Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ella Rachma

Nim : 180730004
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Semester :V

1. Jelaskan secara Rinci tentang


a. Ruang lingkup profesi pendidikan

Jawab : RUANG LINGKUP PROFESI PENDIDIKAN


Dalam profesi pendidikan ada beberapa hal yang dipelajari diantaranya:
1. Profesionalisme keguruan
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejujuran dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah bersangkutan dengan:
1) profesi,
2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan
3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.
Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara
leksikal berarti sifat profesional. Jadi, yang dimaksud dengan profesionalisme
adalah keahlian (kemahiran) yang dipersyaratkan (dituntut) untuk dapat
melalakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan
tingkat kehalian yang tinggi dalam mencapai tujuan pekerjaan tersebut. Untuk
mencapai keahlian itu seseorang harus melalui pendidikan spesialisasi tertentu
(pada jenjang pendidikan tinggi). Jadi, profesionalisme guru dapat diartikan
sebagai keahlian dalam membidangi bidangnya atas dasar pendidikan yang khusus.

b. Syarat-syarat profesi kependidikan

Jawab : Syarat-Syarat Profesionalisme Guru


Dari berbagai sumber, dapat diidentifikasikan beberapa indikator yang
dapat dijadikan ukuran karakteristik guru yang dinilai kompeten secara
profesional, yaitu:
1) Mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik,
2) Mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat,
3) Mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan sekolah,
4) Mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran.
Untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal
sebagai berikut:
1) Memiliki komitmen pada siswa dan proses belajar. Ini berarti bahwa komitmen
tertinggi guru adalah pada kepentingan siswanya.
2) Menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkan serta cara
mengajarkannya kepada para siswa.
3) Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
4) Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari
pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi
dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman ia
harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada
proses belajar siswa.
5) Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005,disebutkan
bahwa prinsip profesionalitas dari profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan:
a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,ketaqwaan, dan
aklak mulia.
c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakan pendidikan sesuai dengan bidang
tugas.
d) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sessuai dengan prestasi kerja.
g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat.
h) Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
i) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Syarat profesionalisme guru sebagai pendidik dalam Islam:
a) Sehat jasmani dan ruhani,
b) Bertakwa,
c) Berilmu pengetahuan yang luas,
d) Berlaku adil,
e) Berwibawa,
f) Ikhlas,
g) Mempunyai tujuan yang Rabbani,
h) Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan,
i) Menguasai bidang yang ditekuni.

2. Jelaskan secara rinci tentang


a. Kode etik guru Indonesia

Jawab :

Kode etik guru tersebut harus dipegang dan ditaati dengan baik oleh guru.
Pekerjaan atau profesi guru bukanlah profesi yang sederhana, guru tidak hanya
sebatas mengajar dan melaksanakan pembelajaran saja namun juga perlu
melakukan pengabdian untuk memajukan dunia pendidikan. Pelanggaran terhadap
kode etik guru dapat dijatuhi sanksi hingga pencabutan profesi serta hak dan
kewajiban sebagai guru.

Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan
norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu
sistem yang utuh dan bulat (Soetjipto dan Kosasi, 1999: 34). Kode etik guru di
Indonesia antara lain:

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia


Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
g. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
h. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.

b. Fungsi kode etik profesi

Jawab : Fungsi dari kode etik profesi:

a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.

b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu
profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
lapangan kerja (kalangan sosial).

c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan
bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak
boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

3. Jelaskan secara rinci tentang


a. Tugas Guru

Jawab :

Guru bertugas mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan


membanguun dirinya dan membangun bangsa dan Negara. Dalam Undang-
Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.

Tugas Guru

Tugas Umum

Tugas Guru Secara Umum adalah mendidik, dalam oprasionalisasinya mendidik


adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum,
membentuk contoh dan membisakan.

Tugas khusus

1. Sebagai pengajar

Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran,


melaksanakan progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah
progam itu dilaksanakan.

2. Sebagai pendidik

Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada


tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna.

3. Sebagai pemimpin

Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri,


peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang
dilakukan.

Peran Guru

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi


kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada
dasarnya proses belajar-mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar
ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat
optimal.

Beberapa peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai


berikut:

1. Guru Sebagai Organisator


Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan
menugaskannya) maupun secara moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan yang
menciptakannya).

2. Guru sebagai Demonstrator

Sebagai demonstrator dan pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan


atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.

3. Guru sebagai Pengelola kelas

Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas, hendaknya mampu mengelola


kelas sebagai lingkungan belajar serta mengorganisasikan lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada
tujuan-tujuan pendidikan.

Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana


lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik
bersifat menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa
aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas bergantung pada
banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara peserta didik di
dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.

Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas


kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil
yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

4. Guru Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses


belajar-mengajar.

5. Guru Sebagai Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang


cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar.

