Anda di halaman 1dari 26

Pengertian Estetika merupakan istilah yang muncul sekitar tahun 1750 oleh A.G.

Baumgarten, seorang filsuf minor. Istilah tersebut diperoleh dari bahasa Yunani
kuno, yaitu aistheton yang artinya kemampuan melihat melalui penginderaan.
Estetika dihubungkan dengan sesuatu yang berbau seni karena mengandung
keindahan yang dapat dipandang. Sejak kemunculannya, estetika menjadi istilah
yang selalu digunakan untuk mengutarakan bahasa filsafat terhadap karya seni.
Namun, nyatanya seni tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang indah sehingga
harus ada bidang yang digunakan untuk menjawab hakekat seni sebanarnya yaitu
filsafat seni.

Seperti yang dikemukakan oleh Jacob Sumardjo, perbedaan pengertian antara


estetika dengan filsafat seni adalah pada objek yang dinilainya. Jika estetika
merupakan pengetahuan yang membahas tentang keindahan segala macam hal
mulai dari seni dan juga keindahan alam, filsafat seni hanya mempersoalkan karya
yang dianggap seni itu sendiri saja. Sementara itu, pengertian istilah estetika terus
berkembang dan memiliki uraian berbeda dari para ahli, salah satunya yaitu K.
Kuypers. Menurut K. Kuypers, estetika adalah hal-hal yang berlandaskan pada
sesuatu yang berkaitan dengan pengamatan.

Berdasarkan semua pengertian istilah menurut para ahli, bisa dikatakan bahwa


estetika merupakan segala hal yang menyangkut keindahan yang ada pada
penglihatan seseorang. Pandangan itu sendiri dapat dianggap sebagai sesuatu yang
bersifat relatif dan tidak bisa dipastikan sama. Tapi di dalamnya, terdapat dua nilai
penting yang perlu diketahui, yaitu:

1. Nilai intrinsik, yaitu nilai yang terkandung dari dalam suatu keindahan.
2. Nilai ekstrinsik, yaitu nilai yang terlihat dari luar.
Untuk nilai intrinsik biasanya dapat dirasakan dan dimengerti dari dalam hati oleh
penikmat atau penerimanya, sedangkan nilai ekstrinsik dapat dilihat secara
langsung dan kasat mata. Misalnya, pada pementasan tari, nampak gerakan lembut
yang ditunjukkan penari, hal itulah yang disebut dengan nilai ekstrinsik.
Sedangkan penghayatan gerak dalam pertunjukkan tari tersebut adalah nilai
intrinsik yang dapat diterima para audiens sehingga semua mata yang melihatnya
mengerti akan alur cerita dari pementasan tersebut. Itulah yang dimaksud dengan
estetika jika disangkutpautkan dengan dunia seni.

1. Bruce Allsopp

Menurut Bruce Allsopp (1977), estetika adalah ilmu pengetahuan yang


mempelajari tentang proses dan aturan dalam menciptakan suatu karya seni, yang
diharapkan bisa menimbulkan perasaan positif bagi orang yang melihat dan
merasakannya.

2. Herbert Read

Menurut Herbert Read, pengertian estetika adalah kesatuan dan hubungan bentuk
yang ada di antara pencerapan indrawi manusia. Biasanya, manusia menganggap
estetika adalah seni, atau seni akan selalu mengandung nilai keindahan. Pandangan
seperti ini sebenarnya salah dan justru membuat masyarakat kesulitan dalam
mengapresiasi seni. Sebab, menurut Herbert Read, seni tidak selalu mengandung
nilai keindahan.

3. J. W. Moris

Menurut J. W. Moris, pengertian estetika sama dengan seni karena estetika dapat
dikenakan pada berbagai objek, baik yang indah maupun tidak. Selanjutnya, Moris
juga menyebutkan bahwa estetikan adalah suatu objek seni (art).

4. Dra. Artini Kusmiati


Menurut Dra. Artini Kusmiati, pengertian estetika adalah suatu keadaan yang
berhubungan dengan sensasi keindahan yang baru bisa dirasakan seseorang jika
terjalin perpaduan yang harmonis antar elemen yang ada dalam suatu objek.

5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, istilah estetika memiliki dua arti. Estetika adalah suatu cabang
filsafat yang membahas tentang seni, nilai keindahan, dan tanggapan manusia
terhadapnya. Estetika juga dapat didefinisikan sebagai kepekaan manusia terhadap
seni dan keindahan.

Hakekat Estetika SENI ITU INDAH Kata-kata itu merupakan salah satu kata
yang dapat menggambarkan apa itu seni menurut pendapat saya. Seni dan indah
merupakan dua kata yang erat sekali hubunganya, karena semua macam seni itu
semuanya mengandung nilai keindahan, sedangkan salah satu keindahan dapat kita
peroleh dari seni baik seni musik, seni lukis, seni ukir dan lainnya. APA ITU
SENI? Banyak sekali para ahli yang berpendapat tentang pengertian seni. Menurut
pendapat Barret (1982) dalam Y. Padmono (2009) menyatakan seni sebagai suatu
proses yang lebih dari pada bentuk fisik. Barrret juga memberikan satu syarat
mendasar dari seni yang ia katakan sebagai sifat dasar seni, yaitu: adanya elemen
konsep, elemen operasional, dan elemen sintesis. Menurut Lowenfeld (1982)
menyatakan seni adalah dinamika dari kesatuan aktivitas manusia dalam
penggunaan symbol-simbol sebagai ungkapan dan abstraksi lingkungan manusia
yang diorganisasi menjadi suatu konfigurasi. Sedangkan Depdikbud (1983)
membatasi seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya
yang bersifat indah, sehingga dapat menggerakan perasaan manusia. Dari beberapa
pendapat para ahli tersebut kita dapat mengetahui bahwa seni itu bukan hanya
bentuk fisik saja akan tetapi seni memiliki elemen konsep yang berupa ide, gerak
hati dan perasaan, elemen operasional yang berupa materi, teknik atau alat untuk
mewujudkan ide, gerak hati dan perasaan, selanjutnya yaitu elemen sintesis yang
merupakan dinamika visualisasi untuk menyampaikan konsep melalui materi-
materi. Seni juga merupakan kesatuan aktivitas manusia dalam mengungkapkan
penggunaan simbol. Selain itu seni bersifat itu indah. Jadi seni adalah perwujudan
aktivitas manusia baik ide, gerak hati dan perasaan yang diwujudkan melalui
materi, teknik atau alat tertentu yang menghasilkan suatu keindahan yang dapat
menggerakan perasaan manusia. Seni bukan hanya perwujudan dari hati tapi seni
juga perwujudan dari pikiran, dan akan lebih bagus jika seni diciptakan dari pikiran
yang dilandasi dengan perasaan, karena hasilnya akan lebih kita nikmati baik
perasaan kita sedih atau suka akan lebih memuaskan hati. ESTETIKA?
Kebanyakan orang jika ditanya pendapatnya tentang apa itu estetika sebagian atau
mungkin banyak yang mengartikan estetika itu indah tau keindahan. Memang tidak
salah, karena menurut sebagian para ahli menyatakan bahwa estetika itu berarti
keindahan. Seperti pendapat Maysesky (1990) dalam Y. Padmono (2009)
menyatakan estetis berkenan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan
haru atau kekaguman. Sedangkan menurut Muharam ( 1991 ) menyatakan estetika
umunya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika
adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman
manusia. Dari kedua pendapat tersebut kita dapat mengetahui bahwa estetis itu
memang berkaitan dengan suatu bentuk keindahan dan kekaguman. Misalnya jika
kita melihat suatu pemandangan alam yang indah kita akan merasa kagum. Jadi
indah erat kaitanya dengan kagum, karena jika kita melihat atau merasakan atau
mendengar sesuatu yang indah kita akan merasa kagum. SENI DAN ESTETIKA
Dalam karya seni untuk memahami estetika terdapat nilai bahwa estetika terdiri
dari: a. Apolutisme: pengakuan atau pembukuan suara tentang keindahan dari
suatu karya. b. Anarki: pengakuan secara subyektif dan tidak terikat c.
Relativisme: menggunakan kriteria atau pembakuan tentang nilai estetika yang
tidak mutlak ( absolute)

