PENDAHULUAN
Seni kaligrafi adalah salah satu kebesaran seni budaya Islam yang
memiliki ciri-ciri khas dalam catatan sejarah perkembangan kebudayaan Islam
dari zaman ke zaman. Karya seni yang dikembangkan salah satunya adalah
bentuk seni kaligrafi. Berkembangnya seni kaligrafi Islam hingga saat ini
dikarenakan adanya tokoh-tokoh kaligrafi atau para khatat yang pada zaman
dulu mampu mengembangkannya ke berbagai daerah.
Seni kaligrafi atau bisa dikenal dengan khat adalah seni tulisan indah
yang di hasilkan oleh tangan. Dalam perkembangannya lukisan seni kaligrafi
yang dibuat seorang seniman kaligrafi terkadang tidak menggunakan kaidah
baku kaligrafi sehingga menjadi nilai keindahan tersendiri bagi sipembuat
lukisan seni kaligrafi dan menjadi ciri khas seorang seniman kaligrafi,
walaupun dalam perkembangannya kaligrafi memiliki jenis-jenis tersendiri hal
ini jelas menyimpang dari kaidah baku kaligrafi, namun kaligrafi ini mampu
member nilai baru dalam seni lukis kaligrafi dan banyak disukai ialah
masyarakat di Indonesia sebagai kaligrafi kontemporer.
Dapat dipastikan, kalam atau pena mempunyai kaitan yang erat dengan
seni kaligrafi. Dapat juga dikatakan bahwa kalam sebagai penunjang ilmu
pengetahuan. Wahyu tersebut merupakan “sarana” al-Khaliq dalam rangka
memberi petunjuk kepada manusia untuk membaca dan menulis. Tentang asal-
1
usul kaligrafi itu sendiri, banyak pendapat yang mengemukakan tentang siapa
yang mula-mula menciptakan kaligrafi. Untuk mengungkap hal tersebut cerita-
cerita keagamaanlah yang paling tepat dijadikan pegangan.
Para pakar Arab mencatat, bahwa Nabi Adam a.s yang pertama kali
mengenal kaligrafi. Pengetahuan tersebut datang dari Allah SWT, sebagaiman
firman-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 31: “Dan Dia mengajarkan kepada
Adam nama-nama seluruhya…. “ Di samping itu masih ada lagi cerita-cerita
keagamaan lainnya, misalnya saja, banyak yang percaya bahwa bahasa atau
sistem tulisan berasal dari dewa-dewa. Nama Sanskerta adalah Devanagari,
yang berarti “bersangkutan dengan kota para dewa”.
pecinta kaligrafi.
3. Kurangnya pemahaman tetang jenis dan ciri khas dari seni kaligrafi Islam.
3
1.3. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian seni lukis kaligrafi bergaya modern.
2.Untuk mengetahui sejarah perkembangan seni lukis kaligrafi.
3.Untuk mengetahui perbedaan seni lukis kaligrafi dengan kaligrafi otentik.
4.Untuk mengetahui teknik dasar & proses pembuatan seni lukis kaligrafi.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peranan seni lukis kaligrafi.
6. Untuk mengetahui pemanfaatan seni lukis kaligrafi.
1.4. Manfaat
1. Memberi pemahaman kepada pembaca apakah yang disebut sebagai seni
lukis kaligrafi.
2.Meningkatkan pengetahuan kepada pembaca tentang seni lukis kaligrafi itu
sendiri.
3. Memberi pengetahuan kepada pembaca tentang perbedaan seni lukis kaligrafi
modern dengan kaligrafi otentik.
4. Memberikan pemahaman tentang teknik dasar & proses pembuatan seni lukis
kaligrafi modern.
5. Memberikan pengetahuan tentang fungsi dan peranan seni lukis kaligrafi.
6. Memberikan pengetahuan pemanfaatan seni lukis kaligrafi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Seni kaligrafi atau bisa dikenal dengan khat adalah seni tulisan indah
yang di hasilkan oleh tangan. Dalam perkembangannya lukisan seni kaligrafi
yang dibuat seorang seniman kaligrafi terkadang tidak menggunakan kaidah
baku kaligrafi sehingga menjadi nilai keindahan tersendiri bagi sipembuat
lukisan seni kaligrafi dan menjadi ciri khas seorang seniman kaligrafi,
5
walaupun dalam perkembangannya kaligrafi memiliki jenis-jenis tersendiri hal
ini jelas menyimpang dari kaidah baku kaligrafi, namun kaligrafi ini mampu
member nilai baru dalam seni lukis kaligrafi dan banyak disukai ialah
masyarakat di Indonesia sebagai kaligrafi kontemporer. Hingga saat ini
perkembangan seni kaligrafi Islam di Indonesia telah berkembang pesat,
dengan unsur-unsur garis, bentuk, warna, tekstur, dan unsure bentuk lainnya
yang dibuat oleh seniman kaligrafi mampu memberikan nilai-nilai keindahan
yang baru dalam seni kaligrafi di Indonesia sehingga seni kaligrafi
penerepannya menjadi sangat luas dan tidak terbatas yang saat ini banyak
ditorehkan dalam bentuk seni kaligrafi lukisan, kerajinan, ketrampilan dan lain
lain.
6
Berikut ini beberapa contoh kaligrafi dari wilayah Timur (eastern) dan wilayah
Barat (western):
1. Kaligrafi di wilayah Timur
7
dengan Al-Qur’an dan Hadist, karena sebagian besar tulisan indah dalam bahasa
Arab menampilkan ayat-ayat Al-Qur’an atau Hadist Nabi Muhammad SAW.
Berhubungan dengan perspektif kaligrafi sebagai huruf yang menjadi simbol
penulisan atau kata, maka perlu diketahui terlebih dahulu fungsi dari huruf atau
aksra itu sendiri.
Secara sederhana ada tiga fungsi aksara. Pertama fungsi spiritual, kedua
fungsi praktis, dan yang ketiga fungsi estetis.
