PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dari latar belakang adalah sebagai
berikut.
1.2.1 Bagaimana surah Al-Insyirah ayat 1-8 dan terjemahnya?
1.2.2 Bagaimana asbabun nuzul surah Al-Insyirah?
1.2.3 Bagaimana tafsir surah Al-Insyirah?
1.2.4 Apa kaitan surah Al-Insyirah dengan bidang pendidikan?
1.2.5 Apa hikmah yang dapat diambil dari surah Al-Insyirah?
1.2.6 Apa saja ayat-ayat yang terkait dengan surah Al-Insyirah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya:
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang.
1) Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?,
2) dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3) yang memberatkan punggungmu (1)?
4) dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu (2).
5) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6) sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7) Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (3),
8) dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya engkau berharap.
3
2.2 Asbabun Nuzul Surah Al-Insyirah
Ungkapan asbabun nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab” dan
“nuzul”. Secara etimologis, asbabun nuzul ayat berarti sebab-sebab yang
melatar belakangi terjadinya sesuatu atau dalam hal ini adalah sebab-sebab
turunnya ayat. Dalam pengertian sederhana turunnya suatu ayat disebabkan
oleh suatu peristiwa, sehingga tanpa adanya peristiwa itu, ayat tersebut itu
tidak turun. Menurut imam AS – Sayuti surah ini diturunkan ketika kaum
musyrikin (disebabkan kekafiran mereka) memperolok-olokkan kaum
muslimin (yang beriman)
Setiap Nabi atau Rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan
dakwah risalah ilahiyah kepada seluruh umat manusia, pada umumnya selalu
menghadapi tantangan demi tantangan, rintangan demi rintangan, kesulitan
demi kesulitan, sehingga kalau tidak kuat azamnya, tidak bulat tekadnya maka
kadang-kadang bisa membuat nafas menjadi sesak, tak terkecuali Nabi
Muhammad SAW dalam menjalan tugas dan kewajibannya sebagai Rasul
Allah, menyampaikan dakwah ditengah masyarakat bangsa quraisy pada saat
itu, tidak sedikit mengalami kesulitan demi kesulitan, banyak perlakuan dari
kaum kafir quraisy yang menyakitkan, banyak ucapan dan tuduhan tidak
menyenangkan ditujukan kepada diri Nabi Muhammad SAW. Maka, ketika
Nabi Muhammad SAW sudah mencapai puncak kesulitan, pada saat itulah
turun wahyu ilahi rabbi yang memberikan pengharapan kembali pada diri
Nabi Muhammad SAW, wahyu itu adalah surat Al Insyirah.
4
(3) Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad)
telah selesai berdakwah maka beribadahlah kepada Allah SWT; apabila
kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia maka kerjakanlah urusan
akhirat; dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan
salat maka berdoalah.
Yang dimaksud dengan “Bukankah Kami telah melapangkan bagimu
dadamu” pada ayat pertama adalah Allah SWT telah membukakan hati Nabi
Muhammad SAW untuk menerima cahaya ilahi sehingga beliau memiliki
kearifan, mempunyai kelapangan hati untuk menghadapi berbagai kesulitan,
serta memahami hakikat kehidupan. Ini merupakan modal yang sangat penting
dalam mengarungi kehidupan. Siapapun yang memiliki hal ini, tentu akan
merasakan keberuntungan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Pada ayat 2 dan 3 mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah
merasakan beban yang sangat berat dalam kehidupan ini. Muhammad Abduh
dalam tafsirnya menjelaskan bahwa beban yang berat itu adalah beban
psikologis yang diakibatkan oleh keadaan umatnya yang diyakini beliau
berada dalam jurang kebinasaan. Namun, saat itu beliau tidak tahu apa solusi
yang tepat untuk memperbaiki keadaan masyarakatnya. Nabi Muhammad
SAW sering menyendiri di gua Hira untuk berkontemplasi, merenung tentang
keadaan masyarakatnya yang penuh kezaliman. Beliau berpikir keras mencari
jalan keluar bagaimana menanggulangi keadaan masyarakat Arab yang penuh
dengan kebejatan moral. Maka, di tengah menghadapi beban psikologis yang
begitu berat, Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk memberikan wahyu
kepadanya. Dengan wahyu Allahlah Nabi Muhammad SAW mendapatkan
pencerahan-pencerahan tentang bagaimana menanggulangi umat manusia
yang diliputi kezaliman dan kebejatan moral.
Pada ayat ke 4 merupakan penghargaan Allah SWT untuk Nabi
Muhammad SAW bahwa nama beliau akan selalu diucapkan selama bumi ini
masih hidup. Prof. M. Quraish Shihab dalam bukunya Tafsir Al-Qur’an Al-
Karim, hal 452 mengutip pendapat sejumlah pendapat para ulama tentang
5
ketinggian penghargaan untuk Nabi saw. Katanya, ketinggian nama Nabi
Muhammad saw. tercermin antara lain.
a. Ketetapan Tuhan untuk tidak menerima suatu pengakuan tentang
keesaann-Nya kecuali berbarengan dengan pengakuan tentang kerasulan
nabi Muhammad SAW
b. Digandengkannya nama Allah SWT dengan nama beliau dalam syahadat,
azan, dan iqamah serta kewajiban taat kepadanya merupakan bagian dari
ketaatan kepada Allah SWT.
c. Setiap nabi yang diutus telah mengikat janji dengan Tuhan untuk
mempercayai dan membela Nabi Muhammad SAW sebagaimana
ditegaskan dalam ayat berikut.
d. Dalam kitab-kitab suci sebelum Al Quran, tercantum nama dan sifat-sifat
Nabi Muhammad SAW.