Keindahan dari bahsa Latin bellum, Beau (Prancis), bello (Itali,


Spanyol), beauty(Inggris) yang berarti kebaikan dan kebenaran. Dalam artian ini
pengertian pengertian keindahan menjadi sangat luhur dan universal. Pengertian
keindahan dalam tradisi pemikiran yunani tidak dikhususkan kepada soal
pengamatan visualitas semata, tetapi juga mencakup pikiran dan tingkah laku.
Bahkan keindahan itu juga dipahami berdimensi spiritual ketika manusia
menemukan keharmonisan jiwanya dalam “pertemuan” dengan sesuatu yang
transenden. Sementara Sumardjo berpendapat: “estetika adalah bagian dari filsafat.
Dalam studi filsafat, estetika digolongkan dalam persoalan nilai…”. Nilai
keindahan memiliki orientasinya sendiri.

v  Konsep-konsep keindahan :
Hegel :
Keindahan adalah kesempurnaan yang bersifat spiritual yang terwujud dalam
bentuk penginderaan.
Eric Newton :
Keindahan adalah bentuk dari gejala-gejala yang ketika diserap oleh indra dan
selanjutnya diteruskan kepada daya pemikiran, mempunyai kekuatan
membangkitkan tanggapan-tanggapan dari akumulasi pengalaman.
Malvin Rader :
Keindahan adalah berhasilnya hakikat pengungkapan (ekspresivitas).
Mortimer Adler :
Keindahan adalah sifat suatu benda yang memberi kita suatu kesenangan yang
tidak berkepentingan yang kita bisa memperolehnya semata-mata dari pemikiran
atau melihat benda individual itu sebagaimana mestinya.
Yoganatha :
Keindahan (ramaiya) adalah suatu yang memberikan rasa kenikmatan yang unik
yang berbeda dengan rasa kegembiraan (joy). Keindahan tidak dihubungkan
dengan kegunaan, dan bukan sekedar emosi perseorangan, tetapi ia bersifat
universal, karena secara hakiki keindahan bersifat transenden.
v  Keindahan Alam
Keindahan alam adalah keindahan yang terpisah dan yang  tidak dipengaruhi
oleh manusia, merupakan bentuk pengungkapan dari sang pencipta. Menurut Erich
Kahler keindahan alam penampakan diri sebagai :
·         Harmony (keserasian)
·         Extreme disharmony (ketakserasian yang luar biasa)
·         Colorful (berwarna-warni)
·         Sensasional (menggemparkan)
·         Calm (tenang)
·         Idyllic (sederhana)
·         Vast (luas)
v  Keindahan Seni
            Keindahan seni adalah sifat indah yang diungkapkan oleh budi manusia
secara tekun untuk mengubah benda-benda alamiah bagi kepentingan rohani
manusia. Nilai keindahan ini diungkapkan dan diletakkan dalam pengolahan
benda-benda untuk memperoleh kesenangan, kegairahan, kepuasan dan kelegaan
dalam kehidupan emosional manusia tanpa adanya factor-faktor pertimbangan
yang dapat mengganggu perasaan-perasaan itu.
            Nilai keindahan yang sempurna dalam karya seni menurut Erich Kahler
adalah tergabungnya pengungkapan perasaan yang kuat, yaitu memadukan
kecermatan yang sensitive (Sensitive precision of exspression) dalam
pengungkapan dengan keserasian dari suatu keanekaragaman unsur-unsur yang
kaya (Harmonization of a rich variety of elements).
            Menurut Eric Newton, keindahan pada karya seni bersumber pada
pemahaman budi manusia terhadap pola alam semesta. Seniman tidak menciptakan
keindahan, tetapi ia menangkap hubungan-hubungan dalam alam dengan emosinya
dan mengungkapkan kembali dalam bentuk perseptual. Pada tataran perseptual
keindahan tidak bisa diukur, maka dalam seni yang dicari adalah nilai, dan disebut
sebagai nilai estetik.
Dalam sejarah pemikiran barat estetika merupakan cabang filsafat yang
berkembang pesat. Pernyataan ini bisa dilihat dari beberapa tokoh filsuf besar yang
melahirkan teori serta pemikiran tentang estetika seperti Imanuel Kant. Kant
berpendapat bahwa yang indah yang tanpa konsep dapat diterima sebagai sesuatu
universal, memuaskan, menyenangkan, tanpa pamrih dan tak berkepentigan.
Sementara didunia timur islam ekspresi seni sering tersandung pesoalan tahayul,
bid’ah, churafat, maka selama ini tradisi islam lebih tampil soal persoalan hukum.
Contoh dari keindahan sendiri adalah ada sebuah taman yang terlihat
rindang dan sejuk. Didalamnya tumbuh beberapa tanaman yang tampak indah,
subur dan hijau. Bunga berwarna-warni seakan menambah pesona taman tersebut.
Setiap orang yang melewati jalan taman tersebut, sebagian mereka ada yang
sekedar menikmatinya sambil lalu, sebagian ada yang berhenti sejenak refreshing
keindahan taman tersebut telah memikat hati pada setiap orang yang melihatnya,
tidak hanya kaum wanita tetapi kaum pria, tidak hanya remaja tetapi orang tua dan
kanak-kanak juga, tidak hanya dari suku yang sama tetapi suku bangsa yang lain
sekalipun. Begitulah kira-kira bisa dicontohkan sebuah pemandangan yang
mengtakan bahwa “nilai indah: bersifat universal”.
Keindahan menurut luasnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. keindahan dalam arti terluas
            Keindahan merupakan pengertian yang berasal dari yunani dahulu yang di
dalamnya tercakup ide kebaikan. Menurut bangsa yunani keindahan merupakan
keindahan estetis yang disebutnya semmetria untuk keindahan berdasarkan
pengelihatan, harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Sehingga,
pengertian keindahan yang seluas-luasnya adalah meliputi keindahan seni, moral,
dan inteletual.
2. keindahan dalam arti estetis murni
            Menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan
segala sesuatu yang diserapnya
3. keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan pengelihatannya.
            Jadi disini lebih disempitkan sehingga hanya menyakut benda-benda yang
di serap dengan pengelihatan berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Semuanya belum jelas apa sesungguhnya keindahan itu. Hal ini memang
merupakan suatu persoalan filsafat yang jawabannya beraneka ragam. Salah  satu
ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian
menyamakan ciri-ciri hakiki dengan keindahan. Jadi, keindahan pada dasarnya
adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu.

