Anda di halaman 1dari 13

Teori belajar KELOMPOK 2

asosiasionistik Lazuardi Imani (18071074)


Dian Ayu Silviana (200701019)
Fahrani Anisa (200701020)
Pengenalan teori belajar
asosiasionistik
Teori asosiasionistik merupakan teori yang mempelajari proses belajar berdasarkan hukum asosiasi. Paradigma ini
berasal dari Aristoteles.

Aristoteles berpendapat bahwa kesan indra merupakan awal dari pikiran pengetahuan lalu merenungi kesan
tersebut untuk menemukan hukum-hukum yang ada di dalamnya.

Hukum asosiasi menurut Aristoteles adalah:


“Pengalaman atau ingatan pada satu objek cenderung menimbulkan ingatan mengenai hal-hal serupa dengan objek
tersebut (hukum kesamaan), ingatan tentang hal-hal yang berlawanan (hukum kontras) atau ingatan pada peristiwa
yang awalnya dialami Bersama dengan objek tersebut. (hukum kontiguitas)”

Prinsip penting dari asosiasi adalah hukum frekuensi (riset Ebbinghaus) yang menyatakan bahwa jika suatu
pengalaman semakin sering terjad, maka pengalaman tersebut akan mudah diingat dan dilakukan Kembali.
Paradigma tokoh teori belajar
asosiasionistik

o1 02 03
Ivan petrovich pavlov William Kaye Estes
Edwin Ray Guthrie
Ivan
petrovich Pengkondisian
pavlov pavlov
1. Unconditioned Stimulus (US) : Stimulus
menimbulkan respon alamiah

2. Unconditioned Response (UR) : Respon


alamiah/tidak dikondisikan

3. Conditioned Stimulus (CS) : Stimulus yang


dikondisikan
Prosedur training = CS👉 US 👉 UR
4. Conditioned Response (CR) : Respon yang
dikondiksikan Demonstrasi pengkondisian = CS 👉 CR
Eksperimen Pavlov
US adalah larutan asam, UR adalah
air liur (yang disebabkan oleh asam),
dan CS adalah suara. Suara, tentu saja,
normalnya tidak akan menyebabkan
anjing berliur, tetapi setelah
dipasangkan dengan larutan asam,
suara memiliki kemampuan untuk
menyebabkan anjing mengeluarkan air
liur. Pengeluaran liur sebagai akibat
mendengar suara adalah CR.
Menurut Pavlov, otak adalah semacam mozaik titik-titik
kegairahan dan hambatan yang berhubungan dengan kejadian
environmental yang menentukan perilaku.

Sistem sinyal pada stimuli sinyal biologis (CS) pertama,


menggunakan bahasa melambangkan realitas sebagai sinya.
Kedua, diorganisasikan dalam sistem komplek yang memadu
perilaku manusia.
Edwin Ray Teori utama: The One Law Of Learning :

Guthrie hukum belajar tanpa mengikuti Thordike dan


Pavlov, yaitu hukum Kontiguitas. Ialah
kombinasi stimulus yang dibarengi dengan
suata gerakan akan cenderung diikuti oleh
gerakan itu jika kejadiannya berulang.

Pada tahun 1959 Guthrie merevisi


hukum kontiguitasnya, yaitu
apa yang diketahui akan
menjadi tanda bagi apa yang
kita lakukan.
Guthrie (1942) telah menolak hukum
frekuensi sebagai prinsip belajar. Menurut
Guthrie, belajar adalah hasil dari koniguitas Belajar adalah
antara satu pola stimulasi dengan satu asosiasi dari stimulus
respon, dan belajar akan lengkap (asosiasi yang diikuti dengan
penuh) hanya setelah penyandingan antara respon, sehingga
stimuli dan respon. apabila stimulus
tersebut Kembali
disajikan, maka
respon yang
mengikuti stimulus
tersebut cenderung
dilakukan.
Eksperimen guthrie-
horton
800 ekor kucing dimasukkan ke dalam
puzzle box. Guthrie mengamati pola
respon yang terbentuk pada kucing
ketika dimasukkan ke dalam puzzle box.
Respon yang diberikan cenderung
diulang kembali jika kucing diletakkan
di kotak pada waktu yang lain. Hal
tersebut dinamakan dengan Stereotype
behavior, yiaitu kecenderungan dalam
melakukan respon sejenis ketika
stimulus yang sama kembali disajikan.
William Kaye Estes
Asumsi I
• Situasi belajar terdiri dari banyak elemen stimulus (S) dalam jumlah tertentu.
Pembelajar dapat mengalami banyak hal pada awal percobaan belajar.
Termasuk adanya stimulus internal dan eksternal.
Asumsi II
• Respon yang diberikan pada situasi eksperimental dapat digolongkan pada dua
kategori:
a. Respon A1: respon yang dicari oleh eksperimenter/respon yang benar
b. Respon A2 : semua respon lainnya/yang keliru
Asumsi III
• Semua elemen di S dilekatkan dengan A1/A2
• Dilekatkan pada salah satu atau tidak keduanya
• Harus melihat perubahan: pada mulanya dilekatkan ke A2
lalu berpindah ke A1 Asumsi VI
Asumsi IV • Karena elemen pada θ
• Pembelajar terbatas kemampuannya dalam mengalami S dikembalikan ke S pada
• Proprosi konstan dari S yang dialami pada awal setiap akhir percobaan, θ yang
percobaan belajar dilambangkan dengan θ (theta) dijadikan sampel dari
- Setelah dilakukan percobaan, elemen θ dikembalikkan ke S awal pada dasarnya
- Sampling dengan penggantian adalah acak.
Asumsi V
• Percobaan belajar berakhir ketika respon terjadi
- Harus pada A1 / A2
- Apabila A1 maka elemen θ dikondisikan ke A1
- Sebagaimana elemen S dikondisikan ke A1 bertambah,
kemungkinan θ mengandung beberapa dari elemen itu juga
akan bertambah.
- Hasil: munculnya respon A1 diawali percobaan belajar akan
menngkat dari waktu ke waktu. Iyulah yang dinamakan
belajar.
Konsep teoritis
utama
1. Generalisasi
2. Pelenyapan
3. Pemulihan Spontan
4. Pencocokan Probilitas
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai