Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT PENDIDIKAN

ETIKA

Kelompok 12

Ilma Febriani (18129115)


Rido Otoshi (18129)

Dosen Pembina Mata Kuliah :

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi


Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinnga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika” tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang
berbagai energi alternatif dalam kehidupan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
semata-mata karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu,
sangatlah penulis harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua
pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Padang, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................……2

DAFTAR ISI .…....................................................................................….........…..…3

BAB I PENDAHULUAN ..........……….................................................................….4

A. Latar Belakang Masalah ..............….....................................…………......….4

B. Rumusan Masalah .............…...................................………………….…..….5

C. Tujuan ........................................................................................……........…..5
BAB II PEMBAHASAN ...........………………....................…............................…..6

1. Pengertian etika, objek, fungsi, aliran, dan manfaat dalam mempelajari Filsafat
Etika………………………………………………………………………….6
2. Prinsip Baik Dan Jelek Pada Manusia………………………………………...8
3. Tanggung Jawab Etika (Moral) Manusia……………………………………..9

BAB III PENUTUP .................................………..................................................…..13

A. Kesimpulan ..............................................…......................................…....….13

B. Saran .............…........................................................................................…..13

DAFTAR PUSTAKA .….…..................................................................................….14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak/akhlaqul karimah manusia”. Berdasarkan hadits Nabi SAW, akhlak atau budi
pekerti manusia sangat mendapat perhatian dari beliau. Hadits ini sebagai bukti pada
zaman Rasulullah SAW sudah ada tindakan yang bertentangan dengan kemanusiaan.
Seperti cerita dari para guru kita tentang penduduk Makkah pada zaman Jahiliyah
yang senang mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup, karena takut dihina dan
takut miskin. Dalam kehidupan sekarang ini, sering dijumpai kejahatan-kejahatan
yang tidak sesuai dengan rasa kemanusiaan pula. Seperti kekerasan dalam rumah
tangga, pembunuhan, penganiayaan, perbudakan, dsb.
Perbuatan sewenang-wenang jika dibiarkan maka akan merenggut banyak
pihak yang dirugikan dan menjadikan generasi bangsa menjadi generasi yang tidak
bermoral sehingga dikenal sebagai bangsa yang tidak bermoral. Tentu hal itu tidak
diinginkan oleh setiap orang. Globalisasi merupakan salah satu sebab yang paling
signifikan menimbulkan banyaknya penurunan moral atau etika suatu bangsa tanpa
disadari.
Gaya hidup mewah, sifat konsumtif, sikap individualis, sikap materialistis
merupakan perilaku yang sering kita jumpai.untuk itu, diperlukan suatu cara untuk
meminimalisir perilaku negative tersebut.salah satu cara yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan ilmu sebagai pengetahuan bagi manusia agar mereka dapat
memahami dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari.
Budi pekerti dalam sehari-hari disebut juga moral, tingkah laku, akhlak, adab,
atau etika. Etika pada mulanya belum berupa ilmu, akan tetapi seiring perkembangan
zaman, muncullah ilmu filsafat yang salah satu cabangnya membahas tentang etika.
Ilmu ini membahas tingkah laku manusia yang diharapkan dapat mengubah pola
hidup negative dari etika atau moral individu menjadi manusia yang beretika.
Makalah ini akan membahas dasar dari ilmu filsafat etika. Yang didalamnya
akan dijelaskan tentang pengertian etika, objek, dan macam-macam aliran dalam etika,
selain itu juga membahas tentang prinsip baik dan buruk pada manusia, serta
tamggumg jawab moral manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian, objek, fungsi dan manfaat mempelajari filsafat
etika?
2. Bagaimana prinsip baik dan buruk pada manusia ?
3. Bagaimana tanggung jawab moral manusia ?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui pengertian, objek, fungsi, dan manfaat mempelajari filsafat
etika
2. Mengetahui prinsip baik dan buruk pada manusia
3. Mengetahui bagaimana tanggung jawab moral manusia
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian etika, objek, fungsi, aliran, dan manfaat dalam mempelajari


