Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PELAKSANAN PKL

A. Dasar Teori
1. Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produksi
biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki,
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. (CPOB, 2012)

Gambar 3.1 Contoh Obat


Beberapa pengertian obat secara khusus:
a. Obat baru: obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak
berkhasiat), seperti pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau
komponen lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui
khasiat dan kegunaannya.
b. Obat esensial: obat esensial adalah obat yang paling
banyak dibutuhkan untuk layanan kesehatan masyarakat dan
tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan RI.

20
21

c. Obat generik: obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya
sehingga dapat diproduksi semua perusahaan tanpa membayar royalti.
d. Obat jadi: obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran
dalam bentuk salep, cairan, supositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk atau
bentuk lainnya yang secara teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia
IV (FI) atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.
e. Obat paten: obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual
dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya.
f. Obat asli: obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan- bahan
alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.
g. Obat tradisional: obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan
alam, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan
dalam pengobatan tradisional.
Obat dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria penggolongan.
Kriteria penggolongan obat yaitu berdasarkan proses fisiologis dan biokimia
dalam tubuh, bentuk sediaan obat, sumber obat, undang-undang, cara kerja
obat, cara penggunaan obat, serta kegunaan obat.
a. Berdasarkan proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh
1) Obat diagnostik : obat diagnostik adalah obat yang membantu
dalam mendiagnosis (mengenali penyakit), misalnya barium sulfat
untuk membantu diagnosis pada saluran lambung-usus, serta natrium
miopanoat dan asam iod organik lainnya untuk membantu diagnosis
pada saluran empedu.
2) Obat kemoterapeutik : obat kemoterapeutik adalah obat yang dapat
membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh inang. Obat ini
hendaknya memiliki kegiatan farmakodinamik yang sekecil-
kecilnya terhadap organisme inang dan berkhasiat untuk melawan
sebanyak mungkin parasit (cacing protozoa) dan mikroorganisme
22

(bakteri, virus). Obat-obat neoplasma (onkolitika, sitostika, atau


obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.
3) Obat farmakodinamik: obat farmakodinamik adalah obat yang bekerja
terhadap inang dengan jalan mempercepat atau memperlambat
proses fisiologis atau fungsi biokimia dalam tubuh contohnya
hormon, diuretik, hipnotik, dan obat otonom.
b. Berdasarkan bentuk sediaan obat
1) Bentuk gas; contohnya, inhalasi, spray aerosol.
2) Bentuk cair atau larutan; contohnya, lotion, dauche, infus intravena,
injeksi, epithema, clysma, gargarisma, obat tetes, eliksir, sirop dan
potio.
3) Bentuk setengah padat; misalnya salep mata (occulenta), gel,
cerata, pasta, krim, salep (unguetum).
4) Bentuk padat contohnya, supositoria, kapsul, pil, tablet, dan
serbuk.
c. Berdasarkan sumbernya
1) Mikroba dan jamur/fungi; misalnya, antibiotik penisilin.
2) Sintesis (tiruan); contohnya, vitamin c dan kamper sintesis.
3) Mineral (pertambangan); contohnya, sulfur, vaselin, parafin, garam
dapur, iodkali.
4) Hewan (fauna); contohnya, cera, adeps lanae, dan minyak ikan.
5) Tumbuhan (flora); contohnya, minyak jarak, kina, dan digitalis.
d. Berdasarkan undang-undang
1) Obat bebas: obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas
dan tidak membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang
dianjurkan; diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan
garis tepi hitam.
2) Obat bebas terbatas (daftar w = waarschuwing = peringatan): obat
bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter dalam bungkus aslinya dari produsen atau pabrik obat itu,
23

kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis


tepi hitam serta diberi tanda peringatan (p no.1 sampai p no.6).
3) Obat keras (daftar g = geverlijk = berbahaya): obat keras adalah
semua obat yang memiliki takaran dosis minimum (dm), diberi tanda
khusus lingkaran bulat merah garis tepi hitam dan huruf k menyentuh
garis tepinya, semua obat baru kecuali ada ketetapan pemerintah
bahwa obat itu tidak membahayakan, dan semua sediaan
parenteral/injeksi/infus intravena.
4) Psikotropika : psikotropika adalah obat yang memengaruhi proses
mental, meransang atau menenangkan, mengubah
pikiran/perasaan/kelakuan seseorang; contohnya golongan
barbital/luminal, diazepam, dan ekstasi.
5) Narkotika : narkotika adalah obat yang diperlukan dalam bidang
pengobatan dan iptek serta dapat menimbulkan ketergantungan dan
ketagihan/adiksi yang sangat merugikan individu apabila
digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter; contohnya
kodein, metadon, petidin, morfin, dan opium.
e. Berdasarkan cara kerjanya dalam tubuh
1) Sistemik : obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh; contohnya obat
analgetik.
2) Lokal : obat yang bekerja pada jaringan setempat, seperti
pemakaian topikal.
f. Berdasarkan kegunaan dalam tubuh
1) Untuk diagnosis (diagnostic).
2) Untuk mencegah (prophylactic).
3) Untuk menyembuhkan (terapeutic).
24

2. Tablet

Gambar 3.2 Contoh Obat Sediaan Tablet


Tablet dapat digolongan berdasarkan:
a. Metode Pembuatan
1) Tablet cetak, dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya
mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai
perbandingan.
2) Tablet kempa, dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.
3) Tablet triturate, merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk
kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah
terukur yang tepat untuk peracikan obat.
4) Tablet hipodemik, adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang
mudah larut atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan
dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan untuk injeksi
hipodemik.
5) Tablet sublingual, digunakan dengan caara meletakkan tablet di
bawah lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui
mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika diperlukan
ketersediaan obat yang cepat seperti tablet nitrogliserin.
6) Tablet bukal, digunakan dengan cara meletakkan tablet di antara
gigi dan gusi, sehingga zat aktif diserap langsung melalui mukosa
mulut.
25

7) Tablet efervesen, dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif,


tablet mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan
natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbon dioksida.
8) Tablet kunyah, dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut, khususnya diformulasikan
untuk anak-anak, obat antasida, multivitamin, dan antibiotic tertentu.
b. Distribusi Obat dalam Tubuh
1) Bekerja lokal, misalnya tablet isap untuk pengobatan pada
rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina
2) Bekerja sistemik, dapat dibedakan menjadi:
a) Yang bekerja short-acting (jangka pendek); dalam satu hari
memerllukan beberapa kali meminum tablet.
b) Yang bekerja long-acting (jangka panjang); dalam satu
hari cukup menelan satu tablet. Tablet jangka panjang dapat
dibedakan lagi menjadi:
(1) Delayed action tablet (DAT), dalam tablet ini terjadi
penundaan pelepasan zat berkhasiat karena
pembuatannya dengan menggelompokkan granul-
granul zat berkhasiat, dan setiap kelompok disalut dengan
penyalut yang berbeda-beda waktu hancurnya, lalu
dicampurkan dan baru dicetak.
(2) Repeat action tablet (RAT), granul-granul yang paling
lama pecahnya dibuat menjadi tablet inti, lalu granul-
granul yang kurang lama pecahnya dibuat lagi
disekelilingnya menjadi susunan tablet baru.
c. Jenis Bahan Penyalut
1) Tablet salut biasa/ salut gula (dragee), disalut oleh gula dari
suspense air yang mengandung serbuk tidak larut.
26