Pada fungsi spiritual, huruf diperlakukan sebagai benda sakral. Seperti
diketahui bahwa pada awal kelahirannya yang mempunyai wewenang untuk
mempergunakan tulisan hanya komunitas tertentu saja. Di India misalnya, pada
masa kekastaan masih ketat dijalankan, aksara hanya boleh dipergunakan oleh
Kasta Brahmana dan Kasta Ksatria saja. Anggapan suci terhadap huruf ini
terdapat dalam berbagai agama dan kepercayaan. Sebagai benda sakral, wujud
huruf adalah media untuk menyatukan diri dengan Yang Maha Kuasa.
Fungsi yang kedua dari aksara adalah fungsi praktis. Disini aksara
diperlakukan sebagai alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi tentu saja
mempunyai persyaratan yaitu mudah untuk dibaca. Walaupun ada persyaratan
seperti itu, namun karena manusia tidaklah lepas dari keinginan untuk
membubuhkan segi estetis. Unsur inilah yang melahirkan berbagai gaya dalam
tulisan. Dan inilah sebenarnya yang dinamakan kaligrafi murni, dimana tulisan
indah yang dibuat sesuai dengan kaidah baku.
Persyaratan mudah dibaca tergeser oleh dominasi fungsi ketiga dari
aksara, yaitu segi estetis. Berbeda dengan tulisan kaidah baku (kaligrafi murni),
maka dalam lukisan kaligrafi, dominasi segi estetis melebihi kebutuhan akan
keterbacaan, bahkan ada yang lepas sama sekali dari kaidah dan fungsi huruf
sebagai alat komunikasi.
Kaligrafi Islam memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan
seni rupa di dunia. Sir Thomas Arnold dan Alfred Guillaume, dalam buku The
Legacy of Islam yang terbit untuk pertama kali pada tahun 1931 (Abay D
Subarna, 2007) menjelaskan bahwa kaligrafi pada arsitektur Islam banyak
mempengaruhi inskripsi pada sejumlah gereja.
8
1. Ruang lingkup seni lukis
Pengertian seni lukis telah banyak disebutkan dan didefinisikan oleh para
pakar seni, namun secara umum, tak satupun definisi yang dapat memuaskan
dan diterima oleh semua orang. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya seni
lukis itu memiliki keberagaman yang tinggi dan memiliki banyak aliran, yang
satu sama lain mempunyai persamaan dalan satu sisi, juga tidak jarang saling
bertentangan secara diametral dalam sisi yang lain. Dari sekian banyak definisi
yang disebut oleh para pakar seni itu, di sini kita pilih salah satu definisi sebagai
bekal dasar yang cukup relevan untuk memahami pengertian seni lukis.
Jika dilihat dari sisi teknis, lukisan merupakan penggunaan pigmen atau
wama dengan menggunakan bahan pelarut yang dibubuhkan di atas permukaan
bidang dasar, misalnya pada kanvas, sebagai media untuk menghasilkan sensasi
atau ilusi ruang, tekstur, gerakan, untuk mengekspresikan berbagai makna atau
nilai subjektif, baik yang bersifat emosional, intelektual, simbolik, relegius, dan
lain sebagainya.
Seorang pakar seni lukis, Herbert Read mengatakan bahwa seni lukis
merupakan penggunaan garis, warna, tekstur, ruang dan bentuk, shape, pada
suatu permukaan, yang bertujuan untuk menciptakan berbagai image. Image-
image tersebut bisa merupakan hasil ekspresi dari ide-ide, emosi, dan
pengalaman-pengalaman, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga tercapainya
harmoni. Adapun pengalaman yang dituangkan dalam lukisan adalah
pengalaman yang berisi keindahan atau pengalaman estetik.
Menurut seorang pakar seni lukis lain yang bernama Edmund Burke
Feldman, pengekspresian itu menggunakan :
1. Unsur-unsur visual, yang terdiri atas garis, warna, bentuk, tekstur dan
ruang atau gelap terang
2. Organisasi dari unsur-unsur tersebut, yang meliputi kesatuan,
keseimbangan, irama dan perbandingan ukuran.
9
tekstur, bentuk (shape) dengan prinsip-prinsipnya. Faktor ini lebih bersifat
fisik dalam arti seni lukisnya itu sendiri.
10
Tidak ada unsur ornament
Universal
Fungsionalitas diprioritaskan
Orisinalitas/kemurnian/purity
Penguatan dalam konsep
Kreativitas
Memutus hubungan dengan sejarah
2) Unsur-unsur Modernisme
Eksperimen
Pembaruan (Inovation)
Kebaruan (Novelty)
Orisinalitas
Bangsa Arab diakui sebagai bangsa yang sangat ahli dalam bidang sastra,
dengan sederet nama-nama sastrawan terkenal pada masanya, namun dalam hal
tradisi tulis-menulis (baca: khat) masih tertinggal jauh bila dibandingkan
dengan beberapa bangsa di belahan dunia lainnya yang telah mencapai tingkat
kualitas tulisan yang sangat prestisius. Sebut saja misalnya bangsa Mesir
dengan tulisan Hierogliph, bangsa India dengan Devanagari, bangsa Jepang
dengan aksara Kaminomoji, bangsa Indian dengan Azteka, bangsa Assiria
dengan Fonogram/Tulisan Paku dan pelbagai negeri lain sudah terlebih dahulu
memiliki jenis huruf/aksara.
Keadaan ini dapat dipahami mengingat Bangsa Arab adalah bangsa yang
hidupnya nomaden (berpindah-pindah) yang tidak mementingkan keberadaan
11
sebuah tulisan, sehingga tradisi lisan (komunikasi dari mulut ke mulut) lebih
mereka sukai, bahkan beberapa diantara mereka tampak anti huruf. Tulisan baru
dikenal pemakaiannya pada masa menjelang kedatangan Islam dengan ditandai
pemajangan al-Mu’alaqât (syair-syair masterpiece yang ditempel di dinding
Ka’bah).Pembentukan huruf abjad Arab sehingga menjadi dikenal pada masa-
masa awal Islam memakan waktu berabad-abad. Inskripsi Arab Utara tahun 250
M, 328 M dan 512 M menunjukkan kenyataan tersebut.
