Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Jepang
OLEH
140708076
2019
Pembimbing
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-
dari segi penulisan, pembahasan maupun pemahaman. Untuk itu, penulis secara
terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca agar dapat menutupi
kekurangan-kekurangan tersebut.
dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan sebagai tanda terimakasih atas
segenap cinta, kasih sayang dan dukungan yang selalu kalian berikan
baik dari isi maupun uraianya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
Penulis,
NIM: 140708076
ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
JEPANG
JEPANG
iii
4.1 Kesimpulan......................................................................25
4.2 Saran................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
iv
PENDAHULUAN
bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea dan Rusia. Jepang merupakan
negara yang dijuluki Negara Matahari Terbit dan Negeri Sakura. Dikatakan
julukan Negeri Sakura karena banyaknya bunga sakura yang tumbuh di Jepang.
karakteristik rakyatnya.
kebudayaan dalam arti luas dan kebudayaan dalam arti sempit (Ienaga Saburo
dalam Situmorang, 2006:2-3). Dalam arti luas, kebudayaan adalah seluruh cara
hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata) dan tidak bersifat alamiah.
Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit adalah keseluruhan hal yang terdiri dari
tradisi, ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni.Oleh karena itu, Ienaga
mengatakan kebudayaan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang bersifat
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kebudayaan dalam arti sempit adalah budaya yang berisikan sesuatu yang bersifat
semiotik.
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
belajar.Sebuah budaya berkaitan erat dengan masyarakat karena budaya itu sendiri
yaitu bentuk jamak dari kata buddhiyang berarti budi atau akal. Dengan
Maka dari itu, dapat kita lihat bahwa contoh budaya Jepang adalah budaya
balas budi (giri), budaya senioritas (nenkoujoretsu), budaya malu, budaya antri
dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh
Terbukti bahwa budaya malu diwariskan secara turun temurun mulai dari nenek
moyang kita hingga sekarang. Namun, realita yang dihadapi bangsa Indonesia
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
utamanya pada generasi muda sangatlah memalukan karena mereka mengikuti
budaya dari bangsa barat. Padahal untuk menjadikan suatu negara maju dan
berbudi pekerti yang baik adalah mananamkan sifat malu pada pribadi seseorang.
Budaya malu merupakan salah satu budaya yang sangat berpengaruh bagi
tindakan mereka pada suatu ukuran, yaitu apakah tindakan mereka akan
menimbulkan malu atau tidak. Jika iya, maka mereka akan berusaha untuk
menghindari tindakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bagi orang Jepang,
standar untuk menilai baik atau buruknya suatu tindakan adalah malu.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa orang Jepang cenderung mengarah
keluar (masyarakat), bukan ke dalam dirinya. Sifat mengarah ke luar inilah yang
dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah gamenteki. Dan sifat gamenteki
membalaskan budi orang lain. Dengan adanya pemikiran rasa malu tersebut,
orang Jepang lebih susah menerima dari pada memberi. Orang yang menerima
akan mengatakan ‘arigatai’, yang kjemudian di sebut dengan ‘arigatou’, yang arti
harafiahnya adalah sesuatu yang sulit. Artinya seseorang yang telah menerima
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sesuatu dari orang lain harus memikirkan balasnya, dan inilah yang disebut sulit
tersebut. Oleh karena itu, nmasyarakat Jepang lebih mengutamakan penilaian dari
masyarakat dari pada rasa takut khususnya kepada Tuhan atau Dewa yang mereka
percayai.