Media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat


melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media
pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan
serta mengusahakan media itu dengan baik.

Untuk menjadi guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan
sistematis, baik melalui pre-service maupun inservice training. Pemilihan dan
penggunaan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode,
evaluasi, kemampuan guru serta minat dan kemampuan peserta didik.

Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia.
Untuk keperluan itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan tentang
bagaiman orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat
menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif.

Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu
mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya
interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan para peserta didik.

6. Guru Sebagai Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar semangat
dan aktif belajar.

7. Guru Sebagai Inspirator

Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar


peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus
dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.

8. Guru Sebagai Klimator

Sebagai klimator, guru berperan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif
dan menyenangkan.

9. Guru Sebagai Informator

Sebagai informator, guru harus bisa menjadi sumber informasi kegiatan akademik
maupun umum

10. Guru Sebagai Inisiator

Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam
pendidikan dan pengajaran.

11. Guru sebagai Kulminator


Sebagai kulminator, Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik
akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta
didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya.

12. Guru Sebagai Evaluator

Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan, pada waktu tertentu selama satu
periode pendidikan, guru selalu mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap
hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.

b. Syarat yang harus dipenuhi menjadi seorang guru

Jawab :

a. Berijazah

Seorang guru harus memiliki ijazah yang dapat memberi wewenang untuk
menjalankan tugas sebagai guru di suatu sekolah tertentu. Pemerintah telah
mengadakan berbagai sekolah dan kursus-kursus serta akademi-akademi yang
khusus untuk mendidik orang-orang yang akan ditugaskan menjadi guru di
sekolah, sesuai dengan wewenang ijazahnya masing-masing. Jelaslah bahwa ada
bermacam-macam sekolah yang ada yang dibutuhkan oleh masyarakat dan
negara.

b. Sehat Jasmani dan Rohani

Tiap-tiap pekerjaan membutuhkan syarat tertentu yang harus dipenuhi


oleh orang yang akan melakukan pekerjaan itu dengan baik dan berhasil. Sebagai
calon gurupun syarat kesehatan itu merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan.
Seorang guru yang berpenyakit menular akan membahayakan kesehatan anak-
anak .

c. Taqwa Kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik

Dalam GBHN 1983-1988 antara lain dinyatakan bahwa tujuan pendidikan


adalah untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
Undang-undang No. 12 Tahun 1954 Pasal 3 dinyatakan: tujuan pendidikan ialah
membentuk manusia susila. Ketakwaan terhadap Tuhan YME, kesusilaan, watak
atau budi pekerti yuang baik, tidak mungkin diberikan oleh orang-orang yang
tidak berketuhanan YME atau taat beribadat menjalankan agamanya dan tidak
berkelakuan baik. Pembentukan manusia susila yang takwa kepada Tuhan YME
hanya mungkin diberikan oleh orang-orang yang memiliki dan hidup sesuai
dengan norma-norma agama dan masyarakat serta peraturan-peraturan yang
berlaku.

d. Bertanggung Jawab

Guru harus berusaha mendidik anak-anak menjadi warga negara yang


baik, warga negara yang menginsafi tugasnya sebagai warga negara. Sebagai
warga negara dari suatu negara yang demokratis, harus turut serta memikul
tanggung jawab atas kemajuan dan kemakmuran negara dan bangsanya.
Pembentukan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab itu
sungguh suatu tugas yang tidak mudah dan hanya dapat dilakukan oleh prang
yang berjiwa demokratis yang mempunyai tanggung jawab pula.
Jelaslah bahwa seorang guru harus seorang yang bertanggung jawab, kepada
tugasnya sebagai guru yaitu mengajar dan mendidik anak-anak yang telah
dipercayakan kepadanya. Di samping itu, tidak boleh pula dilupakan tugas-
tugas dan pekerjaan lain yang memerlukan tanggung jawabnya. Selain
tugasnya sebagai guru di sekolah guru pun merupakan anggota masyarakat
yang mempunyai tugas dan kewajiban lain

e. Berjiwa Nasional

Pendidikan nasional tidak dapat diberikan oleh orang-orang yang a


nasional. Guru harus berjiwa nasional merupakan syarat yang penting untuk
mendidik anak-anak, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah
digariskan oleh MPR, seperti dinyatakan di dalam GBHN 1983-1988 dan UUD
1945.

4. Jelaskan jenis-jenis organisasi keguruan yang ada di Indonesia


Jawab:
1.Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI lahir pada tanggal 25 November 1945, 100 hari setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1912 awalnya nama PGRI adalah Persatuan
Guru Hindia Belanda (PGHB). Lalu tahun 1932 berganti menjadi Persatuan Guru
Indonesia (PGI).