Filsafat Etika
Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, etika merupakan bagian dari
cabang filsafat. Filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani “Philo” yang artinya cinta,
dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi, filsafat berarti
cinta pada ilmu dan hikmah. Sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat Tuhan dan alam semesta.
Sedangkan Etika berasal dari bahasa Latin “ethic” dan ada juga “etos” yang
artinya kebiasaan, habit, custom.
Etika disebut juga ilmu normatif, karena didalamnya mengandung norma dan
nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang menyebut etika
dengan moral atau budi pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang mencari keselarasan
perbuatan-perbuatan manusia dengan dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh
dengan akal budi manusia.
Menurut KBBI, filsafat etika adalah
1. Ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Jadi, filsaftat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah
laku manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual
sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
a. Tingkat pertama : semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa
rencana dalam hati atau niat.
b. Tingkat kedua : perbuatan nyata atau pekerti
c. Tingkat ketiga : akibat atau hasil dari perbuatannya itu = baik atau buruk.
Ciri khas etika :
1. Selalu terikat oleh tingkah laku manusia dalam kedudukannya sebagai
individu,masyarakat, dan makhluk Tuhan.
2. Terkandung value atau nilai yang tolok ukurnya adalah benar atau salah
merupakan tata laku yang harus dipatuhi manusia dalam berperilaku terkadang
tumbuh dari mitos yang diyakini masyarakat secara turun temurun yang
diyakini dari hasil pemikiran orang-orang bijak yang memiliki karisma dalam
masyarakat kepatuhan terhadap etika bersifat sukarela, kesadaran, tidak
dipaksa, dan sanksinya berupa sanksi moral yang berlaku pada masyarakat itu

Objek etika
Objek etika adalah segala kebiasaan, tindakan-tindakan atau
perbuatan-perbuatan manusia. Etika tidak mempelajari perbuatan-perbuatan
hewan, walaupun hewan itu dilatih sekalipun.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai budi pekerti manusia dari
1001 macam bahkan lebih, misalnya saja seperti :
1. Sampai tengah malam si A masih menghidupkan radionya keras-keras;
alasannya, radio itu baru saja dibelinya dan inikan milik saya sendiri,
jawabnya ketika ditegur.
2. Contoh lain adalah seorang yang sudah bertitle sarjana namun ia acuh saat
bersama ibunya yang dianggapnya kampungan dihadapan teman-temannya.

Contoh-contoh diatas disebabkan karena sifat manusia yang sombong atau


angkuh. Sikap seperti ini umumnya banyak ditemui pada orang-orang kaya,
orang-orang pintar yang tidak sempat mendapatkan budi pekerti atau sempat
mendapatkan ilmu tapi ia tidak dapat membedakan yang baik dan buruk, mereka
disebut dholim. Hal yang mereka lakukan dipengaruhi oleh kebiasaannya,
pendidikannya, agamanya, dan pengaruh kesadaran jiwanya. Dengan adanya
sikap-sikap seperti, maka ilmu etika sangatlah penting untuk dipelajari.
Fungsi etika adalah mensikronkan kerja jiwa dengan kerja otak, dimana
kemauan itu diletakkan sebagai indikator, supaya hidup ini dapat ditempuh
dengan harmonis.
Jenis-jenis etika ada banyak, diantaranya adalah :
Ø Etika Naturalisme : yang beranggapan bahwa kebahagiaan manusia
didapat dari panggilan fitrah kejadian manusia sendiri.
Ø Etika Hedonisme : yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu
perbuatan yang menimbulkan kenikmatan.
Ø Etika utilitarianisme : menilai baik buruk perbuatan manusia ditinjau
dari besar kecilnya manfaat bagi manusia itu sendiri.
Ø Etika Idealisme : manusia tidak boleh terikat pada sebab musabab lahir,
akan tetapi berdasar pada tingkat kerohanian atau ide yang lebih
tinggi .
Ø Etika Vitalisme : menilai baik buruknya perbuatan manusia itu sebagai
ukuran ada tidaknya daya hidup atau vital yang maksimum
mengendalikan perbuatan itu.
Ø Etika Theologis : ukuran baik dan buruk manusia itu dinilai dengan
sesuai tidaknya dengan perintah Tuhan.

Manfaat mempelajari filsafat etika


1. Orang dapat memahami bahwa manusia sebagai makhluk sosial bisa
menyadari perilakunya terikat oleh nilai-nilai moral yang tumbuh ,
berkembang,dan dipatuhi oleh semua orang agar tercipta kehidupan
harmonis
2. Orang dapat menyadari bahwa nilai moral bisa berbeda di tempat satu
dengan yang lain, di zaman satu ke zaman lain
3. Orang dapat menyadari bahwa kriteria moral berasal dari berbagai sumber,
dan orang harus selektif dalam memilihnya
4. Membentuk hati nurani peserta didik dalam bidang pendidikan

2. Prinsip Baik Dan Jelek Pada Manusia


Sebelum menuju pada baik / jahat pada manusia, terlebih dahulu perlu kita
ketahui macam-macam kebaikan, yaitu :
1. Kebaikan Alami (Bonum Physicum)
Moral adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia
(tindakan insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dari
akal budi manusia. Dan alam manusia itu pada realitasnya terdapadat pada
manusia-manusia yang hidup bersama kita.
Pada kesempatan ini kita cari prinsip tentang baik dan jahat. Belum lama ini
ada warga negara Italia yang cukup terpelajar dan yang telah cukup banyak
pengalaman. Ia belum pernah mengunjungi pulau jawa. Telah beberapa tahun ia
tinggal di Indonesia, akan tetapi ia belum bisa melihat bagian-bagian Indonesia
kecuali beberapa bagian di Sumatera yang dapat di katakan indah misalnya
Lembah Ngerai, Anai, Singgalang, Bukit Tinggi. Kami ingin mencoba bagaimana
perasaannya kalau ia melihat dan menikmati Jawa Barat. Sebelum itu kami telah
banyak mendengar pendapat-pendapat orang asing mengenai keindahan
Indonesia, tetapi telinga kita merasa senang kalau kita mendengar sendiri apa
yang ia lihat. Dari mulai keluar dari kota Bogor telah terdapat pemandangan
bagus (yang bagus), makin naik makin banyak alam yang menarik rasa keindahan,
sampailah kita di puncak. Apa yang kita dengar dari mulu orang asing itu?
Orang asing itu bukan berasal dari tempat di mana tidak banyak terdapat
barang yang indah, kita tahu bahwa orang-orang Italia ternama sebagai bangsa
seniman. Disinilah kita berjumpa dengan keindahan alam. Dan kita tahu jika
indah tentu baik (bagus). Di sini kita bertemu dengan suatu bentuk kebaikan
(sesuatu yang baik), dan baik itu terdapat dalam alam.
2. Kebaikan Hewani (Bonum Animale)
Orang yang suka dengan kuda tahu benar mana kuda yang baik atau mana
yang baik. Bermacam-macam tanda dikenal oleh orang-orang penggemar kuda,
untuk orang yang tidak biasa melihatnya secara teliti tidak akan lekas tahu
ciri-ciri mana yang menentukan seekor kuda adalah baik. Biasanya kita dapat
mengutarakan seekor kuda adalah baik jika berdirinya bagus tegap, larinya
menyenangkan, suatu pandangan yang global terdapat pada orang banyak yang
mengatakan bahwa seekor kuda adalah baik. Kadang-kadang kebaikan seekor
kuda juga diukur dengan persamaan. Diantara hewan-hewan kudalah yang
terpandai begitulah kata orang. Dalam dunia hewan terdapat kebaikan.