Salah satu bentuk tulisan yang digandrungi bangsa Arab adalah seni
kaligrafi. Beberapa ragam kaligrafi awalnya dikembangkan berdasarkan nama
kota tempat dikembangkannya tulisan. Dari berbagai karakter tulisan hanya ada
tiga gaya utama yang berhubungan dengan tulisan yang dikenal di Makkah dan
Madinah yaitu Mudawwar (bundar), mutsallats (segitiga) dan Ti’im (kembar
yang tersusun dari segitiga dan bundar). Dari tiga inipun hanya dua yang
diutamakan yaitu gaya kursif dan mudah ditulis yang disebut gaya muqawwar
berciri lembut, lentur dan gaya mabsut berciri kaku dan terdiri dari goresan-
goresan tebal (rectilinear). Dua gaya ini pun menyebabkan timbulnya
pembentukan sejumlah gaya lain lagi yang diantaranya Mail (miring), Masyq
(membesar) dan Naskh (inskriptif).
Gaya Masyq dan Naskh terus berkembang, sedangkan Mail lambat laun
ditinggalkan karena kalah oleh perkembangan Kufi. Perkembangan Kufi pun
melahirkan beberapa variasi, baik pada garis vertikal maupun horizontalnya,
baik menyangkut huruf-huruf maupun hiasan ornamennya. Muncullah gaya
Kufi Murabba’ (lurus-lurus), Muwarraq (berdekorasi daun), Mudhaffar
(dianyam), Mutarabith Mu’aqqad (terlilit berkaitan) dan lainnya. Demikian pula
gaya kursif mengalami perkembangan luar biasa bahkan mengalahkan gaya
Kufi, baik dalam hal keragaman gaya baru maupun penggunaannya.
13
populer dipakai karena usaha Ibnu Muqlah yang akhirnya bisa menggeser
dominasi khat Kufi.
14
Khan, perkembangan kaligrafi dapat segera bangkit kembali tidak kurang dari
setengah abad. Oleh Ghazan cucu Hulagu Khan yang telah memeluk agama
Islam, tradisi kesenian pun dibangun kembali. Penggantinya yaitu Uljaytu juga
meneruskan usaha Ghazan, ia memberikan dorongan kepada kaum terpelajar
dan seniman untuk berkarya. Seni kaligrafi dan hiasan al-Qur’an pun mencapai
puncaknya. Dinasti ini memiliki beberapa kaligrafer yang dibimbing Yaqut
seperti Ahmad al-Suhrawardi yang menyalin al-Qur’an dalam gaya Muhaqqaq
tahun 1304, Mubarak Shah al-Qutb, Sayyid Haydar, Mubarak Shah al-Suyufi
dan lain-lain.
Dinasti al-Khan yang bertahan sampai abad ke-14 digantikan oleh Dinasti
Timuriyah yang didirikan Timur Leng. Meskipun dikenal sebagai pembinasa
besar, namun setelah ia masuk Islam kaum terpelajar dan seniman mendapat
perhatian istimewa. Ia mempunya perhatian besar terhadap kaligrafi dan
memerintahkan penyalinan al-Qur-an. Hal ini dilanjutkan oleh puteranya Shah
Rukh. Diantara ahli kaligrafi pada masa ini adalah Muhammad al-Tughra’i yang
menyalin al-Qur’an tahun 1408 dalam gaya Muhaqqaq emas. Dan putera Shah
Rukh sendiri yang bernama Ibrahim Sulthan menjadi salah seorang kaligrafer
terkemuka.
Dinasti Timuriyah mengalami kemunduran menjelang abad ke-15 dan
segera digantikan oleh Dinasti Safawiyah yang bertahan di Persia dan Irak
sampai tahun 1736. Pendirinya Shah Ismail dan penggantinya Shah Tahmasp
mendorong perumusan dan pengembangan gaya kaligrafi baru yang disebut
Ta’liq yang sekarang dikenal Khat Farisi. Gaya baru yang dikembangkan Ta’liq
adalah Nasta’liq yang mendapat pengaruh dari Naskhi. Tulisan Nasta’liq
akhirnya menggeser Naskhi dan menjadi tulisan yang biasa digunakan untuk
menyalin sastra Persia.
15
Perkembangan kaligrafi pada masa Utsmaniyah ini memperlihatkan
gairah yang luar biasa. Kecintaan kaligrafi tidak hanya pada kalangan terpelajar
dan seniman saja, tetapi juga beberapa sultan bahkan dikenal juga sebagai
kaligrafer. Mereka tidak segan-segan untuk merekrut ahli-ahli dari negeri
musuh seperti Persia, maka gaya Farisi pun dikembangkan oleh dinasti ini.
Adapun kaligrafer yang dipandang sebagai kaligrafer besar pada masa dinasti
ini adalah Syaikh Hamdullah al-Amasi yang melahirkan beberapa murid, salah
satunya adalah Hafidz Usman.
16
Amat sulit mencari seorang khattat yang ditokohkan di penghujung abad
ke-19 atau awal abad ke-20, karena tidak ada guru kaligrafi yang mumpuni dan
tersedianya buku-buku pelajaran yang memuat kaidah penulisan kaligrafi. Buku
pelajaran tentang kaligrafi pertama kali baru keluar sekitar 1961 karangan
Muhammad Abdur Muhili berjudul “Tulisan Indah” serta karangan Drs. Abdul
Karim Husein berjudul “Khat, Seni Kaligrafi: Tuntunan Menulis Halus Huruf
Arab” tahun 1971.
