawinannya dapat lebih
mudah mencapai kepuasan dalam perkawinan dibandingkan dengan
individu yang kurang mampu berperilaku asertif (Leibo, 2004).
3. Penyesuaian Perkawinan
4. Kecerdasan Emosional
6. Kesehatan
10
dirinya akan semakin baik sehingga kepuasan dalam perkawinan dapat
tercapai.
11
3. Mendukung anak, mampu mengembangkan potensi dalam dirinya.
Dimana, jika hal ini dilakukan dengan benar, maka anak-anak dalam
pengasuhan mampu menjadi generasi terbaik dan juga menjadi penyejuk
mata serta hati orang tua.
1. Latar belakang pola pengasuhan orang tua, yang mana para orang tua
belajar dari metode pola pengasuhan yang pernah didapat dari orang tua
mereka sendiri.
2. Tingkat pendidikan orang tua, orang tua yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi berbeda pola pengasuhannya dengan orang tua yang hanya memiliki
tingkat pendidikan yang rendah.
3. Status ekonomi serta pekerjaan orang tua Orang tua yang cenderung sibuk
dalam urusan pekerjaannya terkadang menjadi kurang memperhatikan
keadaan anak- anaknya. Keadaan ini mengakibatkan fungsi atau peran
menjadi “orang tua” diserahkan kepada pembantu, yang pada akhirnya
pola pengasuhan yang diterapkan pun sesuai dengan pengasuhan yang
diterapkan oleh pembantu.
12
pertama kalinya dan untuk seterusnya anak belajar didalam kehidupan
keluarga (Gunarsa, 1995:141). Ada berbagai istilah yang digunakan untuk
menyebut pendidikan orang tua, seperti school parenting, parenting club
dan parenting school. Minimnya sekolah yang menerapkan parenting
education karena dalam penerapannya kegiatan ini membutuhkan waktu,
sarana dan prasarana yang memadai.
13
Penerapan Teknik Parenting dalam Pengasuhan dalam Pengasuhan
dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang memiliki tujuan agar dapat
membuat anak bertahan menghadapi tantangan dari lingkungan serta dapat
berkembang. Potensi anak dapat dikembangkan melalui serangkaian
stimulus psikososial dari orang tua dan lingkungan (Hoghoughi, 2004).
Disiplin
Teknik ini dipakai orang tua untuk mengetahui kegiatan apa yang
dilakukan anak, bagaimana kondisi anak, dan dampaknya kepada anak.
14
Pada dasarnya monitoring memungkinkan orang tua untuk menerapkan
penguatan nilai dan memberikan hukuman yang tepat untuk melindungi
anak-anak mereka dari pengaruh-pengaruh negatif dari kelompok sebaya
yang menyimpang.
Rutinitas Sehari-hari
Prearming
Yaitu teknik yang diterapkan oleh orang tua dalam hal berkomunikasi.
Orang tua mengkomunikasikan kepada anak apa yang baik untuk mereka
lakukan dan apa yang tidak baik atau dilarang untuk dilakukan serta
menjelaskan apa alasannya.
15
• Karakter
• Kompetensi
2. Bell (1968)
Pengasuhan yang dilakukan orang tua pun dapat berdampak negatif bagi
anak. Bell (1968 dalam Bornestein:147) berpendapat bahwa banyak
hubungan didirikan antara orang tua dan anak hasil perilaku dapat dengan
mudah dijelaskan dalam hal efek anak-anak pada perilaku orang tua
mereka sebagai sebaliknya. Dengan demikian korelasi antara hukuman
koersif dan agresi dapat menunjukkan bahwa kekuatan orang tua
pernyataan menghasilkan agresi pada anak-anak, atau anak-anak yang
agresif menimbulkan disiplin yang kuat dari orang tua mereka, karena
itulah satu-satunya intervensi yang mereka akan merespons.
16
3. O’Connor&Scott (2007)
• Agresivitas
17
dapat diharapkan untuk menyediakan lingkungan yang optimal bagi anak
untuk belajar, yang dapat lebih didorong oleh motivasi anak sendiri. Pada
anak yang lebih tua dan remaja, orang tua juga berpikir untuk membentuk
aspirasi dan motivasi dengan bertindak sebagai model peran, memberikan
dan memilih peluang bagi anak-anak, dan menetapkan harapan dan
definisi yang sukses (Mortimer dan Kumka, 1982;. Bell et al, 1996 ;
Gutman dan Eccles, 1999;. Jodl et al, 2001 dalam O’Connor&Scott:2007).
18
BAB III
PENUTUP.
3.1. Kesimpulan
Pengetahuan pengasuhan anak sebaiknya dimiliki oleh orang tua agar
dapat mengasuh anak lebih baik dan menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak. Namun, pada kenyataannya tidak semua orang tua
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai mengenai pengasuhan
anak. Minimnya pengetahuan dan keterampilan orang tua mengenai
pengasuhan dapat menimbulkan perlakuan salah pada anak. Pengasuhan oleh
orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lingkungan sosial dan fisik
tempat dimana keluarga itu tinggal, status ekonomi orang tua, dan model
pengasuhan yang didapatkan orang tua sebelumnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Lintang Hapsari, (2009). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dalam
Perkawinan Dengan Kepuasan Dalam Perkawinan pada Wanita yang Bekerja.
Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Fakultas Psikologi
Erlanti, M. S., Mulyana, N., & Wibowo, H. (2016). Teknik parenting dan
pengasuhan anak studi deskriptif penerapan teknik parenting di rumah
parenting yayasan cahaya insan pratama bandung. Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2).
Nasution, E. S. (2019). Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan Pada Remaja Putri
Yang Menikah Di Usia Muda. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan
Pengembangan SDM, 8(2), 68-80.
20