3. Kebaikan Lahiriah Manusia


Kebaikan pada lahiriah manusia berarti kebaikan yang dapat dilihat, misalnya
wanita dianggap baik jika ia cantik, roman muka dan tinggi rendahnya adalah
harmonis, sehingga dikatakan ia baik bentuknya, Begitu halnya dengan lelaki
yang tampan dan gagah. Maka pada manusia terdapat kebaikan rupa.
4. Kebaikan Susila (Bonum Morale)
Misalnya kebaikan manusia pada suatu bangsa, yaitu tertib dan memegang
hukum negaranya. Jika sifat yang baik itu begitu banyak sehingga sifat yang
kurang baik tertutup, biasanya kita menyebutnya baik begitu saja. Kebaikan
tiap-tiap anggota tertanam karena pengaruh yang terus menerus dari bangsa itu.
5. Definisi kebaikan Susila dan Kejelekan Susila
A. Definisi Kebaikan Susila
Kebaikan susila adalah keselarasan hidup moral manusia dengan alam
manusia itu sendiri kita katakan moral itu ialah untuk mengetahui bahwa
keselarasan itu hanya dapat dicapai dengan kerja-kerja manusia yang tidak
dipaksa yang dilaksanakan dengan kebebasan berbuat, boleh kita sebutkan
yang diperbuat dengan sengaja. Misalnya, seorang dokter ingin
mendapatkan pasien yang banyak maka ia memeriksa pasiennya dengan
pemeriksaan yang serius.
B. Definisi Kejelekan Susila
Disharmoni dalam keselarasan antara tindakan insani manusia dan
dasar-dasar yang keluar dari alam tersebut. Karena menyimpang dari
keselarasan itu, maka merupakan sesuatu yang tidak menurut kecocokan,
sesuatu kekurangan, dari itu adalah jelek. Misalnya, seorang pegawai
perpajakan yang pintar namun ia melakukan korupsi.
6. Etika dengan Etiket
Etika seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah tingkah laku baik atau
buruk manusia, sedang Etiket merupakan
a. Semacam sikap yang mengandung didalamnya nilai sopan santun
dalam pergaulan.
b. Semacam pakaian yang terbatas, hanya dipakai yang sesuai dengan
tempatnya.
Contohnya Etiket ketika makan bersama yaitu dengan:
· Berpakaian sopan
· Bunyi mulut (tidak mengecap)
· Gerak dan sikap
· Cungkil gigi
· Makan dengan tangan/sendok garpu

3. Tanggung Jawab Etika ( Moral )Manusia


Dalam penyelesaian pokok masalah ini, tanggung jawab etika manusia, disini kita
menyelidiki apakah manusia mempunyai tagging jawab etika untuk berbuat baik?
Soal itulah yang harus kita selidiki yaitu dengan mengetahui pengertian tanggung
jawab, definisi tanggung jawab moral manusia, ilustrasi, dimensi tanggung jawab
moral, tiap yang ada mengejar adanya, manusia harus berbuat baik, manusia wajib
menghindari yang jelek.

A. Pengertian Tanggung Jawab


Apakah tanggung jawab itu? Tanggung jawab adalah :
-Respon, jawaban terhadap tuntutan dari sesuatu( tugas atau perbuatan),
dimana diri turut di dalamnya.
-Keberanian sikap, bersedia menanggung/memikul resiko terhadap baik atau
buruknya hasil perbuatan itu.
B. Definisi Tanggung Jawab Moral Manusia
Dalam pengertian kamus, tanggung jawab itu diterjemahkan dengan kata
sebagai berikut: having the character of a free moral agent, capable of
determining one’s own act, capable of deterred by consideration of sunction of
consequences.
Definisi ini memberikan pengertian yang di titik beratkan pada:
a. Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap sesuatu perbuatan.
b. Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan.
Bila pengertian itu di analisis , akan kita dapati bahwa dalam kata “ having the
character” itu di tuntut sebagai suatu keharusan, akan adanya suatu
pertanggungan moral karakter, dan karakter disini merupakan suatu nilai, nilai
dari perbuatan. Yang dalam filsafat hidup, nilai dari tanggung jawab itu di
jadikan sebagai salah satu criteria dari kepribadian.
C. Ilustrasi
Ilustrasi di bawah ini memberikan suatu permisalan.
Sebidang kebun yang baru saja di tanami , tiba-tiba di landa oleh sekawanan
kerbau. Tanaman habis terpijak, pagar patah terbongkar, semua porak poranda.
- Siapa yang bertanggung jawab?
- Jawabnya : si penggembala, sedikitnya yang mempunyai kerbau.
- Bagaimana tanggung jawab. Dan jawaban ini di sepakati bersama.