Para pelukis yang mempelopori kaligrafi lukis adalah Prof. Ahmad Sadali
(Bandung asal Garut), Prof. AD. Pirous (Bandung asal Aceh), Drs. H. Amri
Yahya (Yogyakarta, asal Palembang) dan H. Amang Rahman (Surabaya)
dilanjutkan oleh angkatan muda seperti Saiful Adnan, Hatta Hambali, Hendra
17
Buana dan lain-lain. Mereka hadir dengan membawa pembaharuan bentuk-
bentuk huruf dengan dasar-dasar anatomi yang menjauhkan dari kaedah-kaedah
aslinya, atau menawarkan pola baru dalam tata cara mendesain huruf-huruf
yang berlainan dari pola yang telah dibakukan. Kehadiran seni lujkis kaligrafi
tidak urung mendapat berbagai tanggapan dan reaksi, bahkan reaksi itu
seringkali keras dan menjurus pada pernyataan perang. Namun apapun hasil dari
reaksi tersebut, kehadiran seni lukis kaligrafi dianggap para khattat selama ini,
kurang wawasan teknik, kurang mengenal ragam-ragam media dan terlalu lama
terisolasi dari penampilan di muka khalayak. Kekurangan mencolok para
khattat, setelah melihat para pelukis mengolah karya mereka adalah kelemahan
tentang melihat bahasa rupa yang ternyata lebih atau hanya dimiliki para
pelukis.
A. Kaligrafi Murni
18
dibedakan dengan jelas aliran-aliran seperti Naskhi, Tsuluts, Rayhani, Diwani,
Diwani Jali, Farisi, Kufi dan Riq’ah. Penyimpangan atau pencampuradukkan
satu dengan yang lain dipandang sebagai suatu kesalahan, karena dasarya tidak
cocok dengan rumus-rumus yang sudah ditetapkan.
Dari penjelasan tersebut, jelaslah bahwa suatu hasil karya kaligrafi murni
tidak boleh mencampuradukkan gaya dalam penulisan kaligrafi misalnya,
Naskhi, Riq’ah dan Tsuluts dijadikan satu. Hal itu tidak boleh terjadi, karena
merupakan “pelanggaran”. Selanjutnya menurut Situmorang, bahwa suatu gaya
kaligrafi sudah ditentukan secara ketat peraturan penulisannya. Keserasian antar
huruf, cara merangkai, sentakan, bahkan jarak sepasi harus diperhitungkan
dengan serasi. Teknik penulisan tiap-tiap kaligrafi atau khath juga mempunyai
cara yang berbeda-beda.
giorgio-izas.blogspot.com
Ini merupakan khat yang paling biasa dipakai dalam penulisan bahasa
arab, baik penulisan dalam buku atau dijadikan kaligrafi. Dengan bentuk yang
mudah dibaca dan dibuat, khat ini merupakan khat yang paling sering dipakai.
19
Khat ini pun juga merupakan khat yang paling banyak dikenal oleh masyarakat
biasa khususnya di Indonesia, dalam Al-Qur’an di Indonesia kebanyakan
menggunakan khat naskhi karena mudah dibaca dan umum di kalangan
masyarakat.
2.Khat Kuufi
emsholy.blogspot.com
Khat ini memiliki bentuk yang cenderung tegak lurus dan cukup mudah
dalam pembuatannya. Khat ini biasa digunakan sebagai penghias dinding-
dinding bangunan seperti rumah ataupun masjid, karena bentuknya yang tegak
lurus membuat khat ini cocok sebagai gambar di dinding-dinding bangunan.
Al-Kufi al-Mukhammal:
Al-Kufi al-Muzaffar:
Aliran dari campuran kata-kata indah dengan cara yang unik dengan pergerakan
vertikal menekankan dan huruf tebal.
Al-Kufi al-Handasi:
20
3.Khat Riq’ah
ahnafkhat-zuhud.blogspot.com
Khat ini tidak jauh berbeda dengan khat naskhi, khat ini juga merupakan
khat yang biasa dipakai oleh para guru atau ulama dalam penulisan mereka
dengan alasan lebih cepat dan mudah dalam penulisannya dibanding khat
naskhi. Bedanya hanya bentuknya lebih kecil dan cara menulisnya pun agak
sedikit miring ke bawah. Khat Riq’ah juga agak berbeda dengan khat naskhi,
yaitu penulisan hurufnya kebanyakan di atas garis tulis. Sebenarnya cukup
mudah dalam penulisannya tetapi agak susah dibaca jika masih awam dalam
melihat atau menggunakan khat ini.
4.Khat Diwani
fath-multimedia.blogspot.com
21
Khat ini jarang dipakai untuk penulisan biasa karena cukup susah dibaca
dan ditulis. Tetapi khat ini termasuk yang paling difavoritkan para seniman
karena karakteristik tulisannya yang unik. Karakter tulisan yang condong
bentuknya tegak lurus dan cara menulisnya sama seperti khat Riq’ah yaitu di
atas garis membuat khat ini agak susah dibaca karena kurang dikenal orang
masyarakat biasa.
5.Khat Diwani Jali
artikel-kaligrafi.blogspot.com
22
gogopixlibrary.com
fath-multimedia.blogspot.com
lukisan kaligrafi adalah model kaligrafi yang digoreskan pada hasil karya
lukis, atau coretan kaligrafi yang “dilukis-lukis” sedemikian rupa –biasanya
dengan kombinasi warna beragam, bebas dan (umumnya) tanpa mau terikat
dengan rumus-rumus baku yang sudah ditentukan. Model inilah yang
digolongkan ke dalam aliran kaligrafi kontemporer. Kaligrafi kontemporer
adalah istilah atau sebutan untuk sebuah karya yang “memberontak” atau
“menyimpang” dari rumus-rumus dasar kaligrafi, yang merupakan bentuk
manifestasi gagasan dalam wujud visual. Secara estetika kaligrafi kontemporer
mengacu kepada kaidah penciptaan seni rupa kontemporer secara umum dan
secara etika bersumber kepada Al-Qur’an dan hadis, yang membawa muatan
23
artistik-apresiatif yang berfungsi sebagai tontonan (media apresiasi), di sisi lain
mengandung muatan etik-religius yang berfungsi sebagai tuntunan (media
dakwah).
Jadi, setiap lukisan kaligrafi memiliki kebebasan dalam gaya atau corak
tulisan sehingga tercipta suatu kesatuan bentuk lukisan yang sesuai dengan
keinginan penciptanya. Medium untuk penciptaan karya lukisan kaligrafi pun
sangatlah bebas, sebebas medium yang digunakan pada karya-karya lukisan
umumnya. Lukisan kaligrafi dapat ditampilkan dengan teknik cat minyak, cat
air, batik bahkan dengan berbagai teknik eksperimen klasik maupun modern.
