Anda di halaman 1dari 22

PengertianSeniRupaTradisional,ModerndanKontemporer

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan
mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.

1.
SENI RUPA TRADISIONAL
Pengertian
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat
dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di
suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak
menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah
yang berdekatan.
Ciri-ciri
*
Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu
budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
*
Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
Contoh
Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah
tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.
1.
SENI RUPA MODERN
Pengertian
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu
adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran
seni rupa.
Ciri-ciri
*
Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan
penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
*
Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
Contoh
Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah,
Affandi, S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.
Seniman
Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah,
Wakidi, Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul
Salam, Otto Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.
1.
SENI RUPA KONTEMPORER
Pengertian
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya
adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi
seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu
dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya
yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya
lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian,
lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
*
Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
*
Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas
antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya
enviromental art.
Seniman
Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer
http://anakciremai.blogspot.com/pendidikan-seni-tentang-perkembangan-
seni-rupa-indonesia
http://id.answers.yahoo.com
http://artkimianto.blogspot.co.id/2009/06/pengertian-kaligrafi-secara-
umum.html

Kaligrafi di atas ini juga termasuk jenis Kontemporer Kaligrafi merupakan salah
satu jenis karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentuk-
bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau digayakan sehingga mempunyai nilai
estetika. Keindahan bentuk ini mempunyai pengertian yang umum, artinya bentuk
huruf tersebut tidak hanya berlaku untuk huruf-huruf tertentu atau asal dari jenis
huruf tertentu. Salah satu contoh, misalnya kaligrafi tidak hanya berlaku untuk
bentuk atau jenis huruf Arab (Hijaiyyah) saja, tetapi dapat juga berlaku untuk
jenis-jenis huruf yang lain. Sehingga kata kaligrafi berlaku untuk umum,
keindahan hurufnya bersifat umum, universal dan global. Kaligrafi tidak hanya
untuk mengungkapkan secara visual ayat atau surat-surat yang ada di Al Quran dan
Al Hadits saja, tetapi juga bisa untuk mengungkapkan kalimat-kalimat sastra yang
berbentuk huruf Latin, huruf China, huruf Jepang, huruf India, huruf Sansekerta
maupun huruf Jawa. Pengertian masyarakat umum memang mempunyai
pandangan dan pengertian yang kurang tepat, yang mengartikan bahwa kaligrafi
adalah modifikasi keindahan pada bentuk-bentuk huruf Arab saja. Walaupun hal
itu juga tidak dapat dipungkiri lagi karena yang berkembang pesat di wilayah kita
(Indonesia) adalah banyaknya kreasi-kreasi kaligrafi yang ada merupakan bentuk
keindahan huruf Arab. Hal ini memang sangat erat kaitannya dengan mayoritas
seniman kaligrafi yang ada di Indonesia kebanyakan hanya mengembangkan
kaligrafi Arabic. Memang tidak dapat dipungkiri seniman berkarya juga terikat
dengan penikmat seni yang ada di suatu wilayah. Penikmat kaligrafi Indonesia
karena kebanyakan kaum muslimin, senimanpun menciptakanya disesuaikan
dengan keadaan tersebut. Kalau kita mau melihat lebih luas, sebenarnya banyak
juga ditemukan keindahan bentuk huruf ini yang berbentuk huruf selain huruf
Arab. Keindahan bentuk huruf Jawa, sebelum pada tahun 70 an masih sering
ditemukan di wilayah Jawa. Di pedesaan banyak pula anak-anak muda dan orang
dewasa berkarya memodifikasi/menggayakan huruf Jawa sedemikian indahnya
pada era sebelum tahun 70 an. Contoh yang pernah penulis lihat adalah di daerah
Kunden Langenharjo Kendal pada masa lalu, yang sekarang sudah mulai jarang
ditemukan lagi atau mungkin malah sudah tak ada lagi karena generasi sekarang
banyak yang tidak mengenal huruf Jawa. Tapi, Alhamdulillah pemerintah sekarang
sudah mulai menyadari pentingnya bahasa daerah, dengan memasukkan pelajaran
bahasa daerah dalam kurikulum di SD, SMP maupun SMA. Hal itu hanyalah salah
satu contoh saja bahwa kaligrafi bukanlah khusus untuk huruf Arab. Dalam
perkembangannya kaligrafi dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis kaligrafi.
Kaligrafi tersebut antara lain, Kaligrafi Tradisional, Kaligrafi Klasik, Kaligrafi
Modern, Kaligrafi Ekspresif dan Kaligrafi Kontemporer. Semua jenis kaligrafi
tersebut mempunyai kelebihan dan keunikan tersendiri tergantung dari jenisnya.
Kekhasan yang sama pada seni kaligrafi adalah kreatifitas seniman di dalam
memvisualisasikan bentuk karya ciptanya. Ada yang mempunyai kecenderungan
kretifitas pada objek utamanya saja, ada pula hurufnya masih manual tetapi
dipadukan latar belakangnya yang dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga
kreatifitasnya lebih diutamakan pada backgroundnya, adapula yang keduanya
dipadukan artinya baik huruf maupun latar belakangnya digayakan sedemikian
rupa, sehingga daya cipta bentuk kaligrafi betul-betul dimaksimalkan. Semuanya
memang tergantung dari pencipta karya tersebut, lebih fokus dan lebih enjoy yang
mana atau lebih cocok yang mana. Atau mungkin tergantung yang diinginkan oleh
nilai pasar (tergantung dari nilai fungsinya). Fungsi kaligrafi tersebut sebagai seni
murni (fine art) atau seni terapan (applied art).
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Pengertian Seni Rupa Tradisional, Modern, dan Kontemporer

