Anda di halaman 1dari 8

Kelompok Drama Radio

Tema: politik dan kebijakan pemerintah

1. Larangan mudik
2. Wisata dibuka

Tokoh : Presiden, menteri, masyarakat, polisi

Latar : Di ruang rapat, di ruang pribadi presiden, di warung, di Pulau Naga, perjalan
menuju tempat kunjungan presiden, : rumah Komet

Alur

Awal : Sidang kerumusan kebijakan

Konflik : Pada saat menteri memberi pendapat, dengan lahirnya kebijakan larangan
mudik dan wisata diperbolehkan

Konflik : Dikalangan masyarakat pedagang merasa untung, dikalangan masyarakat


yang menyewa transportasi untuk mudik merasa dirugikan.

Konflik : Masyarakat tidak terima dengan keputusan yang ditetapkan.

Konflik : Terjadi sebuah unjuk rasa kepada presiden jajarannya dikarenakan presiden
melanggar peraturan yang telah ia buat sendiri.

Pesan moral : Dari kisah ini seperti yang ada di akhir cerita bahwa seorang penguasa itu
juga harus memikirkan rakyatnya. Tidak boleh sembarang mengambil keputusan. Jangan
sampai keputusan yang kamu buat tidak kamu kerjakan malah kamu ingkari. Karena semua
yang kamu perbuat akan dimintai pertanggung jawabannya nanti dihadapan Allah.

Peran

Tokoh :

1. Narator :

2. presiden :

3. DPR 1 :

4. DPR 2 :

5. DPR 3 :
6. Asisten pribadi presiden :

7. Pemilik usaha trevel :

8. Supir Trevel :

9. Pemilik Warung :

10. Pegawai warung :

11. Reporter Cahya :

12. Polisi :

13. Komet :

14. Emak :

15. Sisanya masuk ke warga yang ikutan teriak "turunkan penguasa, ganti jajarannya :

Babak 1 : Di ruang rapat,

Suasana yang riuh dan mencekam. Entah mengapa setiap yang didiskusikan selalu berujung
perdebatan. Bagaimana mungkin, hadirnya isu, seakan menimbulkan permusuhan.

Tap......

Palu diketuk untuk pertama kalinya, menandakan satu kebijakan baru yang menuai pro dan kontra.
Sontak, seisi ruang sidang menjadi rusuh. Masing-masing anggota dewan mempertahankan
argumennya.

Namun, ditengah situasi pelik yang berpacu dengan waktu. Presiden berkata, "Saya harap seluruh
masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan dan saat ini masyarakat dilarang
untuk mudik."

Mendengar itu salah satu anggota DPR menjawab sambil mengacungkan tangannya, "Mohon maaf
sebelumnya pak, izin bicara. Apa yang menjadi landasan bapak menghimbau masyarakat supaya
mematuhi protokol kesehatan?" Pak presiden pun menjawab "Kesehatan itu lebih penting dari
segalanya dan tanpa kesehatan kita tidak bisa berbuat apa-apa, beraktivitas susah, makanpun susah,
kan begitu? “diiringi nada bercandanya”
DPR 1: "Jadi mudik dilarang pak? Sedangkan kita sudah mendekati lebaran, apakah tidak ada jalan
keluar pak selain larangan mudik. Seperti yang kita ketahui bersama keluarga adalah segala-galanya.
Tanpa adanya keluarga kita tidak bisa seperti sekarang ini, duduk dikursi ini, duduk bersama orang-
orang penting dari berbagai penjuru negara. Bagi saya keluarga adalah tempat pulang saya, berlindung
saya, tempat beristirahat saya, pendukung saya dan keluarga tempat saya berbagi kasih dan sayang.
Saya harap bapak bisa mempertimbangkannya kembali."

DPR 2: "Saya sependapat dengan pak Renal, saya tidak setuju jika larangan mudik ini terus
diberlakukan, saya ingin agar ini dipertimbangkan kembali secara matang-matang dan seksama."

DPR 3: "Tapi mohon maaf Pak Renal dan Pak Zainudin, saya juga awalnya berpikiran seperti itu.
Namun disisi lain, kita juga harus memikirkan dampak positif dan negatifnya pak. Disatu sisi, kita
harus memikirkan, misal saya mudik naik bus lalu di bus itu banyak yang saya tidak kenali, entah
mereka asal dari mana dan mau kemana. Sesampainya dikampung halaman saya. Saya baik-baik saja,
selang satu hari, salah satu keluarga saya terdampak virus antasaurus ini. Nah, kita sendiripun tidak
tahu virus itu nyangkut darimana dan justru ini membahayakan bagi keluarga kita sendiri."

