Note :
Bina Suasana (Social Support) adalah strategi yang dilakukan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh masyarakat, baik tokoh masyarakat formal maupun informal.Tujuan utama
kegiatan ini adalah para tokoh masyarakat, dapat menjadi jembatan antara sektor kesehatan
sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat sebagai penerima program
kesehatan.
Pembagian Peran
Pembaca narasi : Melda
Advokator 1 : Maylani
Advokator 2 : galuh
Kepala Desa:
Kepala Puskesmas: erika
Masyarakat: puspita
Ketua RT: Maylani
Ketua RW:
Naskah Roleplay
Di sebuah desa bernama Desa Cibodas sedang marak terjadi wabah penyakit DBD pada
anak-anak balita. Hal ini sudah terjadi dalam waktu 1 bulan terakhir dan belum terselesaikan.
Ada salah satu dari beberapa anak-anak balita tersebut sampai meninggal dunia sehingga
membuat masyarakat setempat dan salah satunya adalah ibu dari anak yang meninggal
tersebut melapor ke ketua RT&RW setempat akan masalah ini untuk segera ditindaklanjuti
supaya bisa mencegah wabah ini untuk tidak berkelanjutan.
Ketua RT maupun Ketua RW hanya menanggapi cerita itu dengan memberikan saran
kepada Ibu Korban untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan agar terhindar dari
penyakit DBD. Namun, Ketua RT&RW belum bisa melakukan apa-apa untuk mengurangi
wabah DBD tersebut. Semakin hari, korban dengan penyakit DBD ini semakin bertambah
banyak, lalu Petugas Kesehatan setempat mengetahui keadaan itu. Kepala Puskesmas
langsung datang untuk meninjau keadaan daerah itu.
Ketika Kepala Puskesmas sudah berada di desa itu, ia bertemu dengan Ketua RT&RW
setempat. Setelah bertemu, ketua RT&RW membicarakan masalah itu dengan kepala
puskesmas.
Ketua RT: “Selamat pagi bu Alda Noviyanti”
Ketua RW: “Selamat pagi bu “
Kepala Puskesmas: “Selamat pagi Ketua RT dan Ketua RW. Bagaimana apakah di desa
Cibodas terdapat masalah kesehatan akhir-akhir ini pak? Karena ada informasi masuk ke saya
kalau desa Cibodas sedang maraknya kasus DBD pada anak-anak balita”
Ketua RT: “Benar bu, semakin hari kasus DBD semakin meningkat, tetapi saya dan Ketua
RW tidak bisa berbuat banyak”
Ketua RW: “Kami hanya bisa memberikan saran kepada masyarakat untuk selalu menjaga
kesehatan dan kebersihan agar tidak terkena penyakit DBD”
Ketua RT: “Apakah saya bisa meminta bantuan ibu selaku kepala puskesmas untuk
membantu menyelesaikan persoalan ini bu?”
Kepala Puskesmas: “Itu sudah menjadi tugas kami selaku instansi pelayanan kesehatan untuk
mencegah dan mengobati masyarakat di desa ini pak RT”
Ketua RW: “Terima kasih bu sudah sangat tanggap dan cepat datang kemari untuk membahas
persoalan ini dan langsung menyanggupi untuk membantu kami”
Kepala Puskesmas: “Inggih sama-sama”
Lalu Ketua RT&RW berniat mempertemukan Kepala Puskesmas dengan Advokator dan
Kepala Desa untuk menangani wabah penyakit DBD ini.
Ketua RT: “Bagaimana jika saya mempertemukan ibu dengan Advokator dan Kepala desa
bu?”
Kepala Puskesmas: “Boleh pak tetapi apakah bisa langsung saja hari ini pak? Karena
mengingat saya ada kesibukan dipuskesmas”
Ketua RW: “Saya hubungi terlebih dahulu bu, untuk kepala desa dan advokatornya” (keluar
dan langsung menghubungi kepala desa dan advokator”
Ketua RT: “Sambil menunggu pak RW. Untuk tempat pertemuannya bagaimana jika
dipuskesmas Cibodas saja bu? Agar setelah pertemuan ini ibu bisa langsung melanjutkan
agenda ibu yang lainnya”
Kepala Puskesmas: “Baiklah pak saya setuju dengan opsi tersebut tetapi selain dari kepala
desa dan advokator bolehkah saya meminta agar perwakilan masyarakat desa Cibodas hadir
pak?