Demikian paling tidak empat fakta bahwa Allah SWT mengharumkan
nama Nabi Muhammad SAW sebagai gambaran penghargaan Allah SWT
kepada beliau.
Pada ayat ke 5 dan ke 6 mengajarkan bahwa setiap menghadapi berbagai
kesulitan, pasti akan ada penyelesaiannya, akan ada jalan keluarnya.
Keyakinan ini merupakan energi yang sangat berharga untuk bisa
menyelesaikan segala persoalan. Dari jiwa yang penuh optimis akan lahir
kecerdasan dan kearifan. Karenanya Allah SWT menegaskan dengan kalimat
yang berulang-ulang, “Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan”.
Pengulangan ini dimaksudkan agar kita benar-benar yakin bahwa saat
menghadapi kesulitan, sesungguhnya pada waktu yang bersamaan kita pasti
akan bisa menemukan solusinya asalkan kita memiliki jiwa yang kuat,
berpikir keras, ikhtiar yang sungguh-sungguh dan maksimal, serta berdoa
kepada Allah SWT. Haram hukumnya berputus asa saat menghadapi kesulitan
sebab putus asa adalah karakternya orang-orang yang tidak bertuhan dan sesat.
Pada ayat ke 7 menyuruh agar manusia dinamis, harus terus bergerak,
kerja keras tanpa lelah, berpikir tanpa henti. Jatah usia makin menipis, jangan
6
biarkan waktu yang dimiliki lewat dengan sia-sia, tanpa karya, tanpa aktivitas.
Umar bin Khattab r.a. berpesan, “Aku benci melihat kalian tidak melakukan
aktivitas yang menyangkut kehidupan dunia, tidak pula untuk kehidupan
akhirat !”
Pada ayat yang terakhir Allah SWT memerintahkan agar manusia selalu
berharap hanya kepada Allah SWT. Ini mangandung makna bahwa seseorang
harus selalu menghubungkan antara kesungguhan berusaha dengan harapan
dan kecenderungan hati kepada Allah SWT. Tidak cukup sekedar berusaha
sungguh-sungguh tapi juga harus membingkai usaha dengan doa dan berharap
pada Allah SWT. Usaha yang dibingkai dengan doa dan berharap pada Allah
SWT akan melahirkan jiwa syukur jika sukses, dan sabar jika usaha itu gagal.
Jadikanlah kegagalan sebagai guru untuk meraih kesuksesan yang lainnya.
Semua usaha tidak ada yang sia-sia kalau dibingkai dengan mengharap rido
Allah SWT.
7
Allah SWT memberikan jaminan bahwa setelah ada kesulitan akan ada
kemudahan. Yang dimana setiap menuntut ilmu yang sulit, maka akan diberi
kemudahan oleh Allah SWT pada kemudian hari yang merupakan hasil dari
ilmu yang telah dipelajari. Maka berdoalah agar mendapatkan hasil yang baik,
serta tetap bersyukur atas ketentuan Allah SWT.
8
Surah Al-Insyirah berkaitan dengan surah At-Tiin. Dalam surah Al-
Insyirah, Allah SWT menjelaskan perintah kepada Nabi Muhammad SAW
selaku manusia sempurna. Maka dalam surah At-Tiin, diterangkan bahwa
manusia itu adalah makhluk Allah yang mempunyai kesanggupan baik lahir
maupun batin. Kesanggupannya itu menjadi kenyataan bilamana mereka
mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isi kandungan yang terdapat dalam surah Al-Insyrah adalah mengenai
penegasan tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Menurut imam AS – Sayuti surah ini diturunkan ketika kaum musyrikin
(disebabkan kekafiran mereka) memperolok-olokkan kaum muslimin (yang
beriman)
Allah SWT akan memberikan jalan kepada Nabi Muhammad SAW ketika
beliau mendapatkan kesusahan, dan meninggikan nama Nabi Muhammad
SAW. Allah SWT juga memerintahkan hamba-Nya untuk bersungguh-
sungguh dalam melakukan pekerjaan, serta memerintahkan untuk terus berdoa
kepada-Nya.
Dalam surah Al-Insyirah, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk
melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan jika telah selesai, maka
lakukan kegiatan lainnya dengan sungguh-sungguh juga. Begitu pula dalam
bidang pendidikan.
Hikmah yang terdapat dalam surah Al-Insyirah adalah Allah SWT
melapangkan dada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berjanji akan
memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan, dan Allah SWT
memerintahkan untuk terus beribadah kepada-Nya.
Surah Al-Insyirah berkaitan dengan surah Adh-Dhuhaa dan surah At-Tiin.
3.2 Saran
3.2.1 Diusahakan dalam penulisan selanjutnya lebih baik lagi.
3.2.2 Sebaiknya dalam mencari sumber dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
10