Apa arti itu, dari segi filsafat?


Artinya: ialah barang siapa (jadi siapa saja) , yang tidak berani bertanggung
jawab atas perbuatannya, atau segala sesuatu yang termasuk tugas
kewajibannya, maka nilai pibadinya tidak menjadi manusia sempurna.
D. Dimensi tanggung jawab etika
Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu sedikitnya di dukung oleh 3
unsur/dimensi:
1. Kesadaran = consciousness
Sadar = berisi pengertian: tahu, kenal, mengerti dapat memperitungkan arti,
guna sampai pada soal akibat dari sesuatu perbuatan yang di hadapi.
Seseorang baru dapat dimintai tanggung jawab , bila ia sadar akan
perbuatannya.
2. Kecintaan = love
Cinta, suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan
berkorban. Suatu perbuatan suka rela, sebagai produk kehendak
manusiasendiri yang dibimbing oleh akal budinya. Bagaimana bila tak ada
kesadaran itu ada pula rasa cinta, tak ada kesukaaan atau kerelaan untuk
berkorban.
3. Keberanian = courage
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani di sini didorong oleh
rasa keikhlasan karena tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala
macam rintangan yang timbul kemudian sebagai konsekuensi dari tindak
perbuatan.

E. Tiap yang ada mengejar adanya


Baiklah kiranya kita menyelami dahulu dorongan yang ada di dimensi
keberanian yang ada pada manusia guna mencapai kesempurnaan itu. Dorongan
itu adalah sesuatu yang keluar dari dalam yang mengikuti tiap yang hidup dialam
terang ini. Dapatlah dikatakan, bahwa dorongan itu tak dapat tak ada, atau yang
harus ada, akan tetapi keharusan itu adalah keharusan yang tumbuh dan timbul
dari dalam, dan tidak di paksakan dari luar.

F. Manusia harus berbuat baik/keharusan etika manusia (amar makruf)


Akan lebih jelas lagi jika mengutarakan tentang kesempurnaan manusia di
pandang dari sudut non fisik, sama sekali ia bebas menentukannya. Manusia
dapat mengejarnya atau tidak . tetapi meskipun demikian ia tidak bebas dari
doroangan alam menyempurnakan dirinya. Di satu pihak ada dorongan alam
menyempurnakan adanya, di lain pihak ada kebebasan manusia untuk
mengejarnya, apabila hal itu di satukan , maka kebebasan dan keharusan adalah
dua hal yang seakan-akan bertentangan. Kebebasan ini adalah kebebasan memilih
untuk berbuat ataun tidak berbuat. Salah satu hendaknya dipilih, sekali ia memilih
salah satu ia akan menanggung pilihan itu. Dorongan pada manusia adalah
dorongan alam yang merupakan keharusan.keharusan ini di serahkan pada
kekuatan manusia dan kebebasan dari manusia, maka dari itu timbullah suatu
sintesis antara keduanya. Memang karena itu manusia mengetahui ia harus
mengejar kesempurnaan, maka ia tahu padanya ada ukum yang memerintahkan
untuk berbuat menurut dorongan alam. Dan bila dorongan itu masih dielakkan
pelaksanaannya, maka keharusan mengejar kepada kesempurnaan itu adalah
suatu kewajiaban etika. Artinya kewajiban diserahkan kepada manusia untuk
dikerjakan atau tidak. Jelasnya pada kita ada kewajiban berbuat menurut alam,
dan kalau kita berbuat demikian kita berbuat baik, maka pada kita ada kewajiban
berbuat baik. Maka manusia berkewajiban untuk berbuat baik atau keharusan
menjadi baik, karena itu merupakan hal terpenting, yang merupakan proses
kesempurnaan manusia menjadi lebih baik.