Dalam buku berjudul The Chrysanthemum and The Sword karangan Ruth
Budaya malu adalah budaya yang merupakan pola pikir masyarakat Jepang yang
meletakkan rasa malu sebagai sanksi utama. Dalam masyarakat dengan budaya
malu seperti ini, seseorang tidak akan merasa lega meskipun ia sudah mengakui
kesalahannya. Rasa malu adalah reaksi terhadap kritik yang dikatakan oleh orang
orang Jepang berarti bahwa setiap orang mengutamakan penilaian orang lain atas
tindakan-tindakannya
ketidak mampuan membalas budi dari orang lain, atau disebut on, yang terdiri dari
giridan gimu. Atau juga dengan adanya penilaian pihak lain yang cenderung
bahwa, malu yang dimiliki masyarakat Jepang bukan malu yang muncul karena
keberadaan Tuhan atau takut karena dosa. Akan tetapi, lebih kepada malu yang
orang merasa bersalah. Penyesalan ini bisa mendalam sekali dan tidak dapat
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diperingan, seperti halnya rasa bersalah dapat diperingan dengan suatu
Masyarakat Jepang memiliki dua konsep malu yang menjadi tolak ukur
pada setiap tindakan yang mereka lakukan, yaitu kouchi (malu umum) dan
kehidupan sehari-hari, yaitu fungsi aktif dan fungsi pasif. Fungsi malu
yangbersifat aktif adalah fungsi malu yang menjadi motivasi dan mendorong
pembentukan jati diri sejak usia dini. Budaya malu ada beberapa bentuk dalam
kehidupan masyarakat jepang antara lain adalah dalam kehidupan sehari hari
Atas dasar hal itu penulis tertarik untuk membahas budaya malu di jepang dengan
MASYARAKAT JEPANG”.
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2. Perumusan Masalah
tersebut. Dimana kita harus melihat bagaimana dan apa yang akan menjadi
dini. Budaya malu yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jepang. Bahkan
yang dikendalikan oleh budaya malu. Yang artinya standar untuk menentukan
masyarakat Jepang, dari hal-hal yang kecil sampai ke hal yang besar. Rasa malu
saat mempunyai kesalahan, malu untuk berbuat curang, dan lain-lain. Budaya
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas sebelumnya, maka
Hal ini dilakukan agar masalah tidak menjadi terlalu luas sehingga penulis dapat
lebih terfokus dan terarah dalam pembahasan terhadap masalah. Dalam penulisan
skripsi ini penulis membatasi permasalahan tentang bentuk dan fungsi sosial
penjelasan terhadap permasalahan yang ada. Tinjauan Pustaka ini berasal dari
beberapa ahli. Berikut ini beberapa tinjauan pustaka yang digunakan oleh penulis.
pikiran, karya, dan hasil manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan hanya
bisa dicetuskan oleh manusia sesudah proses belajar. Taylor (dalam Ibrahim,
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan lain
(Bunga Seruni dan Pedang Samurai) mengatakan bahwa malu merupakan suatu
reaksi psikologis yang timbul karena adanya kritik dari orang lain, atau timbul
pada saat ditertawakan orang lain. Orang Jepang akan merasa malu jika dikritik
atau ditertawakan orang lain. Akan tetapi, konsep tersebut belum dapat
menampilkan seluruh segi dari konsep malu, khususnya konsep malu yang ada di
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dalam diri orang Jepang. Ternyata bukan hanya kritikan dan tertawaan orang lain
yang dapat membuat orang Jepang merasa malu. Konsep yang lebih dapat
mengungkapkan pemikiran malu dalam diri orang Jepang adalah ketika seseorang
sebagai pendorong berpikir deduktif yang bergerak dari alam abstarak ke alam
konkret, suatu teori yang dipakai oleh peneliti sebagai kerangka yang memberi
konsep malu yang menjadi tolak ukur pada setiap tindakan yang mereka
Malu bagi bangsa Jepang memiliki fungsi yang sangat penting dan
fungsi malu di dalam mayarakat Jepang terbagi menjadi 2 yaitu fungsi malu
masuk kedalam dunia konseptual para subjek sehingga mereka mengerti apa
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
makhluk hidup terdapat berbagai cara untuk menginterprestasikan pengalaman
melalui interaksi dengan orang lain, dan bahwa pengertian pengalaman kitalah
Jepang.
