Anda di halaman 1dari 4

NASKAH DRAMA BPUPKI(SIDANG KEDUA)

Sidang Kedua BPUPKI tanggal 10 Juli 1945-17 Juli 1945Dialog :Ketua Radjiman :
“ Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat panitia dan anggota-anggota
Dokuritu Zyunbi Tyosakai yang berbahagia. Marilah kita memanjatkan puji syukurkehadirat
Tuhan YME bahwa kita semua dapat hadir disini tanpa halangan sesuatu apapun.Saya selaku
ketua, mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Tuan-tuan sekalian.
Dengan sambutan pembukaan saya ini, saya umumkan bahwa sidang BPUPKI yang kedua
ini, resmi dibuka.Sekian sambutan yang dapat saya sampaikan, bila ada salah dan kurang dari
tutur kata sayamohon dimaafkan. Terimakasih atas perhatian Tuan-tuan sekalian.”
Anggota SOEKARNO :
“ Tuan ketua, saya disini akan menyampaikan usulan-usulan yang telah saya terima
selakuketua panitia kecil yang telah dibuat pada sidang BPUPKI yang pertama. Usulan-
Usulan yang dapat saya terima adalah satu, usulan mengenai dasar Negara, kedua
mengenaiunifikasi atau federasi, ketiga tentang keuangan, keempat tentang agama dan
Negara, kelimatentang pembelaan Negara, keenam tentang warga Negara, ketujuh tentang
bentuk Negaradan kepala Negara, kedelapan tentang daerah, dan yang kesembilan adalah
memintamerdeka selekas-lekasnya.”
Wakil Ketua R.P SOEROSO :

Paduka tuan ketua, saya juga akan mengumumkan bahwa adanya tambahan anggota baru,
yaitu Abdul Fattah Hasan, Asikin Natanegara, Surio Hadimidjojo, Muhammad Noor,
Besar,dan Abdul Kaffar.”
Anggota MOEZAKIR :
“ Saya mohon dari Tuan-tuan anggota sekalian! Oleh karena kita menghadapi saat yang suci,
baiklah kita mengheningkan cipta, ;supaya janganlah hati kita dipengaruhi oleh sesuatu hal
yang tidak suci, tetapi dengan segala keikhlasan menghadapi keputusan bentuknegara yang
akan didirikan, dengan hati yang murni, yang tidak terpengaruh oleh sesuatumaksud yang
tidak suci. Oleh karena itu, saya mohon kepada paduka Tuan-tuan sekalian, sukalah Tuan-
tuan berdiri di hadapan hadirat Allah Subhanahuwataala untuk meminta doa.“
Ketua RADJIMAN :
“ Usul itu kita turuti dan saya minta marilah kita mengheningkan cipta, supaya mendapat
pikiran yang suci dan murni dalam pemilihan. “
Ki Bagoes Hadikoesoemo :
“ Bagi anggota yang muslim, mari kita membaca al-fatihah untuk memulai persidangan
BPUPKI yang kedua ini. Sedangkan yang non-muslim, berdoa sesuai keyakinan masing-
masing. Berdoa mulai. Al-Fatihah…”
Para anggota BPUPKI mulai berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
Ketua Radjiman :

Mari kita mulai pemungutan suara dengan cara votting.”
Anggota Moh.Hatta :
“ Mengapa harus dengan cara votting?’
Anggota Soebarjo :
“ Mengapa tidak musyawarah mufakat saja?”
Anggota Abdul Kafar Muzakir :
“Karena dengan voting kita bisa memutuskan masalah dengan adil, kita juga
dapatmenghemat waktu karena kita tidak mengeluarkan kata yang tidak penting.”
Ketua Radjiman:

Marilah tuan-tuan kita lakukan voting untuk Menentukan bentuk Negara”. Sesudah
itudilakukan pemungutan suara
Anggota DASAAD :
“ Tuan Ketua, kami sudah mengetahui bahwa ada 64 sitem. Yang memilih republik, ada 55
stem, kerajaan 6, lain-lain 2 dan belangko 1. “
Ketua RADJIMAN :
“ Saya mengucapkan terimakasih atas pekerjaan komisi. Anggota sekalian sudahmendengar,
bahwa telah dipilih oleh sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai yang kedua kali ini, yang
melahirkan 64 stem, ialah yang 55 republik, 6 kerajaan, 1 belangko dan 2 lain-lain. Jadi
semuanya ada 64. Sudah ada ketetapan dalam waktu ini, nanti kita membuat pelaporan yang
sejelas-jelasnya.