Perkembangan kaligrafi sebagai karya seni rupa juga tak lepas dari
perkembangan seni rupa kontemporer dunia sebagai wujud pembaruan atas
kaidah murni kaligrafi klasik. Mereka berusaha membebaskan diri dari gaya
kaligrafi dominan seperti gaya Naskhi, Sulus, Farisi, Diwani, Diwani Jalil, Kufi
dan Riq’ah. Lamya Al Faruqi dalam Atlas Budaya Islam, membagi corak
kaligrafi Islam kontemporer menjadi kategori tradisional, figural, ekspresionis,
simbolis dan abstrak.
24
Khusus mengenai kaligrafi simbolik, Sirojuddin menerangkan, “di
Indonesia sendiri telah lama dikenal bentuk rajah atau jimat, biasanya di
dalamnya adalah kaligrafi yang dibentuk menyerupai pedang atau sejenisnya."
25
(Kaligrafi Kontemporer)
Kaligrafi merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan
keindahan yang terdapat pada bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau
digayakan sehingga mempunyai nilai estetika. Keindahan bentuk ini
mempunyai pengertian yang umum, artinya bentuk huruf tersebut tidak hanya
berlaku untuk huruf-huruf tertentu atau asal dari jenis huruf tertentu. Salah satu
contoh, misalnya kaligrafi tidak hanya berlaku untuk bentuk atau jenis huruf
Arab (Hijaiyyah) saja, tetapi dapat juga berlaku untuk jenis-jenis huruf yang
lain. Sehingga kata kaligrafi berlaku untuk umum, keindahan hurufnya bersifat
umum, universal dan global.
Kaligrafi tidak hanya untuk mengungkapkan secara visual ayat atau surat-
surat yang ada di Al Quran dan Al Hadits saja, tetapi juga bisa untuk
mengungkapkan kalimat-kalimat sastra yang berbentuk huruf Latin, huruf
China, huruf Jepang, huruf India, huruf Sansekerta maupun huruf Jawa.
Pengertian masyarakat umum memang mempunyai pandangan dan pengertian
yang kurang tepat, yang mengartikan bahwa kaligrafi adalah modifikasi
keindahan pada bentuk-bentuk huruf Arab saja.
Walaupun hal itu juga tidak dapat dipungkiri lagi karena yang
berkembang pesat di wilayah kita (Indonesia) adalah banyaknya kreasi-kreasi
26
kaligrafi yang ada merupakan bentuk keindahan huruf Arab. Hal ini memang
sangat erat kaitannya dengan mayoritas seniman kaligrafi yang ada di Indonesia
kebanyakan hanya mengembangkan kaligrafi Arabic. Memang tidak dapat
dipungkiri seniman berkarya juga terikat dengan penikmat seni yang ada di
suatu wilayah. Penikmat kaligrafi Indonesia karena kebanyakan kaum
muslimin, senimanpun menciptakanya disesuaikan dengan keadaan tersebut.
Kalau kita mau melihat lebih luas, sebenarnya banyak juga ditemukan
keindahan bentuk huruf ini yang berbentuk huruf selain huruf Arab. Keindahan
bentuk huruf Jawa, sebelum pada tahun 70 an masih sering ditemukan di
wilayah Jawa. Di pedesaan banyak pula anak-anak muda dan orang dewasa
berkarya memodifikasi/menggayakan huruf Jawa sedemikian indahnya pada era
sebelum tahun 70 an. Contoh yang pernah penulis lihat adalah di daerah
Kunden Langenharjo Kendal pada masa lalu, yang sekarang sudah mulai jarang
ditemukan lagi atau mungkin malah sudah tak ada lagi karena generasi sekarang
banyak yang tidak mengenal huruf Jawa.
27
CONTOH LUKISAN KALIGRAFI MODERN
28
29
2.4. Teknik Dasar Belajar Kaligrafi
1. Ilmu Penunjang
30
2. Bakat
4. Peralatan Tulis
Jadi ada empat faktor sekaligus penentu kualitas suatu karya yaitu:
Pertama tinta yang jelas atau sejenisnya termasuk cat. Kedua kelihaian sang
penulis yang dalam hal ini tangannya mahir menggerakkan pena. Ketiga adalah
kalam atau pena yang terpotong rapi atau sejenisnya seperti kuas, bambu.
Keempat adalah kertas yang bagus atau sejenisnya seprti kain kanvas, tripleks,
tembok dll.
31
berkisar antara 85° s/d 90°, Khat Diwani Jali berkisar antara 80° s/d 90°, dan
Khat Farisi berkisar antara 75° s/d 85°. Khat Kufi tidak memakai sistem ini.
Tidak hanya kertas dan pena, tinta juga harus dipilih yang bermutu, namun
semuanya tetap berpulang kepada kecerdikan dan kepiawaian sang khattat.
5. Kondisi Psikologis
B. Mengolah Kalam/Pena
Mata pena pulpen cair idelalnya digunakan untuk tulisan selebar 2-3 mm.
Untuk ukuran lebih lebar, dapat digunakan kalam lain seperti tangkai bambu,
ranting kayu, roan, handam, batang emas, batang enau atau aren. Sedangkan
kapur tulis atau dobel pensil dapat digunakan untuk mendesain tulisan yang
lebih lebar lagi dari ukuran kalam-kalam tersebut. Pada dasarnya kalam dapat
dibuat dari apa saja yang memngkinkan. Asal banyak akal, benda sederhana
seperti kayu dapur atau ranting di tempat sampah dapat dijadikan kalam. Spidol
besar atau kecil yang mata penanya dipotong miring dan ditipiskan jga dapat
dijadikan bahan kalam khat.
