Anda di halaman 1dari 10

Tugas Profesi Pendidikan

Nama : Junika Rose


NIM : 180730045
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Semester :V

1. Jelaskan secara Rinci tentang;


a. Ruang lingkup profesi pendidikan
Jawab :
 Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas :
1. Layanan Administrasi Pendidikan

Layanan Administrasi Pendidikan digunakan oleh guru untuk mendesign


kurikulum agar materi yang diberikan kepada siswa terstruktur dan tidak acak-
acakan, biasa disebut juga administrasi pendidikan, contoh penggunaannya yaitu
pada : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus.

2. Layanan Instruksional

Layanan instruksional berkaitan dengan PBM (Proses Belajar Mengajar) dan


kurikulum. Dalam PBM, yang akan disampaikan adalah kurikulum (Ilmu
pengetahuan), jadi sebelum melaksanakan PBM, guru harus berpedoman kepada
kurikulum. Kewajiban guru adalah mengembangkan kurikulum yang ada. Jika
tidak, siswa akan miskin ilmu pengetahuan..

3. Layanan Bantuan

Layanan bantuan diberikan oleh seorang guru terkait dengan proses PBM dan
terkait dengan persoalan-persoalan pribadi. Dalam proses PBM, contohnya saat
siswa tidak mengerti dengan apa yang diterangkan, maka guru wajib untuk
mengulanginya lagi sampai siswa mengerti.

Secara kontekstual dan umum, ruang lingkup kerja guru itu mencangkup
aspek-aspek :

a. Kemampuan profesional mencangkup :


1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus
diajarkan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya
2. Penguasaan dan penghayatan atas wawasan dan landasan kependidikan dan
keguruan.
3. Penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan, dan pembelajaran.

b. Kemampuan social mencangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada


tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai
guru.
c. Kemampuan personal (pribadi) mencakup :
1. Penampilan sikap yang positif terhdap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan
terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsure-unsurnya.
2. Pemahaman penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya di anut
oleh seorang guru.

Seorang menampilkan unjuk kerja yang professional apabila dia mampu


menampilkan keandalannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru
Keandalan kerja itu dapat di lihat dari berbagai segi berikut ini:
a) Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus di kerjakan sebagai
guru.
b) Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu.
c) Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenangan
profesinya dan menghormati profesi lain.
d) Mewujudkan pemahaman dan penghayatannya itu dalam perbuatan mendidik,
mengejar dan melatih.

Ruang lingkup profesi guru dapat pula di bagi ke dalam dua gugus, yaitu:
a) Gugus kemampuan profesional (soedarjo, 1982)
b) Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional
Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional dan
Mencakup hal-hal berikut:
a) Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan
studi (structure, concept,and way of knowing).
b) Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar.
c) Pengetahuan tentang karakteristik/perkembangan belajar.
Gugus kemampuan profesional, mencakup :
a. Merencanakan programbelajar mengajar
 Merumuskan tujuan-tujuan instruksional
 Menguraikan deskripsi satuan bahasan,dll
b. Melaksanakan dan memimpin proses belajar mnengajar.
 Memimpin dan membimbing proses belajar mengajar.
 Mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar.
 Menetapkan dan mengubah urutan kegiatan belajar. dll
c. Menilai kemajuan belajar.
 Memberikan skor atas hasil evaluasi
 Menstransformasikan skor menjadi nilai.
 Menetapkan rengking.dll
d. Menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan
penelitian untuk memcahkan masalah professional kependidikan.
Profil kemampuan dasar guru yang harus dimiliki sebagai seorang professional
yaitu sebagai berikut.
1. Menguasai bahan
2. Mengelola program belajar mengajar.
3. Mengelola kelas
4. Mengguanakan media atau sumber