Pengertian Estetika Menurut Para Ahli Beserta Penjelasanya


Istilah estetika sangat dekat dan erat hubungannya dengan kata seni, pada saat yang
sama para ahli banyak yang mengkategorikan kedua hal tersebut kedalam definisi
yang sama, akan tetapi tidak sedikit yang menyatakan bahwa estetika adalah
sebuah bentuk dari keindahan yang berbeda dengan istilah seni (baca: perbedaan
seni dan keindahan).

Estetika sering dihubungakan dengan sesuatu yang berbau seni karena


mengandung keindahan yang dapat diapandang. Sejak kemunculannya estetika
selalu digunakan untuk mengutarakan bahasa filsafat terhadap karya seni. Namun
pada kenyataanyasei tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang indah sehingga
harus ada bidang yang digunakan untuk menjawab hakekat seni sebenarnya yaitu
filsafat seni. (baca: Peran dan fungsi kritik sastra)

Artikel terkait:
 Pengertian seni menurut para ahli
 Jenis-jenis komunikasi
 jenis-jenis seni sastra
 Seni rupa terapan

Kata estetika sendiri berakar dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani
“aestheticos” yang merupakan kata yang bersumber dari istilah “aishte” yang
memiliki makna merasa. Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari
sesuatu yang mengandung pola, dimana pola tersebut mempersatukan bagian-
bagian yang membentuknya dan mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya,
sehingga menimbulkan keindahan. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa
esetetika  menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan ini dikhususkan akan
perasaan yang indah. Nilai indah yang dimaksudakan tidak hanya semata-mata
mendefinisikan bentuknya tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari isi atau
makna yang terkandung didalamnya.

Bisa diibaratkan dengan membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik
adalah kecantikan yang hanya terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak
dipandang oleh mata. Akan tetapi wanita yang indah bisa digambarkan dengan
seorang wanita yang memilki pesona jangka panjang, selain mempunyai paras
yang cantik wanita tersebut memiliki value atau nilai tambah dengan pesona yang
dimilikinya, jadi wanita yang cantik tidak semuanya termasuk wanita yang
memilki keindahan atau nilai estetika. Karena wanita yang indah (menurut kattsoff,
1986:381) adalah bukan hanya wanita yang enak dipandang tetapi lebih dari itu
wanita yang indah memiliki banyak hal yang dapat dinikmati dengan perasaan
meyenangkan hati.

Dari banyaknya pemahaman yang berbeda-beda dari semua kalangan tentang apa
terjemahan dari hal yang dinamakan estetika, muncullah para ahli dengan
kesimpulanya sendiri dalam menanggapi apa itu pengertian dari estetika, dan
berikut ini adalah pengertian dari estetika menurut para ahli dengan dilengkapi
penjelasannya.

1. Pengertian estetika menurut Herbert Read


Herbert Read mendefinisikan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan
hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan pencerapan indrawi kita. Pada
umumnya orang beranggapan bahwa yang indah adalah seni atau bahwa seni akan
selalu indah, dan bahwa yang tidak indah bukanlah seni. Pandangan semacam ini
akan menyulitkan masyarakat dalam mengapresiasi seni, sebab seni tidak harus
selalu indah, menurut pendapat Herbert Read.

Penjelasan:
Dalam teorinya Herbert Read menjelaskan bahwa peryataan tentang seni yang
disamakan dengan estetika atau keindahan adalah sesuatu yang salah kaprah. Seni
yang merupakan hasil budaya dari manusia yang disebut juga unsur unsur
kebudayaan tidak serta merta hanya berbentuk yang indah-indah saja, seni juga
dapat berupa suatu objek buatan manusia yang unik, menyeramkan, antik, dan
tidak melulu hal yang memilki nilai keindahan akan tetapi memiliki kesan dihati
oran lain sebagai penikmat seni.

Artikel terkait:

 karakteristik kebudayaan
 budaya Indonesia yang mendunia
 kebudayaan sunda

2. Pengertian estetika menurut Bruce Allsopp

Bruce Allshop pada tahun 1997 mendefinisikan bahwa estetika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari proses proses penikmatan dan aturan aturan dalam
menciptakan rasa kenyamanan.

Penjelasan:
Dari definisi yang dikemukakan oleh Bruce Allsopp (1977) dalam mengartikan
tentang kata estetika adalah sebuah ilmu pengetahuan, Alshopp juga menjelaskan
bahwa estetika merupakan suatu kegiatan edukasi atau pembelajaran mengenai
proses dan aturan tentang penciptaan sebuah karya yang nantinya akan
menimbulkan perasaan nyaman bagi yang melihat dan merasakanya.