32
a. Ambillah sepotong ranting bambu atau sejenisnya yang lurus, kira-kira 20 cm
sebesar jari telunjuk dan kelingking. Bisa juga spidol atau pena yang mata
penanya belum dipotong.
b. Ratakan ujung bambu atau spidol tersebut agar rapi. Kemudian rautlah perut
kalam dari bagian salah satu sisi untuk sejenis bambu dan rautlah dari bagian
samping kanan dan kiri untuk sejenis spidol dengan pisau tajam atau cutter
c. Potonglah ujung mata penanya dalam bentuk moncong ke kanan atau miring
dengan kemiringan ± 45° atau menurut kebutuhan.
d. Agar tinta lebih banyak tersimpan dan supaya aliran tintanya lancar serta
teratur, belahlah gigi kalam, persis seperti ujung kalam yang biasa digunakan.
Dan dibuatkan lubang kecil pada muara aliran tinta tersebut di tengahnya
persis.seperti mata pena pulpen cair.
e. Agar rapi dan halus, gosoklah ujung mata pena dengan amplas. Hendaknya
diperhatikan, bahwa pada dasarnya potongan ujung kalam tidak harus tajam
tipis seperti pisau, tetapi dibikin agak tumpul dan rata menurut ukuran yang
dianggap layak. Mata pena metal atau pulpen cair dapat dipotong miring
langsung kemudian mata penanya dihaluskan dengan amplas besi atau digosok
diatas tegel, keramik, atau kaca. Saat penghalusan, perut kalam harus berisi tinta
untuk menguji coba tingkat kehalusan goresan
33
cara memegang pena. Memegang pena adalah syarat utama dalam mencapai
kesuksesan menulis kaligrafi. Yang dimaksud memegang pena adalah
meletakkan posisi mata pena diatas kertas. Hampir 100 % kegagalan dalam
berlatih kaligrafi disebabkan kesalahan dalam meletakkan posisi mata pena
diatas kertas dengan kemiringan yang hampir berbeda-beda dari tiap jenis khat.
Tingkat kemiringan mata pena telah disinggung diatas.
Adapun kiat pendukung yang harus dilakukan untuk menunjang teknik dasar
adalah :
i. Konsisten, artinya dalam memegang pena, posisi mata pena harus sesuai
dengan jenisnya dan posisi tersebut harus tetap konsisten (tidak berubah)
kecuali pada kondisi atau pada huruf-huruf tertentu.
iii. Evaluasi, hal ini bisa dilakukan dengan menyetorkan hasil tulisan kepada
guru atau teman yang dipandang mampu mengoreksi.
Selain itu masih ada beberapa kiat yang terkait dengan kemahiran tangan dalam
menggerakkan pena pada goresan yang benar dan hal ini dikenal dengan teknik
pelemasan, yaitu :
1. Membuat garis lurus dengan menggunakan pulpen atau pensil yang arahnya
dari atas ke bawah dan sebaliknya serta dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
Sebelum menulis kaligrafi, tentu saja memerlukan persiapan yang matang dan
peralatan yang lengkap mulai dari alat tulisnya, kertas yang akan dipakai dan
34
juga tintanya. Dibawah ini adalah beberapa jenis pensil yang dapat
memudahkan dalam penulisan kaligarfi:
Pensil Tunggal
duduul.com
www.pencilrevolution.com
35
untuk memilih pensil yang H atau keras. Sama dengan yang paling atas, agar
memotong ujungnya dengan sudut kemiringan 30-45 derajat.
Pulpen Khusus Khat
seni-khat.blogspot.com
36
hamidmtk.blogspot.com
Jika ingin mudah dalam membuat kaligrafi agar membuat garis bayang
yang menjadi patokan dalam penulisan kaligrafi. Awalnya mungkin hanya
sebagai latihan, nantinya jika sudah terbiasa maka garis-garis bayang tadi sudah
tergambar dalam benak pikiran.
2.Peganglah Alat Tulis Dengan Posisi yang Nyaman
37
www.behance.net
Panjang dan lebar tulisan kaligrafi haruslah pada kaidahnya dan jangan
sembarang nulis. Dengan mengendalikan sudut alat tulis dengan metode
tekanan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Mata pena yang berbeda akan
sangat membantu dalam membuat ketebalan garis yang berbeda.
5.Gunakan urutan gerakan yang benar
38
Setiap huruf ada gerakan tersendiri dalam penulisannya dan pada
dasarnya hampir semuanya berbeda. Urutan coretan yang asal-asalan akan
sangat berpengaruh pada hasil dari kaligrafi. Lihatlah kembali buku contoh
kaligrafi agar meminimalisir kesalahan.
6.Sering-sering Melatih Tulisan
Untuk meningkatkan hasil dari kaligrafi, gunakan kertas terbaik dan tebal
agar dapat membuat sebuah maha karya kaligrafi yang luar biasa.
39
2.6. Fungsi & Peranan Seni Lukis Kaligrafi
1. Media Komunikasi
Sebagai media komunikasi, tulisan dijadikan sebagai alat untuk
menyampaikan pesan, dari seseorang ke orang lain dari komunikan
ke receiver (penerima). Melalui tulisan, orang bisa menuangkan ide-ide dan
buah pikirannya. Dengan tulisan, kita dapat mengetahui karakter seseorang,
misalnya: pemarah, penyabar, ulet, atau orang yang tekun.
Tulisan yang kecil-kecil, teratur dan halus mengidentifikasikan keuletan
dan ketelitian penulisnya. Tulisan yang besar-besar dan tidak teratur bisa
diartikan sebagai suatu ketergesa-gesaan. Sehubungan dengan itu Muhammad
Thahir Ibnu Abdal Kadir al Kurdi menyatakan bahwa, tulisan dapat
menggambarkan postur tubuh seseorang, misalnya tulisan dengan susunan
pendek dan rapat cenderung ditulis oleh orang berpostur tubuh pendek.
Demikian pula orang yang tinggi cenderung menulis secara jarang dan tinggi
pula. Bahkan seseorang yang peka melihat sebuah tulisan dapat membedakan
antara tulisan pria dan wanita, tulisan wanita lelih molek dari tulisan pria yang
setara. Namun pada kenyataannya tidak banyak wanita yang ahli kaligrafi,
wanita biasanya tidak tahan menghadapi kesulitan, berbeda dengan pria yang
biasanya lebih tabah, tekun, dan sabar.