3. Bagi para pembaca, penelitian ini juga dapat dijadikan sumber ide dan
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.6. Metode Penelitian
Secara etimologis, metode berasal dari kata ‘met’ dan ‘hodes’ yang berarti
melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah
Metode penelitian merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dalam
merupakan cara alamiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Untuk itu, dalam pengerjaan penelitian ini, penulis menggunakan metode
deskriptif.
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain, dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Oleh karena itu, data-data
aspek yang yang perlu dicari dan diteliti meliputi masalah, teori, konsep dan
data dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian.
Data yang diperoleh dari referensi tersebut akan dianalisa untuk dapat sitarik
internet berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Seluruh data-data yang
didapat baik dari proses studi kepustakaan maupun data internet, akan dianalisa
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
para penganutnya adalah suatu kebudayaan rasa bersalah. Tetapi orang di dalam
masyarakat yang demikian juga menderita karena rasa malu kalau ia menuduh
bisa merasa menyesal hanya karena tidak berbusana layak untuk suatu
orang merasa bersalah. Penyesalan ini bisa mendalam sekali dan tidak dapat
Masyarakat Jepang memiliki dua konsep malu yang menjadi tolak ukur
pada setiap tindakan yang mereka lakukan, yaitu kouchi (malu umum) dan
shichi (malu khusus). Berikut ini penulis akan mengemukakan konsep malu
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.1. Kouchi atau Malu Umum
tindakan mereka pada suatu ukuran, yaitu apakah tindakan mereka akan
menimbulkan malu atau tidak. Jika iya, maka mereka akan berusaha untuk
menghindari tindakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bagi orang Jepang,
standar untuk menilai baik atau buruknya suatu tindakan adalah malu. Hal ini
Kouchi muncul pada saat situasi dimana seseorang merasa malu saat
mendapatkan perhatian khusus berupa sindiran, teguran atau ejekan dari orang
lain. Kouchi sering terjadi pada lingkungan masyarakat luas seperti pada saat di
lain dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah gaimenteki. Dan sifat
gaimenteki (mengarah keluar) ini merupakan suatu ciri dari budaya malu pada
masyarakat Jepang.
laku yang baik, dan tidak seperti pada kebudayaan yang benar-benar
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.2. Shichi atau Malu Khusus
Shichi atau malu khusus muncul dari dalam diri sendiri seseorang.
Namun, muncul atau tidaknya shichi pada diri seseorang tergantung pada
oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang di sebut
malu terhadap diri sendiri adalah sikap membandingkan diri sendiri dengan
orang lain. Hal ini ditunjukan dengan contoh seseorang membandingkan diri
dengan orang lain di tingkah lakunya sehari hari. Seseorang akan merasa malu
jikalau dirinya mempunyai sikap timbal balik dari dirinya sendiri dalam hal
kebaikan. Maka dari situ dia membandingkan diri terhadap orang lain yang
yang selalu digunakan orang Jepang yaitu superior dan inferior. Superior
merupakan makna yang menyatakan lebih baik daripada orang lain, sedangkan
inferior ialah makna kurang atau lebih rendah dibandingkan orang lain.
secara khusus dan bersifat pribadi. Akan tetapi, standar superior dan inferior
yang menjadi dasar timbulnya malu ini tidak selalu merupakan standar yang
standar yang lebih luas (misalnya kelas, etnis). Kemudian bila standar ini
14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berbeda dari standar kelompok, maka standar kelompok didasari sebagai suatu
Budaya malu telah diajarkan sejak dini di dalam keluarga masyarakat jepang.
Maka dari hal tersebut jepang merupakan negara yang sangat disiplin.