3. Pengertian estetika menurut J. W. Moris


J.W. Moris mendefinisikan bahwa yang dinamakan estetika adalah dikenakan pada
objek yang memilki nilai indah atau tidak indah (sering dipertukarkan dengan
seni/art/ estetika = aesthetics seni = art).

Penjelasan:
J.W. Moris menyangkal pendapat ahli sebelumnya yang meyatakan bahwa estetika
merupakan suatu hal yang berbeda dengan seni dimana estetika adalah seni yang
hanya mencakup keindahnan saja. Moris menyebutkan bahwa kemudian estetika
sama halnya dengan seni baik itu memilki nilai indah atau tidak. Dalam
pembahasanya Moris juga menyatakan bahwa estetika merupakan sebuah objek
seni atau art.

4. Pengertian estetika menurut Plato

Dalam teorinya Plato menyatakan bawa watak yang indah adalah hukum yang
indah.

Penjelasan:
Plato yang merupakan ilmuan terkenal dunia menyatakan bahwa suatu keindahan
adalah cerminan dari watak seseorang, yang kemudian diibaratkan bahwa ketika
seseorang memilki watak yang indah maka akan secara langsung keseluruhan dari
diri seorang tersebut mencerminkan semua hukum keindahan. Teori tersebut
seakan mejelaskan bahwa sesuatu yang awalnya indah akan selalu menjadi indah
untuk selamanya.

5. Pengertian estetika menurut Dra. Artini Kusmiati

Dra. Astini kusmiati mendefinisikan bahwa estetika adalah kondisi yang berkaitan
dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang tetapi rasa keindahan tersebut
baru akan dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen elemen
keindahan yang terkandung pada suatu objek.

Penjelasan:
Berdasarkan pengertian yang disampaikan oleh Dra. Artini Kusmiati dapat
disimpulkan bahwa yang dinamakan estetika merupakan segala hal yang memiliki
sangkut paut dengan keindahan yang ada pada penglihatan seseorang, dan
bagaimana seseorang dapat meihat sebuah objek, sehingga objek tersebut
mempunyai nilai tersendiri dalam hati yang menikmatinya.

6. Pengertian estetika menurut Katstsoff

Kattsoff mendefinisikan baahwa esetetika  adalah menyangkut hal perasaan


seseorang, dan perasaan ini dikhususkan akan perasaan yang indah. Nilai indah
yang dimaksudakan tidak hanya semata-mata mendefinisikan bentuknya tetapi bisa
juga menyangkut keindahan dari isi atau makna yang terkandung didalamnya.

Penjelasanya:
Dari definisi yang telah dijabarkan oleh Kattsoff tentang estetika maka bisa
diibaratkan dengan membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik adalah
kecantikan yang hanya terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak dipandang
oleh mata. Akan tetapi wanita yang indah bisa digambarkan dengan seorang wanita
yang memilki pesona jangka panjang, selain mempunyai paras yang cantik wanita
tersebut memiliki value atau nilai tambah dengan pesona yang dimilikinya, jadi
wanita yang cantik tidak semuanya termasuk wanita yang memilki keindahan atau
nilai estetika. Karena wanita yang indah (menurut kattsoff, 1986:381).

7. Pengertian estetika menurut Immanuel Kantt

Menurut Immanuel Kantt definisi dari estetika adalah estetika tidak berkaitan
dengan bendanya, melainkan kesenangan yang dirasakan ketika melihat benda itu.
Disitu tidak terdapat karakteristik yang objektif yang disebut keindahan sebagai
karya yang berhasil, dan tidak ada konsep mental yang membuat keindahan dapat
diketahui, tetapi hanya semata mata persaan senang melihat sesuatu, misalnya
karya seni, dan perasaan ini dapat dikomunikasikan secara universal, tidak secara
pribadi. (Baca: cabang cabang seni)

Penjelasan:
Dari definisi yang telah dikemukakan oleh Immanuel Kantt dapat dijabarkan
bahwa estetika dapat digambarkan misalnya ketika menilai suatu objek sebagai hal
yang indah, tetapi tersusun dengan aturan aturan yang tidak terlukiskanatau tidak
membawa imajinasi dan pengertian menuju suatu hal yang memiliki hubungan
yang harmonis. Disini tidak terdapat konsep pasti yang membuat keterpautan ini
bisa diketahui.

Artikel terkait:

 tarian tradisional Indonesia


 Tarian tradisional sumatra barat

8. Pengetian estetika menurut Benedotte Crose

Benedotte Crose mendefinisikan bahwa estetika adalah masalah persepsi, persepsi


estetika adalah suatu jenis pengetahuan, tidak hanya semata mata suatu fenomena
yang memuaskan kondisi pengetahuan secara formal.

Penjelasan:
Cross menjelaskan bahwa estetika sendiri menurutnya adalah persepsi yang
dimiliki oleh seseorang, dimana ada dua jenis pengetahuan, yang pertama adalah
pengetahuan logis, dan yang kedua adalah pengetahuan intuitif. Pengentahuan
logis ini merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan hal yang dapat
diulanggi (Scientific object), sedangkan pengetahuan intuitif berkaitan dengan hal
yang unik dan individual (aesthetic object).

Gagasan kreatifitas menyangkut hal hal yang mempunyai keunikan atau ciri khas
tersendiri. Sebagai akibatnya pengetahuan yang bersifat estetis tidak bisa
konseptual, melainkan bersifat segera dan langsung. Juga pengertian estetis tidak
bisa merupakan pilihan atau bagian. Suatu bagian dari lukisan, sajak, atau
komposisi musik hanya mempunyai makna apabila berhubungan dengan
keseluruhan . jadi estetika sendiri menurut Cross adalah hal yang dapat
dipersepsikan secara intuitif.

9. Pengertian estetika menurut John Dewey

John Dewey mendefinisikan bahwa yang dinamakan dengan istilah estetika adalah
suatu hal yang berkaitan dengan pengalaman, tetapi tidak semua pengalaman
bersifat estetis. Beberapa pengalaman cenderung menjemukan, tidak lengkap, dan
tanpa tujuan, sedangkan pengalaman estetis bercirikan suatu minat yang intens,
yang berasal dari kepuasan dan kelengkapan.
Artikel terkait:

 Seni sastra peninggalan Islam


 Seni sastra jawa
 Karya satra peninggalan Hindu Buddha

Penjelasan:
Dalam pengertian yang telah dikemukakan oleh Dewey yang menganggap estetika
adalah suatu pengalaman intens seseorang yang memiliki nilai lengkap, Dewey
juga membedakan bahwa ada dua sumber pengetahuan yang berkaitan dengan
estetika yaitu pengalaman dan refleksi. Fenomena tentang estetika ini dikaitkan
dengan partisipasi aktif dari orang yang mempresepsi atau yang mencipta, bersama
sama dengan kualitas dari objek yang dipersepsi.