Anggota SOEKARNO :
“ Jadi, putusan Panitia itu republik ? “
Ketua RADJIMAN :
“ Sudah terang republik yang dipilih dengan suara terbanyak. Sekarang saya
mintaberistirahat. ………”
Semangat nasionalisme dan patriotisme terlihat sangat nyata dalam perbincangandalam
sidang BPUPKI tanggal 10 dan 11 Juli 1945 ketika membahas masalah wilayahnegara.
Semangat tersebut, antara lain dikemukakan oleh beberapa tokoh berikut iniAnggota
Moezakir :
“…Maka apabila bangsa Indonesia pada masa ini mempunyai ketinggian kehendak
dankemauan, dan menjungjung tinggi apa yang angan-angankan, hendaklah sanggup
pulamengakui bahwa tanah melayu itu sebagian dari tanah air kita…tanah Papua itu
sumberkekayaan kita. Janganlah sumber kekayaan, yang diwariskan oleh nenek moyang kita
hilangdengan sia-sia belaka. Oleh karena itu, saya setuju, bahwa dalam menentukan
batashalaman tanah air kita hendaklah kita berpikir dengan sebaik-baiknya;janganlah
didasarkan pada soal, apakah kita sanggup atau tidak sanggup, tetapi pula apakah akan
timbulkesanggupan akan merdeka atau tidak…..
Anggota Yamin:
“….Soal lain pula berhubung dengan tanah Papua. Memang hal ini dalam ilmu pengetahuan,
ethnologi, bahasa, geografie ada yang menyebutkan, bahwa pulau Papua tidak masuk tanah
Indonesia. Tetapi faham ini hanyalah dilahirkan oleh orang-orang yangmengarang buku yang
bersangkutan. Tetapi ada juga faham-faham lain yang mengatakan,bahwa seluruh Papua
masuk Indonesia. Perkataan “Indonesia” dibuat oleh orang yangmempunyai faham yang
mengatakan, bahwa Indonesia melingkungi daerah Malaya dan Polinesia. Jadi, dengan
sendirinya pada waktu perkataan “Indonesia” lahir dimaksudkanbahwa tanah Papua masuk
dalam daerah Indonesia…”

Anggota ABDUL KAFFAR:


….Dalam ilmu strategi alangkah besar bagi kedua-duanya untuk menjaga sisi masing-
masing.Artinya kalau kita melihat batas kita di Timur, ke Pulau Timur,saya setuju
sekalidengan anggota yang terhormat Muh.Yamin,yaitu agar pulau itu dimasukkan
dalamlingkungan kita,terletak Indonesia baru,begitu pula Borneo Utara di mana terletak
Serawak,dan juga Negara Papua bukanlah kita meminta, tetapi hal itu beralaskan
kebangsaan….
Anggota SOEMITO KOLOPAKING :

Jikalau peperangan sudah berakhir dan kemenangan akhir telah tercapai, kita
dapatmelengkapkan aturan-aturan itu menjadi aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan
zaman pada waktu itu, dengan permintaan Indonesia merdeka ialah seluas Indonesia-
Belandadahulu. Jikalau kemenangan akhir tercapai da nada permintaan yang nyata dari
MalayaSelatan, Borneo Utara bahwa rakyat disitu merasa juga ingin masuk dalam lingkungan
kita,dengan senang hati mereka akan kita terima sebagai bangsa kita di dalam
Indonesiamerdeka.”
Anggota Moh.Hatta :
“ Bagaimana jikalau kita menambah Malaya? “
Anggota Soekarno :
“ Ya, kita juga harus menambah Borneo Utara supaya masuk dalam wilayah Indonesia! “
Anggota Soetardjo :
“ Saya akan menambahkan papua, supaya masuk ke dalam wilayah Indonesia! “
Anggota Agus Salim :

Kami juga akan menambah Timor, Portugis supaya masuk di wilayah Indonesia! “
Anggota A.A. Maramis, Sanoesi, dan Oto Iskandardinata :
“ Kami bertiga mengusulkan untuk pulau pulau sekitarnya dapat di masukkan ke
dalamwilayah Indonesia! “
Proses penyusun UUD oleh Supomo
“ Paduka Tuan Ketua! Undang – Undang Dasar Negara mana pun tidak dapat dimengerti
sungguh sungguh maksudnya Undang – Undang Dasar dari suatu Negara, Kita
harusmempelajari juga bagaimana terjadinya teks itu, harus diketahui keterangan
keteranganyadan juga harus di ketahui dalam suasana apa teks itu dibikin. Dengan demikian
kita dapatmengerti apa maksudnya. Undang Undang yang kita pelajari, aliran pikiran apa
yangmenjadi dasar undang undang itu. Oleh karena itu, segala pembicaraan dalam sidang ini
yang mengenai rancangan – rancangan undang undang dasar ini sangat penting oleh karena
segala pembicaraan disini menjadi material, menjadi bahan yang historis, bahaninterpretasi
untuk menerangkan apa maksudnya undang undang dasar ini.

Naskah Undang-undang akhirnya diterima dengan bulat pada Sidang BPUPKI tanggal16 Juli
1945.

Anda mungkin juga menyukai