2) Tablet salut selaput (film-coated tablet, fct), disalut dengan


hidroksi propil metil selulosa, metilselulosa, hidroksi propil
selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan
PEG yang tidak mengandung air atau mengandung air.
3) Tablet salut kempa, adalah tablet yang disalut secara kempa cetak
dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat,
dan zat lain yang cocok.
4) Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau tablet lepas
tunda, yakni jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif
akibat cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung,
maka diperlukan penyalut enteric yang bertujuan untuk
menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
5) Tablet lepas lambat (sustained-release tablet), atau tablet
dengan efek diperpanjang, yang dibuat sedemikian rupa sehingga
zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu setelah
obat diberikan.
d. Cara Pemakaian
1) Tablet biasa/tablet telan, dibuat tanpa penyalut, digunakan per
oral dengan cara ditelan, pecah di lambung
2) Tablet isap (lozenges, trochisi, pastilles), adalah sediaan padat
yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat
tablet hancur atau melarut perlahan .
3) Tablet imPlant(pelet), tablet kecil, bulat atau oval putih, steril,
dan berisi hormone steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan
cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan,
kemudian kulit dijahit kembali, zat berkhasiat akan dilepas secara
perlahan-lahan.
4) Tablet kunyah (chewable tablet)
5) Tablet larut (effervescent tablet)
27

6) Tablet bukal (buccal tablet)


7) Tablet sublingual
8) Tablet vagina (ovula)
9) Tablet hipodermik (hypodermic tablet)
e. Keuntungan sediaan tablet:
1) Lebih stabil
2) Dapat disimpan dalam waktu yang lama, asalkan tidak
disimpan ditempat lembab dan basah
3) Dapat dibuat seperti permen
f. Kerugian sediaan tablet:
1) Rasa pahit tidak sempurna tertutupi
2) Pada tablet salut gula, penyalutan memerlukan waktu yang
lama dan perlu penyalut yang tahan air, serta dapat
memperbesar bobot tablet.
3) Proses pembuatan yang cukup panjang dan sulit.
g. Macam-macam kerusakan:
1) Binding, kerusakan pada tablet akibat massa yang akan dicetak
melekat pada dinding ruang cetakan.
2) Sticking/picking, perlekatan yang terjadi pada punch atas dan
bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada
pencetak, zat pelican kurang, atau massa basah.
3) Whiskering, terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang
cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif pada tekanan tinggi,
akibatnya pada penyimpanan dalam botol, sisi-sisi yang
berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
4) Splitting, lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama
pada bagian tengah.
5) Capping, membelahnya tablet di bagian atas.
6) Mottling, terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada
permukaan tablet.
7) Crumbling, tablet menjadi retak dan rapuh.
28

3. Obat Anti Inflamasi


Obat anti inflamasi adalah obat yang memiliki aktivitas menekan atau
mengurangi peradangan. Aktivitas ini dapat dicapai melalui berbagai cara
yaitu, menghambat pembentukan mediator radang prostaglandin,
menghambat migrasi sel–sel leukosit ke radang, mengahmbat pelepasan
prostagladin dari sel–sel pembentukannya.
Gejala–gejala yang ditimbulkan oleh inflamasi adalah gejala yang
lazim ditandai dengan bengkak, panas, kemerahan, rasa nyeri, dan kelainan
fungsi. Pada proses ini terjadi pembebasan histamine dan mobilisasi lekosit
karena adanya suatu rangsangan.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, jenis obat anti-inflamasi tersebut adalah :
a. Obat Anti-Inflamasi Golongan Steroid
Obat ini bekerja dengan cara menghambat pelepasan
prostaglandin dari sel-sel sumbernya dan contoh dari golongan ini
adalah : Kortison, Hidrokortison, Prednisone, Prednisolon, dan
dexamatason.
b. Obat Anti-Inflamasi Golongan Non Steroid
Obat anti-iflamasi golongan non steroid suatu golongan obat
yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), anti piretik (penurun
panas), dan anti inflamasi (anti radang). Istilah "non steroid" digunakan
untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga
memiliki khasiat serupa. AINS bukan tergolong obat-obatan jenis
narkotika. Inflamasi adalah salah satu respon utama dari system
kekebalan tubuh terhadap infeksi atau iritasi. Contoh dari golongan ini
adalah : asam mefenamat, diklofenak, ibuprofen, fenbufen,
indometasin, piroksikam, meroksikam, dan salisilat.

Anda mungkin juga menyukai