10. Pengertian estetika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disebut KBBI, definisi estetika
terdiri dari dua poin

 Cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan
serta tanggapan manusia terhadapnya.
 Kepekaan terhadap seni dan keindahan

Penjelasan:
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian dari estetika melalui dua
poin yang meyatakan bawa estetika merupakan salah ilmu dari cabang filsafat yang
membahas tentang seni dan keindahan serta bagaimana tanggapan manusia
terhadap seni dan keindahan, dan yang kedua adalah estetika sebagai salah satu
sarana kepekaan terhadap seni dan keindahan.

11. Pengertian estetika menurut Jacob Sumardjo

Estetika merupaka bentuk yang memiliki perbedaan dengan filsafat, perbedaanya


terletak pada pengertian natara estetika dengan filsafat seni yaitu pada objek yang
dinilainya.

Penjelasan:
Pendapata diatas menjelasakan jika estetika merupakan pengetahuan yang
membehas tentang keindahan segala macam hal mulai dari seni sampai dengan
keindahan alam. Filsafat seni hanya mempersoalkan atau membahas mengenai
karya yang dianggap sebagai seni saja.

12. Pengertian estetika menurut Kuypers

Kyuper menjelaskan bahwa estetika merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang
berlandaskan pada sesuatu yang berkaitan dengan pengamatan.

Penjelasan:
Melalui pengertian yang telah dikemukakan oleh K. Kupers estetika merupakan
segala hal yang meyangkut keindahan yang ada pada penglihatan seseorang.
Pandanga itu sendiri dapat dianggap sebagai sesuatu yang bersifat relatif dan tidak
bisa dipastikan sama. Tetapi didalamnya, terdapat dua nilai pendting yang perlu
diketahui, yaitu:

 Nilai Instrinsik, yaitu nilai yang terkandung dari dalam suatu keindahan.
Nilai instrinsik ini biasanya dapat dirasakan dan dimengerti dari dalam hati oleh
penikmat atau penerimanya. Sedangkan nilai ekstrinsik dapat dilihat secara
langsung dan kasat mata. Misalnya pada pementasan tari, tampak gerakan lembut
yang ditujukan oleh sang penari, hal itulah yang dinamakan nilai ekstrinsik.
 Nilai Ekstrinsik, yaitu merupakan unsur atau nilai yang terlihat dari luar.
Nilai ekstrinsik bisa diibaratkan dengan penghayatan gerak dalam pertunjukan tari.

13. Pengertian estetika menurut effendy, 1993

Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung
pola. Dimana pola tersebut mempersatukan bagian-bagian yang mengandung
keselarasandari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.

Penjelasan:
Effendy menjelaskan bahwa estetika merupakan sebuah prose penggabungan dari
pola, bagian yang  nantinya kan timbul menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati
keindahanya oleh masyarakat luas sebagai pecinta keindahan dan seni.

14. Pengertian estetika menurut Munro


Pengertian estetika menurut Munro adalah cara merespon terhadap stimuli,
terutama lewat persepsi indra, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan seperti
asosiasi, pemahaman imajinasi, dan emosi.

Penjelasan:
Murno menjelaskan dalam pemahamanya mengenai definisi estetika, bahwa yang
menurutnya dinamakan estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu
yang berkaitan dengan keindahan, yang merupakan ilmu yang juga mempelajari
semua aspek dari apa yan kita sebut keindahan.

 15. pengertian estetika menurut Baumgarten


Baumgarden menyatakan bahwa yang dimakan estetikaadalah ilmu pengenalan
sensitif dan teori seni.

Penjelasan:
Dalam menemukakanpendapatnya Baumgarden membuata sesuatu filosofis yang
singkat yang menyatakan bahwa estetika merupakan ilmu pengenalan sensitif yang
merupakan ilmu yang melibatkan emosional dari pendapat atau perspektif manusia
secara individual, yang juga merupakan salah satu bentuk sebuah teori seni.

16. pengertian estetika menurut Benedetto Croce


Bendeto croce menjelaskan bahwa estetika adalah ilmu sebagai aktivitas ekspresif
baik yang representatif maupun yang imajinatif.

Penjelasan:
dijelaskan bahwa estetika merupakan sebuah ilmu yang imajinatif dapat dikatakan
estetika juga merupakan sebuah seni yang tidak memiliki batas, atas melampaui
batas lintas imajinasi manusia.

17. pengertian estetika menurut Djelantik


Djelantik mendefinisukan bahwa yang dinamakan estetika adalah suatu ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua
aspek dari apa yang kita sebut keindahan .

Penjelasan:
Dalam penjelasanya estetika adalah filsafat seni yang berisi segala macam
pemikiran dan pembahasan mendalam (filosofis) tentang seni dan keindahan.
Beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas menunjukkan dengan jelas
bahwa yang dinamakan estetika atau yang biasa disebut dengan ruang lingkup
bahasan estetika adalah meliputi dua pokok bahasan utama, yaitu segala persoalan
yang berkaitan dengan keindahan atau yang biasa orang orang sebut estetis dan
persoalan yang berkaitan dengan seni. Kadangkala pembahasan kedua persoalan
itu saling terkait dan sulit dipisahkan. Ada beberapa persoalan yang tergolong di
dalam kedua lingkup bahasan tersebut di antaranya adalah:

1. Persoalan Nilai Estetis (esthetic value). persoalan nilai estetis ini


biasanya  menyangkut antara lain: apakah yang dinamakan keindahan itu; apakah
keindahan bersifat objektif atau subjektif; apakah yang menjadi ukuran baku
keindahan, bagaimanakah peranan keindahan dalam kehidupan manusia; dan
bagaimanakah hubungan keindahan dengan kebenaran dan kebaikan?
2. Persoalan Pengalaman Estetis (esthetic eksperience) menyangkut beberapa
hal yang antara lain: apakah yang disebut pengalaman estetis; bagaimanakah sifat
dasar atau ciri-ciri suatu pengalaman estetis; apakah yang menyebabkan orang
menghargai sesuatu yang indah; apakah yang merupakan rintangan dari
pengalaman estetis; dan objek apakah yang dapat menjadi sasaran pengalaman
estetis?