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan
mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan
dengan acuan estetika.

1.SENI RUPA TRADISIONAL


Pengertian

Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat
dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu
daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak menutup
kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang
berdekatan.

Ciri-ciri

*
Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu
budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
*
Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
Contoh
Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah
tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.

2.SENI RUPA MODERN

Pengertian

Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat
atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.

Ciri-ciri

*
Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan
penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
*
Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.

Contoh

Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi,


S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.

Seniman

Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi,
Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul Salam, Otto
Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.

3.
SENI RUPA KONTEMPORER

Pengertian

Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah
sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni
kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan
berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang
secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan
yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif
dan modern.

Ciri-ciri

*
Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
*
Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas
antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.

Contoh

Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental


art.

Seniman

Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho.

Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer

http://anakciremai.blogspot.com/pendidikan-seni-tentang-perkembangan-seni-
rupa-indonesia

http://id.answers.yahoo.com

http://tipzsangguru.wordpress.com/2010/01/28/pengertian-seni-rupa-tradisional-

modern-dan-kontemporer/
Perkembangan Kesenian mulai dari Seni Primitif, Seni Klasik, Seni Tradisional,
Seni Modern, sampai Seni Kontemporer beserta contoh karya seni yang dihasilkan

Segala bentuk hasil karya manusia didunia ini tentunya selalu mengalami
bentuk perubahan dan perkembangan dari waktu kewaktu, karena tidak akan
mungkin karya manusia terjadi begitu saja dan sampai disitu saja. demikian pula
halnya dengan karya seni yang dibuat oleh manusia. Tentunya karya seni akan
berawal dari bentuk karya yang paling sederhana dengan bahan yang sederhana
pula. dan karya seni tersebut akan mengalami perkembangan menjadi lebih baik
sesuai dengan jamannya.
berikut akan dijelaskan mengenai perkembangan hasil karya seni manusia dari
jama primitif sampai jaman modern.

Seni Primitif

Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat

kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus

merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini

berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan.


Contoh Lukisan seni primitive

Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjan

berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat

sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka.

Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan

cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-

leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira

Spanyol.
Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan

mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya

merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang

merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang

dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas,

tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam,

dan putih.

Seni Klasik

Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang

mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik

memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak
dapat berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan

sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan

itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik

dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-

Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.

Seni Tradisional

Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti suatu

kesnian yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan norma-

norma, patron-patron atau pakem tertentu yang sudah biasa berlaku. Seni tradisi

bersifat statis, tidak ada unsur kreatif sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh dapat

kita lihat pada lukisan gaya Kamasan Klungkung, kriya wayang kulit, kriya batik,

kriya tenun, dan sebagainya.


Seni Modern

Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya baru.

Seniman yang kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena di

dalamnya ada unsur pembaharuan, baik dari segi penggunaan media, teknik

berkarya maupun unsur gagasan/ide. Seni modern tidak terikat oleh ruang dan

waktu, baik itu karya yang dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini

aslkan ada unsur kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada
lukisan karya Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa,

patung karya G. Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan sebagainya.