DPR 1: "Memang yang dikatakan Pak Iskandar itu benar, kita harus memikirkan dampak positif dan
negatifnya. Yang menjadi pertanyaan saya, apakah masyarakat akan terima dengan keputusan ini?
Belum lagi, ditengah situasi Pandemi seperti ini, banyak masyarakat yang terkendala akan ekonomi.
Dan disini akan berdampak pada sopir-sopir travel maupun angkutan umum lainnya, dengan apa
mereka menafkahi keluarganya, jika terus-terusan larangan ini diberlakukan? Kita juga harus berpikir
panjang untuk kedepannya bagaimana. Langkah apa yang kita ambil, solusi apa yang kita ambil jika
benar ini adalah keputusan yang tepat? Sedangkan di Indonesia, masalah perekonomian masa kemasa
semakin meningkat. Akankah pemerintah bisa menganyomi masyarakat dengan jumlah puluhan,
ribuan, bahkan berjuta-juta jiwa yang harus dinafkahi. Dan saya juga sudah melakukan pendataan dan
tercatat satu kepala atau satu jiwa memiliki hutang nominal sebesar 72 milyar. Coba bayangkan sejak
kita belum dilahirkan sudah memiliki hutang sebesar 72 milyar. Dan bagaimana mungkin, jika
perekonomian yang sangat minim ini terus meningkat, pemerintah tidak akan sanggup
menanggungnya, lalu konsekuensi apa yang akan diterima oleh pemerintah. Dan tentunya kita juga
akan menerima dampaknya. Masyarakat pasti akan berpikiran bahwa pejabat-pejabat negara egois dan
tidak memikirkan rakyat kecilnya."

DPR 2: "Saya sependapat dengan Pak Renal, memang masalah ini terlihat sepele dan logis. Namun,
ini sangat berdampak besar bagi sebuah Negara. Kapan negara ini akan maju?”

Presiden: (Presiden dengan sigapnya mengambil keputusan secara sepihak)"Saya rasa ini sudah
keputusan yang tepat, segala konsekuensinya saya terima, rapat kita tutup".

"Lalu Presiden meninggalkan ruang rapat dan kembali ke ruangannya"


Babak 2 : Di ruang pribadi presiden

" Di dalam ruangan Bapak Presiden"

Presiden: "Bagaimana agenda kita besok apakah berjalan sesuai dengan yang saya mau?"

Asisten pribadi: "Siap pak! Semua telah saya siapkan dan kita bisa melaksanakannya besok."

Presiden: "Ingat agenda ini sangat penting agar semua yang telah saya siapkan bisa berjalan dengan
baik jadi pastikan semua benar-benar terlaksana dengan sempurna."

Asisten pribadi: "Baik pak"

Babak 3 : Di warung

Di sebuah warung makan masyarakat menyaksikan pengumuman larangan mudik yang telah
diputuskan oleh pemerintah.

Pemilik usaha trevel: (Bahasa Batak) "Aha mukkin on sudena hagiot ni hale tai inda mamikirkon
rakyat ? Bisa buseng lalu hai martahan hidup tai mata pancarian ni Hai mate padahal on ma
waktuna Hai giot mandapot uttung di waktuni mudikon"

(Artinya: Loh apa ini semua suka-suka mereka tidak pernah memikirkan rakyat, bagaimana kami bisa
bertahan hidup sedangkan mata pencarian kami terhenti padahal ini waktunya kami untuk meraih
keuntungan di saat mudik itu)

Supir Trevel: (Bahasa Batak) "Botul mai buk, bia buseng ma haluarga ni hai on giot mangan
anggo trevel inda mardalan, bia ma au sanggup manjaki mangan ni harluargakku on ?"

(Artinya: Iya buk benar bagaimana ini keluarga saya butuh makan jika trevel tidak jalan bagaimana
saya bisa menafkahi keluarga saya?)

Pemilik Warung: (Bahasa Ocu) "Itu kan demi kesehatan Kito harus patuoh pasti uwang Du ala
memikirkan hal iko, jadi awak harus ikuik kebijakan yang ala nyo buek Jan mudiok, yolah Jan le den
setuju."