Persoalan Perilaku Seniman menyangkut antara lain: apa dan siapakah seniman itu;
bedakah seorang seniman dengan perajin; apakah yang mendorong seseorang
menciptakan suatu karya seni; bagaimanakah proses penciptaan itu berlangsung
dalam diri seseorang; dan bagaimanakah hubungan kepribadian seniman dengan
karya seni ciptaannya? Persoalan Seni menyangkut antara lain: apakah seni itu;
bagaimanakah penggolongan seni yang tepat; apakah sifat dasar dan nilai-nilai dari
karya seni; manakah yang lebih penting antara bentuk dan isi dari karya seni; dan
bagaimanakah hubungan seni dengan agama, filsafat, dan ilmu?.

Artikel terkait:

 unsur unsur seni musik


 Fungsi seni musik
 jenis jenis seni musik
 Cabang cabang seni
Estetika sebagai salah satu bidang yang merupakan pengetahuan dianggap dan
dipandang penting untuk dipelajari, terutama bagi mereka yang berkecimpung atau
menggeluti dunia seni, baik sebagai praktisi maupun sebagai pengamat atau
kritikus. Ada beragam manfaat yang akan dimiliki oleh pegiat seni ketika sudah
mempelajari estetika, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Berikut
merupakan manfaat yang dapat diperoleh setelah mempelajari bidang ini di
antaranya:

 Estetika dapat memperdalam pengertian tentang rasa indah pada umumnya


dan tentang kesenian pada khususnya. Orang yang belajar estetika akan secara
langsung dapat memahami definisi tentang perasaan indah yang dimaksudkan.
 Estetika bisa memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian
tentang unsur-unsur objektif yang membangkitkan rasa indah pada manusia dan
faktor-faktor objektif yang berpengaruh kepada pembangkitan rasa indah tersebut.
 Estetika juga dapat memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian
tentang unsur-unsur subjektif yang berpengaruh terhadap kemampuan menikmati
rasa indah.
 Estetika bisa memperkokoh rasa cinta kepada kesenian dan kebudayaan
bangsa pada umumnya serta mempertajam kemampuan untuk mengapresiasi
(menghargai) kesenian dan kebudayaan bangsa.
 Mempelajari ilmu estetika dikemudian hari akan memupuk kehalusan rasa
pada umumnya.
 Estetika dapat memperdalam pengertian keterkaitan wujud berkesenian
dengan tata kehidupan, kebudayaan, dan perekonomian masyarakat yang
bersangkutan.
 Memantapkan kemampuan menilai karya seni yang secara tidak langsung
mengembangkan apresiasi seni di dalam masyarakat pada umumnya.
 Estetika dapat memantapkan kewaspadaan atas pengaruh-pengaruh negatif
yang dapat merusak mutu kesenian dan berbahaya terhadap kelestarian aspek-
aspek dan nilai-nilai tertentu dari kebudayaan kita.
 Estetika bisas secara tidak langsung, dengan bobot yang baik, yang
dibawakan kesenian, dapat memperkokoh masyarakat dalam keyakinan akan
kesusilaan, moralitas, perikemanusiaan, dan ketuhanan.
 Belajar estetika pada mulanya akan melatih diri berdisiplin dalam cara
berfikir dan mengatur pemikiran secara sistematis, membangkitkan potensi untuk
berfalsafah yang akan memberikan kemudahan dalam menghadapi segala
permasalahan, memberi wawasan yang luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan
psikologi kita.

penjelasan diatas merupakan barbagai macam pengertian dari para ahli mengenai
estetika, dan sedikit mengenai manfaat bagi seseorang jika mempelajari tentang
estetika, pada khususnya untuk pada pegiat seni. Semoga penjelasan diatas dapat
menambah ilmu pengetahuan baru mengenai seni dan estetika dan dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa


estetikaadalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika
merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana
supaya dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah
sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang
sangat dekat dengan filosofi seni. Selain itu, estetika juga dapat diartikan sebagai
suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang
indah pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung pengertian yang sempit.
Saat ini, estetika tidak lagi dipandang sebagai filsafat keindahan, hal itu
disebabkan karena estetika kini tidak lagi semata-mata menjadi permasalahan
falsafi tapi sudah sangat ilmiah. Dewasa ini tidak hanya membicarakan keindahan
saja dalam seni atau pengalaman estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni,
perkembangan seni dan sebagainya.
Masalah dalam seni banyak sekali. Di antara masalah tersebut yang penting
adalah masalah manakah yang termasuk estetika, dan berdasarkan masalah apa dan
ciri yang bagaimana. Hal ini dikemukakan oleh George T. Dickie dalam bukunya
"Aesthetica". Dia mengemukakan tiga derajat masalah (pertanyaan) untuk
mengisolir masalah-masalah estetika :
1)        pertama, pernyataan kritis yang mengambarkan, menafsirkan, atau menilai
karya-karya seni yang khas.
2)        Kedua pernyataan yang bersifat umum oleh para ahli sastra, musik atau seni
untuk memberikan ciri khas genre-genre artistik (misalnya : tragedi, bentuk sonata,
lukisan abstrak).
3)        Ketiga, ada pertanyaan tentang keindahan, seni imitasi, dan lain-lain.