Seni Kontemporer

Kontemporer berarti sekarang atau masa kini. Seni


kontemporer memiliki masa popularitas tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan
bersifat temporer. Seni ini dapat dinikmati pada masa populernya dan apabila
sudah lewat maka masyarakat tidak lagi menyukainya. Karya-karya seni
kontemporer pada mulanya muncul di Eropa dan Amerika, seperti lukisan karya
Andy Warhol dan patung karya Hendri Moore. Belakangan ini, seni kontemporer
telah berkembang di berbagai negara yang memiliki gagasan yang unik, seperti
berupa patung dari es, lukisan pada tubuh manusia (body painting), seni instalasi,
grafity, dan sebagainya.
Contoh lukisan seni Kontemporer

Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak

modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah

sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni

kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan

berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang

secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan

yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif

dan modern.

Ciri-ciri

 Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
 Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-

batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.

Contoh

Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai

karya enviromental art.

Seniman

Gregorus Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho.

Perkembangan Seni Rupa di Indonesia

Perkembangan Seni Rupa di Indonesia

Seni rupa di Indonesia sudah ada sejak zaman prasejarah. Adapun rincian
perkembangan seni rupa tersebut, yakni sebagai berikut.

1. Zaman Prasejarah

Pola dasar seni prasejarah Indonesia mungkin bertanggal jauh sebelum masa
kedatangan bangsa Austronesia, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Meskipun
demikian, melihat kesinambungan gaya dan bentuk yang ada hingga saat ini,
mungkin ada beberapa benda yang dibuat dalam kurun waktu begitu tua.

Perkembangan seni rupa di Idonesia dimulai sejak penemuan situs-situs


arkeologi pada dinding gua, yaitu berupa lukisan yang terbuat dari arang mineral
berwarna sejenisoker (semen), serta ramuan berwarna dari jenis-jenis tumbuhan di
sepanjang pantai Kepulauan Indonesia Timur terutamadi Pantai Barat Laut Papua,
Kepulauan Kei, Pulau Seram di Maluku, Sulawesi Selatan dan Kalimantan.

Para ahli memperirakan lukisan-lukisan tersebut berkaitan erat dengan


upacara-upacara yang bersifat religius magis, yaitu berupa upacara kesuburan dan
kematian (siklus hidup subur dan mati). Adapun objek-objek yang dilukis di
antaranya :

a. Perahu, sebgai simbol sarana kesuburan dan kematian.

b. Ikan, sebagai makanan utama dan simbol kesuburan.

c. Berbagai jenis reptil, seperti kadal, sisak, tokek, biawak, buaya, dan burung
enggang. Di beberapa wilayah Indonesia, kadal digambarkan sebagai “Dewa
Bumi”, sedangkan burung Enggang, sebagai “Dewa Atas/Dewa Langit”.

Seni rupa di Indonesia mulai meninjukkan bentuk yang lebih maju pada
zaman perunggu yang berlangsung sejak 500 tahun SM. Penemuan suhu tinggi
pada teknik peleburan logam dan teknk cor (a’ sire perdue) memperlihatkan
tingginya peradaban manusia pada saat itu. Karya seni mewakili zaman perunggu
masih bertalian erat dengan upacara-upacara religius magis, seperti neraka, moko,
candrasa, patung-patung nenek moyang, serta pembuatan peralatan rumah tangga,
peralatan berburu, dan menangkap ikan.

2. Zaman Klasik

Zaman klasik dibedakan menjadi beberapa periode dan masing-masing zaman


memiliki ciri dan keunikan tersendiri, antara lain sebagai berikut.

a. Pengaruh Hindu-Budha
Pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni dimulai sejak abad ke-4 M,
bersamaan dengan penyebran kedua agama tersebut di Indonesia. Banyak di antara
konsep Hindu-Budha mengenai para dewa yang dinyatakan dalam berbagai
bentuk, baik dalam bentuk manusia maupun bukan manusia. Bentuk pengaruh
Hindu-Budha terhadap karya seni rupa Indonesia antara lain :

1) Seni Patung atau Seni Pahat

Pada patung Hindu-Budha, ragam hias yang paling umum digunakan


adalah padma teratai. Padma melambangkan tempat duduk dewa tertinggi,
terbentuknya alam semesta, kelahiran Budha, kebenaran utama, tempat kekuatan
hayati dan suci bagi kaum Yogin), serta rasa kasih. Bentuk hias yang lain
adalh swastika (melambangkan daya dan keselarasan agad
raya), kalamakara (terdiri dari kala yang melambangkan waktu,
danmakara malambangkan makhluk seperti buaya), serta kinnara yang berwujud
setengah manusia dan burung (anggota dari kelompok dewa penghuni langit).