(Artinya: itu kan demi kesehatan kita harus patuh pasti mereka sudah memikirkan hal ini jadi kita
harus ikut kebijakan yang telah mereka buat jangan mudik yaudah jangan saya sih setuju)

Karyawan Warung: (Bahasa Jawa) "Tapi kan Bu Kito kangen Karo keluarga, mokor iso ketemu
setaon sekali kan wong tuo neng kampong saking bahagio angger anak-anake balek, tapi angger
dilarang mudik pasti wong tuo saking sedihe."

(Artinya: Tapi kan bu kami rindu keluarga kami hanya bertemu satu tahun sekali dan bapak ibu di
kampung sangat bahagia jika anak-anak mereka pulang lalu jika di larang mudik pasti mereka sangat
sedih.)

Sejak ditetapkannya peraturan larangan mudik dari pemerintah kekacauan terus terjadi dan media
terus meliput perbincangam mengenai larangan mudik ini.
Babak 4 : di pulau naga

Dan keesokan harinya tibalah saat dimana agenda yang Bapak Presiden rencanakan itu terlaksana,
Bapak Presiden berangkat ke luar kota menuju sebuah pariwisata yang ternyata disana telah
mengundang banyak reporter media TV untuk meliput semua kegiatan di sana. Dan pada liputan itu
memperlihatkan bahwa bapak Presiden sangat mengedepankan kepentingan rakyatnya serta sangat
memikirkan rakyatnya.

" Disebuah wisata bersama pemiliknya dan Dan rombongan bapak Presiden"

Selamat siang pemirsa, Saya Cahya melaporkan saat ini saya sedang berada di pulau Naga, dan saya
sedang bersama bapak presiden kita serta rombonganya

Reporter media (cahya) : "Selamat siang bapak."

Presiden: "Siang!"

Reporter media (cahya): "Sebelumnya saya ingin bertanya apa alasan bapak berkunjung di wisata ini
ditengah pandemi ini pak?"

Presiden: "Yaaa saya kesini sedang kunjungan karena pulau Naga ini berpotensi menarik perhatian
wisatawan manca negara dan pada saat wisata ini dikembangkan wisatawan dari manca negara
banyak yg datang dan hal ini bisa membantu membangkitkan ekonomi kita. Jadi akan membuat
sebuah wisata edukasi di tengah pandemi saat ini dan tetap kita menerapkan protokol kesehatan."

Cahya: "Tapi pak bukankah itu akan mengundang semakin bertambahnya jumlah orang yang terpapar
virus antasaurus ini pak karena akan banyak wisatawan yang berdatangan dari luar negri pak?"

Indra (Reporter 2): "Iya pak, lalu apakah ada tujuan lain dari bapak bersama rombongan kesini pak?

Presiden: "Yaaaa seperti yang saya katakan, ini saya lakukan semata-mata untuk membakitkan
ekonomi kita saat ini dan saya kesini sambil menikmati wisata disini sambil berjalan-jalan dan
kemungkinan dua atau tiga hari kedepan stay disini."

"ucapannya terhenti sebab pak presiden tiba-tiba diarahkan untuk berkeliling di wisata tersebut"

Presiden: "Mohon maaf sebelumnya, saya izin keliling-keliling tempat wisata terlebih dahulu,
terimakasih."

"Presiden langsung meninggalkan wawancara tersebut"

Cahya: "Itulah tadi wawancara saya bersama bapak Presiden kita seputar kunjungan beliau ke Pulau
Naga ini dan pembukaan pariwisata."

Kemudian di salah satu acara TV menayangkan berita tersebut serta sebuah analisa dari ucapan bapak
Presiden bahwa ia sekalian akan berlibur bahkan ada sebuah berita bahwa bapak Presiden sedang
bersama keluarga besarnya dan sedang berlibur. Dan dari acara ini kericuhan semakin terjadi dimana-
mana bagaimana tidak rakyat di larang untuk mudik dan bertemu dengan kelurga di kampung yang
sangat Mereka rindukan tapi Presiden sendiri menikmati liburan di luar kota sungguh negri macam
apa ini...

Babak 5 : di warung

"Disebuah warung makan"

Pemilik Trevel :(Bahasa Batak)

(Artinya) Ehhh lihat itu di TV Presiden lagi bersama keluarganya ternyata.