2.2         Estetika dan Filsafat


Filsafat estetika pertama kali dicetuskan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten
(1975) yang mengungkapkan bahwa estetika adalah cabang ilmu yang dimaknai
oleh perasaan. Filsafat estetika adalah cabang ilmu yang membahas masalah
keindahan. Bagaimana keindahan bisa tercipta dan bagaimana orang bisa
merasakannya dan memberi penilaian terhadap keindahan tersebut. Maka filsafat
estetika akan selalu berkaitan dengan antara baik dan buruk, antara indah dan jelek.
Secara etimologi, estetika diambil dari bahasa Yunani, aisthetike yang berarti
segala sesuatu yang diserap oleh indera. Filsafat estetika membahas tentang refleks
kritis yang dirasakan oleh indera dan memberi penilaian terhadap sesuatu, indah
atau tidak indah, beauty or ugly.
Filasafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat Aksiologi, yaitu filsafat
nilai. Istilah Aksiologi digunakan untuk menberikan batasan mengenai kebaikan,
yang meliputi etika, moral, dan perilaku. Adapun Estetika yaitu memberikan
batasan mengenai hakikat keindahan atau nilai keindahan. Kaum materialis
cenderung mengatakan nilai-nilai berhubungan dengan sifat-sifat subjektif,
sedangkan kaum idealis berpendapat nilai-nilai bersifat objektif. Andaikan kita
sepakat dengan kaum materialis bahwa yang namanya nilai keindahan itu
merupakan reaksi-reaksi subjektif. Maka benarlah apa yang terkandung dalam
sebuah ungkapan “Mengenai masalah selera tidaklah perlu ada pertentangan”.
Serupa orang yang menyukai lukisan abstrak, sesuatu yang semata-mata
bersifat perorangan. Jika sebagian orang mengaggap lukisan abstrak itu aneh,
sebagian lagi pasti menganggap lukisan abstrak itu indah. Karena reaksi itu muncul
dari dalam diri manusia berdasarkan selera.
Berbicara mengenai penilaian terhadap keindahan maka setiap dekade, setiap
zaman itu memberikan penilaian yang berbeda terhadap sesuatu yang dikatakan
indah. Jika pada zaman romantisme di Prancis keindahan berarti kemampuan untuk
menyampaikan sebuah keagungan, lain halnya pada zaman realisme keindahan
mempunyai makna kemampuan untuk menyampaikan sesuatu apa adanya.
Sedangkan di Belanda pada era de Stijl keindahan mempunyai arti kemampuan
mengomposisikan warna dan ruang juga kemampuan mengabstraksi benda.
Pembahasan estetika akan berhubungan dengan nilai-nilai sensoris yang
dikaitkan dengan sentimen dan rasa. Sehingga estetika akan mempersoalkan pula
teori-teori mengenai seni. Dengan demikian, estetika merupakan sebuah teori yang
meliputi:
·           Penyelidikan mengenai sesuatu yang indah;
·           Penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni;
·           Pengalaman yang bertalian dengan seni, masalah yang berkaitan dengan
penciptaan seni, penilaian terhadap seni dan perenungan atas seni.
Filsafat merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa bertanya dan
mencoba menjawab persoalan-persoalan yang sangat menarik perhatian manusia
sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu persoalan yang mendasari ungkapan rasa
manusia adalah estetika, jika peranannya sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan.
Ø  The Liang Gie menyatakan ada enam jenis persoalan falsafi, yaitu :
1.         Persoalan metafisis (methaphysical problem)
2.         Persoalan epistemologis (epistemological problem)
3.         Persoalan metodologis (methodological problem)
4.         Persoalan logis (logical problem)
5.         Persoalan etis (ethical problem)
6.         Persoalan estetika (esthetic problem)
Ø   Persoalan estetika pada pokoknya meliputi empat hal :
1.         Nilai estetika (esthetic value)
Nilai adalah ukuran derajad tinggi-rendah atau kadar yang dapat diperhatikan,
diteliti atau dihayati dalam berbagai objek yang bersifat fisik maupun abstrak.
Nilai dapat diartikan sebagai esensi, pokok yang mendasar, yang akhirnya dapat
menjadi dasar-dasar normatif.
Karya seni sebagai hasil ciptaan manusia mempunyai nilai-nilai tertentu untuk
memuaskan suatu keinginan manusia. Sekiranya tidak memiliki nilai-nilai itukarya
seni takkan diciptakan manusia dan seni tidak mungkin berkembang sejak dulu
sampai mencapai kedudukannya dewasa ini yang demikian universal dan tinggi
(The Liang Gie, 1976:72)
Pada dasarnya setiap nilai seni dari konteks manapun memiliki nilai yang
tetap. Setiap artefak seni memiliki aspek nilai instrinsik-artistik, yakni berupa
bentuk-bentuk menarik atau indah. Nilai lain dalam karya seni adalah nilai kognitif
atau pengetahuan. Nilai ini terbatas pada beberapa cabang seni saja. Ada beberapa
cabang seni yang kurang mengandung nilai kognitif. Seperti musik, hanya alat
yang menimbulkan bunyi itu yang bersifat kontekstual. Nilai kognitif amat tampak
dalam seni rupa, seni film, dan seni sastra.Nilai seni yang terakhir adalah nilai
hidup. Karya seni bukan semata-mata demi artistik, meskipun ada aliran yang
demikian. Tetapi, karena nilai itu sendiri selalu dalam konteks praktis dan
fungsional dalam hidup manusia, maka perasaan nilai di luar nilai artistik menjadi
sasarannya juga.
ü Menurut Dharsono Soni Kartika dalam bukunya yang berjudul pengantar estetika,
nilai seni terbagi 3 :
§  Nilai Intrinsik
Nilai instrinsik adalah nilai yang hakiki dalam karya seni secara implisit. Sifatnya
mutlak dan hakiki dan nilai instrinsik adalah nilai seni itu sendiri.
§  Nilai Ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah nilai yang tidak hakiki. Nilai ini tidak langsung menentukan
suatu karya seni, melainkan berfungsi sebagai pendukung, memperkuat kehadiran
atau penyelenggarakan karya seni.
§  Nilai Musikal
Nilai musikal adalah suatu kualita musik murni yang tersamar dan sukar ditangkap
oleh proses penghayatan karya seni. Nilai musikal ini memuaskan seniman dan
pencipta seni yang disebabkan oleh rasa senang yang didasari secara spontan.
§  Nilai Makna
Dalam penampilan seninkita dapat menyimak makna penampilan itu, baik yang
terdapat pada bentuk luar maupun isinya. Makna luar adalah makna yang
sebenarnya dan melambangi makna yang terkandung dibalik makna itu.
Nilai seni dan nilai estetis sangat sulit dibedakan dan dipisahkan, karena
keduanya menyangkut psikologi seni dan filsafat seni, dan ada didalam “dunia”
yang sama yakni didalam karya seni. Menurut Immanuel Kant (seorang penggagas
aliran kritisime dalam tradisi filsafat) mengatakan bahwa nilai estetis terbagi
menjadi dua.
Ó  Pertama, nilai estetis atau nilai murni. Oleh karena nilainya murni, maka bila ada
keindahan, dikatakan keindahan murni. Keindahan nilai estetis murni ini terdapat
pada garis, bentuk, warna dalam seni rupa. Gerak, tempo, irama dalam seni tari.
Suara, metrum, irama dalam seni musik. Dialog dan gerak dalam seni drama.
Ó  Kedua, nilai ekstra estetis atau nilai tambahan. Nilai ekstra estetis (nilai luar estetis)
yang merupakan nilai tambahan terdapat pada bentuk-bentuk manusia, alam dan
binatang.

