OLEH KELOMPOK 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas
tentang standard penilailaian PAN dan PAP.
Kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai sumber yang
data dan faktanya telah kami pakai sebagai bahan pada makalah ini, kami juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ............................................................................................... 1
B. Rumusanmasalah........................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................................15
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu wadah individu untuk belajar mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya melalui proses penanaman bermacam-macam nilai-
nilai. Pendidikan yang diselenggrakan itu terlihat sukses atau tidaknya jika adanya
hasil yang didapat baik dalam bentuk angka ataupun tidak. Dapat disimpulkan
bahwa hal tersebut tidak terlepas juga dengan adanya pengukuran, penilaian dan
evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadp siswa. Evaluasi pendidikan tersebut
memiliki ruang lingkup yang luas yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, ranah
psikomotor. Dunia pendidikan sekarang ini mengkolaborasikan ke-tiga ruang
lingkup tersebut. Namun realisasinya kurang sempurna karena banyak individu
yang tidak mengatahui akan itu. Dengan begitu penulis pada kesempatan kali ini
termotivasi untuk mengupas matei tentang ruang lingkup evaluasi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil
dalam kelompoknya Penilaian acuan norma (PAN) merupakan pendekatan klasik,
karena tampilan pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan
dengan penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini
digunakan sebagai metode pengukuran yang menggunakan prinsip belajar
kompetitif.
Kelebihan PAN
Kekurangan PAN
Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum
dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa
yang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa)
mendapat manfaat dari adanya PAP.
Apabila dalam penentuan nilai hasil tes belajar itu digunakan acuan kriterium
(menggunakan PAP), maka hal ini mengandung arti bahwa nilai yang akan
diberikan kepada siswa harus didasarkan kepada standar mutlak (standar
absolute), artinya pemberian nilai pada siswa itu dilaksanakan dengan jalan
membandingkan antara skor mentah hasil tes yang dimiliki oleh masing-masing
individu siswa, dengan skor maksimum ideal yang mungkin dapatdicapai oleh
siswa, kalau saja seluruh soal tes dapat dijawab dengan benar.
Karena itu maka pada penentuan nilai yang mengacu kepada kriterium atau pada
patokan ini, tinggi rendahnya atau besar kecilnya nilai yang diberikan kepada
masing-masing individu siswa, mutlak ditentukan olehbesar kecil atau tinggi
rendahnya skor yang dapat dicapai oleh masing-masing siswa yang bersangkutan.
Itu lah sebabnya mengapa penentuan nilai dengan mengacu kepada kriterium
sering disebut sebagai penentuan nilai secara mutlak (absolute) atau penentuan
nilai secara individual. Disamping itu karena penetuan nilai seorang siswa
dilakukan denagan jalan membandingkan skor mentah hasil tes dengan skor
maksimum idealnya, maka penentuan nilai yang beracuan pada kriterium ini
sering juga dikenal dengan istilah penentuan nilai secara ideal, atau penentuan
nilai secara teoritik, atau penentuan nilai secara das sollen. Sebagai contoh rumus
yang dapat digunakan adalah:
Nilai 85 keatas = A
Nilai 75 – 84 = B
Nilai 65 – 74 = C
Nilai 55 – 64 = D
Nilai dibawah 55 = E
Penilaian beracuan patokan, sangat baik atau sangat cocok diterapkan pada tes-tes
formatif, diamana guru ingin mengetahui sudah sampai sejauh manakah peserta
didiknya telah terbentuk, setelah mereka mengalami pengajaran dengan jangka
waktu tertentu. Dengan menggunakan PAP ini,guru dapat mengetahui beberapa
orang siswa yang tingkat penguasaanya tinggi, sedang maupun rendah, maka guru
tersebut akan dapat melakukan upaya-upaya yang dipandang perlu agar tujuan
pengajaran dapat tercapai secara optimal.
Namun PAP ini jangan digunakan dalam pengolahan atau penentuan nilai hasil tes
sumatif, seperti pada ulangan umum dalam rangka mengisi raport, atau pada ujian
akhir dalam rangka mengisi nilai ijazah maupun penentuan kelulusan seperti yang
terjadi pada ujian akhir nasional yang banyak menuai kontroversi, karena
penilaian acuan patoakan ini dalam penerapannya sama sekali tidak
mempertimbangkan kemampuan kelompok (rata-rata kelas) sehingga dikatakan
kurang manusiawi, maka dengan penerapan penilaian patokan dalan tes sumatif
bias menyebabkan sebagian besar siswa dinyatakan tidak naik kelas.Kelemahan
lain adalah bahwa apabila butir-butir soal yang dikeluarkan terlalu sukar, maka
siswa betapapun pandainya akan memperoleh nilai-nilai rendah, sedengkan jika
butir-butir soal terlalu yang rendah, mahasiswa betapa bodohnyapun akan
memperoleh nilai-nilai yang tinggi. Dalam hubungan ini maka penilaian beracuan
kriterium menggunakan standar mutlak itu sebaiknya diterapkan pada tes hasil
belajar itu mengalami uji coba decara berulang kali dan telah memberikan bukti
nyata bahwa tes tersebut sudah memliki sifat handal, baik dilihat dari segi
realiabitasnya.
C. Teknik Penilaian
3. Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif
tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-
gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan. Sebagai alat evaluasi ,
observasi digunakan untuk:
-Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
-Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
-Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa
dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga
kemampuan siswa dalam mengumpulkan data
b) Sifat Observasi
-Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
-Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran
-Direncanakan secara sistematis
-Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
-Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.
e. Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai alat evaluasi,
yaitu:
-Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah
wawancara berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis
(Systematic Interview).
-Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan
istilah wawancata sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis
(Non-Systematic Interview), atau wawancara bebas.
Kesimpulan
Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri.
penilaian acuan patokan (PAP) ialah pengukuran yang menggunakan acuan yang
berbeda.
Saran