Supir Trevel :(Bahasa Batak)

(Artinya) iyaa modusnya mau study banding tapi malah liburan keluarga

Penjaga warung:(Bahasa Jawa) loh kuikan Nang kampongku, kepiwen sih ya kok malah presiden iso
mengono tapi dewek dilarang mudik

(Artinya) loh itukan di kampung kita, gimana sih ini kok malah presidenya bisa kesana tapi kita
dilarang mudik

Pemilik Trevel:(Bahasa Batak)

(Artinya) iyaaa ini gak bisa di biarkan, saya tidak terima

Supir Trevel :(Bahasa Batak)

(Artinya) bagaimana kalau kita demoo

Pemilik Trevel:(Bahasa Batak)

(Artinya) iyaa saya setuju kalau perlu kita usir mereka semua yang sewenang-wenang dan turunin
jabatannnya

Penjaga warung:(Bahasa Jawa) "Iyo dewek harus demo, dewek kumpulno Kabeh warga lan bareng-
bareng Meng pulau nogo Kito mesti bersatu Karo mahasiswa."

(Artinya) ya buuu kita harus demooo, kita kumpulkan semua warga dan bersama-sama ke pulau Naga
kita juga harus bersatu sama mahasiswa

Babak 6 : perjalan menuju tempat kunjungan presiden

Sebuah unjuk rasa sedang terjadi di Pulau Naga, mereka menuntut sebuah keadilan demi bertemu
dengan keluarga di kampung dan demi mewujudkan impian kedua orang tua agar bisa berkumpul
bersama putra putrinya.

Propokator (yang ngomong 3 - 5 orang) : "Tegakkan keadilan, Turunkan penguasa"


Propokator 2 : "Kami menolak keputusan pemerintah."

Polisi : "Tenang-tenang!!! tidak ada kekerasan tenang, semuanya diharapkan bubar."

"Tayangan sebuah stasiun TV yang sedang meliput di sekitar para pendemonstrasi

Reporter (Cahya) : "Selamat siang pemirsa saya Cahya melaporkan dari Pulau Naga, Dimana disini
sedang ada bapak Presiden beserta rombongan, dapat kita saksikan dimana sedang berlangsung unjuk
rasa yang di hadiri para pesertanya dari kalangan bapak-bapak, Ibu-ibu dan para mahasiswa."

Bapak: "Kami butuh keadilan, kalian semua tidak boleh semena-mena pada kami, dimana keadilan
negri ini."

Ibu: "Turunkan Presiden dan jajarannya........."

Adik Mahasiswa: "Hidup rakyat Indonesia...."

Serentak: "Hiduppp........"

Polisi: "Tenang semua tenang, bubar semuaaa"

Mahasiswa: "kami tidak akan pergi sebelum kami bertemu dengan Presiden."

Bapak: "Betulll kami akan tetap berada disini dan kami minta suara kami di dengar kami kesini
menyuarakan para rakyat Indonesiaaaa."

Babak 7 : rumah komet

Komet : "Hahhahahahahha"

Emmak: "Ealah ini anak ketawa sambil tutup mata. Ketawa atau tidur sih Met. Eh Bangun bangun !
Bukannya bantu emaknya jaga warung malah enak-enakan tidur, bangunnnn." (sambil mukul
pipinya Komet)

Komet : "Aduh aduh sakit mak.. emak kok pukul-pukul Komet kenapa sih mak."

Emak : "Kamu ya Met, siang2 bolong gini ketawa terbahak-bahak. Kenapa kenapa?" (Emak yang
kebingungan)

Komet: "Ini mak, Komet mimpi mak, mimpi jadi presiden mak."

Emmak: "Jadi presiden? Ada-ada aja kamu ini Met."

Komet: "Iya mak benar, ternyata enak ya mak jadi penguasa itu. Bisa sesuka hati buat peraturan tanpa
memikirkan rakyatnya. Kalau rakyatnya demo karena gak setuju dengan kebijakan kita, kita pura-pura
acuh tak acuh aja, Kan kita yang punya kendali."
Emak : "Met Met, mimpi kamu itu bagus mau jadi seorang presiden. Tapi Met seorang penguasa itu
juga harus memikirkan rakyatnya. Tidak boleh sembarang mengambil keputusan. Jangan sampai
keputusan yang kamu buat tidak kamu kerjakan malah kamu ingkari. Karena semua yang kamu
perbuat akan dimintai pertanggung jawabannya nanti dihadapan Allah. Ingat ya met, Rasulullah
pernah bersabda : setiap kita adalah pemimipin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang
kepala negara adalah pemimpin rakyat, suami adalah pemimpin keluarga, istri adalah pemimpin atas
rumah tangga suami dan anak-anaknya, pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya."

Komet : "Iya mak, InsyaAllah Komet akan ingat terus nasihat emak."

Tamat

Anda mungkin juga menyukai