b. Syarat-syarat profesi kependidikan


Jawab:
Seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Richey (Arikunto, 1990: 235), ciri-ciri dan
syarat profesi sebagai berikut:
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yuang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.
2. Seorang pekerja professional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang
mendukung keahliannya.
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkahlaku, sikap, dan cara
kerja.
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri
dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.
8. Memandang profesi suatu karier hidup dan menjadi seorang anggota yang
permanen.
2. Jelaskan secara rinci tentang
a. Kode etik guru Indonesia
Jawab:
 Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota maasyarakat dan warga
negara.
 Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma
moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
 Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :
1) Nilai-nilai agama dan Pancasila
2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi
perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan
spiritual.
 Kode Etik Guru
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
b. Fungsi kode etik profesi
Jawab :
Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma
moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi,
organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial,
etika dan kemanusiaan.
Biggs and blocher (1986: 10) mengemukakan fungsi kode etik, yaitu:
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab pada profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kinerja masyarakat sehingga jasa
profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai profesi yang
membantu dalam memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
5. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah
secara kurang proporsional. Guru diharapkan mampu menjalin hubungan
harmonis, dinamis, kooperatif, dengan teman sejawat, siswa, orang tua siswa,
pimpinan, masyarakat, dan dengan misi tugasnya sendiri.

3. Jelaskan secara rinci tentang


a. Tugas Guru
Jawab :
Tugas Umum
Tugas Guru Secara Umum adalah mendidik, dalam oprasionalisasinya mendidik
adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum,
membentuk contoh dan membisakan.

Tugas khusus
1) Sebagai pengajar
Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran,
melaksanakan progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah
progam itu dilaksanakan.
2) Sebagai pendidik
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada
tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna.
3) Sebagai pemimpin
Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri,
peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang
dilakukan.

b. Syarat yang harus dipenuhi menjadi seorang guru


Jawab :

1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen


pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
denga ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran atau jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogik, b)
kompetensi kepribadian, c) kompetensi professional, d) kompetensi sosial.
4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan
diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan.
4. Jelaskan jenis-jenis organisasi keguruan yang ada di Indonesia
Jawab :

1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)


PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan
Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.

2. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan
Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.

3. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) didirikan di Malang pada tanggal 17


Desember 1975. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat keilmuan dan
profesioal ini berhasrat memberikan sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata
dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru
pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para petugas bimbingan se
Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai
ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya.

4. Ikatan Guru Indonesia (IGI)

Ikatan Guru Indonesia (IGI) merupakan organisasi profesi guru yang disahkan
oleh pemerintah melalui SK Depkumham Nomor AHU-125.AH.01.06.Tahun
2009, tertanggal 26 November 2009. Melalui wadah IGI, diharapkan para guru
dapat mengubah dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada pihak lain dan
sekaligus bersiap menjadi lokomotif penggerak perubahan bagi bangsa. Dengan
motto "Sharing and Growing Together", Ikatan Guru Indonesia akan menjadi
komunitas yang tepat bagi para guru dan siapa saja yang tertarik dan peduli pada
pentingnya memajukan dunia pendidikan dan keguruan. Federasi Guru
Independen Indonesia (FGII)

5. Persatuan Guru Madrasah Republik Indonesia (PGMRI)

Dalam dunia pendidikan Guru-guru madrasah masih banyak yang belum berdaya
dan belum banyak berperan, sehingga belum bisa dibanggakan. Masih Bnyak guru
madrasah yang kurang percaya diri, kurang profesional, dan kurang bangga untuk
mengatakan dirinya sebagai guru madrasah. Memang, tidak semua guru madrasah
mengalami kondisi seperti itu, tetapi jumlahnya relatif kecil. Kondisi yang
demikian ini mempengaruhi mutu pendidikan madrasah yang kita harapkan yaitu
melahirkan output yang bekualitas, cerdas dan berakhlak mulia. Sehingga
madrasah dapat menjadi tumpuan masyarakat di bidang pendidikan. Bahkan
madrasah dapat dijadikan pusat pembangunan peradaban. Oleh karena itu harus
ada upaya-upaya untuk melakukan perubahan ke arah terwujudnya guru madrasah
yang profesional, sejahtera, dan bermartabat.