2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

MGMP merupakan suatu asosiasi atau wadah perkumpulan bagi guru guru
mata pelajaran yang berada dalam suatu sanggar/kabupaten/kota untuk saling
berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam upaya
meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi di kelas.
3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960an. Awalnya,organisasi ini bersifat


regional. Kongres pertamanya di Jakarta pada tanggal 17-19 Mei 1984.

4. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

IPBI didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975. Organisasi ini


merupakan himpunan para petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan
mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka
peningkatan mutu layanannya.

5. Jelaskan Pengembangan sikap professional keguruan


Jawab :

Pengembangan Sikap Profesional dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu


profesional, maupun mutu layanan, guru juga harus meningkatkan sikap
profesionalnya. Pengembangan sikap profesional dapat dilakukan selagi dalam
pendidikan prajabatan maupun selagi bertugas (dalam jabatan).

1. Pengembangan Sikap selama Pendidikan Prajabatan


Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukandalam pekerjaannya nanti.
Karena tugasnya yang bersifat unik, guru selalu menjadi panutan bagi siswanya,
dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya. Oleh sebeb itu, bagaimana guru
bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan
masyarakat.
Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi
harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya dilembagapendidikan guru.
Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu,
keterampilan dan bahkan sikap profesional di rancang dan dilaksanakan selama
calon guru berada dalam pendidikan prajabatan.Sering juga pembentukan sikap
tertentu terjadi sebagai hasil sampingan (by-product ) dari pengetahuan yang di
peroleh calon guru. Sikap teliti dan disiplin, misalnya dapat terbentuk sebagai
hasil sampingan dari hasil belajar matematika yang benar, karena belajar
matematika selalu menuntut ketelitian dan kedisiplinan penggunaan aturan dan
prosedur yang telah ditentukan.
Sementara itu tentu saja pembentukan sikap dapat diberikan dengan
memberikan pengetahuan, pemahaman dan penghayatan khusus yang di
rencanakan. Sebagaimana halnya mempelajari Pedoman Penghayatan dan
Pengalaman Pancasila (P4) yang diberikan kepada seluruh siswa sejak dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi.[6]
2. Pengembangan Sikap selama dalam Jabatan
Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai
mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam
rangkapeningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdian seabgai
guru. Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal
melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah
lainnya, ataupun secara informal melalui media massa televisi, radio koran dan
majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini sering dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, sekaligus juga dapat meningkatkan sikap
profesional keguruan.
Memperhatikan kualitas guru di Indonesia memang jauh berbeda dengan
dengan guru-guru yang ada di Amerika Serikat atau Inggris. Di Amerika Serikat
pengembangan profesional guru harus memenuhi standar sebagaimana yang
dikemukakan Stiles dan Horsley (1998) dan NRC (1996) bahwa ada empat
standar standar pengembangan profesi guru yaitu:
a. Standar pengembangan profesi A adalah pengembangan profesi untuk para
guru sains memerlukan pembelajaran isi sains yang diperlukan
melalui perspektif-perspektif dan metode-metodeinquiri. Para guru dalam sketsa
ini melalui sebuah proses observasi fenomena alam, membuat penjelasan-
penjelasan dan menguji penjelasan-penjelasan tersebut berdasarkan fenomena
alam.
b. Standar pengembangan profesi B adalah pengembangan profesi untuk guru
sains memerlukan pengintegrasian pengetahuan sains, pembelajaran, pendidikan
dan siswa serta menerapkan pengetahuan tersebut kepengajaran sains. Pada guru
yang efektif tidak hanya tahu sains namun mereka juga tahu bagaimana
mengajarkannya. Guru yang efektif dapat memahami bagaimana siswa
mempelajari konsep-konsep yang penting, konsep-konsep apa yang mampu
dipahami siswa pada tahap-tahap pengembangan, profesi dan pengalaman yang
berbeda dengan contoh dan representasi apa yang bisa membantu siswa belajar.
c. Standar pengembangan profesi C adalah pengembangan profesi untuk para
guru sains memerlukan pembentukan pemahaman dan kemampuan
untuk pembelajaran sepanjang masa. Guru yang baik biasanya tahu bahwa
dengan memilih profesi guru, mereka telah berkomitmen untuk belajar sepanjang
masa. Pengetahuan baru selalu dihasilkan sehingga guru berkesempatan terus
untuk belajar.
d. Standar pengembangan profesi D adalah program-program profesi untuk guru
sains harus koheren (berkaitan) dan terpadu. Standar ini dimaksudkan untuk
menangkal kecenderungan kesempatan-kesempatan pengembangan profesi
terfragmentasi dan tidak berkelanjutan.
Apabila guru di Indonesia telah memenuhi standar profesional guru
sebagaimana yang berlaku di Amerika Serikat maka kualitas Sumber Daya
Manusia Indonesia semakin baik.

Anda mungkin juga menyukai