Ketua RT: “Siap bisa bu, Nanti saya berikan informasi ini kepada masyaarakat yang
sekiranya bisa hadir ke pertemuan nanti”
Ketua RW: “Mohon izin bu, untuk kepala desa dan advokator sudah mengkonfirmasi bahwa
bisa hadir dipuskesmas Cibodas”
Kepala Puskesmas: “Baik kalau begitu untuk tempat sudah pasti dipuskesmas Cibodas
otomatis saya harus segera mendahului ke puskesmas mempersiapkan apa yang harus
disiapkan. Kalau begitu saya pamit Pak RT dan Pak RW”
Ketua RT: “Baik bu kepala desa, rekan-rekan advokator kemudian perwakilan masyarakat
akan segera menuju puskesmas”
Ketua RW: “Hati-hati dijalan bu terima kasih atas kehadirannya. Untuk pertemuan nanti saya
serahkan kepada kepala desa bu”.
Kepala Puskesmas: “Baik mari pak”
Kepala Puskesmas :“Assalamualaikum Wr.Wb Ibu dan Bapak, Puji dan Syukur saya ucapkan
kepada Allah SWT karena hari ini kita dapat bertemu dan berkumpul di
Ruang Puskesmas Cibodas ini dengan keadaan sehat walafiat. Pertama-tama
marilah kita berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.”
Masyarakat :“(berdoa)“
Kepala Puskesmas :“Ya baik kita mulai saja, disini saya Alda Noviyanty sebagai Kepala
Puskesmas Cibodas yang akan memimpin acara ini. Dan disini saya akan
memperkenalkan rekan saya, Indah Novita Sari sebagai Kepala Desa Cibodas,
yang akan membantu kita untuk menangani wabah penyakit DBD ini. Dan
disini juga ada kedua rekan saya, Nur Aini dan Dara Nurfitri sebagai
Advokator. Ya saya persilahkan kepada Bapak/Ibu untuk meceritakan tentang
masalah yang sedang terjadi dan dirasakan oleh warga Desa Cibodas ini
terkait wabah penyakit DBD yang dialami anak-anak di Desa Cibodas.”
Masyarakat :“Pertama-tama, hatur nuhun kepada ibu Alda yang telah memberikan saya
kesempatan. Langsung saja, saya Dewi sebagai perwakilan dari warga Desa
Cibodas ingin menyampaikan apa yang baru-baru ini menimpa kami. Sebagai
contoh, anak saya sendiri teh yang masih balita terkena demam berdarah,
sama saya di bawa ke rumah sakit, tapi anak
saya teh tidak tertolong. Terus setelah kejadian itu teh malah bertambah anak-
anak lain yang jadi korban karena demam berdarah. Saya lihat teh tidak
ada upaya apa-apa dari pemerintah
setempat. Makanya saya dan warga lain ingin sekali pemerintah turun tangan,
biar gaada lagi tah warga terutama balita yang jadi korban lagi.”
Kepala Puskesmas : “Ya terimakasih Ibu Dewi, yang sudah menceritakan masalah yang
dialami oleh anak Ibu.”
Kepala Puskesmas : ”Ya selanjutnya kepada Nur Aini dan Dara saya persilahkan
menyampaikan pendapat maupun cara untuk menangani masalah yang sedang
dialami warga ini.”
Advokator 1&2 :“Berdasarkan masalah kesehatan yang terjadi di Desa Cibodas ini kami
terdorong untuk membuat suatu gerakan yang dapat mencegah wabah DBD
yaitu dengan gerakan 3M. Nah sebelum kami menjelaskan gerakan
3M, rencananya besok di Desa Cibodas akan dilakukan fogging untuk
membunuh nyamuk-nyamuk dewasa dan juga akan dibagikan abate untuk
ditaburkan di bak mandi dan tempat penampungan air.Diharapkan masyarakat
untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum petugas fogging datang.”