Malu bagi bangsa Jepang memiliki fungsi yang sangat penting dan
fungsi malu di dalam mayarakat Jepang terbagi menjadi 2 yaitu fungsi malu
Fungsi malu berhubungan erat dengan status dan peran. Fungsi aktif
yang dimaksud di sini adalah fungsi malu yang dapat mendorong seorang
individu untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan status dan peran nya di
dan peran ini sangat perlu untuk mempertahankan tatanan masyarakat, dan
Dilihat dari defenisi nya, status dan peran hampir memiliki pengertian
yang sama. Yaitu posisi atau kedudukan seseorang di mata masyarakat. Namun
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
jika kita mengamatinya lebih dalam, status dan peran memiliki pengertian
status sebagai guru dan sebagainya. Sedangkan peran merupakan pola tindakan
di sekitarnya. Sebagai contohnya dapat kita lihat seorang polisi. Seorang polisi
sebagainya sesuai dengan statusnya sebagai seorang polisi. Hal ini dikuatkan
meskipun status tetap memiliki nilai tersendiri. Setiap individu di Jepang selalu
akan selalu bertindak sesuai dengan peran yang dituntut oleh masyarakatnya.
penolakan oleh masyarakat seperti ini akan menimbulkan gejala malu dalam
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan demikian, malu menjadi semacam motivasi bagi seseorang
sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan masyarakat terhadap dirinya dengan
menghindari kritikan dan penolakan seperti yang telah disebutkan diatas. Maka,
fungsi malu yang bersifat aktif adalah fungsi malu yang menjadi motivasi dan
masyarakat di sekitarnya.
seorang guru akan selalu bersikap ramah dan berusaha berbicara secara formal
akan sangat menghormati dan menjadikannya sebagai peran yang patut untuk
dipanuti.
Seorang individu juga akan menghindari kritikan dari orang lain yang
akan menimbulkan gejala malu dengan sifat menonjolkan diri tersebut. Ia akan
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menunjukkan kepada orang lain bahwa ia sedang berusaha atau telah mencapai
Akan tetapi, sifat menonjolkan diri yang berlebihan akan menyebabkan seorang
individu menjadi sumber perhatian dan menimbulkan kesan negatif bagi orang
lain. Perhatian orang lain seperti ini akan menimbulkan rasa malu. Begitu juga
dengan orang lain yang melihatnya. Orang yang melihat tersebut akan
diri.
Oleh karena itu, dari sini dapat kita lihat bahwa malu juga memiliki
Fungsi malu seperti ini yang merupakan pembentuk karakteristik bangsa Jepang
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
MASYARAKAT JEPANG
Didalam ikatan keluarga jepang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Di setiap
anggota keluarga jepang ini saling menjaga dan menjalankan peran yang
sesuai sebagai mana yang telah ditetapkan di dalam keluarga itu sendiri.
ibu, ayah dan anak, ibu terhadap anak dan sebaliknya antara ibu terhadap
ayah, anak terhadap ayah dan juga antara anak terhadap ibu.
jepang. Seperti seorang ayah akan merasa malu apabila ayah tersebut tidak
dapat menjalani perannya sebagai kepala keluarga yang baik. Kepala keluarga
tidak dapat memberi nafkah yang cukup kepada anggota keluarganya sendiri.
Begitu juga hubungan ibu terhadap ayah yang di dalam budaya malu
shichi ditunjukan oleh adanya rasa malu seorang ibu yang tidak dapat
melayani anggota keluarganya dengan baik. Seperti seorang ibu yang tidak
dapat memasak makanan untuk ayah dan anggota keluarga lainnya. Seoarang
ibu juga akan merasa malu apabila tidak dapat melakukan pekerjaan rumah
dengan baik. Seorang ibu juga akan merasa malu apabila tidak dapat mendidik
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
suaminya sendiri terhadap orang lain jikalau si ayah sering melakukan hal
yang tidak baik seperti mabuk, pulang larut malam, mudah marah dan
sebagainya.