2) Arsitektur

Pengaruh zaman Hindu-Budha dalam bidang seni rupa sangat kental dalam
bidang arsitektur, khususnya arsitektur pada bangunan candi. Candi di Indonesia
dibedakan menjadi candi Hindu dan candi Budha.

a) Candi Hindu

Arsitektur candi Hindu Indonesia memiliki gaya yang sama dengan India
Selatan. Candi Syiwa Lara Jonggrang di Jawa Tengah, misalnya. Candi tersebut
melukiskan penafsiran setempat yang terperinci mengenai tempat pemujaan agama
Hindu yang menunjukkan ciri Syiwaisme.

b) Candi Budha

Bangunan candi Borobudur, tidak ada hubungan gaya dengan India.


Borobudur terdiri atas sepuluh tingkat konsentris. Enam tingkat paling bawah
dirancang sebuah bidang persegi, sementara empat tingkat di atasnya merupakan
stupa utama berbentuk lingkaran.

3) Seni Kriya

Para ahli sejrah menduga masyaralkat kita mengadakan kontak dengan


melalui perdagangan. Masuknya pengaruh Hinduu-Budha dari India memberikan
nilai tambah bagi perkembangan seni kriya di Indonesia, terutama dalam teknik
menenun kain katun dan sutra. Berpadu dengan keterampilan setempat, seni kriya
bahan tenunan pun berkembang menjadi bentuk seni batik.

b. Pengaruh Cina

Hubungan dagang Indonesia dan Cina dimulai antara tahun 250 sampai 400
M, yaitu beberapa ratus tahun sebelum terjadinya berbagai perubahan seni dan
budaya secara nyata. Hubungan dagang tersebut berlangsung di kota-kota
pelabuhan tempat para saudagar Cina tinggal dan menikah dengan masyarakat
setempat.

Walaupun tidak sekuat pengaruh Hindu-Budha, ebudayaan Cina tetap


memainkan peranan penting dalam perkembangan seni rupa Indonesia. Pada
hakikatnya, pengaruh Cina pada unsur kebendaan (dalam hal bentuk), tanpa tujuan
keagamaan dan sosial budaya.

Pengaruh budaya Cina yang tampak pada seni rupa Indonesia antara lain :

a) Arsitektur

Rincian dan kerumitan ukiran kayu yang serupa dengan bagian dalam istana
dan masjid juga ditemukan di gerbang mmakam, relief di beberapa candi di Jawa
Timur menampakkan pengaruh Cina dalam bentuk liku-liku yang meliuk dan
ragam hias awan. Selain itu pengaruh Cina tampak pada pura dan beberapa istana,
sejumlah tempat peribadatan, seperti Klenteng, bahkan masjid yang menggunakan
keramik dan piring-piring Cina.
b) Peralatan Rumah Tangga

Sejak dulu masayrakat Indonesia yang masih tradisional menggunakan tikar


sebagai alas duduk. Sejak abd ke-16 mulai ada perubahan. Para bangsawan istana
mulai menggunakan kursi sofa. Perabotan taman, hiasan keramik, dan pot bunga
sebagian menggunakan produk Cina.

c. Pengaruh Islam

Pengaruh Islam terhadap seni Indonesia merupakan hasil perdagangan yang


dimulai sejak abd ke-11. Para pedagang dari Gujarat, India, membangun
permukiman di sepanjang Pantai Timur Sumatra dan Aceh. Selanjutnya pusat-
pusat kebudayaan Islam dibangun secara bertahap di Demak dan Jepara.

Pengaruh kebudayaan Islam terhadap seni rupa antara lain sebagai berikut.

a) Pahatan Kubur dan Masjid

Beberapa makam islam paling tua menggunakan nisan bergaya Islam. Batu
nisan gaya Gujarat ditemukan di Samudera Pasai (Aceh Utara) dan Gresik.
Arsitektur masjid Indonesia pun berbeda dengan yang ditemukan di negara Islam
lainnya. Masjid lama dibangun dengan mengikuti prinsip dasar bangunan kayu,
dan disertai dengan pembangunan pendapa di bagian depan. Selain itu juga
memiliki atap tumpang yang memberikan ventilasi, dan disangga oleh deretan
tiang kayu. Masjid-masjid tersebut terdapat di Cirebon, Banten, Demak, dan
Kudus. Bagian dalamnya dihiasi pola bunga, satwa, dan bangun berulang. Letak
piring-piring China, Vietnam, dan Thailand digunakanuntuk menyamakan lantai
berwarna yang ditemukan di masjid Timur Tengah dan Moghul, India.