Masyarakat
: "Saya taunya menutup, menguras, tah satu deui teh mengubur kitunya pamit
eu lepat"
Advokator 1 : "Iya benar tetapi sekarang 3M yang terakhir diganti dengan mendaur ulang.
Untuk penjelasan nya nanti kami jelaskan. Gerakan 3M nya adalah Menutup,
Menguras dan Mendaur ulang. 3M yang pertama adalah menutup maksudnya
tutuplah segala tempat yang bisa menampung air, baik di dalam maupun di
luar rumah. Jika tidak diperlukan, tengkurapkan wadah-wadah yang bisa
menampung air di luar rumah agar tidak tergenangi air hujan. Nyamuk betina
memanfaatkan air yang tergenang sebagai tempat bertelur. 3M yang kedua
adalah menguras, Kuraslah tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, akuarium, dan vas bunga satu hingga dua kali seminggu. Siklus
metamorfosis nyamuk, mulai dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa,
berlangsung selama 8-10 hari. Dengan mengosongkan tempat-tempat
penampungan air secara berkala, anda memutus siklus hidup nyamuk. Dan
yang 3M yang terakhir adalah Mendaur ulang. Dahulu memang 3M terakhir
itu mengubur namun, mengenai tindakan mengubur barang bekas, sebenarnya
dapat diikuti dengan aksi menggunakan kembali atau mendaur ulang barang
yang sudah tak terpakai. Hal ini dikarenakan kemampuan terurai barang bekas
di dalam tanah membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun. Dengan
begitu, penguburan barang malah dapat menyebabkan limbah baru di masa
mendatang."
Advokator 2 : "Pencegahan DBD dengan 3M plus bertujuan untuk menghindari gigitan
nyamuk dan mencegah nyamuk bersembunyi di rumah. Ikuti cara-cara
sederhana berikut ini untuk mengaplikasikan 3M plus: Pasang kasa nyamuk di
pintu dan jendela, dan gunakan kelambu saat tidur. Gunakan semprotan
antinyamuk, terutama di kolong meja dan tempat tidur, serta di belakang
furnitur. Oleskan losion antinyamuk pada kulit ketika berdiam di tempat
terbuka. Biarkan matahari masuk semaksimal mungkin. Bersihkan kaca
jendela yang buram agar sinar matahari tidak terhalang. Bersihkan secara
rutin semua tirai dan karpet yang mengumpulkan debu. Ingatlah bahwa
nyamuk suka bersembunyi di barang-barang berdebu. Jika memiliki kebun,
tanam tumbuhan-tumbuhan berbau yang tidak disukai nyamuk, misalnya
serai, kemangi, dan lavender. Kosongkan rumah dan gudang sebisa mungkin
dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk menghilangkan tempat-
tempat nyamuk bersembunyi dan agar rumah menjadi lebih lapang. Jangan
biarkan baju dan handuk menggantung terlalu lama. Handuk dan baju kotor
merupakan tempat yang digemari nyamuk karena nyamuk suka aroma tubuh
manusia. Cuci baju kotor dan ganti handuk secara berkala."
Advokator 2 : "Dan kami harap dengan adanya gerakan 3M ini kejadian ini tidak akan
terulang kembali. Semoga ibu Indah selaku Kepala Desa dapat mengambil
keputusan dengan bijaksana."
Kepala Puskesmas:“Terimakasih untuk Nur Aini dan Dara yang sudah menyampaikan cara
dan solusi untuk menangani wabah penyakit DBD ini. Saya sangat
memberikan apresiasi karena program yang sudah disampaikan sangat bagus
untuk bisa dilakukan dalam pencegahan DBD ini.“
Kepala Puskesmas : “Dan sekarang kita akan mendengarkan bagaimana pendapat dari bu
Indah sebagai Kepala Desa. Saya persilahkan Ibu Indah untuk maju kedepan.“
Masyarakat:“Alhamdulillah hatur nuhun bu kadesatas keputusannya.”