5. Jelaskan Pengembangan sikap professional keguruan


Jawab :
Pengembangan Sikap Profesional dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional,
maupun mutu layanan, guru juga harus meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan
sikap profesional dapat dilakukan selagi dalam pendidikan prajabatan maupun selagi
bertugas (dalam jabatan).
1. Pengembangan Sikap selama Pendidikan Prajabatan
Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang diperlukandalam pekerjaannya nanti. Karena
tugasnya yang bersifat unik, guru selalu menjadi panutan bagi siswanya, dan
bahkan bagi masyarakat sekelilingnya. Oleh sebeb itu, bagaimana guru bersikap
terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan
masyarakat.
Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus
dibina sejak calon guru memulai pendidikannya dilembagapendidikan guru.
Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu,
keterampilan dan bahkan sikap profesional di rancang dan dilaksanakan selama
calon guru berada dalam pendidikan prajabatan.Sering juga pembentukan sikap
tertentu terjadi sebagai hasil sampingan (by-product ) dari pengetahuan yang di
peroleh calon guru. Sikap teliti dan disiplin, misalnya dapat terbentuk sebagai
hasil sampingan dari hasil belajar matematika yang benar, karena belajar
matematika selalu menuntut ketelitian dan kedisiplinan penggunaan aturan dan
prosedur yang telah ditentukan.
Sementara itu tentu saja pembentukan sikap dapat diberikan dengan memberikan
pengetahuan, pemahaman dan penghayatan khusus yang di rencanakan.
Sebagaimana halnya mempelajari Pedoman Penghayatan dan Pengalaman
Pancasila (P4) yang diberikan kepada seluruh siswa sejak dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
2. Pengembangan Sikap selama dalam Jabatan
Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai
mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam
rangkapeningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdian seabgai
guru. Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal
melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah
lainnya, ataupun secara informal melalui media massa televisi, radio koran dan
majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini sering dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, sekaligus juga dapat meningkatkan sikap
profesional keguruan.
Memperhatikan kualitas guru di Indonesia memang jauh berbeda dengan dengan
guru-guru yang ada di Amerika Serikat atau Inggris.
Di Amerika Serikat pengembangan profesional guru harus memenuhi standar
sebagaimana yang dikemukakan Stiles dan Horsley (1998) dan NRC (1996) bahwa
ada empat standar standar pengembangan profesi guru yaitu:
 Standar pengembangan profesi A adalah pengembangan profesi untuk para guru
sains memerlukan pembelajaran isi sains yang diperlukan melalui perspektif-
perspektif dan metode-metodeinquiri. Para guru dalam sketsa ini melalui sebuah
proses observasi fenomena alam, membuat penjelasan-penjelasan dan menguji
penjelasan-penjelasan tersebut berdasarkan fenomena alam.
 Standar pengembangan profesi B adalah pengembangan profesi untuk guru sains
memerlukan pengintegrasian pengetahuan sains, pembelajaran, pendidikan dan
siswa serta menerapkan pengetahuan tersebut kepengajaran sains. Pada guru yang
efektif tidak hanya tahu sains namun mereka juga tahu bagaimana mengajarkannya.
Guru yang efektif dapat memahami bagaimana siswa mempelajari konsep-konsep
yang penting, konsep-konsep apa yang mampu dipahami siswa pada tahap-tahap
pengembangan, profesi dan pengalaman yang berbeda dengan contoh dan
representasi apa yang bisa membantu siswa belajar.
 Standar pengembangan profesi C adalah pengembangan profesi untuk para guru
sains memerlukan pembentukan pemahaman dan kemampuan untuk pembelajaran
sepanjang masa. Guru yang baik biasanya tahu bahwa dengan memilih profesi guru,
mereka telah berkomitmen untuk belajar sepanjang masa. Pengetahuan baru selalu
dihasilkan sehingga guru berkesempatan terus untuk belajar.
 Standar pengembangan profesi D adalah program-program profesi untuk guru sains
harus koheren (berkaitan) dan terpadu. Standar ini dimaksudkan untuk menangkal
kecenderungan kesempatan-kesempatan pengembangan profesi terfragmentasi dan
tidak berkelanjutan. Apabila guru di Indonesia telah memenuhi standar profesional
guru sebagaimana yang berlaku di Amerika Serikat maka kualitas Sumber Daya
Manusia Indonesia semakin baik.

Anda mungkin juga menyukai