b) Kaligrafi
Kaligrafi Islam, khususnya kaligrafi Arab, merupakan unsur penting dalam
seni hias Islam. Begitu pula dengan seni kaligrafi Indonesia, sebagian besar
mendapat pengaruh dari seni kaligrafi Arab. Benda-benda upacara yang ada di
istana-istana, seperti belati, tombak, pedang, dan panji-panji sering dihiasi
kaligrafi. Selain itu, hiasan kaligrafi juga nampak pada lukisan kaca dan ukiran
kayu pada dinding istana. Tokoh wayang juga ada yang dihiasi oleh ragam hias
kaligrafi untuk menyamarkan bentuk manusianya.

d. Pengaruh Barat

Kedatangan Portugis (abad 16) dan Belanda (abad 17) ke Indonesia,


merupakan awal masuknya pengaruh Barat dalam seni rupa Indonesia. Sampai saat
ini pengaruhnya masih tampak pad aberbagai bidang, yakni arsitektur, busana, seni
sastera, seni wastra, dan peralatan rumah tangga.

a) Arsitektur

Pengaruh Belanda dalam bidang arsitektur dapat ditemukan pada bangunan-


bangunan yang hingga kini masih banyak terdapat di beberapa wilayah nusantara.
Gaya arsitektur Belanda ada pula yang dipadukan dengan gaya arsitektur
tradisional, seperti ubin, jendela kaca timah, dan teralis besi tempa.

b) Busana

Salah satu contoh pengaruh gaya busana Barat yang masih lestari hingga kini
yaitu penggunaan jas. Pada awal kedatangan bangsa Belanda, para penguasa
mengambil alih kebiasaan orang Eropa dalam memakai jas yang biasanya dibuat
dari beludru dan dihiasi dengan pita emas. Jas dengan gaya tersebut masih sering
digunakan untuk upacara istana atau upacara resmi, misalnya busana
kenegaraan abdi dalem yang mengiringi kereta kuda Soltan Yogygakarta dan
Sunan Surakarta.

c) Peralatan Rumah Tangga


Sebelum kedatangan bangsa Eropa, masyarakat Indonesia biasa duduk di
lantai dan tikar. Namun ada beberapa naskah tua yang menerangkan tentang
peralatan rumah tangga yang biasa digunakan orang-orang kelas atas pada waktu
itu. Misalnya, Piagam Kembang Sri abad 12, menyebutkan hak beberapa orang
terhormat untuk menggunakan dipan berukir yang ditutup kain indah ddan hiasan
lainnya.

Peralatan rumah tangga Eropa pertama kali muncul di kalangan istana. Pada
awalnya Soltan tidak menerima orang Eropa duduk di tempat yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, Soltan mulai menggunakan kursi, terutama di tempat umum ketika
mereka muncul bersama dengan pegawai Belanda. Walaupun peralatan tersebut
didatangkan dari Belanda oleh masyarakat kalangan atas, tetapi polanya banyak
ditiru oleh pengrajin lokal.

3. Zaman Modern

Seni rupa modern Indonesia diwakili ketika seorang pemuda Jawa, bernama
Raden Saleh mendapat kesempatan belajar seni lukis di Belanda pada awal abad
ke-19 (pada masa penjajahan). Walaupun ia memiliki bakat yang luar biasa, tetapi
ia tidak memberikan pengaruh langsung pada perkembangan seni di Idonesia
karena tidak adanya pelukis lain yang sama tingkatannya awal pada abad ke-20.

Setelah Raden Saleh, hanya beberapa seniman yang mencapai ketenaran yang
berarti, samapi kemunculan generasi baru yang lebih dikenal dengan pelukis Mooi
Indie. Sebagian besar pelukis aliran ini dibimbing oleh seniman Belanda dan
mengikuti gaya naturalis romantis. Kelompok ini merupakan cikal bakal seni rupa
modern Indonesia. Tiga tokoh di antaranya, yaitu pelukis Abdullah Suryosubroto,
Pirngadie, dan Wakidi, menjadi guru beberapa tokoh seni modern di Indonesia.
Sumber Pustaka:

- http://senirupabogor.blogspot.com/2010/09/seni-rupa-tradisional-modern.html

- http://www.scribd.com/doc/19468889/Seni-Lukis-Zaman-Primitif

Anda mungkin juga menyukai