perkembangan anak. Seorang ayah juga sangat merasa malu apabila tidak
mampu memenuhi kebutuhan anak. Begitu juga sebalikknya anak juga sering
merasa malu terhadap ayah dan ibunya. Seorang anak akan merasa sangat
malu apabila seorang ayah tidak dapat menjadi pedoman di dalam keluarga
tua dari teman temannya. Mereka merasa malu apabila orang tua temannya
orang jepang. Akibatat dari pada rasa malu yang terjadi maka mereka selalu
menahan diri agar tidak melakukan kesalahan yang dapat menimbulkan rasa
malu dan juga berusaha untuk menjalankan perannya masing masing secara
baik.
antara ayah, ibi dan anak. Budaya malu khouchi timbul jikalau orang lain
keluarga itu sendiri. Hal ini terjadi apabila seorang anggota keluarga
Pada saat tersebut anggota keluarga yang lain juga akan memberikan teguran
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
malu yang didapat dari orang lain dan ditambah dari anggota keluarga sendiri
tersebut makan ada rasa malu dan tidak akan mengulang hal yang salah lagi.
Jepang dalam dilihat dari beberapa contoh kasus diatas. Budaya malu di dalam
keluarga Jepang berfungsi bersifat aktif karena fungsi bersifat aktif ini
kejahatan terhadap lingkungan, sehingga apabila hal ini dilanggar, maka akan
dibuang tiga kali dalam seminggu (yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu). Pada hari
Senin adalah waktu untuk membuang sampah-sampah kertas, hari Rabu adalah
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sementara untuk hari Jumat minggu ke-2 dan mingguke-4 setiap bulannya
merupakan saat untuk membuang alat-alat rumah tangga khusus. Lalu pada hari
Lewat kebiasaan ini, tak heran jika di Jepang terlihat bersih dan bebas
sampah, yang membawa jepang menjadi negara bebas sampah. Prestasi ini di
dapatkan jepang tidak terlepas dari budaya malu masyarakat jepang atas
untuk peduli dan tanggap terhadap sampah yang ada dilingkungan mereka.
maka tidak dapat dihindari dari teguran orang lain sampai hingga berujung di
penjara. Hal ini membuat fungsi malu secara pasif yang dimana malu secara pasif
ini terjadi disaat seorang mendapat teguran dari orang lain secara langsung.
siswa di Jepang tidak akan menerima ujian hingga mereka kelas 4. Di tiga tingkat
pertama, mereka akan diajarkan tentang pendidikan moral. Mereka akan dididik
Menurut pengajar di Jepang, dari antrian akan dapat banyak pelajaran yang
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
didapat yang nantinya akan mempengaruhi ke nilai-nilai positif lainnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Jika ingin berada dalam antrian terdepan. Mereka harus bangun lebih awal,
dan berangkat lebih cepat. Hal ini juga jadi salah satu alasan kenapa orang Jepang
tepat waktu.
Saat berada di dalam antrian, pelajaran yang didapat adalah untuk sabar.
Menunggu memang salah satu hal yang paling tidak enak, namun mereka sudah
mengantri.
Melalui antrian mereka juga diajarkan untuk menghormati hak orang lain.
Orang yang berada di depan mereka dalam antrian berarti mereka datang lebih
awal. Menerobos antrian sama saja mengambil hak mereka yang sudah datang
lebih cepat.
Selain sudah diajarkan untuk disiplin sejak dini, orang Jepang memiliki
budaya malu yang sangat tinggi. Bagi mereka, menyelak atau menerobos antrian
adalah salah satu hal yang memalukan. Tak perduli masih anak-anak atau
Orang Jepang juga percaya dengan tertib ketika mengantri akan membuat
proses antrian menjadi lebih cepat. Hal ini menurut saya yang tidak disadari oleh
antrian justru akan semakin lama. Orang Jepang sangat tidak suka membuang
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tertib dan disipilin dalam antrian terlihat memang sepele. Namun tanpa
disadari, budaya antri yang tertib, jadi salah satu faktor yang mendukung Jepang
Peraturan lalu lintas di Jepang hamper tidak ada bedanya dengan negara
negara lainnya. Namun yang mebuat jepang jarang mengalami kemacetan lalu
lintas adalah sifat disiplin dan antri mereka. Di Jepang sangat menghargai
pengguna jalan yang lain baik pengendara kendaraan sampai ke pejalan kaki.
Setiap rambu dijalanan selalu di patuhi oleh pengguna jalan. Karena di Jepang
pengguna jalan mempunyai jalur masing masing hingga pejalan kaki sangat
Di Jepang hampir tidak pernah menemui orang yang melanggar lalu lintas,
sebab mereka akan sangat merasa malu jikalau mereka sampai menerobos lampu
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
4.1.Kesimpulan
terdapat tiga hal yang dapat penulis simpulkan pada bab ini yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas pada skripsi yang berjudul “Budaya Malu Dalam
1. Bentuk malu dalam masyarakat Jepang adalah kouchi dan shichi. Pada
khouchi adalah malu yang berkaitan dengan orang lain. Malu shichi lebih
masyarakat Jepang
2. Fungsi malu khochi dalam masyarakat Jepang adalah bersifat pasif yaitu
menyebabkan perhatian khusus dari orang lain dan sebagai tolak ukur
shichi adalah bersifat aktif yaitu sebagai tindakan menahan diri tidak
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.Saran
masyarakatJepang, maka ada beberapa sisi positif yang dapat kita ambil
berikut :
kehidupan sehari-hari.
dunia
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Benedict, Ruth. 1989. Pedang Samurai dan Bunga Seruni (The Chrysantheum and
Dwianto, Raphaela. 1991. Struktur Malu dan Fungsinya dalam Diri Orang
Ginting, Paham. 2006. Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian. Medan: USU Press.
Hindra, Eka & Koichi Kimura. 2007. Momoye Mereka Memanggilku. Jakarta:
Esensi.
Ichiro, Hori. 1968. Folk Religion in Japan. The University of Chicago Press.
Magnis, Frans & Suseno. 1995. Kuasa dan Moral. Jakarta: Gramedia.
Sangidu. 2007. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat.
BudayaUGM.
Rajawali.
http://kulosehati.blogspot.com/2017/02/budaya-membuang-sampah-di-
jepang.html
http://thedailyjapan.com/kenapa-orang-jepang-sangat-tertib-ketika-mengantri/2/
www.hipwee.com/hiburan/inilah-alasan-kenapa-orang-jepang-malas-menikah-di-
usia-muda-sementara-kita-suka-terburu-buru/
http://bushidojepang.blogspot.com/2016/05/tradisi-harakiri-budaya-malu-orang-
jepang.html
Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak terlihat dan bersifat abstrak.
Beberapa contoh budaya Jepang adalah budaya balas budi (giri), budaya
penulis didalam skripsi ini akan menganalisis tentang budaya malu masyarakat
Jepang.