2.        Pengalaman estetis (esthetic experience)


Dalam menikmati karya seni, ada dua kategori, yaitu : pengalaman artistik
dan pengalaman estetik. Pengalaman artistik adalah pengalaman seni yang terjadi
dalam proses penciptaan karya seni. Pengalaman ini dirasakan oleh seniman atau
pencipta seni pada saat melakukan aktivitas artistik. Sedangkan pengalaman estetik
adalah pengalaman yang dirasakan oleh penikmat terhadap karya estetik
(keindahan). Konteksnya bisa ditunjukan untuk penikmat karya seni dan keindahan
alam.
Pengalaman estetik terhadap benda seni dan alam adalah dua pengalaman
yang berbeda tanggapan estetiknya, karena keindahan alam dan karya seni
memiliki karakteristik yang berbeda. Emmanuel Khan dan beberapa filsuf lain
menandaskan bahwa pengalaman estetik bersifat tanpa pamrih, manusia tidak
mencari keuntungan, tidak terdorong pertimbangan praktis.
Pengalaman religius dalam beberapa gejala menampakkan diri sebagai (mirip
dengan) pengalaman estetis, tetapi terdapat perbedaan yang terletak pada suatu
dorongan atau dinamisme yang termuat dalam pengalaman religius yaitu kearah
transenden.
3.        Perilaku orang yang mencipta (seniman)
Seniman berusaha mengkomunikasikan idenya lewat benda-benda seni
kepada publik. Publik yang menikmati dan menilai karya seni tersebut akan
memberikan nilai-nilai. Pikiran para seniman tidak selalu bersifat abstrak dalam
menuangkan idenya.
Objek yang ditampilkan oleh seniman berasal dari fase kehidupan manusia,
alam pikiran, ajaran tertentu, kepercayaan dan dunia estetika itu sendiri, yang
disebut dengan tema. Tema dalam seni terdiri dari lima (5) macam, yaitu:
a.         Tema yang menyenangkan, tema yang paling mudah dan paling digemari oleh
seniman dan mudah dihayati publik. Tema ini terdiri dari; tema berbesar hati
(optimistis), tema bercinta luhur (idealistis), tema yang menimbulkan rasa enak
atau membius.
b.        Tema yang tidak menyenangkan, yang terdiri dari; tema yang mengerikan
(tragis), tema yang menyedihkan (pathetis).
c.         Tema yang lucu, tema ini dapat meragukan situasi tema yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan. Yang menjadi objek seolah-olah berpura-pura namun
tidak mengena.
d.        Tema renungan, yang berisi; keanehan dari fantasi seniman atau apa yang hidup
dalam manusia sendiri, nasehat atau khutbah yang bersumber pada agama dan
moralitas.
e.         Tema ungkapan estetis, tema ini membina seni menjadi lebih murni, karena
seniman memanipulasi berbagai kemungkinan dari unsur komposisinya. Tema ini
mempunyai kemungkinan lebih murni dalam mengubah suatu karya seni, karena
tidak terikat oleh makna dan nilai lain, atau tema dan cerita.
4.        Seni
Dalam kehidupan manusia, tidak satupun yang tak dapat diungkapkan dalam
seni, baik yang bersifat murni maupun yang bersifat rohani. Dengan bertolak dari
suatu pernyataan bahwa seni adalah penampilan (representation) dan bukan
kenyataan (reality). Dengan seni, seniman dapat mengemukakan suatu bahan
pikiran tertentu, renungan atau ajaran tertentu bagi para publiknya.
2.3    Estetika dan Ilmu
Estetika dan ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan,
karena sekarang ada kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian
(science of art) dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat. Dalam karya
seni dapat digali berbagai persoalan obyektif. Umpamanya persoalan tentang
susunan seni, anatomi bentuk, atau pertumbuhan gaya, dan sebagainya. Penelahaan
dengan metode perbandingan dan analisis teoritis serta penyatupaduan secara kritis
menghasilkan sekelompok pengetahuan ilmiah yang dianggap tidak tertampung
oleh nama estetika sebagai filsafat tentang keindahan. Akhir abad ke-19 bidang
ilmu seni ini di Jerman disebut "kunstwissensechaft". Bila istilah itu
diteterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah "general science of art".
E.D. Bruyne dalam bukunya Filosofie van de Kunst berkata bahwa pada abad
ke-19 seni diperlakukan sebagai produk pengetahuan alami. Sekarang dalam
penekanannya sebagai disiplin ilmu, estetika dipandang sebagai "the theory of
sentient knowledge". Estetika juga diterima sebagai "the theory of the beautiful of
art" atau "the science of beauty".
Sebagai disiplin ilmu, estetika berkembang sehingga mempunyai perincian
yang semakin kaya, antara lain :
ü  Theories of art,
ü  Art Histories,
ü  Aesthetic of Morfology,
ü  Sociology of Art,
ü  Anthropology of Art,
ü  Psychology of Art,
ü  Logic, Semantic, and Semiology of Art.
Estetika merupakan studi filsafati berdasarkan nilai apriori dari seni
(Panofsky) dan sebagai studi ilmu jiwa berdasarkan gaya-gaya dalam seni
(Worringer).
Berdasarkan kenyataan pendekatan ilmiah terhadap seni, dalam estetika
dihasilkan sejarah kesenian dan kritik seni. Sejarah kesenian bersifat faktual, dan
positif, sedangkan kritik seni bersifat normatif.
Gambar diatas merupakan gambar Patung Penari China, Karya seniman
Zaman Majapahit, Fakta Evolusi Bentuk Patung dan Figur manusia, temuan jatidiri
Seni Rupa Indonesia
Sejarah kesenian menguraikan fakta obyektif dari perkembangan evolusi
bentuk-bentuk kesenian, dan mempertimbangkan berbagai interpretasi psikologis.
Kritik seni merupakan kegiatan yang subyektivitas pada suatu bentuk artistik juga
moralnya sebagai pencerminan pandangan hidup penciptanya (seniman).
Pertimbangan berdasarkan ukuran sesuai dengan kebenaran berpikir logis. Maka
kiritk hampir selalu mengarah pada filsafat seni. Baik sejarah maupun kritik seni
dituntut pengenalan sistem untuk mengenal seni dan kesenian.
KLIPING ESTETIKA SENI

JOSE JOY DE KOCK


NIM : 190252609262
M1 2109

Anda mungkin juga menyukai