40
kesatuan baik antara kesatuan elemen seni rupa, maupun kesatuan tema, juga
mendapat perhatian dalam karya seni aksarindah Islam.
Sehubungan dengan itu, menurut A.D Pirous dalam buku karangan Ilham
Khoiri R., “Al-quran dan Kaligrafi Arab”, menyatakan bahwa ketika kaligrafi
itu dituliskan dengan tambahan emosi yang melebihi proporsinya sebagai alat
komunikasi, maka ia akan memiliki proses tambah. Kaligrafi bisa menjadi karya
yang memendam estetika yang mendalam. Sebagai karya seni bentuk kaligrafi
akan terus berkembang dan tidak pernah selesai.
Karya aksarindah Islam sudah mulai marak di tanah air, dan sudah
digandrungi oleh perupa-perupa Muslim pada dasawarsa terakhir ini. Dan mulai
diperhitungkan sebagai suatu karya seni rupa kontemporer sering dipamerkan
baik dalam pameran bersama, maupun tunggal. Di forum Nasional ikut
dilombahkan pada MTQ Nasional atau pada acara Hari-Hari Besar Islam, di
tingkat Asean selalu diadakan peraduan Menulis Khat di Brunei Darussalam
dan lomba tingkat internasional diadakan di Turki. Di berbagai tingkatan itu
aksarinder Indonesia sering mendominasi kejuaraan minimal sampai kejuaraan
tingkat Asean.
41
1. Kaligrafi merupakan salahsatu sarana komunikasi dan pendekatan antar
lapangan kehidupan.
adalah seni yang berbobot nilai tinggi dengan kedudukan puncak yang pernah
dicapai para ahlinya. Bagi seorang fakir, kaligrafi adalah uang; bagi seorang
sebagainya.
2. Kaligrafi selalu ada pada medium-medium seni, pamflet, brosur dan iklan.
Setiap individu dari kita selalu melihat langsung dari hasil karya kaligrafi di
setiap tempat.
42
4. Kaligrafi adalah sarana sosial dari medium penghalus rasa karena merupakan
semangat masyarakat maju yang memiliki nilai seni dan keindahan. Seni dan
keindahan ini memiliki asal-usul dalam sejarah tua dan kisah pertumbuhan
Dalam pembuatan kaligrafi ukir jepara, ada beberapa langkah yang biasa
digunakan para pengrajin kaligrafi ukiran jepara. adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
43
Gmbr.Finishing Kaligrafi UKiran
1. Pemilihan bahan baku kayu mahoni maupun kayu jati, pilih kayu yang bagus
tanpa ada mata kayu, karena dalam pembuatan kaligrafi ukir kayu ini
dibutuhkan bahan baku yang berkualitas
2. potong kayu sesuai dengan ukiran yang akan dibuat, misal dalam pembuatan
kaligrafi ayat kursi ukiran jepara dengan ukuran panjang, maka ukuran kayu
harus disesuaikan
3. setelah kayu sesuai dengan yang di inginkan maka proses selanjutnya yaitu
penggambaran atau tulisan khot kaligrafi yang akan di ukir, kemudia baru
proses pengukiran atau pemahatan
5. Proses terahir yaitu pemberian warna pada kaligrafi ukiran, pewarnaan disini
disebut proses finishing. dimana proses ini berada di ujung proses terahir.
1. Pensil
2. Penghapus/step
3. Kertas karton/manila ukuran 60 cm X 80 cm
4. Pisau cuter/gunting
5. Kapas/lap/serbet/kain
6. Foto contoh kaligrafi dekorasi terbaru atau hiasan mushaf/ foto kaligrafi
dekorasi
7. Spidol merk snowman kecil. Harga sekitar Rp 2.000-Rp 4.000
44
8. Cairan kimia m3 1 liter. Banyak dijual di toko sablon. Fungsinya untuk
membersihkan pori-pori screen sablon dari cat sablon. Ada 2 macam
cairan jenis ini, yang mahal dan murah. Sebaiknya beli yang agak mahal
karena tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Namun cairan ini berbau
tajam, bagi yang kurang daya tahan tubuhnya, hidungnya bias berlendir
terus, bahkan bisa pingsan. Sebaiknya cairan ini nanti digunakan di
ruangan dengan udara terbuka, karena berbahaya. Harga cairan m3 bagus
sekitar RP 50.000/liter, yang jelek RP 30.000/liter.
9. Cairan minyak thiner yang kualitas bagus atau thinner merk SEMUT. Ini
lebih baik digunakan karena cairannya tidak terlalu bau. Ini lebih baik
digunakan dan dapat dipakai sebagai pengganti cairan im3 di atas. Arga
RP 25.000/liter
10.Bensin. Ini bisa dipakai kalau anda tidak mau beli thiner atau im3 di atas.
Lebih murah, aman dan mudah diperoleh. Namun masih agak berbau
hasil mal-nya nanti. Harga RP 10.000/liter
3. Pergilah ke tempat foto copy, dan foto copy-lah desain tersebut secara
full penuh pada kertas yang seukuran karton (namanya kertas HVS A0/ A
nol/ kertas HVS ukuran 60 cm x 80cm). Biaya fotocopy 1 karton full
45
seharga RP 20.000-an. Kalau tempat foto copy tsb tidak ada kertas A0,
maka silahkan potong-potong kertas karton yang sudah ada desainnya itu
menjadi 4 bagian dan foto copy-lah 8 bagian kertas tsb secara terpisah
dan kemudian sambungkan hingga menjadi utuh full satu karton.
4. Pulanglah ke rumah dan tempelkan sisi kertas A0 yang hasil foto copy
tadi ke karton.