G. Manusia wajib menghindari yang jelek ( nahi munkar)


Setelah kita menemukan manusia harus berbuat baik kita berpaling dari segi
yang lain. Tidak seorang pun suka dirinya celaka.dari alam manusia ada dorongan
untuk mengelakkan semua yang bertentangan dengan kesempurnaan manusia.
Manusia mempunyai budi dan hati yang akan menyeleksi apa yang merugikan
pada dirinya. Yang merugikan, yang tidak selaras dengan alam kodrat manusia itu
adalah yang baik atau jelek. Timbullah suatu kewajiban: manusia akan selalu
menghindari yang jelek. Kita dapat bertanya secara umum, apa yang dikatakan
jelek: jawabannya tidaklah sulit, seperti yang baik adalah yang selaras dengan
alam kodrati manusia, begiyu pula yang jelek etika adalah segala sesuatu yang
bertentangan dengan alam kodrat manusia. Maka terpecahkanlah persoalan:
manusia harus berbuat baik dan menghindari yang jelek.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Filsafat etika merupakan bagian dari filsafat yang membahas tentang tingkah laku
manusia baik dan buruknya. Objek dari filsafat etika adalah segala kebiasaan individu.
Etika memiliki beberapa karakteristik atl berisi nilai atau norma, harys ditaati,
dilakukan dengan sukarela, berasal dari beberapa sumber, terdapat beberapa sanksi
jika dilanggar,dll.
Dalam filsafat etika membahas prinsip baik dan buruk pada manusia serta
tanggung jawab moral manusia. Prinsip baik dan buruk terdiri dari beberapa kebaikan
dan kesimpulan baik dan jahat.
Dalam tanggung jawab moral/etika manusia berisi beberpa pengertian, definisi,
ilustrasi, dan dimensi tanggung jawab moral,dll.
Filsafat etika merupakan pelajaran yang diajarkan diperguruan tinggi, sedangkan
pada pendidikan di sekolah-sekolah biasanya dimasukkan dalam mata pelajaran PKN.
Namun tidak dijelaskan secara terperinci sehinggan anak didik kurang memahami
pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar filsafat sangat penting. Karena dalam filsafat khususnya filsafat etika kita
dapat menemukan nilai-nilai yang seharusnya diterapkan seorang individu dalam
kehidupannya sebagai bagian dari masyarakat dan makhluk Tuhan.
Dengan belajar filsafat etika, kita mengetahui dalam suatu wilayah terdapat
beberapa norma yang turun temurun ada dalam masyarakat dan harus ditaati.
Perubahan zaman sangat mengikis perilaku baik individu sehingga mereka
mengabaikan etika atau moral dari para leluhur mereka. Sudah selayaknya seseorang
memahami dan menerapkan pentingnya mengaplikasikan etika dalam kehidupannya.

B. Saran
Dari uraian materi diatas dapat disimpulkan etika itu sangat penting bagi setiap
individu, jika seseorang tidak menerapkan etika yang ada maka ia akan dicap sebagai
orang yang tidak memiliki etika dan sopan santun.
Oleh karena itu penting bagi kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah
menerapkan etika baik dimana saja dan kapan saja, dan penulis berharap kita bisa
memahami karakter manusia antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya
makalah ini semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan berusaha untuk lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang materi
makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.
Untuk itu diharapkan kritik dan saran terhadap penulisan dan juga menanggapi
terhadap kesimpulan yang telah dijelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmoro Achmadi. Filsafat umum. 1995. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Burhanuddin salam. Etika Individual. 2000. Jakarta : Asdi Mahasatya

Juhaya S. Praja. Aliran-aliran filsafat dan etika. 1997. Bandung : Yayasan Piara

Poespoprodjo. Filsafat Moral. 1988. Bandung : Remaja Karya

Soegiono, Tamsil. Filsafat Pendidikan Teori dan Praktik. 2012. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai