BUDI PEKERTI
OLEH
KELOMPOK 6
SEKSI : 18 AT 14
DOSEN PENGAMPU :
2019
A. PENDAHULUAN
Suatu bangsa yang maju adalah bangsa yang masyarakatnya memiliki etos
kerja tinggi, mandiri, jujur, bertanggung jawab, hemat dan bermoral baik.
Sedangkan tanda-tanda bangsa yang menuju jurang kehancuran antara lain
adalah meningkatnya kekerasan remaja, pengaruh peer group yang kuat dalam
tindak kekerasan, meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan
narkoba, alkohol, seks bebas, semakin kaburnya pedoman moral, menurunnya
etos kerja, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua, rendahnya
tanggung jawab mansyarakat, rendahnya nilai kejujuran, adanya rasa saling
curiga dan kebencian antar sesama, pengunaan kata-kata yang buruk atau kasar
(Megawangi, 2004:80). Dari tanda-tanda tersebut Indonesia sudah
memilikinya. Salah satu tanda yang penting adalah semakin buruknya
pengunaan bahasa masyarakatnya. Hal tersebut terlihat dari membudayanya
bahasa “prokem” dikalangan remaja dan bahasa-bahasa kasar yang dapat terjadi
pergeseran sosial (Megawangi, 2004:8).
B. PEMBAHASAN
Semua yang ada di alam mempunyai unsur pendidikan baik itu pada
manusia, hewan, tumbuhan, air, angin, tanah, dll. Salah satu nilai pendidikan
yang terkadung di alam adalah pendidikan berbahasa. Manusia sebagai bagian
dari alam juga dapat belajar dengan sesama manusia. Manusia dapat menjalin
komunikasi dengan baik sehingga tercipta kehidupan tentram dan damai. Alat
komunikasi tersebut adalah bahasa maka manusia diharuskan untuk
menggunakan bahasa yang baik. Bahasa yang baik adalah bahasa yang
mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat mencerminkan karakter bangsa.
Manusia sebagai subjek di alam ini dapat belajar pada bagian alam lainnya,
khususnya dalam bebahasa.
Unsur alam lainnya selain manusia adalah hewan. Hewan adalah makhluk
tuhan yang tidak memiliki akal, tetapi dapat memberikan pembelajaran pada
manusia khususnya dalam berbahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi tidak
hanya dilakukan secara verbal, tetapi juga secara nonverbal. Hewan
menggunakan bahasa nonverbal dalam berkomunikasi. Hewan-hewan tersebut
di antaranya adalah burung, lebah, ikan lumba-lumba, simpanse, kepiting,
singa, kucing, anjing, dll. Sistem komunikasi hewan-hewan tersebut
berbeda-beda.
Tumbuhan juga tidak berbahasa secara verbal tetapi melalui nonverbal. Hal
tersebut terlihat dari gerakannya. Gerakan tumbuhan menunjukkan keadaan
alam sekitarnya. Selain itu, tumbuhan menyampaikan pesan secara tersirat pada
manusia. Pesan-pesan tersebut seperti menjaga tumbuhan tersebut untuk tetap
tumbuh dan berkembang agar nantinya apa yang dimiliki tumbuhan tersebut
dapat dimanfaatkan oleh manusia. Seperti, oksigen, buah, bagian-bagian dari
tumbuhan tersebut.
Angin mengajarkan manusia untuk peka pada alam. Gerakan angin juga
mengandung pesan yang ingin disampaikan. Khusus bagi nelayan gerakan
angin sangat penting sebagai tanda untuk mulai bekerja.
Minangkabau bukan hanya sebagai tempat hidup dan mati, bukan hanya
tempat hidup danberkembang, tetapi minangkabau juga memiliki makna filoso
fis. Seperti yang ada dalam ungkapan pepatah minangkabau “alam takambang
jadi guru”.Alam memiliki makna yang mendalam dengansegala bentuk, sifat, s
erta segala yang terjadi di dalamnya, merupakan sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai pedoman, ajaran, dan guru.
Alam sebagai ajaran dan pandangan hidup kata-kata yang menjadi pedom
an hidup bagi manusia dalam berbaut, bertindak, dan berprilaku.Dalam minan
gkabau pun begitu, mereka membuat segala bentuk pepatah-petitih dan mama
ngan berdasarkan kehidupan yang ada di alam semesta ini. Hal tersebut lalu di
jadikan sebagai aturan, hukum, dan ketentuan adat. Mereka menerapkan semu
a itu dalam kehidupansehari-hari.Hal itulah yang dinamakan ajaran minangkab
au.
Pada dasarnya, alam memiliki dua sifat yang paling mendasar. Pertama,
bersifat tetap, artinya alam tidak pernah berubah sejak dulu sampai kini. Semu
a hal yang tidak berubah itu dijadikanmasyarakat minangkabau sebagai dasar a
tau landasan hukum dan rumusan adat. Landasan itudisebut “adat babuhua mat
i”. Kedua, bersifat tidak tetap artinya alam dapat berubah-berubah sesuai deng
an kodratnya. Semua itu disebabkan oleh keadaan, situasi dan cuaca. Sifat ini
juga dijadikan oleh orang minangkabau sebagai rumusan membuat adat, yang
disebut dengan “adatbabuhua sintak”.Kedua hal ini dijadikan sebagai falsafah
“alam takambang jadi guru”.
Alam merupakan tempat hidup dan sumber kehidupan manusia. Maka dari
itu manusia haruslahmemanfaatkan alam dengan seoptimal mungkin. Semua
yang terdapat di Alam ini, memilikikegunaannya masing-masing serta memili
ki makna penciptaannya.
C. PENUTUP
Semua yang ada di alam mempunyai unsur pendidikan baik itu pada
manusia, hewan, tumbuhan, air, angin, tanah, dll. Salah satu nilai pendidikan
yang terkadung di alam adalah pendidikan berbahasa. Manusia mengunakan
bahasa verbal dan nonverbal dalam berkomunikasi, tetapi selain manusia
unsur yang terkandung dari alam menggunakan bahasa nonverbal untuk
berkomunikasi. Walaupun unsur alam seperti hewan, tumbuhan, air, tanah, dll
tersebut menggunakan bahasa nonverbal dan terbatas, manusia juga dapat
belajar dari unsur-unsur tersebut. Hewan mengunakan bahasa nonverbalnya
dengan bernyanyi, bergerak, dan perpedoman pada bau. Tumbuhan juga
menggunakan bahasa nonverbalnya dengan gerakannya. Bahasa yang
digunakan di alam pada dasarnya digunakan untuk menyampaikan pesan
untuk tetap menjaga alam agar kehidupan dapat berjalan dengan baik, lancar,
dan aman.
Apabila manusia sudah dididik untuk mengenal dan menjaga alam sejak
dini, maka sejak itulah pembentukan karakter anak dimulai. Karakter untuk
belajar pada alam dan memahami bahasa alam baik tersirat maupun tersurat.
Jika karakter tersebut telah terbentuk tidak mustahil alam akan bersahabat
dengan manusia.
DAFTAR PUSTAKA