5. Basahilah kapas/lap/serbet menggunakan cairan kimia m3/bensin/thinner
tadi
6. Usapkan kapas/lap/serbet ke kertas A0 secara merata asal basah saja, agar
tinta fotocopy-nya lunak dan mengencer
46
cara membuat desain
musaf kaligrafi
10.Gunakanlah cat merk merris untuk mendukung kerja kaligrafi anda dan
agar pekerjaan cepat. Karena cat merris punya sifat tidak menghapus
bekas spidol yang sudah dimal tadi. Sehingga nantinya kita bias mudah
mengikuti alur tangkai punya dan penempatan bunga dan daun sesuai
sketsa yang sudah dibuat. belilah cat merris di tokolemka
11.baca jug artikel yang sangat penting bagi anda tentang Bagaimana cara
mengolah tinta yang benar untuk menulis kaligrafi ?
47
mushaf al- qur’an
48
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Seni lukisan kaligrafi adalah model kaligrafi yang digoreskan pada hasil
karya lukis, atau coretan kaligrafi yang “dilukis-lukis” sedemikian rupa –
biasanya dengan kombinasi warna beragam, bebas dan (umumnya) tanpa mau
terikat dengan rumus-rumus baku yang sudah ditentukan. Model inilah yang
digolongkan ke dalam aliran kaligrafi kontemporer. Kaligrafi kontemporer
adalah istilah atau sebutan untuk sebuah karya yang “memberontak” atau
“menyimpang” dari rumus-rumus dasar kaligrafi, yang merupakan bentuk
manifestasi gagasan dalam wujud visual.
Seni lukis kaligrafi modern lebih fleksibel, karena para seniman pelukis
dapat membawa easel yang praktis itu keberbagai lokasi untuk melakukan karya
melukis di alam bebas, di samping itu, dapat pula digunakan berkarya di studio
seni lukis.Kaligrafi dalam bahasa Yunani berarti tulisan yang indah atau seni
tulisan indah. Sementara dalam bahasa Arab, kaligrafi disebut khat yang berarti
garis atau baris. Secara terminologi para ahli berbeda dalam mendefinisikannya,
Hakim al-Rum misalnya mengatakan, kaligrafi adalah geometri spiritual yang
diekspresikan dengan perangkat fisik.
Bangsa Arab dalam hal tradisi tulis-menulis (baca: khat) masih tertinggal
jauh bila dibandingkan dengan beberapa bangsa di belahan dunia lainnya yang
telah mencapai tingkat kualitas tulisan yang sangat prestisius. Misalnya bangsa
Mesir dengan tulisan Hierogliph, bangsa India dengan Devanagari, bangsa
Jepang dengan aksara Kaminomoji, bangsa Indian dengan Azteka, bangsa
Assiria dengan Fonogram/Tulisan Paku dan pelbagai negeri lain sudah terlebih
dahulu memiliki jenis huruf/aksara.
Keadaan ini dapat dipahami mengingat Bangsa Arab adalah bangsa yang
hidupnya nomaden (berpindah-pindah) yang tidak mementingkan keberadaan
sebuah tulisan, sehingga tradisi lisan (komunikasi dari mulut ke mulut) lebih
mereka sukai, bahkan beberapa diantara mereka tampak anti huruf. Tulisan baru
dikenal pemakaiannya pada masa menjelang kedatangan Islam dengan ditandai
pemajangan al-Mu’alaqât (syair-syair masterpiece yang ditempel di dinding
Ka’bah).
50
tergantung dari jenisnya. Kekhasan yang sama pada seni kaligrafi adalah
kreatifitas seniman di dalam memvisualisasikan bentuk karya ciptanya. Ada
yang mempunyai kecenderungan kretifitas pada objek utamanya saja, ada pula
hurufnya masih manual tetapi dipadukan latar belakangnya yang dimodifikasi
sedemikian rupa, sehingga kreatifitasnya lebih diutamakan pada
backgroundnya, adapula yang keduanya dipadukan artinya baik huruf maupun
latar belakangnya digayakan sedemikian rupa, sehingga daya cipta bentuk
kaligrafi betul-betul dimaksimalkan. Semuanya memang tergantung dari
pencipta karya tersebut, lebih fokus dan lebih enjoy yang mana atau lebih cocok
yang mana. Atau mungkin tergantung yang diinginkan oleh nilai pasar
(tergantung dari nilai fungsinya). Fungsi kaligrafi tersebut sebagai seni murni
(fine art) atau seni terapan (applied art).
3.2 SARAN
Sudah seharusnya kita melestarikan apa yang telah menjadi
warisan leluhur kita . Bahkan lebih baik jika kita dapat mengembangkan
budaya khususnya kaligrafi islam dan dengan itu kita juga sekaligus ikut
melakukan dakwah islam dimana pun dengan karya yang kita buat.
51
DAFTAR PUSTAKA
Affandi M. 1994. Ekspresi Simbolik, Religius dan Estetika dalam Karya Lukis
Kaligrafi. Yogyakarta: FPBS-IKIP
Ali, Atabik dan A. Zuhdi Mudhor. Tt. Kamus Al-’Ashri: Kamus Kontemporer
Arab-Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika
Beg, M. Abdul Jabbar. 1988. Seni di dalam Peradaban Islam. Bandung: Penerbit
Pustaka
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1997. Kamus Inggris-Indonesia. Cet.
XXIV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Husain, Abdul Karim. 1985. Seni Kaligrafi Khat Naskhi, Tuntutan Menulis
Huruf Halus Arab dengan Metode Komparatif. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya
Sirojuddin D. AR. 2000. Seni Kaligrafi Islam. cet. I, edisi II. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Situmorang, Oloan. 1993. Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan
Perkembangannya. cet. X . Bandung: Penerbit Angkasa
http://bahan-membuat.com/kerajinan-tangan-dari-kertas-daur-ulang
http://www.kaligrafimasjid.com/2015/01/pengertian-dasar-seni-lukis.html
http://hanashaliway.blogspot.co.id/2016/08/kaligrafi.html
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/651/jbptunikompp-gdl-junaedimut-32528-9-
unikom_j-i.pdfhttps://deniarisandi.wordpress.com/daftar-isi-
2/http://www.kaligrafimasjid.com/2015/01/pengertian-dasar-seni-lukis.html
http://dokumen.tips/documents/makalah-seni-dalam-islam-kaligrafi.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=136227&val=5660
52