Budaya malu merupakan salah satu budaya yang sangat berpengaruh bagi
ukuran, yaitu apakah tindakan mereka akan menimbulkan malu atau tidak. Jika
iya, maka mereka akan berusaha untuk menghindari tindakan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa bagi orang Jepang, standar untuk menilai baik atau buruknya
Masyarakat Jepang memiliki dua konsep malu yang menjadi tolak ukur
pada setiap tindakan yang mereka lakukan, yaitu kouchi (malu umum) dan
shichi (malu khusus). Kouchi muncul pada saat situasi dimana seseorang
merasa malu saat mendapatkan perhatian khusus berupa sindiran, teguran atau
ejekan dari orang lain. Kouchi sering terjadi pada lingkungan masyarakat luas
seperti pada saat di tempat tempat umum. sedangkan shichi merupakan rasa
malu yang hadir dari dalam diri sendiri yang di akibatkan oleh pembandingan
Budaya malu juga memiliki dua fungsi yaitu fungsi aktif dan pasif. Fungsi
malu yang bersifat aktif adalah fungsi malu yang menjadi motivasi dan
sumber perhatian dan menimbulkan kesan negatif bagi orang lain. Perhatian orang
lain seperti ini akan menimbulkan rasa malu. Dan fungsi malu seperti ini yang
文化は抽象 的なことであり、見ることができなく、記号論のもので
ある。日本の文化の例は例えば、「義理」の文化や「年功上列」の文化や「
恥」文化などである。その文化の例の中で、筆者は日本社会における「恥文
化」について分析している。
恥の文化は日本社会にとって非常に影 響を与える文化の一つである
。日本社会は因果に基づいて、態度をとることが多い。それは恥ずかしさを
引き起こすかどうかについてである。もし、その態度は恥ずかしさを引き起
こせば、同社会はその態度を避けることにする。これに基づいて、同社会に
とっては、恥はある態度が良いか悪いかのことについて 標 準 になった。
また、鑑定する相手は神様の存在ではないが、社会及び自分であ恥は他人に
恩返しすることができないからである。それは、「義理」恥は他人に恩返しす
ることができないからである。それは、「義理」いる。あるいは、他人から消
極 的な鑑定である。例えば、皮肉とか批判いる。あるいは、他人から消極
的な鑑定である。例えば、皮肉とか批判とか軽蔑である。
にしたがって、全ての人間の活動は恥を中 心に守られている。また、恥を
守っている人は高潔な人であると定義されている。更に、光栄な人であると
考 えられる。
基本的に日本人は他人に笑われたり、批判されたりする場合は、恥ず
かしく感じる。でも、上記に説明された恥の概念は全ての恥の概念をまだ表
示していない。特に、日本人の自分における恥の概念である。だが、実は、
日本人を恥ずかしく感じさせる原因は他人から笑いや批判だけであるとは限
らない。日本人の自分における恥の文化をもっと表示することが他人かでき
る概念は誰かがら特別 な注 目を受けるときである。
それは他人から積極的な鑑定である。例えば、称賛及びお世辞である
。つまり、恥の文化は恩返しすることだけではなく、他人から批判とか皮肉
とか軽蔑とは限らない。だが、称賛及びお世辞のような注 目も誰かの自分
の中に恥ずかしさを持っているかどうかのことに 影響 を与える。それは自
分自身に基づいた恥ずかしさ(内面的)あるいは他人からの鑑定に基づいた
言われる。
誰かの自分における特別な恥あるいは志知の 現 れたのはその人の自
分における要因である。志知の 現 れた二つの要因は「思考の食い違い」及
び「優劣基準」である。恥の文化も、二つの機能、すなわち積極的な機能と
受動的な機能を持っている。積極的な恥辱の機能はモチベーションになり、
誰かが彼の役割で行動することを奨励し、周りの社会の希望の通りに理想と
してそれを実行する。
積極的な恥辱の機能は「従軍慰安婦」の被害者への謝罪と補償の形 で
日本の人々の責任から見ることができ、国際社会に日本人による文化を実現
したものである。
日本政府は国際社会が期待するように彼らが過去にした悪い事修正す
るために責任を実施した。彼らはいくつかの基本的な事柄り 政策法 を 設
中、それによる損失を説明し、 了 承 し、また、謝罪と従軍慰安婦の被害
者に対する補償の形で社会貢献活動を行い、3.8億円、正式に 1997年3月25
金の形で道徳的および物質的支援である。
受動的な恥辱の機能は誰かが過剰に彼を提供する障壁作用としてであ
る。個人が社会の中でその役割を果たすために、特定の偉業を達成するため
の方法で、恥の 症 状 を引き起こす他者からの批判を避けるために、頭角
を 現 す。しかし、過度の控えめな性質は個人が懸念材料になり、他人にネ
ガティブな印象と、羞恥心を生じさせる。このような恥辱の機能はいつも自
分を助けようと自尊心が低い日本人の性格のフレーマーの特性である。